DEGLOVING INJURY
Pembimbing
PADJADJARAN 2017
1
ANATOMI KULIT
Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia, juga mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi
dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya gesekan atau tarikan.
1. Lapisan epidermis .
Lapisan epidermis merupakan epitel berlapis gepeng yang sel selnya menjadi
pipih bila matang dan naik ke permukaan, yang terdiri dari stratum korneum,
juga tidak terdapat pembuluh darah. Pada telapak tangan dan kaki,
terjadi pada daerah ini. Pada bagian tubuh yang lainnya, misalnya pada
bagian medial lengan atas dan kelopak mata, kulit sangat tipis.
2
2. Lapisan dermis
Lapisan dermis ini lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri atas
limfatik dan saraf. Dermis terdiri dari stratum papilare dan stratum
retikulare. Tebalnya dermis berbeda beda pada berbagai bagian tubuh dan
3
3. Lapisan subkutis
Lapisan ini merupakan kelanjutan dari dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar
yang berisi sel sel lemak. Berfungsi sebagai pengatur suhu dan pelindung bagi
Di dalam dermis, sebagian besar berkas serabut serabut kolagen berjalan sejajar.
Insisi bedah pada kulit yang dilakukan disepanjang atau antara berkas berkas ini
dengan sedikit jaringan parut. Sebaliknya, insisi yang dibuat memotong berkas
yang berlebihan sehingga terbentuk jaringan parut yang luas dan jelek. Arah
berkas berkas kolagen ini dikenal sebagai garis insisi ( garis Langer ), dan garis
garis ini cenderung berjalan longitudinal pada extremitas dan melingkar pada leher
4
Definisi
Degloving merupakan gangguan pada kulit sedikit sampai luas dengan variasi
kedalaman jaringan yang disebabkan trauma ditandai dengan rusaknya struktur yang
menghubungkan kulit dengan jaringan dibawahnya ,kadang masih ada kulit yang
melekat dan ada juga bagian yang terpisah dari jaringan dibawahnya. Degloving
dapat juga berhubungan dengan permukaan pada jaringan lunak, tulang, persarafan
ataupun vaskuler. Jika trauma menyebabkan kehilangan aliran darah pada kulit, maka
untuk menghilangkan jaringan yang nekrosis. Trauma degloving dalam jumlah besar
disertai dengan jaringan yang lebih profunda menyebabkan jaringan terkelupas atau
berupa sayatan.
Degloving paling sering terjadi pada daerah lengan maupun tungkai. Hal ini
biasanya disebabkan oleh trauma mekanis, biasanya oleh karena trauma pada
kendaraan bermotor, trauma akibat kipas angin. Namun juga bisa akibat trauma
tumpul.
Etiologi
kecelakaan lalu lintas seperti terlindas dari kendaraan atau kecelakaan akibat dari olah
raga seperti roller blade, sepeda gunung, acrobat dan skate board. Trauma degloving
ini mengakibatkan penurunan supplai darah ke kulit, yang pada akhirnya dapat
5
Degloving yang luas dan berat biasanya diakibatkan oleh ikat pinggang dan ketika
tungkai masuk ke roda kendaraan. Adapun penyebab lainnya bisa berupa kecelakaan
Degloving minimal biasa terjadi pada pasien yang sudah tua, misalnya
benturan terhadap meja. Selain pada extremitas, degloving juga biasa terjadi pada
mucosa mandibula, yang diakibatkan oleh high jump pada acrobat biking atau
Klasifikasi
Trauma ini jarang terjadi tapi penting diperhatikan karena terjadi pada pasien
dibawahnya. Klinis awalnya dari jenis ini seringkali tampak normal pada permukaan
kulit, dapat disertai dengan echimosis. Dan jika tidak dikoreksi, akan
mengalami necrosis. Untuk itu dilakukan drainase dengan membuat insisi kecil
yang bertujuan untuk kompresi, karena terdapat ruangan yang terisi oleh hematome
dan cairan. Luka degloving yang tertutup terjadi jika ada kekuatan shear dengan
energi yang cukup dalam waktu yang singkat sehingga kulit tidak terkelupas. Tapi
darah, hal ini menyebabkan bagian yang atas dari jaringan yang terpisah menjadi
6
nekrosis karena tidak mendapat aliran darah. Komplikasi dari traksi dapat
menyebabkan terjadinya lesi pada kulit. Hal ini mungkin disebabkan oleh usia lanjut
dan kulit yang lemah. Jadi pada trauma degloving tertutup jaringan subkutan
terlepas dari jaringan dibawahnya, sedang bagian luar atau permukaan kulit tanpa
7
2. Trauma degloving dengan luka terbuka.
Trauma degloving ini terjadi akibat trauma pada tubuh yang menyebabkan
disertai dengan luka yang terbuka. Ini merupakan trauma degloving dengan luka
terbuka.
Gambaran klinis
Terkelupasnya lapisan kutis dan subkutis dari jaringan dibawahnya, dapat juga
masih terdapat bagian dari kulit yang melekat, ini terjadi pada trauma degloving
terbuka. Gejala klinik yang lain dapat pula ditemukan gambaran permukaan kulit
yang normal atau dapat disertai dengan echimosis, ini terjadi pada trauma degloving
tertutup.
Penatalaksanaan
Jika terjadi kehilangan jaringan yang luas dapat terjadi syok dilakukan
penanganan dari syok. Penanganan dari trauma degloving ini berupa kontrol
perdarahan dengan membungkusnya dengan kassa steril pada luka dan sekitar luka,
debridement luka dan dilakukan amputasi bila jaringan tersebut nekrosis. Trauma
degloving seharusnya di lakukan pencucian atau debridemen dari benda asing dan
jaringan nekrotik juga dilakukan penutupan dari luka. Bila lukanya kotor maka
8
Pada trauma degloving tertutup sering tidak diketahui, dimana tidak terdapat
luka pada kulit, yang mana jaringan subkutan terlepas dari jaringan dibawahnya,
menimbulkan suatu rongga yang berisi hematoma dan cairan. Pada degloving tertutup
ini dapat dilakukan aspirasi dari hematome atau insisi kecil selanjutnya dilakukan
perban kompresi. Insisi dan aspirasi untuk mengeluarkan darah dan lemak nekrosis,
Sedang pada trauma degloving dengan luka terbuka, yang mana terdapat
avulsi dari kulit, dilakukan pencucian dari jaringan tersebut yaitu debridement dari
benda asing dan jaringan nekrotik. Pada luka yang kotor atau infeksi dilakukan rawat
terbuka sehingga terjadi penyembuhan secara sekunder. Kulit dari degloving luka
yang terbuka dapat dikembalikan pada tempatnya seperti skin graft dan dinilai tiap
hari ,keadaan dari kulit tersebut. Jika kulit menjadi nekrotik, maka dilakukan
Adapun tekniknya berupa Full Thickness Skin Graft (FTSG), Split Thickness Skin
Graft (STSG) , Pedical Flap atau Mikrovascular Free Flap. Penggunaan DRT
merupakan terapi terbaik untuk trauma degloving dan juga dapat dipertimbangkan
sebagai terapi, jika terdapat kehilangan jaringan sekunder yang bisa menyebabkan
avulsi.
9
Sebelum dilakukan FTSG dan STSG, diperlukan tindakan berupa
mempersiapkan daerah luka dengan Vacum Assisted Closure ( VAC ). Tiga minggu
setelah terapi VAC, maka pada daerah luka terjadi revascularisasi disertai dengan
degloving yang luas, terjadi drainase yang berlebihan, resiko kontaminasi bakteri
yang luas dan cenderung menyebabkan luka yang avaskuler . Ketiga hal tersebut
mengakibatkan sukar sembuh pada luka yang telah dilakukan skin graft. Oleh karena
itu dengan VAC diharapkan drainase lebih terkontrol, kontaminasi bakteri menurun
10
DAFTAR PUSTAKA
434-438.
3. Chen, SL. Chou, GH. Chen, TM. Wang, HJ. 2001. Salvage of completely
4. Van der Kolk, BM. Pickkers, P. 2007. Treatment of necrotizing soft tissue
5. Karmiris, NA. Vourtsis, SA. Assimomitis, CM. Spyriounis, PK. 2008. The role
Surgery ;15(2):207-10
11