Anda di halaman 1dari 12

Konsiderasi Anestesi Pada

Skoliosis

Rio Rinaldy
PREOPERATIVE
 Penilaian Kekuatan Motorik, Sensorik dan Otonom, sangat
penting untuk dilakukan, sehingga dapat dievaluasi nantinya
pada Postoperative, penilaian bisa merujuk kepada skala
frankel.
 Pada pasien Skoliosis dapat diperhatikan Cobbs Angel yang
dapat bermanifestasi terhadap respirasi dan cardiovaskular
 Perlu juga diketahui total segmen yang akan dikoreksi untuk
memprediksi rawatan post operasi apakah memerlukan
peratan di ICU jika segmen yang dioperasi mempersarafi otot
pernapasan
 Hipotensi dan Anemia harus dihindari terutama pada
perioperative, karena dapat menyebabkan cedera sekunder
pada medulla spinalis
INTRAOPERATIVE
1. Pengamanan jalan nafas pada cidera servikal dilakukan sambil
menjaga stabilisasi inline dengan pertimbangan alat bantu
intubasi, seperti video laringoskop
2. Bedah Tulang belakang sebagian besar memposisikan pasien
dengan posisi prone/telungkup, sehingga harus
mempertimbangkan beberapa hal:
 Prinsip Stabilisasi Inline saat memindahkan pasien, menjadi
perhatian khusus, untuk menghindari meluasnya cidera
pada Tulang Belakang
 Menggunakan bantalan pada wajah terutama mata, untuk
menghindari Postoperative Visual Loss (POVL) akibat
iskemik dari artery retina, iskemik dari optic atrophy atau
okulsi dari artery central retina
 Abdominal organ dysfunction dapat terjadi karena posisi
prone yang membuat beberapa area abdomen akan
tertekan, sehingga membutuhkan perhatian khusus untuk
mencegah komplikasi ini. Terutama pada tekanan vena
cava inferior yang dapat menurunkan venous return yang
mengakibatkan pengurangan dari curah jantung dan
meningkatkan resiko thrombosis pada ekstremitas bawah.
 Perdarahan intraoperative dapat terjadi, namun resusitasi
agresif intraoperative dengan pasien dalam posisi prone,
dapat mengakibatkan edema fasial dan laringeal, sehingga
patensi jalan nafas pascabedah dapat terganggu
3. Menggunakan teknik hipotensi terkendali, untuk memberikan
kondisi visualisasi yang baik pada operator dan meminimalkan
perdarahan yang terjadi.
4. Prinsip utama Anestesi pada trauma Tulang Belakang adalah
menjaga tekanan darah adekuat dan monitor Fungsi Saraf
intraoperative.
POSTOPERATIVE
 Pada pascabedah yang lama, atau kehilangan darah lebih dari
30ml/kgBB, mungkin diperlukan ventilasi mekanik
pascabedah.
 Ventilasi mekanik di ICU juga diperlukan jika dirasakan
segmen tulang berlakang yang dioperasi berkaitan dengan
otot bantu utama dan tambahan pernapasan
 Tekanan darah sistemik, produksi urine dan drain dipantau
untuk memastikan resusitasi Adekuat dan tidak adanya
perdarahan Pascabedah yang signifikan
 Kombinasi infiltrasi luka dengan Anestesi Lokal dan injeksi
morfin Intrathecal memberikan Analgesia yang efektif dan
mengurangi efek samping pascabedah. Pemberian opioid
yang adekuat dan aman dapat dicapai dengan alat Patient-
Controlled Analgesia (PCA).
 Pemberian Multimodal Anesthesia juga sangat bermanfaat
untuk penatalaksanaan nyeri pascabedah, yang dapat dicapai
dengan alat (easy pump).
KESIMPULAN
 Preoperatif : Evaluasi Frankel, jika skoliosis evaluasi Cobbs
Angel
 Intraoperatif : Teknik Hipotensi, kontrol pendarahan, IV line
lancar (large bore), Hati2 saat perpindahan pasien, Hati-hati
terhadap posisi prone
 Post operatif : Evaluasi ekstubasi (jika perlu perawatan ICU),
pain management adekuat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai