Anda di halaman 1dari 52

CRS MIOMA UTERI C

Oleh :
Fitria Nurhayati
Dian Herliani

Preseptor :
TAUFIK RAHMAN, DR., SP.OG
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Y Suami pasien
Umur : 37 tahun
Nama : Tn. H
Alamat : Margahayu
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam

Status : sudah menikah


Masuk RS : 18/8/2018
Pemeriksaan : 18/8/2018
Anamnesis
• Keluhan utama :
Benjolan di perut bagian bawah
• Anamnesis Khusus
Pasien P0A0 mengeluhkan terdapat benjolan di perut bagian
bawah mulai dirasakan sejak 2 bulan SMRS(bulan juni 2018). Benjolan
kurang lebih sebesar kepalan tangan. Keluhan benjolan disertai dengan
perasaan mual, terasa penuh di perut, nafsu makan berkurang, dan
berat badan dirasakan menurun + 5 kg. Pasien mengeluhkan juga
keluar perdarahan dari jalan lahir sejak 2 minggu SMRS, perdarahan
keluar sebanyak + 9 pembalut perhari. Perdarahan disertai dengan rasa
nyeri di bagian perut dan pinggang.
• Riwayat gangguan BAB , BAK dan demam disangkal.
• pasien pernah dilakukan kuretase bulan juni untuk melakukan pemeriksaan
PA.
• Riwayat penyakit sebelumnya : pasien memiliki riwayat darah tinggi dan rutin
meminum obat amlodipine 10mg 1x1. Riwayat memliki penyakit gula,
perdarahan yang sulit mengering, sering memar & mimisan disangkal
• Riwayat keluarga yang mempunyai keluhan yang sama disangkal.
• Riwayat trauma di daerah perut bawah dan operasi disangkal.
KETERANGAN TAMBAHAN

• Menikah : ♀ 25 tahun
♂ 29 tahun
pertama kali
lama menikah 8 tahun
• Kontrasepsi : -
• Riwayat menstruasi :
menarche : 12 tahun
siklus : teratur
lamanya :3-4 hari
nyeri mens : tdak ada
HPHT : -
• Riwayat Obstertri : -
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status gizi : baik
Tanda Vital :
- Tekanan Darah = 130/90
- Nadi = 100 x/ menit
- Respirasi = 22 x/menit
- Suhu = 36,7

BB : 60 kg
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Mulut : mukosa oral basah
Leher : pembesaran KGB( -), peningkatan JVP(-)
Thorax : gerakan simetris,batas jantung paru dalam batas normal
Cor : S1, S2 murni regular, gallop ( -), murmur ( -)
Pulmo : VBS ka=ki , wheezing -/-, ronchi –/-
Abdomen :
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/-
Pemeriksaan Luar
• Abdomen
Inspeksi : cembung di bagian sentral
Palpasi : TFU sepusat. Massa tumor teraba datar, lembut, bentuk tidak
teratur ukuran 15x10 cm, konsistensi kenyal, padat, berbatas tegas,
mobile, nyeri tekan (+)
Perkusi : Dull (+)
Auskultasi : Bising usus (+)

• Inspekulo : Fluksus (-), fluor albus (-)

Pemeriksaan dalam tidak dilakukan


Pemeriksaan penunjang
Tanggal 01/07/2018 • Fungsi liver

Darah SGOT : 26 u/L

• Hb : 10,4 g/dL SGPT : 30 u/L

• Leukosit : 6400/mm3 • Fungsi ginjal

• Eritrosit : 3,91 juta/uL ureum : 10 mg/dL

• Hematokrit : 32,7% kreatinin : 0,53 mg/dL

• Trombosit : 293.000 sel/uL • GDS : 100 mg/dL


Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 16/08/2018
Darah
• Hb : 9,8 g/dL
• Leukosit : 17.500/mm3
• Eritrosit : 3,91
• Hematokrit : 30,6
• Trombosit : 336.000
• USG Abdomen 4 juni 2018 :
USG adanya pembesaran uterus, inhomogen, tampak massa berukuran 13,3x10cm.
Suspek karsinoma korpus uteri dd/ mioma uteri
Pro kuretase PA

• Hasil PA 1 juli 2018:


- cervix dalam batas normal
- hyperplasia endometrium
Diagnosis Banding
• Mioma Uteri
• Karsinoma uteri
Diagnosis kerja
• Mioma Uteri
Rencana Penatalaksanaan
• Observasi KU, tanda vital
• Rencana Histerektomi total
• Sedia transfusi
Follow up Pre Op
18/08/ 16 S : nyeri perut bawah
Perdarahan dari jalan lahir + 1x ganti pembalut sehari P
Mual (-) muntah (-) - Infus RL 20gtt/menit
O : KU : baik,CM - Oxtercid inj 2x1
TD : 120/80, N : 70x, R : 20x, S : 36,5 - Ketorolac inj 3x1
Kepala : conjunctiva anemis -/- - Amlodipin 10-0-0
Sklera ikterik -/- - Bisoprolol 5mg ½-0-0
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : tidak ada kelainan
Abd : sepusat. Massa datar, lembut, teraba massa bentuk
tidak teratur ukuran 15x10cm, konsistensi kenyal, padat,
batas tegas, mobile, NT (+), BU (+)
Ekstrimitas : acral hangat, CRT <2s
A : Mioma Uteri
Laporan operasi (06.30) 18/8/2018
Operator : dr. Taufik Sp.OG
Diagnosis pra bedah : mioma uteri
Diagnosis pasca bedah : post histerektomi total a.i mioma uteri
Jenis operasi : histerektomi total
Sayatan : mediana inferior
Posisi penderita : terlentang
Singkatan kelainan yang ditemukan :
• Miom dengan ukuran kurang lebih usia 20 minggu
• Berbenjol-benjol
• Kedua adnexa dbn
Laporan operasi lengkap :
• Insisi mediana inferior
• Daerah abdomen dibuka, tampak uterus seperti usia kehamilan 20 minggu berbenjol-benjol
• Kedua adnexa dbn
• Dilakukan histerektomi total
• Perdarahan dirawat
• Fascia dijahit
• Kulit dijahit subkutikular
Follow up Post Op
19/08/ 16 S : nyeri luka bekas operasi(+), perdarahan
jalan lahir (-), pusing (+), flatus (+), BAB (-), P
POD 1 BAK(+) - Infus RL 20gtt/menit
O : KU : baik,CM
- Amlodipin 10-0-0
TD : 130/90, N : 88x, R : 20x, S : 36,4
Hasil lab: - Bisoprolol 5mg ½-0-0
Kepala : conjunctiva anemis -/-
Hb: 10,8 g/dL - Cefixime 2x1
Sklera ikterik -/-
Leu: 14.800/mm3 - Dexketopropen 3x1
Leher : pembesaran KGB (-)
Eritrosit: 4,27
Thorax : tidak ada kelainan - Dulcolac supp 1x1
Ht: 35,4
Abd : datar, luka operasi tertutup verban, NT
Trombo: 307.000
(+), BU (+)
Ekstrimitas : acral hangat, CRT <2s

A : post histerektomi total a.i Mioma Uteri


Follow up Post Op
20/08/ S : nyeri luka bekas operasi(+) mulai berkurang,
16 perdarahan jalan lahir (-), pusing (-), flatus (+), BAB (-), P
BAK(+), pasien mengeluhkan demam saat malam - Infus RL 20gtt/menit
POD 2 pukul 23.00 - Amlodipin 10-0-0
O : KU : baik,CM - Bisoprolol 5mg ½-0-0
TD : 130/80, N : 79x, R : 20x, S : 36,4 - Cefixime 2x1
Kepala : conjunctiva anemis -/- - Dexketopropen 3x1
Sklera ikterik -/- - Sanmol 3x1 prn
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : tidak ada kelainan
Abd : datar, luka operasi tertutup verban, NT (+), BU
(+)
Ekstrimitas : acral hangat, CRT <2s
A : post histerektomi total a.i Mioma Uteri
Follow up Post Op
20/08/ S : nyeri luka bekas operasi(+) mulai berkurang,
16 perdarahan jalan lahir (-), pusing (-), flatus (+), BAB (-), P
BAK(+) - Infus RL 20gtt/menit
POD 3 O : KU : baik,CM - Amlodipin 10-0-0
TD : 130/90, N : 79x, R : 20x, S : 37,1 - Bisoprolol 5mg ½-0-0
Kepala : conjunctiva anemis -/- - Cefixime 2x1
Sklera ikterik -/- - Dexketopropen 3x1
Leher : pembesaran KGB (-) - Sanmol 3x1 prn
Thorax : tidak ada kelainan
Abd : datar, luka operasi kering, rembesan (-),NT (+), BLPL
BU (+)
Ekstrimitas : acral hangat, CRT <2s
A : post histerektomi total a.i Mioma Uteri
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
PEMBAHASAN

MIOMA UTERI
C
Definisi
TEORI PASIEN
• Leimyoma merupakan neoplasma • Miom dengan ukuran kurang lebih usia
jinak sel otot polos yang berasal dari 20 minggu
myometrium. • Berbenjol-benjol
• Sering disebut sebagai mioma uteri,
juga fibroid karena memiliki
kandungan serat kolagen yang
banyak.
• Myoma dapat bersifat tunggal, namun
seringkali multiple.
Epidemiologi
Teori Pasien
• Myoma merupakan tumor jinak • Usia pasien 40 tahun
tersering di uterus.
• Sering terjadi pada wanita usia
produktif, 40-50% pada usia >50 tahun.
• Insidensi tertinggi 80% pada ras Africa-
American.
Etiologi
TEORI PASIEN
• Etiologinya belum jelas namun asalnya • Tidak dilakukan pemeriksaan
disangka dari sel-sel otot yang belum kromosom
matang. • Tidak dilakukan pemeriksaan kadar
• Pada mioma dapat dimungkinkan estrogen
terjadi mutasi genetik yang
menginisiasi tumorigenesis. Defek
terjadi pada kromosom 6,7,12,14 yang
berhubungan dengan gen
pertumbuhan tumor.
• Adanya peranan estrogen terhadap
pertumbuhan tumor.
Faktor Risiko
TEORI PASIEN
 Myoma uteri merupakan tumor yang • Pasien dalam usia produktif
sensitif terhadap estrogen &
progesteron.
 Berkembang selama usia reproduktif
dan ukurannya berkurang serta
insidensinya menurun setelah
menopause.
 Leimyoma memiliki kecenderungan
lingkungan yang hiperestrogenik. Pada
miosit penderita mioma didapatkan
reseptor estrogen lebih banyak, lebih
sedikit mengubah estradiol menjadi
bentuk lemah estron, kandungan
sitokrom P450 yang lebih banyak.
PASIEN
• Usia (>50 tahun) • Usia 40 tahun
• Keturunan (anggota keluarga
dengan leimyoma) • Tidak ada riwayat keluarga dengan
• Early menarche (paparan keluahan yang sama
Faktor estrogen lebih lama) • Menarch usia 12 tahun
Risiko • Obesitas (androgen dikonversi
• Tidak ada riwayat penggunaan obat
menjadi estrogen)
hormonal sebelumnya
• Obat-obatan hormonal
(paparan estrogen meningkat)
Klasifikasi Mioma Uteri
TEORI
1. Subserosa leimyoma : tumbuh dibawah tunika serosa, pertumbuhannya
keluar (outward) . Jika menempel hanya dengan tangkai ke
myometrium disebut pedunculated leimyoma. Jika menempel ke struktur
pelvis terdekat disebut parasitic leimyoma.
2. Intramural leimyoma : tumbuh pada myometrium atau ditengah
didalam dinding uterus.
3. Submukosa leimyoma : tumbuhnya dibawah endometrium dan
pertumbuhannya kedalam atau menonjol ke kavitas endometrial.
Mioma Submukosa
Tumbuhnya tepat dibawah endometrium

Sering menyebabkan perdarahan yang


banyak, perlu histerektomi, walalupun ukuran
mioma kecil

Sering mempunyai tangkai yang panjang


sehingga menonjol melalui serviks atau vagina

Kemungkinan terjadinya degenerasai sarcoma


lebih besar pada jenis ini.
Mioma Intramural
Ukuran besar atau
multiple dapat
Terletak pada
menyebabkan
miometrium
pembesaran uterus dan
berbonjol bonjol

Paling banyak ditemukan


Mioma Subserous
Timbul diantara dua
ligamentum latum,
Letaknya di bawah merupakan mioma
tunika serosa intraligamenter yang
dapat menekan ureter
dan arteri iliaca

Vena yang ada di


permukaan pecah dan
menyebabkan
perdarahan
intraabdominal
Leimyoma
menyebabkan
kompresi vena yang
berdekatan
mengakibatkan
dilatasi distal
endometrial venule.
Gambaran Histopatologi
•Bulat, putih seperti mutiara, firm, rubbery (whorled appearance)
•Konsistensi lembut (degenerasi kistik) sampai dengan keras
(mengalami kalsifikasi)
Makroskopis •Batasnya tumpul, terpisah dari myometrium oleh pseudocapsul.

•Gambaran sel otot polos yang memanjang dan teragregasi seperti


putaran angin/swirl yang memberikan gambaran seperti konde
(whorl).
•Sel-selnya berukuran sama besar.
Mikroskopis •Gambarn degenerasi pada sel otot polos akibat perdarahan dan
nekrosis
Histologi Leimyoma
Perubahan Histologi Sekunder
Pada Myoma
Degenerasi
Myoma

Degenerasi Degenerasi Degenerasi


Kalsifikasi Infeksi Necrosis
Hyalin Kistik Lemak

Yang paling sering terjadi degenerasi hyalin.


Degenerasi kistik terjadi jika hyalin mengalami pencairan.
Manifestasi Klinis
 Bisa tidak bergejala. PASIEN
 Gejala Utama :
1. Perdarahan (Menorrhagia) . Penyebab • perdarahan dari jalan lahir sejak 2 minggu
tersering myoma submukosa (pecah SMRS, perdarahan keluar sebanyak + 9
pembuluh darah) dan intramural myoma pembalut perhari.
(gangguan kontraksi otot uterus).
2. Adanya benjolan/massa di perut bawah.
• Benjolan di perut bagian bawah mulai
dirasakan sejak 2 bulan SMRS
3. Nyeri pada pelvis (dysmenorrhea, • Nyeri di bagian perut dan pinggang
dyspareunia, pelvic pressure) . Nyeri
biasanya bersifat kronis, jika nyeri akut bisa
akibat torsio pedunculated myoma.
4. Gejala urinasi : frekuensi, dysuria, retensio • Gangguan BAB , BAK dan demam disangkal.
urin akibat obstruksi uretra.
 Gejala lainnya : PASIEN
1. Infertil • Infertil : sudah 8 tahun menikah tetapi
belum memiliki anak
2. Abortus
3. Konstipasi /obstruksi usus (akibat
kompresi rektosigmoid)
4. Anemia • Anemia : Hb 10,4 mg/dL
Patofisiologi
Diagnosis
PASIEN
 Anamnesis : terdapatnya gejala utama • Terdapat gejala pada pasien yang sesuai
(sesuai pada manifestasi klinis)
 Pemeriksaan Fisik
• PF : TFU sepusat. Massa tumor teraba
1. Inspeksi : adanya massa di perut datar, lembut, bentuk tidak teratur
bawah ukuran 15x10 cm, konsistensi kenyal,
padat, berbatas tegas, mobile, nyeri
2. PalpasiAbdomen : untuk
tekan (+)
mendapatkan bentuk, ukuran dan
konsistensi tumor. Biasanya tumor
terletak dibagian tengah perut
bawah.
3. Pemeriksaan Bimanual : corpus uteri
tidak dapat teraba tersendiri
PASIEN
• Pemeriksaan Laboratorium
Darah
• Hb : 9,8 g/dL
 Pemeriksaan Laboratorium :
• Leukosit : 17.500/mm3
1. Test kehamilan (cek kadar beta • Eritrosit : 3,91
hCG)
• Hematokrit : 30,6
2. Darah rutin, ESR • Trombosit : 336.000
3. Tumor marker (CA125) • Fungsi liver
SGOT : 26 u/L
SGPT : 30 u/L
 Pemeriksaan Radiologi :
• Fungsi ginjal
1. Ultrasonografi
ureum : 10 mg/dL
2. Hysterografi atau hysteroskopi kreatinin : 0,53 mg/dL
3. HSG (hysterosalphingography) • GDS : 100 mg/dL
• Pemeriksaan Radiologi :USG adanya pembesaran
uterus, inhomogen, tampak massa berukuran
13,3x10cm.
Diagnosa Banding
TEORI PASIEN
 Uterus gravidarus • Mioma Uteri
 Tumor ovarium yang solid • Karsinoma uteri
 Endometriosis interna
 Hypertrofi myometrium
 Tubo ovarian abses
Tatalaksana
• Tergantung pada: usia penderita, paritas, status kehamilan, ukuran tumor,
lokasi dan derajat keluhan
• Konservatif
• GnRH agonist (GnRHa)
• Radioterapi
• Operfatif
Tatalaksana
1. Konservatif dengan pemeriksaan periodik
Myoma pada wanita premenopause yang tidak bergejala diobservasi saja. Jika
myoma besarnya sebesar kehamilan 12-14 minggu disertai pertumbuhan yang cepat
diindikasikan untuk operasi.
Myoma pada postmenopause yang cepat membesar harus dicurigai sebagai suatu
keganasan.
2. Terapi Medikamentosa

Table 9-2 Indications for the Medical Treatment of Uterine Leiomyoma


Symptom NSAIDs COCs Short-Term Administration of GnRH Agonist
(perimenopausally or preoperatively only)
Dysmenorrhea + + +
Menorrhagia – + +
Dyspareunia – – +
Pelvic – – +
pressure
Infertility – – +
COCs = combination oral contraceptive pills; GnRH = gonadotropin-releasing hormone;
NSAIDs = nonsteroidal anti-inflammatory drugs.
Table 9-3 Dosages of Gonadotropin-Releasing Hormone Agonists
Brand Generic Dosage
Name Name
Decapeptyl Triptorelin 3.75 mg depot IM monthly
Lupron Leuprolide 3.75 mg depot IM monthly
acetate
Zoladex Goserelin 3.6 mg depot SC monthly
Synarel Nararelin 200 mg taken twice daily as one spray into one nostril in the
morning and one spray into the other nostril in the evening

IM = intramuscularly; SC = subcutaneously.

Indikasi Dosis Rendah Terapi Hormonal :


- Fertilitas sebelum konsepsi
- Preoperatif sebelum myomectomy
- Anemia, untuk recovery level Hb sebelum pembedahan
- Jika kontraindikasi dilakukan pembedahan
- Bila mendekati masa menopause
3. Pembedahan (Operasi)
Myomectomy, jika pasien masih menginginkan keturunan. Syaratnya dilakukan kuretase
untuk menghilangkan kemungkinan keganasan.
Kerugian :
- Melemahkan dinding uterus
- Menyebabkan perlekatan
- Residif
Hysterectomy :
- Dilakukan pada myoma yang besar dan multiple.
- Pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan 1 atau kedua ovarium untuk menjada
agar tidak terjadi menopause sebelum waktunya.
- Sebaiknya dilakukan hysterectomy totalis, jika tidak memungkinkan supravaginalis.
PASIEN
LAPORAN OPERASI
• Singkatan kelainan yang ditemukan :
• Miom dengan ukuran kurang lebih usia 20 minggu
• Berbenjol-benjol
• Kedua adnexa dbn

DILAKUKAN HISETEREKTOMI : telah memenuhi syarat karena myoma multiple


Komplikasi
 Pada saat tidak hamil : PASIEN
1. Perdarahan hebat dengan anemia • Telah terjadi anemia pada pasien HB :
9,8 mg/dL
2. Obstruksi usus dan ureter
3. Transformasi ke arah keganasan

Pada saat hamil :


1. Inisiasi preterm labor
2. Postpartum hemorrhage
Prognosis
• Histerektomi dengan membuang • Telah dilakukan histerektomi sehingga
semua leimyoma lebih bersifat kuratif . pengobatan pada pasien sudah
bersifat kuratif
• Myomectomi , perlahan uterus kembali
ke kontur normal, namun rekurensi
dapat terjadi. 2-3% pertahun rekurensi
myoma setelah myomectomi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai