Anda di halaman 1dari 41

Laporan Kasus

Wanita dengan perdarahan pasca salin 6 hari


yang lalu e.c sisa plasenta

dr. Ammayasyiro Uzhma


Internsip RS. Myria Palembang

Narasumber dan DPJP :


dr. Emir Fakhrudin Sp.OG

Pembimbing :dr. Romy Herbert dan dr. Fransiska


IDENTIFIKASI
Rekam Medis
Nama : Ny. A
Med.Rec/Reg : 255882
Umur : 31 tahun
Tanggal lahir : 24 September 1986
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat :Jl. Sukarela Batujajar RT.02 RW.07
Kel.Sukarami Palembang
MRS :14 Oktober 2018 Jam 21.00
Ruang/Kamar : Monica
Keluhan Utama
Os mengeluh nyeri perut bagian bawah seperti diremas-
remas

Riwayat Perjalanan Penyakit


6 hari SMRS os baru melahirkan anak ke-3 di klinik bersalin
dengan bantuan Bidan. Os mengatakan pulang dari klinik os
merasakan nyeri perut bagian bawah seperti diremas-remas,
os juga mengatakan susah untuk BAB dan BAK, karena
keluhan tersebut 1 hari SMRS os datang kembali keklinik
tersebut dirawat dan dipasangkan selang kencing. Saat
dirawat 2 jam SMRS,os mengatakan keluar darah dengan 3x
ganti softex disertai muntah 1x, karena keluhan tersebut os
dibawak oleh Bidan ke IGD RS Myria.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada, tidak pernah seperti ini

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada

Riwayat Kebiasaan
Tidak ada

Riwayat Gizi / Sosioekonomi :


Cukup
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 158 cm
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit, reguler
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu : 36 °C
Status Generalis
Kepala
Bentuk kepala :Normosefali, tidak ada deformitas
Rambut :Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Wajah :Simetris, deformitas (-)
Mata :Kelopak edema (-), konjungtiva anemis
(-/-), pupil isokor, sclera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung
(+/+), refleks cahaya tak langsung (+/+)
Telinga :Normotia, deformitas (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri
tekan mastoid (-), sekret (-)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), septum
deviasi (-), mukosa hiperemis (-)
Bibir :Simetris (+), sianosis (-), mukosa lembab
Mulut :Tonsil tenang T1-T1, faring tidak hiperemis, uvula
ditengah, oral higiene baik
Leher
Bentuk :Simetris, normal
KGB : Tidak teraba membesar
Trakhea :Lurus di tengah
Kelenjar tiroid :Tidak teraba membesar
Thoraks

Paru – paru
Inspeksi :Bentuk dada normal, Gerakan dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi
Palpasi :Gerakan dada simetris, vokal fremitus simetris, krepitasi (-), nyeri tekan
(-)
Perkusi :Tidak dilakukan
Auskultasi :Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi :Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi :Ictus cordis teraba
Perkusi :Tidak dilakukan
Auskultasi :Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :Soepel, tampak striae
gravidarum (+), nyeri tekan (+/+), nyeri
lepas (-/-), bising usus (+), TFU 2 jari
diatas pusat, Asites (+)

Genitalia : Tampak terpasang DC

Ekstermitas :Akral hangat pada ujung jari


tangan dan kaki, sianosis (-),
pucat (-), CTR < 2 dtk
Status Lokalis
Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi

Inspeksi :
Tampak striae gravidarum (+)

Palpasi :
TFU teraba 2 jari di atas pusat, nyeri tekan bagian lapang perut

Pemeriksaan luar :
Terpasang kateter

Pemeriksaan dalam :
tidak dilakukan
Diagnosis Kerja

Diagnosa
P3A0 post partum ± 6 hari yang lalu dengan HPP lanjut
e.c sisa plasenta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
15/10/2018

HEMATOLOGIg
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL

13,6 13-18 gr/dl


Hemoglobin

Leukosit 14,4 4.8-10.7 ul


Trombosit 355 150-450 ul
FUNGSI GINJAL
Ureum 157 10-50 mg/dl
Creatinine serum 5,5 0,6-1,1mg/dl
DIABETES
GDS 129 63-158 mg/dl

SEROLOGI
HBsAg Non Reaktif Non Reaktif
ELECTROLIT
K 6,4 3,5-5,2 mmo/L
Na 134 135-145 mmo/L
GOLONGAN DARAH O (+)
FUNGSI HATI HASIL NORMAL
SGOT 21 <37U/L
SGPT 25 <41U/L
16/10/2018
FUNGSI GINJAL HASIL NORMAL
Ureum 35 10-50 mg/dl

Creatinin 0,6 0,6-1,1mg/dl

URINALISIS HASIL NORMAL


Eritrosit 0-1 0-2/LPB
Lekosit 2-3 0-5/LPB
Protein Urine Negatif Negatif
Epitel Positif Positif
Kristal Negatif Negatif
Silinder Negatif Neatif
Bakteri Negatif Negatif

ELECTROLIT HASIL NORMAL

K 6,4 3,5-5,2 mmo/L


HASIL ROTGEN
KESAN :
Cardiomegali (MILD/RINGAN)
Efusi Pleura Minimal
USG ABDOMEN

KESAN :
Riwayat hemoragik post partum,
saat ini hanya terlihat cairan
minimal di cavum douglas

Kedua ginjal dan buli DBN

Tidak nampak nefrolitiasis


maupun hidronefrosis

vesika urinaria DBN


ECG dalam batas normal
TERAPI
Observasi tanda-tanda vital, perdarahan, dan keadaan
umum
IVFD RL gtt xx/m (bloodset)
Inj. Ranitidin 2x1
Cefotaxime 2x1
Fleet enema extra
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Follow Up
Tgl/Jam Pemeriksaan Terapi

15-10-2018 S :tidak bisa BAK IVFD RL + 1 amp varbion xx

Pkl 00.30 Tidak bisa BAB gtt/m

O : KU baik, CM, TD: 130/80 Inj. Cefotaxime 2x1gr iv

mmHg, Inj. Dexametason 2x1 amp iv

HR : 80 x/menit, RR: 20 x/menit, Inj. Furosemid 2x1/5 amp iv

T : 36,7OC Inj. Ranitidin 2x1 amp iv

A : P3A0 post partum ± 6 hari Gastrul 3x1 tab

yang lalu dengan HPP lanjut e.c Laxadi syr 3x1 c

sisa plasenta Cek Lab

Konsul Sp.PD

Kuret setelah konsul Sp.PD


Tgl/Jam Pemeriksaan Terapi

15-10-2018 S : pasien tidak ada keluhan Advice dr.Sp.PD

Pkl 21.30 O : KU baik, CM, TD: 130/80 Diet protein

mmHg, Aminefron 3x1

HR : 80 x/menit, RR: 20 x/menit, USG abdomen

T : 36,7OC Observasi pada pasien

A : P3A0 post partum ± 6 hari

yang lalu dengan HPP lanjut e.c

sisa plasenta + Susp. GGA


Tgl/Jam Pemeriksaan Terapi

16-10-2018 S : pasien tidak ada keluhan Cek U/C ulang

Pkl 07.40 O : KU baik, CM, TD: 110/70 mmHg, Urin rutin

HR : 80 x/menit, RR: 20 x/menit, T : 36,7OC USG abdomen

Cek u/c : 157/5.5 Observasi pasien

K : 6.4

A : P3A0 post partum ± 6 hari yang lalu dengan HPP lanjut e.c sisa

plasenta + Susp. GGA

13.00 S : tidak ada keluhan Advice dokter surya

O : TD : 130/80 HR : 80x/m, RR : 20x/m Konfirmasi petugas

perdarahan (-) masif hanya 3x ganti softex sekitar 210cc, lab hasil yang

cardiomegali (pasien kurang inspirasi saat foto RO). HT (-), DM (-) dipegang u/c : 35/0.6

u/c : 35/0.6 k : 3,7  belum dapat dikatakan GGA k : 3,7.

A: P3A0 post partum ± 6 hari yang lalu dengan HPP lanjut e.c sisa

plasenta
Tgl/Jam Pemeriksaan Terapi

16-10-2018 S : pasien tidak ada keluhan IVFD RL + 1 amp varbion xx

Pkl18.00 O : KU baik, CM, TD: 130/80 gtt/m

mmHg, Inj. Cefotaxime 2x1gr iv

TD : 130/80 HR: 80 x/menit, RR: Inj. Dexametason 2x1 amp iv

20 x/menit, T : 36,7OC Inj. Furosemid 2x1/5 amp iv

A : P3A0 post partum ± 6 hari Inj. Ranitidin 2x1 amp iv

yang lalu dengan HPP lanjut e.c Gastrul stop (diberikan 1 tab 1

sisa plasenta jam sebelum kuret)

Kuret jam 09.00 tgl 17-10-2018


Tgl/Jam Pemeriksaan Terapi

17-10-2018 S :tidak ada keluhan Up infus

Pkl12.30 O : KU baik, CM, TD: 130/80 Femisic 3x1

mmHg, Capsinat 3x1

HR : 80 x/menit, RR: 20 x/menit, Bledstop 3x1

T : 36,7OC Boleh pulang

A : post kuret sisa plasenta Kontrol tanggal 26 Oktober

2018
Haemorrhage Post Partum
(Perdarahan Pasca Salin)
KLASIFIKASI

1. Perdarahan post partum primer / dini (early


postpartum hemarrhage)
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama. Banyaknya terjadi pada 2 jam
pertama

