dr Najib Wibisono
IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Ny. E
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kali Pucung, Sunan
Kulon, Blitar
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Masuk RS tanggal : 12 Januari 2016
Jam : 03.20 WIB
Diagnosis masuk IGD : Susp. Ileus obstruktif
SUBYEKTIF
KELUHAN UTAMA : Tidak bisa BAB
KELUHAN TAMBAHAN : Tidak bisa kentut, perut kembung dan membesar.
Pasien mengeluh tidak bisa BAB dan kentut, perut terasa kembung dan membesar.
Paru – paru
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri
ketinggalan gerak (-)
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikular, Ronkhi kering
(-), Ronkhi basah (-), krepitasi (-),
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Gol Darah = A
PT = 11,4 detik
APTT = 36,5 detik
SGOT = 30 U/L
SGPT = 23 U/L
Ureum = 60 mg/dl
Creatinin = 0.66 mg/dl
HbsAg = negatif
RO Thoraks (Tanggal 12/01/2016)
Pulmo: Perselubungan semiopak inhomogen di paracardial dextra,
diafragma dextra samar dan sinistra licin, pleural space dextra menebal
dan sinus contour dextra tak tampak.
Cor: CTR = 0,50
RO Abdomen 3 posisi (Tanggal 12/01/2016)
Preperitonial Fatline ka/ki tegas dan simetris, distribusi udara usus
prominen, Tampak distensi sistema usus halus dan sebagian usus besar,
Tampak gambaran coil spring dan gambaran air fluid level multiple
pendek-pendek dan panjang,
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS IGD
Suspek Ileus Obstruktif
Konsul bedah
Suspek Ileus Obstruktif
RENCANA TERAPI
Infus RL:D5:Aminofluid 20tpm
Injeksi Ceftriaxon 2 x 1gr
Injeksi Metronidazole 3 x 500mg
Puasakan
Pasang NGT
Plan Colon in Loop
Rectal Toucher > Apakah ada massa/tumor atau tidak? Hasil
RT: ampula recti tidak kolaps, mukosa licin, tonus sfingter
ani (+), tidak teraba massa, sarung tangan lendir darah(-).
FOLLOW UP
Tgl Masalah/Diagnosa Rencana pengobatan Ket.
16/3/13 Post op cito laparatomi apendictomi Instruksi post op:
-Awasi KU & VS
-IVFD RL : KaEnMg3 20tpm
-Ceftriaxon 2x1gr
-Metronidazole 2x500mg
-Pantozol 2x1amp
-Fentanyl 1amp + Teramal 2amp drip
D5%
-Ketorolac 3x1amp
17/3/13 S: perut terasa kembung, flatus (+), nyeri (+) saat Tx :
ditekan, demam(-). -Awasi KU & VS
O: TD 100/75 mmHg -Balnce cairan
St lokalis reg abdomen -IVFD RL : D5 20tpm
I: luka tertutup kasa,rembes(+), drain kemerahan. -Ceftriaxon 2x1gr
Au: Peristaltik (+) 3-5x permenit -Metronidazole 2x500mg
Pe: timpani diseluruh kuadran -Pantozol 2x1amp
Pa: NT (+) pada sekitar luka op -Fentanyl 1amp + Teramal 2amp drip
Ass: Peritonitis e.c app perforasi post op D5%
laparatomi apendictomi H1 -Ketorolac 3x1amp
-Cek DL + albumin
18/3/13 S: perut terasa kembung, flatus (+), BAB (-), BAK (+), nyeri Tx : Hb : 13,7
(+) saat ditekan (+) , demam(-), luka masih rembes, batuk (+) -Awasi KU & VS Al : 28.9
dahak(+) -Balnce cairan HMT: 40,4
O: TD 105/75 mmHg -IVFD RL : D5 20tpm AT : 483
St lokalis reg abdomen -Ceftriaxon 2x1gr Albumin:
I: luka tertutup kasa,rembes(+), drain kemerahan -Metronidazole 2x500mg 2,85
berkurang. -Pantozol 2x1amp
Au: Peristaltik (+) 3-5x permenit -Fentanyl 1amp + Teramal 2amp
Pe: timpani diseluruh kuadran drip D5%
Pa: NT (+) pada sekitar luka op dan perut bagian kanan -Ketorolac 3x1amp
Ass: Peritonitis e.c app perforasi post op laparatomi -Ambroxol 3x1tab
apendictomi H2
19/3/13 S: perut terasa kembung, flatus (+), BAB (-), BAK (+), nyeri (+) Tx :
saat ditekan (-) , demam(-), luka rembes (+), batuk (+) dahak(+) -Awasi KU & VS
O: TD 105/75 mmHg -Balnce cairan
St lokalis reg abdomen -IVFD RL : D5 20tpm
I: luka tertutup kasa,rembes(+), drain kekuningan 80cc. -Ceftriaxon 2x1gr
Au: Peristaltik (+) 4-5x permenit -Metronidazole 2x500mg
Pe: timpani diseluruh kuadran -Pantozol 2x1amp
Pa: NT (-) pada sekitar luka op dan perut bagian kanan (+) turun -Impepsa syr 3x1cth
Ass: Peritonitis e.c app perforasi post op laparatomi apendictomi -Ketorolac 3x1amp
H3 -Ambroxol 3x1tab
20/3/13 S: perut terasa kembung, flatus (+), BAB (-), BAK (+), nyeri (+) saat Tx :
ditekan (+) , demam(-), luka masih rembes, batuk (+) dahak(+) -Awasi KU & VS
O: TD 100/70 mmHg -Balance cairan
St lokalis reg abdomen -Mobilisasi bertahap
I: luka tertutup kasa,rembes(+), drain kekuningan berkurang. -IVFD RL : D5 20tpm
Au: Peristaltik (+) 4-5x permenit -Ceftriaxon 2x1gr
Pe: timpani diseluruh kuadran -Metronidazole 2x500mg
Pa: NT pada sekitar luka op dan perut bagian kanan berkurang -Pantozol 2x1amp
Ass: Peritonitis e.c app perforasi post op laparatomi apendictomi H4 -Impepsa syr 3x1cth
-Ketorolac 3x1amp
-Ambroxol 3x1tab
21/3/13 S: perut terasa kembung berkurang, flatus (+), BAB (-), BAK (+), nyeri (+) Tx :
saat ditekan (+) , demam(-), luka masih rembes, batuk (+) dahak(+) -Awasi KU & VS
O: TD 105/75 mmHg -Balance cairan
St lokalis reg abdomen -Mobilisasi
I: luka tertutup kasa,rembes(+), drain jernih. -IVFD RL : D5 20tpm
Au: Peristaltik (+) 3-5x permenit -Ceftriaxon 2x1gr
Pe: timpani diseluruh kuadran -Metronidazole 2x500mg
Pa: NT (-) pada sekitar luka op dan perut bagian kanan -Pantozol 2x1amp
Ass: Peritonitis e.c app perforasi post op laparatomi apendictomi H5 -Impepsa syr 3x1cth
-Ketorolac 3x1amp
-Ambroxol 3x1tab
22/3/13 S: perut terasa kembung, flatus (+), BAB (-), Tx : BLPL
BAK (+), nyeri (+) saat ditekan (+) ,
demam(-), luka masih rembes, batuk (+)
dahak(+)
O: TD 105/75 mmHg
St lokalis reg abdomen
I: luka tertutup kasa,rembes(+), drain aff
Au: Peristaltik (+) 3-5x permenit
Pe: timpani diseluruh kuadran
Pa: NT (-) pada sekitar luka op dan perut
bagian kanan
Ass: Peritonitis e.c app perforasi post op
laparatomi apendictomi H6
Tinjauan Pustaka
Ileus Obstruktif
Definisi :
Gangguan pasase isi usus yang disebabkan oleh adanya
gangguan mekanis berupa sumbatan/obstruksi mekanik.
Etiologi :
- Ektrinsik : adhesi, hernia
- Intrinsik : diverticulum, carcinoma, enteritis
- Penyempitan lumen : obstruksi batu empedu,
intususepsi, volvulus
Klasifikasi
Berdasarkan letak sumbatan :
- Obstruksi letak tinggi
Jika letak obstruksi di usus halus
- Obstruksi letak rendah
Jika letak obstruksi di usus besar
Patofisiologi
Obstruksi usus
↓
Peningkatan tekanan intraluminal
↓
Peningkatan tekanan pada dinding usus
↓
Obstruksi vena dan lymph→ edema → translokasi bakteri
↓
Obstruksi arteri → infark/gangrene → perforasi
Ileus obstruksi dapat dibagi menjadi beberapa stadium, yaitu :
Parsial
Sumbatan belum total sehingga makanan masih bisa berjalan
ke anus walaupun sedikit. Penderita masih bisa flatus dan
defekasi sedikit.
Simple
Usus sudah tersumbat total tapi dindingnya belum mengalami
gangguan vaskularisasi.
Strangulasi
Usus sudah tersumbat total dan sudah mengalami gangguan
vaskularisasi.
Gejala dan Tanda
Obstruksi usus halus Obstruksi kolon
- Nyeri pada daerah - Nyeri kolik pada
periumbilikal daerah suprapubis
- Muntah - Muntah
- sulit flatus dan buang - konstipasi, obstipasi,
air besar dan sulit flatus
- Distensi abdomen, - distensi abdomen dan
bising usus hiperaktif. penurunan bising usus.
Diagnosis
Anamnesis
Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering
dapat ditemukan penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam
perut karena pernah di operasi sebelumnya atau terdapat
henia. Pada ileus obstruksi usus halus nyeri dirasakan di
sekitar umbilikus, sedangkan pada ileus obstruksi usus besar
nyeri dirasakan di sekitar suprapubik. Muntah pada ileus
obstruksi usus halus berwarna kehijauan dan pada ileus
obstruksi usus besar onset muntah lama.
Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi : Tanda generalisata dehidrasi, distensi abdomen,
hernia, massa abdomen, darm contour, darm steifung.
2. Palpasi : Defans muskular, pembengkakan, massa yang
abnormal dan nyeri tekan.
3. Perkusi : bunyi perut timpani
4. Auskultasi : Bising usus +/-, metalic sound +/-, borborygmus
(bunyi usus mengaum).
5. Rectal toucher : massa +/-, feses +/-, terdapat darah atau
tidak.
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos abdomen 3 posisi
Untuk melihat ada sumbatan atau tidak pada usus, dilatasi
dan kolaps pada usus, penebalan dinding usus (herring bone
apperance), air fluid level panjang-panjang atau pendek-
pendek (step ladder apperance).
2. USG abdomen
Untuk melihat ada distensi usus atau tidak, gerak peristaltik
usus +/-.
Pemeriksaan laboratorium
1. Darah rutin
2. Kimia darah
3. Elektrolit
4. Gula darah
5. HbsAg
Penatalaksanaan
Resusitasi