Anda di halaman 1dari 37

Disusun oleh

Gantinia Adhitiyana Utoro 12100117140


Risky AM Sugiartono 12100117118
Preceptor:
dr. Ami Rachmi., Sp.KFR

BAGIAN REHABILITASI MEDIK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
RSUD AL-IHSAN
2017
 Nama : Ny. D
 Usia : 44 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat :-
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Islam
 Tanggal Periksa : 23 Oktober 2017
Keluhan utama : Nyeri bahu kanan
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada
bagian bahu sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri
berkurang saat berbaring. Nyeri diperparah dengan
posisi tidur miring dan menopang tubuh. Nyeri
mereda saat tidur terngkurap. Nyeri menjadi ringan
ketika beristirahat.
Keluhan ini baru dirasakan pertama kali
oleh pasien, yang sebelumnya belum pernah
dirasakan pasien seperti ini. Selain itu pasien
menyangkal merasakan adanya baal di bagian
telapak tangan kiri. Pasien menyangkal
terdapat rasa kesemutan sampai telapak
tangan kiri, ataupun perasaan kaku pada
lengan kiri bawah.
Pasien sehari-hari sebagai ibu rumah
tangga. Ketika di rumah pasien hanya
melakukan pekerjaan rumah tangga yang
ringan seperti mencuci dan menulis.
 Pasienmempunyai riwayat hipertensi.
Pasien menyangkal terdapat riwayat DM,
trauma pada daerah bahu sampai ke
lengan kanan bawah, adanya patah tulang
yang terjadi berulang atau secara tiba-
tiba, benjolan pada leher atau punggung,
berat badan yang turun secara drastis
dalam waktu singkat. Keluhan baru
terjadi pertama kali dirasakan
 Keadaan Umum:
Compos Mentis
 Gait : Normal
 Tekanan Darah : 150/100 mmHg
 Nadi : 80 x/menit = HR, regular
 Pernafasan : 22 x/menit
Kepala : Conjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Tidak dinilai
Abdomen : Tidak dinilai
Ekstrimitas : Lihat pemeriksaan neurologis
 Pemeriksaan Motorik
Tidak dilakukan
Fisiologis
Kanan Kiri

Biceps Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Triceps Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Radiobrachialis Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Patella Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Achiless Tidak dilakukan Tidak dilakukan


UBP + TOS
1. Xray bahu
2. EMG
 FARMAKOLOGIS
Na diclofenac tab 1x25 mg

 NON FARMAKOLOGIS
 Edukasi tentang penyakit, faktor resiko, hal yang dapat
memperberat dan memperingan keluhan.
 Mengistirahatkan bahu dan lengan
 Fisioterapi dewasa
 Strengthening Exercise
 UBP
 Neuropati diabetikum
 UBP e.c trauma
 UBP e.c tumor
 Quo ad vitam : Dubia Ad Bonam
 Quo ad functionam : Dubia Ad Bonam
 Quo ad Sanationam : Dubia Ad Bonam

15
1. SUPERFICIAL POSTERIOR AXIOAPPENDICULAR
(EXTRINSIC SHOULDER) MUSCLES
Terdiri dari trapezius dan latissimus dorsi
2. DEEP POSTERIOR AXIOAPPENDICULAR (EXTRINSIC
SHOULDER) MUSCLES
Terdiri dari levator scapulae and rhomboids
3. Scapulohumeral (Intrinsic Shoulder)
Muscles
Terdiri dari deltoid, teres major,
supraspinatus, infraspinatus,
subscapularis, dan teres minor
 Definisi
Kelainan yang di sebabkan penekanan pada
pembuluh darah dan pleksus saraf di area upper
thoracic appertura

 epidemiologi
3-80 cases per 1000 population
Thoracic outlet syndrome lebih sering terjadi
pada wanita, terutama mereka yang
perkembangan otot yang tidak baik, postur
tubuh yang salah atau keduanya
 Etiologi
genetik
cacat anatomis bawaan
Postur tubuh yang buruk
Trauma
Aktifitas yang berulang
Tekanan pada persendian
Gejala neurologis:
Mati rasa atau kesemutan di lengan atau jari
nyeri leher, bahu ataupun tangan
lemahnya genggaman

Gejala vaskular:
Perubahan warna tangan menjadi lebih biru
Nyeri lengan, bengkak (karena adanya gumpalan
darah)
Pucat pada satu jari atau lebih
Nadi lemah atau tidak ada
Jari tangan dingin
Kelemahan lengan atau leher
 ROM aktif dan pasif
 Spurling test
( kepala pasien di ektensikan dan lateral
fleksi, dengan kompresi axial yang diberikan
oleh pemeriksa ke keoala pasien untuk
menghasilkan radicular pain)
 Gilliat-sumner hand (gejala neurologis)

 Atrofi
abductor pollicis brevis dan sedikit
pengaruh ke interosei dan hypotenar muscle
TEST ADSON atau Scalene manuver
 Pasien duduk dengan kepala berputar ke arah langan yang
di test (pendekatan pada scalene sisi yang lain)dan
memiringkan kepala kebelakang (leher memanjang) dan
terapis mengulur lengan kebelakang.atau rotasi kepala
pada sisi yang berlwanan. Kemudian pasien diinstruksikan
untuk menarik napas dalam.
Pada contoh pertama (pasien memutar kepala kearah
lengan yang di test), scalene triangles di test. Selama
menarik napas dalam, scalene triangles menjadi sempit
dan costa 1 terangkat /bergerak keatas. Konsekuensinya
costoclavicular space menyempit.
Pemeriksa menempatkan satu tangan untuk menahan
kepala pasien pada posisi rotasi lateral.Dan tangan yang
lain mempalpasi radial pulse (denyut nadi). Sebagai
perbandingan , test ini dilakukan juga pada sisi yang sehat.
Test ini positif bila ditemukan gejala 2 pada TOS.
Tes Wright (Manuver Hyperabduction)

 Periksa kompromi jaringan saraf melalui toraks-


coraco-pectoral gate atau axillary interval

 Pasien duduk dengan lengan di samping

 Darah radial teraba

 Langkah pertama : Terapis menempatkan bahu


pasien ke dalam penculikan dan rotasi eksternal
sampai 90 derajat. Siku dilipat sampai tidak
lebih dari 45 derajat. Posisi ini berlangsung
selama 1 menit.
 Langkah kedua : Ulangi tes sebelumnya dengan lengan
pasien dalam hiperabduksi (rentang akhir penculikan).

 Tes positif : perubahan denyut nadi radial dan / atau


reproduksi gejala

 90 derajat penculikan : pectoralis pelampiasan kapal


subklavia kecil

 Hyperabduction : menunjukkan keterlibatan


interval costoclavicular

 Tes ini ditemukan memiliki kepekaan terbesar untuk KL


neurogenik dan vaskula
EAST TEST atau test tangan keatas(roos test)
 Pasien mengangkat tangannya keatas , shoulder diposisikan
depresi dan retraksi, dengan lengan atas abduksi 80
derajat,elbow flexi 90 derajat dan sedikit agak
kebelakang. Pasien kemudian membuka dan menutup
tangan mereka perlahan-lahan selama 3 menit. Bila test
positif ditandai dengan rasa sakit, berat atau kelemahan
lengan, atau mati rasa dan paraaesthesia pada tangan.
Pada beberapa kasus didapati pasien menjadi lemah
dankesulitan saat membuka dan menutup tangan. Kadang
ditemukan perubahan warna pada tangan, yang sedikit
agak pucat atau biru. Perubahan pada denyut nadi (radial
pulse) sering tidak ditemukan. Test ROOS ini sangat
significan, spesific dan merupakan test yang sensitif pada
TOS. Bila test ini positif dapat dipastikan indikasi TOS, bila
hasil test negatif , ada kemungkinan ada gangguan lain
pada bahu.
Jika test positif,menandakan adanya iritasi pada plexus
brachialis 98%. 1,5 % disebabkan oleh kompresi pada vene
subclavian, dan 0,5 % melibatkan artery subclavian.
 XRAY
 EMG
 Untuk thrombosis vena subclavian, memakai
thrombolysis dengan urokinase dengan
anticoagulation berkelanjutan selama
beberapa bulan. NSAID contoh: ibuprofen
200-400mg diberikan setiap 6-8 jam sehari
 Trombolitik agent: warfarin 10 mg 2x1
 operatif
Indikasi operasi iskemik akut dan gangguan
neurologis progresif.

 Edukasi pencegahan

 Latihan fisik otot


 Hindari membawa tas/ barang dengan satu
bahu
 Hindari bekerja dengan lengan di atas level
bahu untuk jangka waktu lama. Jika perlu,
gunakan penyangga kaki/ tangga
 Angkat dan bawalah beban sedekat mungkin
dengan batang tubuh. Jangan mengangkat
barang yang berat jauh dari batang tubuh
 Istirahat
untuk suatu kegiatan yang dilakukan
terus menerus
 Buatlah perubahan di sekitar rumah yang
memudahkan ketika mencapai sesuatu.
 Simpan peralatan sehari-hari pada tempat
yang mudah dijangkau
 DeLisa JA. Rehabilitation medicine,
principles and practices. Second ed.
Philadelphia: Lippincott Co
 Braddom. Physical medicine and
rehabilitation 4th edition

Anda mungkin juga menyukai