Bedah Digestif
25-04-2017
DISTRIBUSI
NO Nama Umur RM DPJP Diagnosa Tindakan Ket
INTENSIF ICU
DK/
Fistula enterocutan ai leakage anastomosis hepaticojejunostomy Roux en Y e.c bile
duct injury post laparoskopic cholecystektomi pada pasien yang telah dilakukan re-
laparotomi eksplorasi + peritoneal toilet + repair fistula + drainage + debridement
POD 19
Biloma
Community Aquired Pneumonia
Gangguan elektrolit
Malnutrisi
Sepsis berulang
Riwayat operasi
14-02-2017
Laparoskopic cholecystektomi + Hepaticojejunostomy Rowx en Y
25-02-2017
Re-Laparatomy + Repair Lekage + Drainage + Debridement
07-04-2017
Re-Laparatomy + Peritoneal toilet +Repair Fistula + Drainage + Debridement
DO 07-04-2017 (dr.Tommy R, SpB-KBD, dr.Nurhayat,SpB-KBD,
dr.Rini,SpB, dr.Bastian):
Ditemukan :
Cairan peritoneum jernih
adhesi interloop usus grade 2-3 yang masih dapat dibebaskan secara
tajam dan tumpul
Adhesi grade 3-4 pada subhepatic tidak dapat dibabaskan sulit
dilakukan explorasi ke arah hepatojejunal anastomosis
Ditemukan anastomosis end to side ileo-ileal pada ileum terminal
Ditemukan biloma di daerah subhepatik sampai ke defek dinding
abdomen kanan, cairan kehijauan sekitar 30cc
Anamnesis
KU : Keluar kotoran dari luka bekas operasi di perut
AK :
Sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluhkan keluar kotoran dari luka
bekas operasi. Kotoran keluar berupa cairan kuning kecokelatan sebanyak 500
cc. Keluhan demam (+) hilang timbul, mual (+), muntah (-), nyeri (-). Riwayat
BAB/BAK tidak ada keluhan.
Satu bulan SMRS tanggal 14 Februari 2017 dilakukan operasi
pengangkatan kantung empedu dengan laparaskopik di RS Gunung Jati Cirebon
oleh dokter spesialis bedah digestif namun karena terkena saluran empedu
kemudian langsung saat itu juga diputuskan untuk laparotomi dan dilakukan
hepaticojejunostomy. Sebelas hari setelahnya pasien merasakan nyeri perut yang
menyebar keseluruh perut disertai kuning pada seluruh badan dan diputuskan
untuk dilakukan pembedahan, ditemukan kebocoran dari tempat anastomosis lalu
dipasang drain. Dua hari setelahnya timbul cairan kecoklatan dari perut. Pasien
lalu dirawat di ICU selama 4 hr dan dikatakan terdapat infeksi paru. Karena
keluhan dirasakan tidak membaik kemudian paien dirujuk Ke RSHS
Status Present
Keluhan :nyeri perut (+),sesak (+)
Status Generalis:
Kes : DPO
TD : 105/44 mmHg N : 120 x/mnt
RR :- S : 39,1 0C BB : 60 kg TB : 160 cm
satO2 95% on ventilator CPAP-PS, RR31, PS18, PEEP7, FiO2 40% SGA : moderate mallnourished
Konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik
NGT 50cc jernih
Status Lokalis:
a/r thoraks : B&G simetris, VBS ka=ki, Rh+/+, wh -/-
a/r abdomen : datar, lembut, BU (+) , NT (+), NL (-), DM (-),
Luka operasi mediana : tampak terbuka, pus (-),
Luka operasi flank dekstra : tertutup kassa vaccum, rembes(-)
Drain subhepatal : 580 cc kecoklatan
Drain pelvis : 200cc serosanguin
UO : 60/80/60 balance cairan -110
20/4/2017
Pukul 10.00 (POD ke- 13, HP ke 41) Kronologis
KU : DPO
TV : Pukul 13.00 (POD ke-19)
Kes : terintubasi KU : DPO
TD 162/89; N 98x;T 38 TV :
PSIMV, Peep 10, Ps 12, Fio2 75%, saturasi 99% TD 112/86; N 111x;T 39.3
Diuresis 45 cc/jam Diuresis 35 cc/jam
NGT: Minimal a/r abd : cembung, BU(+) lemah, NT(-), NL(-)
a/r abd : cembung, BU(+) lemah, NT(-), NL(-)
satO2 95% on ventilator CPAP-PS, RR31, PS18,
Terpasang VAC, Luka operasi mediana : Kering PEEP7, FiO2 40%
Pukul 17.00
Th/ HR; 42x/mnt diberikan adrenalin 1 ampul, respon
- Midazolam 2 mg/jam tidak ada RJP Respon Tidak ada adrenalin
1 ampul HR 55x/mnt, TD tidak terukur
