Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

STASE RAWAT INAP


RS PELABUHAN KOTA CIREBON
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. C
Alamat : Gebang kab. Cirebon
Usia : 31 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama : Islam
No. Registrasi: 2019316701
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk :5-01-2020
Pendidikan : SMA
Tanggal Pemeriksaan :5-01-2020
ANAMNESA
Pasien datang ke IGD RS Pelabuhan Cirebon diantar oleh bidan dengan
diagnosa G2P1A0 40-41 minggu T/H + Riwayat SC ± 6 tahun. Keluhan mules-
mules tidak teratur disertai pinggang terasa panas sejak 3 jam SMRS, belum
keluar lendir ataupun darah. Pasien tidak mengeluh pusing, mual,, nyeri perut
ataupun mata buram Tidak ada riwayat kecelakaan terjatuh ataupun melakukan
hubungan suami istri sebelumnya. Pasien mengatakan Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) 21-3-2019 dengan Taksiran Persalinan 28-12-2019. Pasien
mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya dipuskesmas dan di dokter
spesialis kandungan.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit paru, ginjal, kencing manis, darah tinggi, jantung disangkal.
RiwayatPenyakit Keluarga :
Riwayat penyakit paru, ginjal, kencing manis, darah tinggi jantung disangkal..
Riwayat Ante Natal Care (ANC) :
HPHT : 21/03/2019
HPL : 28/12/2019
- Kehamilan saat ini kehamilan yang direncanakan
- Pasien rutin kontrol kehamilan di puskesmas setiap bulan dan dokter spesialis per 3 bulan.
- Sejak 2 bulan terakhir (usia kehamilan 8 bulan) mengeluhkan kaki bengkak dan dilakukan pemeriksaan
darah dan urin hasilnya normal.
- Mendapat Tablet Besi (+) Asam Folat (+)
.
ANAMNESA
Riwayat Obstetrik :
G2P1A0
Anak 1 : Laki-laki/ SC (Plasenta Previa)/ 3100 gram/ dr. Sp.OG/ 6 tahun
Riwayat menstruasi :
Menarche usia 12 tahun
Siklus haid teratur 28 hari
Lama haid 7 hari
Disminore nyeri pada pinggang
ANAMNESA
Riwayat Perkawinan :
Menikah 1 kali
Menikah umur 24 tahun
Riwayat Kontrasepsi:
Suntik 1 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: composmentis
Tanda-tanda vital:
Suhu: 38,3
N: 68 x/min
R: 20 x/min
BB: 68 kg
TB: 150 cm
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA LEHER
Bentuk: Bulat, Simetris JVP tidak meningkat, limfonodi tak teraba
Mata: simetris, conjunctiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Faring: normal, tidak ada hiperemis
Tonsil: normal T1/T1
PEMERIKSAAN FISIK
Pulmo
- Inspeksi : Pergerakan dada kiri/kanan simetris Abdomen
- Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri simetris Tampak membesar,
- Perkusi : Sonor ka=ki striae gravidarum (+)
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Jantung:
 Bunyi jantung I dan II tunggal, regular, murmur
(-)
PEMERIKSAAN FISIK
EKSTRIMITAS
- Superior : Sianosis (-), ikterik (-), Akral hangat,
CRT <2 detik
- Inferior: Edema (+/+), Sianosis (-), ikterik (-),
Akral hangat, CRT <2 detik
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Tampak perut membesar, striae gravidarum (+)
Pemeriksaan Dalam :
Palpasi :
Leopold I belum ada pembukaan, bagian bawah kepala
TFU : 3 jari dibawah processus xyphoideus hodge II, lendir darah (-), ketuban (-)
Teraba masa bulat lunak
Leopold II
Kanan : teraba bagian memanjang seperti papan
Kiri : teraba bagian-bagian kecil
Leopold III
Teraba 1 bagian besar, bulat, keras mudah digerakkan
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
Auskultasi : DJJ 146 x/menit
His : 2x /10’/25”
TFU : 31cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Rutin: Pemeriksaan Pre - op
Hb: 12.5 g/dL Waktu perdarahan 2 menit
Leukosit: 6.54 Waktu pembekuan 4 menit
Hematokrit: 37.1 HBSAg non reaktif
Trombosit: 152

Kimia Klinik EKG


Glukosa Darah Sewaktu : 100
SGOT (AST) : 15
normal sinus rhytm HR 80
SGPT (ALT) : 9 kali/menit
Ureum Darah : 17.9
Kreatinin Darah : 0.8

Urinalisa
Protein Urin : (++)
DIAGNOSIS

G2P1A0 40-41 minggu Tunggal Hidup +


presentasi kepala punggung kanan + inpartu +
pre-eklamsia berat + serotinus+ riwayat SC ±6
tahun
TATALAKSANA
TATALAKSANA UMUM TATALAKSANA KHUSUS
• Infus RL 20 tpm  MgSO4
• O2 nasal 2-3 lpm  Ketorolac 2 x 1 amp
 Amikasin 2 x 0,5 gram
 Nifedipin p.o 3 x 1 tab
 Dopamet p.o 3x 2 tab
 Cefixime p.o 2 x 200 mg
 Asam Mefenamat p.o 3 x 500 mg
TATALAKSANA
IGD
Konsul dr. Sp.OG
• Infus RL + MgSO4 40% (1 flash) 20 TPM
• Rencana SC besok (6 januari 2020)
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
05/01/2020 Pasien TD : 123/80 mmHg G2P1A0 40-41 minggu Infus RL 20 TPM
Tunggal Hidup +
mengatakan mules N: 98x/menit SC besok (6/01/2020)
presentasi kepala
jarang-jarang, R: 20x/menit punggung kanan + inpartu NST : dalam batas normal

nyeri kepala (-), S: 36.5oC + pre-eklamsia berat +


serotinus+ riwayat SC ±6
nyeri perut(-),
tahun
pandangan kabur Abdomen : BU (+), nyeri

(-), BAB (+) BAK tekan (-), TFU 3 jari

(+) dibawah processus

xypoideus (31 cm)

Ekstremitas : Akral hangat

(+) oedem tungkai (+/+)


FOLLOW UP
Tanggal S O A P
06/01/2020 Pasien post SC , mengeluh TD :170/100 mmHg - P2A0 post SC • Infus RL + Oxytocin 2 amp 20 tpm,
H-0 + PEB
sesak, pusing , nyeri luka N: 100x/menit dilanjutkan infus RL 20 tpm

op, flatus (+), BAB(-) R: 22 x/menit • O2 nasal 2-3 lpm

S: 36,2oC • Cefixime p.o 2x 20mg

• Ketorolac i.v 2x 1 amp

Abdomen : BU (+), nyeri • Asam mefenamat p.o 3 x 500 mg

tekan (-), TFU pertengahan • Nifedipin p.o 3x1 tab

pusat simfisis • Dopamet p.o 3x2 tab

• Pasien tidak boleh duduk 24 jam


Ekstremitas : Akral hangat (+) • Terpasang DC
oedem tungkai (+/+) • Pasien tidak puasa

• Konsul dr.Sp.pd :

• Vancomysin i.v 2x 0,5 gram


FOLLOW UP
Tanggal S O A P
07/01/2020 Pasien post SC, TD :110/80 mmHg P2A0 post SC H-1  Infus RL 20 tpm
mengeluh nafas sesak N: 84x/menit + PEB Dopamet p.o 3x2 tab

nafas berkurang,
RR: 20 x/menit  Vancomysin i.v 2x 0,5 gram
pusing (-), nyeri luka
S : 36,3oC  Cefixime p.o 2 x 200mg
op, flatus (+) BAB(-)
Abdomen : BU (+), nyeri  Ketorolac i.v 2x 1 amp

tekan (-), TFU pertengahan  mobilisasi

pusat simfisis

Ekstremitas : Akral hangat (+)

oedem tungkai (+/+)


FOLLOW UP
Tanggal S O A P
08/01/2020 Pasien post SC , nyeri TD :110/80 mmHg P2A0 post SC H-2  Infus RL 20 tpm
luka op berkurang, N: 84x/menit + PEB Dopamet p.o 3x2 tab

flatus (+) BAB(+)
RR: 20 x/menit  Cefixime p.o 2x 200mg

S: 36,3oC  Aff DC

Abdomen : BU (+), nyeri

tekan (-), TFU pertengahan

pusat simfisis

Ekstremitas : Akral hangat (+)

oedem tungkai (+/+)


PROGNOSIS
Prognosis :
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
PREEKLAMSIA
DEFINISI

Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada


kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi
plasenta dan respon maternal terhadap adanya
inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan
koagulasi.
EPIDEMIOLOGI
• WHO : Kasus preeklamsia di negara berkembang > di negara maju
Negara maju adalah 1,3% - 6%
Negara berkembang adalah 1,8% - 18%.

•Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%.


FAKTOR RISIKO
1) Riwayat preeklampsia
2) Primigravida
3) Kegemukan (obesitas)
4) Kehamilan ganda.
5) Riwayat penyakit tertentu
PATOFISIOLOGI
1) Sistem Kardiovaskuler
2) Perubahan Metabolisme
3) Sistem Darah dan Koagulasi
4) Homeostasis Cairan Tubuh
5) Ginjal
6) Serebrovaskular dan gejala neurologis lain
7) Hepar
8) Mata
MANIFESTASI KLILNIS
1) Hipertensi: Peningkatan sistolik sebesar 30 mmHg atau diastolic sebesar 15 mmHg.
2) Hiperrefleksi nyata, terutama disertai klonus pergelangan kaki yang sementara atau terus-
menerus.
3) Edema wajah
4) Gangguan pengelihatan
5) Mengantuk atau sakit kepala berat (pertanda konvulsi)
6) Peningkatan tajam jumlah proteinuria (≥5 g pada specimen 24 jam, atau bila
menggunakan uji dipstick 3+ sampai 4+)
7) Oliguria : keluaran urine kurang dari 30 ml/jam atau kurang dari 500 ml/24 jam
8) Nyeri epigastrium karena distensi hati
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
KLASFIKASI
KLASIFIKASI PREEKLAMSIA
1) Preeklampsia dan eklampsia.
2) Preeklampsia tanpa tanda bahaya; serta
3) Preeklampsia dengan tanda bahaya :

TD sistol ≥ 160 mmhg atau TD diastole ≥110 mmHg


Trombositopenia <100.000/μL
Gangguan fungsi hati
Insufisiensi renal yang progresif (konsentrasi kreatinin serum >1.1 mg/dL)
Edema paru
Gangguan serbral dan pengelihatan
PENATALAKSANAAN
Prinsip :
1) Mencegah terjadinya preeklampsia berat dan eklampsia
2) Melahirkan janin hidup
3) Melahirkan janin hidup dengan trauma sekecil-kecilnya.
PENATALAKSANAAN
Antihipertensi
•Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah > 160/110
mmHg (II/A)
• Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral ,
hydralazine, dan labetalol parenteral (I/A)

Magnesium Sulfat (MgSO4)


Direkomendasikan sebagai terapi lini pertama preeklamsia /
eklamsia
• Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklamsia pada
Pasien preeklamsia berat (I/A)
PENATALAKSANAAN
Dosis dan cara pemberian MgSO4
Loading dose : 4 g MgSO4 40% dalam 100 cc NaCL : habis dalam 30
menit (73 tts / menit)
Maintenance dose : 6 gr MgSO4 40% dalam 500 cc Ringer Laktat
selama 6 jam : (28 tts/menit)

Awasi : volume urine, frekuensi nafas, dan reflex patella setiap jam
Pastikan tidak ada tanda-tanda intoksikasi magnesium pada setiap
pemberian MgSO4 ulangan
Bila ada kejang ulangan : berikan 2g MgSO4 40%, IV
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
TATALAKSANA
Umum
Pasien dengan saturasi O2 ≤ 92% diberikan terapi O2 dengan kanul
nasal, head box atau sungkup untuk mempertahankan saturasi O2
>92%
Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang diberikan cairan
i.v dan dilakukan balans cairan
KOMPLIKASI
Pada Ibu :
1) Solusio plasenta 6) edema paru
2) Hipofibrinogenemia 7) Nekrosis hati
3) Hemolisis 8) Sindroma HELLP
4) Perdarahan otak 9) kelianan ginjal
5) Kelainan mata
KOMPLIKASI
Pada janin :
a. Kelahiran prematur
b. Resiko terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
c. Abrupsio plasenta
d. Resiko terjadinya kematian bayi
1. Istirahat
2. Retriksi garam
3. Suplementasi kalsium
4. Penggunaan Aspirin
Penggunaan aspirin dosis rendah (75mg/hari) direkomendasikan untuk prevensi
preeklampsia pada wanita dengan risiko tinggi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai