Daftar Isi 1
BAB IV Kesimpulan 30
Daftar Pustaka 31
1
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1 IDENTITAS
Nama : Ny. JR
Usia : 34 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Alamat : Ohoitahit
Status Pernikahan : Menikah
MRS : 10 November 2020
No Rekam Medik :
1.2 ANAMNESIS
2
- Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun asma disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat anggota memiliki keluhan serupa disangkal. Riwayat anggota keluarga memiliki
penyakit keganasan disangkal.
Riwayat pengobatan : -
Riwayat menstruasi :
- Menarche : 13 tahun
- Siklus menstruasi : teratur, 1 bulan sekali.
- Banyaknya : sebelum muncul keluhan dan hamil pasien mengaku 2-3 kali ganti
pembalut.
- Lamanya : 5-6 hari
- Nyeri saat menstruasi : (-)
- Pernah Keluar darah diluar siklus haid : (-).
Riwayat Kontrasepsi :
- Pasien menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan selama 3 tahun
Riwayat Perkawinan
- Pasien telah menikah selama ± 10 tahun, dan ini merupakan pernikahan pertamanya.
Riwayat Obstetri :
- Pasien mengaku sedang hamil anak ketiga diketahui dari pemeriksaan kehamilan di
puskesmas, anak pertama perempuan (2011) dan kedua perempuan (2015) lahir normal
di puskesmas ditolong bidan
1.3 STATUS GENERALIS
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran/GCS : Compos Mentis/E4V5M6
c. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Frekuensi nadi : 90 x/menit
- Frekuensi napas : 22 x/menit
- Suhu : 36,9oC
d. Kepala/leher : konjungtiva anemis +/+; ikterik -/-
e. Thorax
3
- Inspeksi: retraksi (-)
- Palpasi: pergerakan dinding dada simetris
- Perkusi: sonor +/+, batas jantung dbn
- Auskultasi: C S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-); P vesikuler +/+
wheezing -/-, rhonki -/-.
f. Abdomen: cembung, massa (+) regio hipogastric, konsistensi kenyal, batas tegas,
mobile, nyeri tekan massa (+), Bising usus (+),
Abdomen :
- Inspeksi : tidak ada tanda-tanda peradangan, striae gravidarum (-), bekas operasi (-)
tampak massa menonjol di regio kiri bawah.
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Perkusi: timpani diseluruh lapang abdomen, diatas tumor pekak
- Palpasi : defans muskular (-), undulasi tes (-), shifting dullnes (-). Teraba massa ±
15 cm di regio hipogastric hingga iliaka sinistra, permukaan licin, dapat digerakkan,
nyeri tekan (+), konsistensi kenyal.
- Tinggi fundus uteri : SDN
1. Genital Eksterna :
Inspeksi : perdarahan pervaginam (-), tanda peradangan (-)
4
1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
1. Hb : 8,1 g/dL
2. HCT : 23 %
3. RBC : 2,67
4. WBC : 8,74 /mm3
5. PLT : 137 /mm3
6. CT/BT : 6’/5’
7. SGOT/SGPT : 20/21
8. UR/CR : 28 / 0,7 (mg/dl)
9. Golongan darah : O
10. IgG/IgM COVID: NR
Pemeriksaan USG : Tampak massa kistik dengan ukuran diameter 20 cm
1.6 DIAGNOSIS KERJA
Pre Operasi : G3P2A0 Hamil 22 minggu + Kista Ovarium
Post Operasi : G3P2A0 Hamil 22 minggu + Torsi (3x) Kista Ovarium sinistra
1.7 PENATALAKSANAAN
Pemberian O2 3 lpm, IVFD RL 21 tpm, depoproveva 2 x 50 mg/IM, Etabion 2 x 1 caps
Observasi KU, Vital Sign dan OBs BJA
Cek laboratorium sebelum operasi: CT/BT,Gol darah, HbSAg, TPHA, HIV, SGOT, SGPT
Konsultasi ke bagian Penyakit Dalam dan Anastesia sebelum operasi.
Laparotomi eksplorasi SOS.
5
Tampak massa kistik dari adenexa kiri ukuran 20 x 18 x 15 cm dengan berat 3000 gr,
tampak kehitaman, tidak lengket dengan jaringan sekitar. Ketika dibelah tampak serous
kekuningan
Penatalaksanaan Post OP
- O2 4 Lpm
- IVFD Futrolit 1000cc/24 jam 18 tpm
- Paracetamol 3 x 1gr infus IV selama 24 jam dilanjutkan dengan paracetamol 3 x 2 tab
peroral
- Ranitidine 2 x 50 mg/24 jam
- Ondansentrom 4 mg IV bolus
- Ceftriaxone 1 gr dalam 100cc Nacl 0,9/12 jam
- Transfusi 1 bag WB/ hari total 3 bag
6
Inspeksi : sebelum
cembung, tanda operasi
peradangan (-), KIE ibu dan
bekas op (-) keluarga
Palpasi : TFU
tidak teraba,
Teraba massa
±15 cm di regio
hipogastric
hingga iliaka
sinistra,
permukaan
licin, dapat
digerakkan,
nyeri tekan (-),
konsistensi
kenyal
Inspekulo: dbn
. Darah (-)
USG : Kista
Ovarium
Sinistra uk 20
cm
Pemeriksaan
Lab 11-11-20 :
HB: 8,1 g/dl
RBC: 2,67 x
10^6/ µL
HCT: 23 %
WBC: 12.500
x 103/µL
PLT: 419 x
103/µL
12-11- Nyeri perut KU : Baik G3P2A0 Rencana
2020 bawah (+), Kes/GCS : hamil 22 operasi
sesak (-), CM/E4V5M6 W Kista laparotomi
13.00 perdarahan Vital Sign ovarium
(SO)
(-), nyeri TD : 110/80
perut (-), mmHg ACC Penyakit
gangguan N : 88 x/menit Dalam dan
BAK dan RR : 20 x/menit Anastesia
BAB (-). To : 36,5oC KIE :
DJJ : 140x/m
7
Perdarahan Menasehati
aktif (-) ibu agar
Pemeriksaan makan dan
EKG dbn minum yang
bergizi
Menganjurka
n ibu istirahat
cukup
Ibu berpuasa
mulai pukul
22.00 WIT
8
mmHg Ceftriaxone 1
N : 104 x/menit gr/ 12 jam
RR : 16 x/menit dalam 100cc
To : 36,1oC Nacl 0,9% 40
Perdarahan gtt
aktif (-) Paracetamol 3
Urine Output : x 1gr/IV
200 cc Ranitidine 50
Drain :- mg/12 jam
KIE :
Menganjurka
n ibu istirahat
total
14-11- Nyeri luka KU : Baik Hari Observasi
2020 operasi Kes/GCS : pertama KU, VS, Obs
08.00 CM/E4V5M6 post DJJ,
Vital Sign laparotomi Perdarahan
TD : 120/70 (SOS) dan UO
mmHg Terapi :
N : 80 x/menit Ceftriaxone
RR : 18 x/menit 1gr/12 jam
To : 37,1oC Paracetamol 3
DJJ : 146x/m x 1gr/IV
Perdarahan KIE :
aktif (-) Menganjurka
BAK (+) lancar n ibu istirahat
850 cc/24 jam cukup dan
cathter mobilisasi
Drain 100 cc
Pemeriksaan
lab
(14/11/20)
Hb : 7,3 g/dL
HCT: 23 %
RBC: 2,67
WBC:11.900 /
mm3
PLT:166.000 /
mm3
9
15-11- Nyeri luka KU : Baik Hari Observasi
2020 operasi Kes/GCS : kedua post KU, VS, Obs
08.00 berkurang CM/E4V5M6 laparotomi DJJ
Vital Sign (SOS) Perdarahan
TD : 120/80 dan UO
mmHg Terapi :
N : 92 x/menit Ceftriaxone 1
RR : 18 x/menit gr/12 jam
To : 36,5oC Paracetamol 3
DJJ : 156x/m x 1gr PO
Perdarahan KIE :
aktif (-) Menganjurka
BAK (+) lancer n ibu istirahat
1000 cc cukup dan
Drain 400 cc mobilisasi
16-11- Nyeri luka KU : Baik Hari Observasi
2020 operasi Kes/GCS : ketiga KU, VS, Obs
8.00 berkurang CM/E4V5M6 post DJJ
Vital Sign laparotomi Perdarahan
TD : 130/80 (SOS) dan UO
mmHg Terapi :
N : 96 x/menit Ceftriaxone 1
RR : 18 x/menit gr/12 jam
To : 36,8oC Paracetamol 3
DJJ : 151x/m x 1gr PO
Perdarahan KIE :
aktif (-) Menganjurka
BAK (+) n ibu istirahat
1200cc catether cukup dan
Drain 180 cc mobilisasi
10
Perdarahan KIE :
aktif (-) Menganjurka
BAK (+) n ibu istirahat
1100cc catether cukup dan
Drain 200 cc mobilisasi
18-11- Nyeri luka KU : Baik Hari ke Observasi
2020 operasi Kes/GCS : lima Post KU, VS, Obs
8.00 berkurang CM/E4V5M6 laparatomi DJJ
Vital Sign (SOS) Perdarahan
TD : 130/80 dan UO
mmHg Terapi :
N : 96 x/menit Ceftriaxone 1
RR : 18 x/menit gr/12 jam
To : 36,8oC Paracetamol 3
DJJ : 147x/m x 1gr PO
Perdarahan KIE :
aktif (-) Menganjurka
BAK (+) n ibu istirahat
1050cc catether cukup dan
Drain 250 cc mobilisasi
18-11- Nyeri luka KU : Baik Hari ke Observasi
2020 operasi Kes/GCS : enam Post KU, VS, Obs
8.00 berkurang CM/E4V5M6 laparatomi DJJ
Vital Sign (SOS) Perdarahan
TD : 130/80 dan UO
mmHg Terapi :
N : 96 x/menit Ceftriaxone 1
RR : 18 x/menit gr/12 jam
To : 36,8oC Paracetamol 3
DJJ : 140x/m x 1gr PO
Perdarahan KIE :
aktif (-) Menganjurka
BAK (+) n ibu istirahat
1000cc catether cukup dan
Drain 120 cc mobilisasi
11
Perdarahan x 500 mg
aktif (-) Tranfusi 1
BAK (+) bag/24 jam
1200cc catether Pasien boleh
Drain 70 cc pulang
KIE :
Menganjurka
n ibu istirahat
cukup
Menganjurka
n ibu untuk
melakukan
kontrol ke
poliklinik
RSUD Karel
S
12
RR : 19 x/menit ILO
To : 36,7 oC
DJJ : 144x/m
Perdarahan (-)
Pada sebagian
luka masih
keluar Pus (+)
Aff hecting
sebagian
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kista ovarium didefinisikan sebagai kantong yang berisi cairan yang sebagai akibat dapat
terjadinya pembesaran ovarium yang bersifat fungsional atau disfungsonal, dapat berupa kistik,
padat atau campuran kistik padat dan dapat bersifat neoplastik maupun non neoplastik. Kista
fungsional adalah kista ovarium yang sering terjadi pada wanita saat masa
reproduksinya.Terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid,
produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Dua tipe kista fungsional yaitu kista folikuler dan
kista korpus luteum. Kista disfungsional yaitu yang luar dari fungsi normal siklus menstruasi
misalnya kista dermoid, endometrioma.1,2
14
2.2 Insiden
Angka insiden dari kistoma ovarii dilaporkan sebesar 7% dari populasi wanita di Indonesia dan
dimana dari angka insiden kista ovarium ini, hampir 85% merupakan kista yang bersifat jinak.
Kistoma ovarii yang bersifat ganas sangat jarang ditemukan, namun kistoma ovarii jinak bisa
menjadi ganas jika tidak diobati.1,2
2.3 Etiologi
Sampai saat ini etiologi dari masih menjadi tanda tanya, namun terdapat beberapa teori yang
membahas tentang etiologi dari kista ovarium ini. Dimana terdapat 3 teori yang dikatakan
menjadi etiologi dari kistoma ovarii, yaitu teori hiperepitelisasi dari sel epethelium ovari, teori
hormonal dan teori genetika.1
2.4 Klasifikasi
Tumor ovarium ada 2 jenis yaitu :
1. Tumor ovarium non neoplastik
2. Tumor ovarium neoplastik jinak
15
Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di
permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan yang
jernih dan sering kali mengandung estrogen. Diameter jarang lebih dari 6-8 cm. Tidak jarang
terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga terjadi suatu hematoma
folikuler. Sebaian besar kista folikel lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid
berikutnya dan dapat menghilang spontan.
Kista Folikel
16
perut yang mendadak dengan adanya amenorhea sering menimbulkan kesulitan dalam
diferential diagnosis dengan kehamilan ektopik yang terganggu.
Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang sendiri,
biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil perlahan-lahan pada
trimester terakhir pada wanita hamil.
17
gejala amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita obesitas dan mengalami
hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30 tahun.
Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya menebal.
Kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada
wanita tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh
estrogen, hiperplasia endometrii juga sering ditemukan.
18
oleh epital torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam
satu lapisan bersifat odematus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur
kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi
multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat
operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan
sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudorniksoma peritonei timbul
penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan.
Akhirnya penderita meninggal karena ileus. Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah
padat dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut harus diteliti karena kemungkinan
adanya tanda-tanda ganas (kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum).
19
kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan
rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat
dinding kista yang dilapisi epitel kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil
dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal epithelum), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi
sebagian besar terdiri atas epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat
ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanva
psamoma menunjukkan hahwa kista adalah kistadenoma ovarium serosum papiliferum, tetapi
bukan ganas.
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatrif. Kebanyakan
ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa
ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun
ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium kecuali pada
stadium terminal.
Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara makroskopik digolongkan ke
dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan
keganasan. Bila terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan tumor
tersebut mungkin jinak (histopathologically benign), tetapi secara klinis harus dianggap
sebagai neoplasma ovarium ganas (clinicallyy malignant).
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena berhubung
dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap
tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan
(frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu
operasi. 1,2,4,5
d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini yang ditemukan
oleh Sartesson pada tahun 1969, tidak ada hubungannva dengan endometriosis ovarii.
20
e. Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling
sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista dermoid bilateral,
lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor
ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan
agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan
kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat
(mesodemal) dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk
kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut
bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan dari kista sangat
jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.
Kista Dermoid1
2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma, tetapi tidak berarti bahwa semuanya
21
neoplasma ganas, meskipun semuanya memunyai potensi maligna.
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari 1%. Fibroma
ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim yang multipoten.
Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada
penderita menopause.
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan 90%
uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabuan. Apabila
konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle.
Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila
terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii yang
besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan
sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks).
b. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada
wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari semua tumor ovarium.
Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya beberapa
kilogram. Lazimnva tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning muda seperti
fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini temukan sindroma Meigs.
Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang
terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih
kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium.
Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan keganasan pada
histopatologi dan klinisnya.
22
pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan perubahan suara. 1,2,4,5
23
Gejala- gejala yang timbul sebagai akibat dari kista ovarium tergantung dari besarnya tumor,
lokasi dan ada atau tidak komplikasi. Namun secara umumnya tidak akan menimbulkan gejala.
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut
mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal
dapat terjadi. Gejala yang sering timbul atau ditemukan pada pasien dengan kista ovarium
adalah6,7:
a. adanya penekanan terhadap vesika atau rektum
b. perut terasa penuh
c. pembesaran perut
d. perdarahan (jarang)
e. Nyeri (pada putaran tangkai/kista pecah)
f. Sesak napas, oedem tungkai (pada tumor yang sangat besar)
Diagnosis dari kista ovarium tergantung dari kombinasi beberapa faktor termasuk usia dan status
menopause pasien, gejala-gejala, gambaran USG, lokasi bilateral/unilateral, ukuran dari massa,
dan tingkat serologik marker.6,7
1. Umur dan Status Menopause
Kistoma ovarii pada wanita premenopause adalah umum ditemukan dan biasanya bersifat
jinak termasuk kista fungsional atau endometrioma. Resiko menjadi keganasan
meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.
2. Gejala-gejala
- Timbul benjolan di perut dalam waktu relatif
- Keluhan rasa berat dalam perut
- Kadang disertai gangguan BAK dan BAB, edema pada tungkai, tidak nafsu
makan, rasa serak, dan lain-lain
- Kadang disertai gangguan haid apabila tumor itu megeluarkan hormon
- Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah
3. Pemeriksaan Fisik
- Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran > 5 cm
24
- Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau mengisi
kavum douglasi
- Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.
4. Pemeriksaan Penunjang.
- Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer antigen 125 (CA 125)
adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel ovarium normal dan karsinoma
ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml adalah kadar CA 125 ditemukan meningkat
pada 85% pasien dengan karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan
meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.
- Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat-sifat tumor.
- Ultasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga perut yang
bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk kista ovarium.
Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu cavitas yang didalamnya
tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista seperti ini tidak ganas, dan merupakan
kista fungsioal, kista luteal atau mungkln juga kistadenoma serosa atau kista inklusi.
Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke dalam lumen. Kista
seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista neoplasma benigna. USG sulit
membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG
endovaginal dapat memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis.
Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih yang penuh. USG transabdominal
lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi massa yang besar dan organ intrabdomen
lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung kemih yang penuh.
Penting untuk menentukan apakah kista yang didapatkan adalah kista fungsional atau bukan,
sama halnya apakah golongan neoplastik atau non neoplastik. Dimana pengangkatan kista atau
ovarium itu sendiri tergantung dari jenis kista dan besarnya kista pada pasien. Pengangkatan
25
kistoma ovarii biasanya dilakukan jika keadaan pasien memungkinkan untuk menjalani operasi
dan metode operasi yang dilakukan adalah laparoskopi atau laparotomi.5,6,7
Pengangkatan kista ovarium sangat membantu dalam menekan angka kematian akibat kista
ovarium yang bersifat ganas, karena jika kistoma ovarii jinak tidak diangkat maka besar
kemungkinan akan menjadi ganas sehingga mengancam nyawa pasien.6
Dengan pertimbangan bahwa hanya 4% tumor ovarium dalam kehamilan yang dieksisi
adalah ganas, reseksi tumor ovarium merupakan terapi terpilih, dimana dengan operasi
gambarannya konsisten dengan proses jinak. Pemeriksaan potong beku di perlukan untuk terapi
bedah tambahan. Bila tidak dijumpai neoplasia, defek ovarium atau peritonium pelvis diperbaiki
dan ovarium kontralateral diinspeksi. Kecuali dijumpai lesi yang nyata, para ahli lebih suka
tidak mereksi ovarium kontralateral dimana reseksi merupakan penyebab potensial akan
terjadinya infertil sekunder.7
Bila dijumpai hemoperitonium atau kotoran ruptur kista jinak preoperatif atau
intraoperatif, kista yang ruptur tersebut dibuang dan kasvum abdomen dibersihkan dengan saline
normal. Para ahli lebih menyukai pencucian dengan saline hangat untuk membantu
mengeluarkan sebum dari komponen yang mengalami ruptur atau kebocoran terhadap teratoma
dan kista musinosum. Bila dijumpai iritasi kimiawi dan distensi usus, dekompresi dengan
menggunakan tabung panjang transnasal, hidrasi, dan monitoring elektrolit dianjurkan.
Selanjutnya, bila dijumpai proses tumpang tindih, proses infeksi dicurigai (khususnya selama
masa nifas). Spesimen dikirim untuk dilakukan kultur terhadap kuman aerob dan anaerob; dan
dilakukan drainase isap transperitoneal serta pemberian terapi anti mikroba.7
Torsi, sebagai komplikasi paling sering yang dijumpai pada kasus-kasus adanya masa
adneksa pada masa kehamilan, terkadang menghasilkan gejala-gejala akut yang sesuai daengan
tingkat iskemia jaringan. Selanjutnya intervensi operasi emergensi biasanya dibutuhkan. Bila
hanya terjadi torsi parsial dan pada inspeksi ditemukan bahaya minimal dari vaskuler, didapat
adneksa yang berubah bentuk,reseksi konservatif dilakukan dengan hati-hati dan ovarium
difiksasi untuk menghindari torsi. Sebaliknya, torsi komplit memerlukan ooforektomi
(terkadang bersamaan dengan salpingektomi) dengan identifikasi dan mobilisasi seperlunya dari
ureter untuk memungkinkan ligasi tinggi pembuluh gonad, sehingga meminimalkan pelepasan
potensial emboli trombotik selama prosedur bedah dilakukan. Harus disadari bahwa lesi
ovarium ganas jarang terjadi pada kasus torsi adneksa.7
26
Walaupun jarang, luteoma pada kehamilan adalah jinak, biasanya virilisasi, rata,
kekuningan, tumor ovarium berkapsul yang mengalami regresi spontan setelah melahirkan; ia
jarang kambuh. Kira-kira 30% pasien terjadi maskulinisasi dan 50% dari bayi perempuannya
menunjukkan virilisasi juga. Selain itu, hampir setengah dari wanita yang terpapar mempunyai
lesi bilateral dalam ukuran yang bervariasi. Kondisi ini biasanya didiagnosis selama prosedur
pembedahan selama kehamilan.6,7
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini diagnosa G3P2A0 hamil 22 minggu dengan kista ovarium sinistra
ditegakkan atas dasar anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Didapatkan data pasien berusia 34 tahun, predisposisi penderita kista ovarium dengan
50% penderitanya berusia antara 30-50 tahun. Keluhan utama pasien adalah mual/muntah dan
nyeri perut bawah. Pasien juga merasakan kandungannya membesar lebih cepat dari biasa ketika
kandungan berusia 20 minggu karena pasien sempat mengira hamil kembar, dan ini merupakan
gejala kepada kista ovarium. Torsi pada pasien ini juga kemungkinan sudah terjadi karena
keluhan nyeri perut bagian bawahnya yang terjadi. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi
27
ialah kehamilan dan pada pasien ini sendiri hamil dengan uterus yang semakin besar yang
mendesak ruang abdomen ini bisa mengubah letak tumor. Torsi pada kista menimbulkan tarikan
melalui ligamentum infudibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini yang
menimbulkan rasa nyeri pada pasien 1.
Pemeriksaan fisik
Pada kasus ini juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda keganasan seperti penurunan
berat badan, asites, ataupun tanda-tanda metastase ke paru (sesak napas).
Pemeriksaan Penunjang
Dari hasil ditemukan pasien anemia dan leukositosis. Anemia yang terjadi mungkin saja
disebabkan asupan makanan dari luar yang tidak mencukupi dan tidak menyingkir kemungkinan
disebabkan oleh kista sendiri, karena jika torsi terjadi vena lebih mudah tertekan, terjadilah
pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan terjadilah perdarahan
didalamnya 1. Leukositosis yang terjadi adalah sesuai dengan fisiologi kehamilan dimana selama
kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5000-12000/μl dan mencapai
puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000-16.000/μl 3. Penyebab
peningkatan ini belum diketahui.1.
Dari pemeriksaaan USG didapatkan penilaian kista ovarium sinistra. Penilaian diambil
berdasarkan temuan klinis berupa diameter kista yang lebih dari ±20 cm dan dapat ditemukan
massa kistik dengan besar yang tak terjangkau tranducer pada parametrium yang luas hingga
epigastrik. Pada pasien ini selepas dilakukan salphingovariektomi didapatkan ukuran kista 20 x
18 x 15 cm. Ukuran diameter kista yang besar tentu saja dapat memberikan ganguan bagi organ
sekitarnya. Seringkali ditemukan adanya gangguan dari pola buang air besar dan miksi, namun
pada pasien tidak dikeluhkan2.
Operatif
Penatalaksanaan dari kista ovarium yang tepat adalah dengan operasi pengangkatan kista
untuk menghilangkan penekanan yang ditimbulkan terhadap organ disekitar serta menghindari
komplikasi kista yang mungkin terjadi.
Jika ukuran kista lebih dari 10 cm dan asimptomatik 3:
- Jika terdeteksi pada trimester pertama, lakukan observasi untuk pertumbuhan atau
komplikasi yang terjadi
28
- Jika terdeteksi pada trimester kedua, lakukan pengangkatan kista dengan laparotomi
untuk mencegah komplikasi.
Jika ukuran kista antara 5-10 cm, lakukan follow up. Laparotomi mungkin diperlukan bila
ukuran kistanya membesar dan tidak mengecil. Jika ukuran kista kurang dari 5 cm. Pada
umumnya akan menghilang dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan lebih lanjut.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan tetapi
jika tumornya besar dan dengan komplikasi seperti pada pasien ini perlu dilakukan pengangkatan
ovarium1, biasanya dengan disertai pengangkatan tuba. Tindak pada pasien ini ialah laparotomi
eksplorasi dengan salphingovariektomi sinistra.
Kista persisten yang lebih besar dari 10 cm atau kista yang berisiko ganas harus diangkat
secara bedah, lebih dipilih pada trimester kedua, terutama pada usia kehamilan 16-20 minggu.
Pada pasien ini, usia kehamilan 22 minggu kemudian dilakukan operasi karena pasien dirujuk ke
RSUD Karel S pada usia kehamilan 22 minggu, dan sepanjang pemeriksaan kehamilan
dilakukan di puskesmas, janin dan ibu dalam keadaan baik, sehingga keputusan dilakukan
operasi.
Untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan maka perlu dilakukan pemeriksaan
patologi anatomi pada tumor.
BAB IV
KESIMPULAN
Penegakkan diagnosis kista ovarium pada kasus ini sudah benar yaitu berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
USG digunakan sebagai pemeriksaan penunjang yang membantu menegakkan diagnosis.
Prinsip penatalaksanaannya adalah bahwa kista ovarium membutuhkan operasi.
Komplikasi sekiranya kista tidak diangkat berupa puntiran pada kista yang dapat
menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan bisa membahayakan nyawa ibu. Pada kondisi tidak
terjadinya puntiran, kista yang berukuran besar dapat menganggu proses turunnya janin ke jalan
29
lahir. Kista yang terlalu besar juag berisiko pecah dan mengganggu rahim serta pertumbuhan
janin.
Prognosis pada kasus kista yamg jinak adalah baik, sedangkan pada yang ganas adalah
buruk karena biasanya ditemukan sudah dalam keadaan stadium lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
30
4. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Haulth JC, Wenstrom KD. Obstetri
Williams.Edisi ke 21. Vol 2. Jakarta. ECG.2009 p. 934, 1035-7
5. Helm, CW. Ovarian Cyst. 19 Maret 2014. (Available at
www.emedicine.com/topic1699.htm, Accessed on 3 Desember 2020.
6. Moeloek FA, Nuranna L. Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia ; 2008. P. 130-1
7. Ovarian Cysts by Mayo Clinic Staff. Mayo Foundation for Medical Education and
Research (MFMER). July 2009, 2011. Available at www.mayoclinic.com/health/ovarian-
cysts/DS00129, Accessed on 4 Desember 2020.
31