- Dobutamin 5 mcg/kg/mnt keluarga di inform consent
- Norepinephrine 0.05
meq/kg/mnt Pukul 17.30
Diagnosis Post Op
Sepsis Berat + Peritonitis difus ec rupture abses hepar yang telah dilakukan
Laparotomi Eksplorasi + Peritoneal toilet POD 2 + CTT dekstra a.i pneumothoraks
desktra e.c iatrogenik POD 1
Status Generalis
KU : Tampak sakit berat BB: 58 kg. TB 167 cm
SGA: well nourished
KS : Somnolen
T : 90/60 mmHg N : 122 x/mnt R : 32x/mnt S : 38, 2 oC
Konjungtiva -/-
Status lokalis
a/r thoraks : Bentuk dan gerak simetris, Vbs ka < ki, Rh -/-, wh -/-
a/r abdomen : cembung, tegang, BU (+) , NT (+), NL (+), DM (+)
RT : TSA lemah, Mukosa licin, ampula tidak kolaps, tidak teraba
massa, NT (+), di seluruh lingkaran
St : Feses(-), darah (+)
TIV : 14cmHg
Kronologis
22/4/2017
Pukul 23.15 Pukul 11.00
Pasien post operatif pasien masuk ICU KU : DPO
KU : DPO
TV : TV :
TD 104/64; N 108x/menit; RR 24x; T 36,2 TD 90/55 mmHg ( diberikan
Dengan support Vascon 0,05mcg/KgBB
vascon 0.7 mcg/kg/mnt)
23/4/2017 TD 104/64; N 108x/menit RR 12
Pukul 06.30
KU : DPO x/menit SpO2 90% on ventilator
TV : SIMV PS 8 PEEP Freeq 12 FiO2
TD 104/64; N 108x/menit; RR 14x;T 36,2
CVC 14 cm H20 100%
SpO2 96-97 % CVC 15 cm H20
Pasien mengalami aritmia ireguler
Lab :Pre HD Pukul 15.00
Dilakukan pemsangan CDL
Diberikan calcium glukonas 2 gram dalam KU : DPO
NaCl 0.9 % 100 cc kemabali sinus TD : 90/53 mmHg (vascon 1
Pukul 06.40 mcg/kg/mnt) Nadi 116x/menit
KU : DPO RR/12x/menit/SpO2 95% on
TD : 106/67 mmHg (vascon mcg/kg/mnt)
Nadi 104x/menit Sp O2 89-92x/menit ventilator PEEP 10 FiO2 80%
CVC 14 CmH20 Dan diberikan dobutamin 10
Terjadi desaturasi, VBS kanan menurun
dilakukan pemasangan chest tube oleh mcg/kg/mnt
bedah thorax
WSD undulasi (+), air buble (+), produksi (-)
Kronologis
23/4/2017
Pukul 22.00
Dilakukan RJP sebanyak 5 siklus
KU : DPO
TV : pasien mengalami ROSC TD 70/50
TD 105/55 ; N 118x/menit; RR
mmHg, Nadi 117x/menit, Dobutamin
12x;T 37.8
CVC 15 cm H20 dititrasi sampai 20 mcg/kg/menit dan
SpO2 98 % Vt 450 PEEP 10 FiO2
vasopresin 0.1 unit/menit namun
80%
Dilakukan HD oleh TS IPD pasien tidak berespon dan asystole
dan dinyatakan meninggal pukul
24/4/2017
04.03 POST HD 05.10
KU DPO, TD : Tidak terukur Nadi :
COD : Syok septik dengan MODS
Tidak ada, RR : tidak ada Suhu : 36,7
Pasien post HD mengalami
bradikardia dan kemudian henti
jantung
Lab : Post HD
Anamnesa
KU : Nyeri seluruh perut
AK :
Tujuh hari SMRS pasien mengeluh nyeri seluruh perut. Keluhan awalnya
nyeri dirasakan di ulu hati lalu menyebar ke seluruh perut dan dirasakan terus
menerus. Keluhan disertai dengan mual, muntah, dan demam yang dirasakan sejak 6
hari SMRS. Riwayat nyeri ulu hati hilang timbul (+) sejak 6 bulan SMRS dan
mengkonsumsi obat pereda nyeri ulu hati.
Riwayat BAB mencret (+) 3 minggu SMRS. Riwayat BAB seperti kotoran
kambing (-). Riwayat BAB darah (-), Riwayat penurunan berat badan (-). Riwayat rutin
mengkonsumsi jamu pegal linu (+) selama satu tahun untuk keluhan nyeri sendi.
Karena keluhannya pasien dibawa ke RSUD Majalaya dirawat selama 4 hari, lalu
dirujuk ke RSHS.
Foto Klinis
pre operatif
Foto Akut Abdomen
RSHS, 22-04-2017
Foto Thoraks
RSHS, 23-04-2017
LABORATORIUM
Laboratorium 22-04-2017 23-04-17
PT/APTT/INR 13,0/1,20/31,1 13,4/1,23/34,1
Haemoglobin 12,9 13,3
Haematocrit 37 39
Leukosit 20,400 46,400
Trombosit 259,000 283,000
Na / K 135/5,2 138/6,1
Ur/Cr 216/3,02 226/3,33
AST/ALT 66/27 116/36
GDS 79
Albumin/protein 2,3/5,1
total
Anti HIV NONREAC
HbsAg NONREAC
Seroamuba *
LABORATORIUM
BE -5,7 36,2