2. Perdarahan Post Partum Sekunder


lambat/lanjut (late postpartum hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama –
6 minggu
4T :
Tone-Atonia uterus
Tissue- Retensio plasenta/Sisa plasenta/Plasenta acret
Trauma- laserasi, ruptur,inversio
Thrombin- koagulopati
FAKTOR
RISIKO
DIAGNOSIS BANDING
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan

• Uterus tidak berkontraksi dan lembek •Syok Atonia uteri


• Perdarahan setelah anak lahir
(perdarahan pascapersalinan primer)
• Perdarahan segera •Pucat Robekan jalan
• Darah segar yang mengalir segera •Lemah lahir
setelah bayi lahir •Menggigil
• Uterus kontraksi baik
•Plasenta lengkap

•Plasenta belum lahir setelah 30 • Tali pusat putus akibat Retensio


menit traksi berlebihan plasenta
•Perdarahan segera (P3) • Inversio uteri akibat
•Uterus kontraksi baik tarikan
• Perdarahan lanjutan

• Plasenta atau sebagian selaput •Uterus berkontaksi tetapi Tertinggalny


(mengandung pembuluh darah) tidak Tinggi a sebagian
lengkap •fundus tidak berkurang plasenta
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan

•Uterus tidak teraba •Syok neurogenik Inversio uteri


•Lumen vagina terisi massa •Pucat dan limbung
•Tampak tali pusat (jika plasenta belum
lahir)
•Perdarahan segera
•Nyeri sedikit atau berat
•Sub-involusi uterus •Anemia Perdarahan
•Nyeri tekan perut bawah •Demam lambat
•Perdarahan > 24 jam setelah Endometritis
persalinan. Perdarahan sekunder atau atau sisa
P2S. Perdarahan bervariasi (ringan atau plasenta
berat, terus menerus atau tidak teratur) (terinfeksi atau
dan berbau (jika disertai infeksi) tidak)

•Perdarahan segera (Perdarahan •Syok Robekan


intraabdominal dan / atau pervaginam •Nyeri tekan perut dinding uterus
•Nyeri perut berat atau akut abdomen •Denyut nadi ibu cepat (Ruptura
uteri
Atonia uteri

Ketidak mampuan uterus khususnya myometerium


untuk berkontraksi setelah plasenta dilahirkan.
PENANGANAN AWAL :
Oxytocin 20-40 iu di 1 liter NS, 500 ml/10 mnt, lanjutkan
250 ml/jam
Carboprost (hemabate) 0,25 mg IM atau into the
myometerium setiap 15-90 menit (max total 2 mg)
Methylergometyl (methergine) 0,2 mg IM setiap 2-4 jam
Misoprostol 800-1000 mcg PR, 600-800 mcg SL atau PO
JIKA MASIH TERJADI ATONIA UTERI LAKUKAN 
Bimanual Massage atau Ballon/condom tamponade
Ligasi arteri ovarica Ligasi arteri iliaka interna
RETENTIO/ SISA PLACENTA

Biasanya perdarahan lambat


20-25% kasus HPP

Segera dilahirkan
Secara manual atau kuret Beri
oksitosin IV
MANUAL
PLACENTA
•Dilakukan bila plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi
lahir
•Berikan sedativa dan analgetik jika diperlukan
•(untuk relaksasi dan mencegah refleks
vagal)
•Masukkan tangan secara obstetrik dengan menelusuri
bagian bawah tali pusat, sementara tangan yang lain
menahan fundus uteri
•Lepaskan implantasi plasenta
•Jika plasenta tidak dapat dilepaskan 
MANUAL PLACENTA
Laserasi Jalan Lahir

Derajat 1 : robekan terkena mukosa vagina dan kulit


perineum
Derajat 2 : Robekan mengenai mukosa vagina, kulit dan
otot perineum
Derajat 3 : Robekan mengenai mukosa vagin a, kulit dan
otot perineum dan sfingter ani
Derajat 4 : Sampai ke rectum
Ruptura uteri
 Ditemukan sebagian besar pada
bagian bawah uterus
 Ruptura uteri spontan, ruptura uteri
traumatik (pada versi ekstraksi), ruptura
uteri pada parut uteri (lebih sering pada
seksio sesarea klasik dibanding profunda)

LAPAROTOMY ATAU HYSTERECTOMY


INVERSIO UTERI
• Keadaan dimana lapiasan uterus
(endometerium) turun dan keluar lewat
ostium uteri eksterna
• Derajat :
 Drlihat derajat 1 : Fundus menjulur ke
serviks, tetapi tidak melewatinya
 Derajat 2 : Fundus menonjol ke serviks dan
melewati cincin serviks
 Derajat 3 : Fundus menjulur ke perineum, jika
fundus, serviks dan vagina terlihat keadaan
ini prolaps uteri
• Reposisi pervaginam segera dalam anestesi
umum, bila perlu laparotomi
PEMILIHAN OBAT
UTEROTONIK
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai