Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

HEMOROID

DISUSUN : DR. KHAIRIATI

PENDAMPING : DR. RISFAYATI MAHARANI

DPJP: DR. AMIRAL SP.B

RSI IBNU SINA PEKANBARU

PEKANBARU

2022
• Nama : Tn. Z

• Jenis Kelamin : Pria

• No. rekam medis : 468613

• Tanggal lahir : 13/11/1964

• Usia : 58 TH

• Alamat : Jl. cempedak

• Pekerjaan : Karyawan Swasta

• Agama : Islam

• Status : menikah

• Tanggal masuk RS : 8-9-2022


 Keluhan utama
• Nyeri pada dubur sejak 1 hari SMRS
•  
 Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang diantar oleh istrinya ke IGD dengan keluhan nyeri pada dubur sejak 1 hari SMRS. Nyeri timbul mendadak, digambarkan sebagai nyeri
yang tumpul, disertai adanya benjolan pada dubur. Pasien mengaku sudah memiliki benjolan (ambeien) sejak 1 tahun yang lalu, tetapi dapat masuk
dengan bantuan jari. Dalam jangka waktu 1 tahun tersebut, benjolan yang keluar dari anus awalnya seukuran kacang tanah, kemudian semakin
membesar. Sejak 1 hari SMRS, ketika pasien sedang BAB, benjolan tersebut keluar, tidak dapat dimasukkan kembali dengan jari, dan mendadak nyeri.
Pasien mengaku BAB-nya cukup keras sehingga pasien harus mengedan, dan setelahnya keluar darah merah segar berupa tetesan yang cukup banyak. 
• Pasien sebelumnya sudah memeriksaan diri ke dokter dan mengkonsumsi obat-obatan, yaitu Indaxon (3x1 tab), Mefinter (3x1 tab), dan Faktu supp.
Pasien mengaku obat-obatan tersebut saat ini sudah tidak menimbulkan perbaikan. Pasien menyangkal adanya demam, nyeri perut, mual atau muntah,
nafsu makan turun, maupun penurunan berat badan.
 Riwayat Penyakit Dahulu
o Pasien telah didiagnosis memiliki hemorrhoid sejak 1 tahun yang lalu, saat ini dalam pengobatan
o Pasien memiliki riwayat opname karena demam tifoid
o Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, alergi, dan asma
 Riwayat Kebiasaan
o Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan konsumsi obat-obatan terlarang disangkal
o Kebiasaan BAB diakui tidak rutin, kurang lebih 2 hari sekali
o Pasien memiliki kebiasaan berlama-lama jongkok di toilet dan mengejan karena BAB keras
o Pasien mengaku kurang mengkonsumsi sayur dan buah, lebih banyak mengkonsumsi daging
I. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda vital
o Tekanan darah : 130/90 mmHg
o Nadi : 88 x/menit
o Laju nafas : 20 x/menit
o Suhu : 36.5oC
 Status Lokalis Regio Anus
o Terlihat adanya benjolan dengan ukuran kira-kira 8 x 6 cm, keluar dari anus yang dilapisi mukosa,
konsistensi padat kenyal, ekskoriasi (-), luka (-), tanda radang (-), darah (-)
o Rectal touché:
• Teraba benjolan pada arah jam 7, 11, dan 5; nyeri tekan (+), tonus sphincter baik, ampulla tidak
kolaps, tidak teraba massa padat, pada sarung tangan tidak ada feces maupun darah.
Test Result Unit Reference Range

Darah Rutin
Hemoglobin 14,1 g/dl 13 – 17
Hematokrit 43 % 37-54
Trombosit 163 103/ul 150-400
Leukosit 7,5 103/ul 5-10
 
Masa Pembekuan (CT) 5 Menit 2-6

Masa Perdarahan (BT) 3 Menit 1-3

GDS 99 mg/dl <200


Ureum 22 mg% 20-50
Creatinine 0.86 mg/dl 0.6-1.1
Fungsi Hepar
SGOT 26 u/L < 50
SGPT 18 u/L < 50
Diagnosis Kerja:
• Hemorrhoid Interna Grade IV
 

Diagnosis Banding: Karsinoma Ani, Kondiloma Akuminata pada anus


• 
 Konsul dr. amiral.Sp.B
 Persiapan Operasi:
o Puasa
o IVFD RL 20 tpm
o Ceftriaxone IV 2 x 1 gram
o Ketorolac IV 3 x 30 mg
 Dilakukan tindakan pembedahan (hemoroidektomi) pada tanggal 9 september 2022 pk 10.00
o Dilakukan spinal anastesi pada pasien
o Pasien diposisikan litotomi, kemudian dilakukan desinfeksi daerah operasi, lalu dipersempit
dengan doek steril
o Dilakukan hemoroidektomi dengan teknik Langenback pada arah jam 7, 11, dan 5
o Rawat perdarahan, diberikan Profenid supp
o Tampon
o Operasi selesai
I. Prognosis
• Ad vitam : ad bonam
• Ad functionam : ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal S O
10/9/2022 nyeri (+), BAB (-), BAK KU: tampak sakit sedang  
08.00 normal, toleransi makan dan Kesadaran: compos mentis A: Hemoroid Interna Grade IV post Hemoroidektomi hari-1
minum baik TTV:  
- TD: 100/80 mmHg P:
- HR: 64 x/min - Motivasi untuk mobilisasi
- RR: 18 x/min - Diet lunak
- Suhu: 36.5 C - IVFD RL 20 tpm
Kepala : normocephal - Ceftriaxone IV 2 x 1 gram
Mata: CA -/-, SI -/. - Ketorolac IV 3 x 30 mg
THT, leher: dalam batas normal - Ranitidin IV
Dada: gerak napas simetris, retraksi (-)  
Jantung: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru: suara napas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronchi -/-
Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU
(+), NT (-)
Ekstrimitas: hangat, edema (-), CRT<2’
 
St. Lokalis Regio Anus
Tampak luka operasi tertutup kasa, rembes (-)
 
 
11/9/2022 nyeri pada daerah KU: tampak sakit sedang  
08.00 operasi (4/10), BAK Kesadaran: compos mentis A: Hemoroid Interna Grade IV hari-2
normal, BAB belum, TTV:  
mual/muntah (-) - TD: 130/90 mmHg P:
- HR: 60x/min - Boleh pulang
- RR: 16x/min  - asam mefenamat 3x1
- Suhu: 36.4 C - Omeprazole 2x1
Kepala : normocephal
Mata: CA -/-, SI -/.
THT, leher: dalam batas normal
Dada: gerak napas simetris, retraksi (-)
Jantung: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru: suara napas vesikuler +/+, wheezing -/-,
ronchi -/-
Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak
teraba, BU (+), NT (-)
Ekstrimitas: hangat, edema (-), CRT<2’
 
St. Lokalis Regio Anus
Tampak luka operasi tertutup kasa, rembes (-)
BABI: PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kata hemorrhoid berasal dari kata haemorrhoides (Yunani) yang berarti aliran darah (haem=
darah, rhoos= aliran) jadi dapat diartikan sebagai darah yang mengalir keluar .

Hemorhoid adalah pelebaran pleksus hemorrhoidalis yang tidak merupakan keadaan patologik.
Hanya jika hemorhoid ini menimbulkan keluhan atau penyulit sehingga diperlukan tindakan.

Hemoroid memiliki sinonim piles, ambeien, wasir atau southern poledi sease dalam istilah
dimasyarakat umum. Keluhan penyakit ini antara lain: buang air besar sakit dan sulit, dubur terasa
panas, serta adanya benjolan didubur ,perdarahan melalui dubur dan lain-lain.
• BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
• ANATOMI
•  Kanalis analis berasal dari proktoderm yg merupakan invaginasi ectoderm, sedangkan rectum
berasal dari entoderm.
•  Perbedaan asal anus dan rectum ini, menyebabkan perdarahan, persarafan, serta penyaliran vena
dan limfenya jg berbeda, begitu pula epitel yg menutupinya.
•  Rectum dilapisi oleh mukosa glanduler usus sedangkan kanalis analis oleh anoderm yg merupakan
lanjutan epitel berlapis gepeng kulit luar.
•  Kanalis analis dan kulit luar sekitarnya kaya akan persarafan sensoris somatic dan peka terhadap
rangsangan nyeri, mukosa rectum mempunyai persarafan autonomy dan tidak peka terhadap nyeri
• Perdarahan Arteri
• Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung a.mesenterika inferior. Arteri ini
membagi diri menjadi dua cabang utama, yaitu kiri dan kanan. Cabang yang kanan bercabang
lagi.
• Letak ketiga cabang terakhir menjelaskan letak hemoroid interna yang khas yaitu dua buah
diperempat sebelah kanan dan sebuah diperempat lateral kiri.
PERDARAHAN VENA
VENA HEMOROIDALIS SUPERIOR BERASAL DARI PLEKSUS
HEMOROIDALIS INTERNUS DAN BERJALAN KEARAH CRANIAL
KEDALAM V.MESENTERIKA INFERIOR DAN SETERUSNYA MELALUI
V.LIENALIS KEVENA PORTA.

VENA HEMOROIDALIS INFERIOR MENGALIRKAN DARAH KEDALAM


VENA PUDENDA INTERNA DAN KEDALAM VENA ILIAKA INTERNA
DAN SYSTEM KAVA. PEMBESARAN VENA HEMOROIDALIS DAPAT
MENIMBULKAN KELUHAN HEMOROID
• FISIOLOGI
• Defekasi
• Pada suasana normal, rectum kosong. Pemindahan feses dari kolon sigmoid kedalam rectum kadang-kadang
dicetuskan oleh makan, terutama pada bayi.
• Bila isi sigmoid masuk kedalam rectum, dirasakan oleh rectum dan menimbulkan keinginan defekasi.
• Rectum mempunyai kemampuan khas untuk mengenal dan memisahkan bahan padat, cair dan gas.
• Sikap badan sewaktu defekasi, yaitu sikap duduk atau jongkok, memegang peranan yang berarti.
• Defekasi terjadi akibat reflex peristaltic rectum, dibantu oleh mengedan dan relaksasi sfingter anus eksternus.
• Syarat untuk defekasi normal ialah persarafan sensible untuk sensasi isi rectum dan persarafan sfingter anus
untuk kontraksi dan relaksasi yang utuh.
• ETIOLOGI

• Penyebab pelebaran pleksus hemoroid alis dibagi menjadi dua:


• 1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelainan organik:

• a. Hepar sirosi shepatis


• b. Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena kehepar sehingga terjadi
hipertensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain keesofagus dan pleksus hemoroidalis.
• c. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis
• d.Tumor intra abdomen, terutama didaerah pelvis, yang menekan vena sehingga alirannya
terganggu. Misalnya tumor rektal.
• 2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada factor factor penyebab timbulnya Hemoroid:

•  Keturunan atau heriditer. Dalam hal ini yang menurun adalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan hemoroidnya.

•  Anatomi. Vena didaerah mesenterium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah Kembali, dan menyebabkan bertambahnya tekanan dipleksus
hemoroidalis.

• Hal-hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain:

•  Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk

•  Diare menahun/kronis

•  Pekerjaan yang mengangkat benda-benda berat

•  Tonus spingter ani yang kaku atau lemah

•  Hubungan seks tidak lazim (perianal)

•  Sembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun

•  Batuk berat
• KLASIFIKASI
• Hemoroid Interna
•  Pelebaran pleksus vena hemoroidalis superior diatas linea dentata/ garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa.
•  Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler didalam jaringan submucosa pada
rectum sebelah bawah.
•  Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan (jam7), kanan
belakang (jam11), dan kiri lateral (jam3).
•  Hemoroid yang lebih kecil terdapat diantara ketiga letak primer tersebut
• Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat:
•  Derajat I. Timbul perdarahan varises, prolaps/ tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat
ditemukan dengan proktoskopi.
•  DerajatII. Terdapat thrombus didalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat defekasi,
setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
•  Derajat III. Keadaan dimanavarises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus
didorong.
•  Derajat IV. Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defekasi tidak
dapat dimasukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul thrombus yang diikuti infeksi dan kadang kadang
timbul perlingkaran anus, sering disebut dengan Hemoroid Inkarserata karena seakan- akan ada yang
mempersempit hemoroid yang keluar itu. Maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis.
HEMORRHOID INTERNA
DERAJAT BERDARAH MENONJOL REPOSISI
I + - -
II (+) + SPONTAN
III (+) + MANUAL
• Hemoroid Eksterna
• Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat disebelah distal
linea dentata/ garis mukokutan didalam jaringan dibawah epitelanus.
• Hemoroid eksterna dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
•  Akut.

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah hematom,
walaupun disebut sebagai thrombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
• Rasa sakit dan nyeri
• Rasa gatal pada daerah hemorid

 Kronik.
Hemoroid eksterna kronik atau “SkinTag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa
jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
• PATOFISIOLOGI
• Obstruksi- Tekanan Intra Abdomen ↑↑ Aliran balik vena terganggu-Tekanan diVena ↑↑

 Pelebaran vena (hemoroid)-Aliran darah berubah-Trombus


FAKTOR RISIKO
• Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis dibagi menjadi :
• Anatomik: vena daerah anorectal tidak mempunyai katup dan pleksus hemorrhoidalis kurang mendapat sokongan dari
otot dan fascia sekitarnya.
• Umur: pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis.
• Keturunan: dinding pembuluh darah lemah dan tipis
• Pekerjaan: orang yang harus berdiri, duduk lama, atau harus mengangkat barang berat mempunyai predis posisi
untuk hemorrhoid.
• Mekanis: semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intraabdomen, misalnya penderita hipertrofi
prostat, konstipasi menahun dan sering mengejan pada waktu defekasi.
• Endokrin: pada Wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena ada sekresi hormone erelaksin.
• Fisiologi: bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada penderita sirosis hepatis.
MANIFESTASI KLINIS
• Pasien sering mengeluh menderita hemorrhoid atau “wasir” tanpa ada hubungannya dengan gejala rectum atau anus
yang khusus.
• Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemorrhoid interna dan hanya timbul pada hemorrhoid
eksterna yang mengalami trombosis.
• Tanda Dan Gejala Hemoroid
• Perdarahan saat defekasi
• Darah merah segar, tidak bercampur feses
• Anemia
• Prolap saat defikasi
• Iritasi perianalpruritus ani
• Nyeri timbul bila terjadi:
• Trombus
• Edema
• radang
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• a. BAB dengan darah segar
• -Bercampur feses darah menetes
• -Berupa garis pada feses (tanda khas)

• b. Rasa tidak enak saat defakasi


• c. Tidak puas sesudah defekasi
• d. Anemia
• e. Adanya prolaps
• F .Iritasi kulit
• g. Nyeri: Hemoroid eksterna dengan thrombosis
PEMERIKSAANFISIK

• a. Hemoroid Interna
• -Hemoroidi nterna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.
• -Colok dubur: benjolan tidak teraba, kecuali ada penebalan atau fibrosis mukosa.
• b.HemoroiodEksterna
• -Benjolan yang ditutupi kulit
• -Trombosis: benjolan warna kebiruan, unilokuler/ multilokuler, nyeri tekan.
• Pemeriksaan Penunjang
• a. Colok Dubur
• b. Pemeriksaan Anoskopi
• c. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
DIAGNOSIS BANDING

• Perdarahan:
• 1.Karsinoma kolorektum
• 2.Penyakit divertikel
• 3.Polip
• 4.Kolitis ulserosa
• Benjolan:
• 1.Ca anorektal
• 2.Prolaps recti/procidentia
KOMPLIKASI

• 1.Terjadinya perdarahan
• Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar.
• 2.Terjadi trombosis
• Karena hemoroid keluar sehingga lama-lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
• 3. Peradangan
• Kalau terjadi lecet karena tekanan, vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang
karena disana banyak kotoran yang ada kuman-kumannya.
PENATALAKSANAAN

• Terapi Non-Farmakologis
•  Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi.
•  Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola/cara
defekasi.
•  Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat
tambahan, pelican feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok /squatting).
•  Selain itu, lakukan Tindakan kebersihan local dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15
menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan.
•  Eksudat/ sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
• Terapi Farmakologis
• Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan
dan gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat
macam,yaitu:
• 1. Obat yang memperbaiki defekasi.
• Suplement serat (fibersuplement). Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume
tinja dan meningkatkan peristaltic usus. Contoh: psyllium atau isphaluga Husk (ex.:Vegeta,
Mulax, Metamucil, Mucofalk)
• Pelicin tinja (stoolsoftener). Laxant atau pencahar (ex.:laxadine,dulcolax,dll.)
2.OBAT SIMPTOMATIK

• Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan
kulit didaerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boragino lN/S dan Faktu.
• Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid
atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.

• 3.Obat penghenti perdarahan


• Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang
dindingnya tipis.
• Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi
memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah
TERAPI NON-BEDAH
1. SKLEROTERAPI
ADALAH PENYUNTIKAN LARUTAN KIMIA YG MERANGSANG, MISALNYA 5%
FENOL DALAM MINYAK NABATI.
PENYUNTIKAN KESUBMUKOSA DALAM JARINGAN AREOLAR YANG LONGGAR
DIBAWAH HEMORRHOID INTERNA BERTUJUAN MENIMBULKAN PERADANGAN
STERIL YG KEMUDIAN MENJADI FIBROTIC DAN MENINGGALKAN PARUT.
PENYUNTIKAN DILAKUKAN DISEBELAH ATAS DARI GARIS MUKOKUTAN
DENGAN JARUM YANG PANJANG MELALUI ANOSKOP. APABILA PENYUNTIKAN
DILAKUKAN PADA TEMPAT YANG TEPAT MAKA TIDAK ADA NYERI.
2. LIGASI DENGAN GELANG KARET
HEMORRHOID YANG BESAR ATAU YANG MENGALAMI PROLAPS DAPAT
DITANGANI DENGAN LIGASE GELANG KARET MENURUT BARRON. DENGAN
BANTUAN ANOSKOP, MUKOSA DIATAS HEMORRHOID YANG MENONJOL
DIJEPIT DAN DITARIK ATAU DIHISAP KETABUNG LIGATOR KHUSUS.
GELANG KARET DIDORONG DARI LIGATOR DAN DITEMPATKAN SECARA RAPAT
DISEKELILING MUKOSA PLEKSUS HEMORRHOIDALIS TERSEBUT. PADA SATU
KALI TERAPI HANYA DIIKAT SATU KOMPLEKS HEMORRHOID, SEDANGKAN
LIGASE BERIKUTNYA DILAKUKAN DALAM JARAK WAKTU 2-4 MINGGU.
• Terapi Bedah

• Terapi bedah dipilih untuk penderita yg mengalami keluhan menahun dan pada penderita hemorrhoid derajat III danIV. Penderita
hemorrhoid derajat IV yang mengalami thrombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan hemorrhoidektomi.

• Metode Konvensional

•  Metoda Morgan- Milligan

•  Teknik Ferguson

•  Metoda Langen-beck (eksisi +jahitan primer radier)

•  Metoda White-head (eksisi+jahitan primer longitudinal)

• Metode Terbaru

•  Bedah Stapler
MILLIGEN-MORGAN HEMORRHOIDECTOMY
FERGUSON HEMORRHOIDECTOMY

BEDAH STAPLER
• PROGNOSIS
• Dengan terapi yang sesuai, semua hemorrhoid simptomatis dapat dibuat
menjadi asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan
terlebih dahulu pada semua kasus. Hemorrhoidektomi pada umumnya
memberikan hasil yang baik.
• Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi
dengan makan makanan serat agar dapat mencegah timbulnya Kembali
gejala hemorrhoid.

Anda mungkin juga menyukai