Anda di halaman 1dari 7

Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang

mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area

terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang

berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C,2002:57).

Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh

bermacam-macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda

asing( Ngastiyah,2005)

Bronkopneumonia adalah bronkolius terminal yang tersumbat oleh

eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk

gabungan di dekat lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Whaley&

Wong,2000)
Manifestasi Klinik

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi

traktusrespiratoris bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh naik

sangat mendadak sampai 39-40 derajat celcius dan kadang disertai kejang

karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispenia pernafasan cepat

dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar

hidung dan mulut, kadang juga disertai muntah dan diare. Batuk biasanya

tidak ditemukan pada permulaan penyakit tapi setelah beberapa hari

mula-mula kering kemudian menjadi produktif.

Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan

pemeriksaan fisik tetapi dengan adanya nafs dangkal dan cepat, pernafasan

cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut dapat diduga adanya
pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung luas daerah auskultasi

yang terkena, pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada

auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring halus dan

sedang. (Ngastiyah, 2005).

Penatalaksanaan

1. Oksigen 1-2 liter per menit

2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap

melaui selang nasogastrik dengan feeding drip

3. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin

normal dan beta agonis untuk transport muskusilier

4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit (Arief Mansjoer,

2000)
PENGOBATAN

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik pada penderita

pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi karena

beberapa alasan yaitu :

1. penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2. bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia.

3. hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.

maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris. Secara umum pemilihan
antibiotik

berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut :

Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)

ƒ Golongan Penisilin

ƒ TMP-SMZ

ƒ Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)

ƒ Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)

ƒ Sefotaksim, Sefriakson dosis tinggi

ƒ Marolid baru dosis tinggi

ƒ Fluorokuinolon respirasi

Pseudomonas aeruginosa

ƒ Aminoglikosid

ƒ Sefazidim, Sefoperason, Sefepim

ƒ Tikarsilin, Piperasilin

ƒ Karbapenem : Meropenem, Imipenem

ƒ Siprofoksasin, Levofoksasin

Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)


ƒ Vankomisin

ƒ Teikoplanin

ƒ Linezolid

Hemophilus infuenzae

ƒ TMP-SMZ

ƒ Azitromisin

ƒ Sefalosporin gen. 2 atau 3

ƒ Fluorokuinolon respirasi

Legionella

ƒ Makrolid

ƒ Fluorokuinolon

ƒ Rifampisin

Mycoplasma pneumoniae
ƒ Doksisiklin

ƒ Makrolid

ƒ Fluorokuinolon

Chlamydia pneumoniae

ƒ Doksisikin

ƒ Makrolid

Fluorokuinolon

Anda mungkin juga menyukai