Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM 1

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA


PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL : ANSIETAS
(Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa)
Dosen Pengampu : Eki Pratidina, SKp.,MM

Di Susun Oleh :

1. Arumbi 191FK01015
2. Cyntia Wahyu Nin Tyas 191FK01026
3. Rosi Kurniasih 191FK01103
4. Shely Novia Nanda 191FK01114
5. Siska Suci Ramadani 191FK01121

Tingkat 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2021
NARASI KASUS

Ny. S berusia 35 tahun berjenis perempuan, pendidikan terakhir Diploma,


pekerjaan PNS, menganut agama islam, status perkawinan menikah, beralamat di Jln.
Pesisir Selatan no 715. Kelurahan Surau Gadang, Kec Dayeuh Kolot Kota Bandung.
Mulai dilakukan pengkajian pada tanggal 22 Mei 2021 jam 09.30 WIB. Ny. S
mengatakan dirinya cemas memikirkan saudaranya yang telah di tinggal mati oleh
kedua orang tuanya sehingga tidak ada yang mengurus adik-adiknya yang belum
dewasa dan terilhat wajah pasien tegang dan suaranya bergetar sekaligus bicaranya
banyak namun dengan tempo cepat. Saat ditanya Ny S terkadang membicarakan hal –
hal pada masa lalu seperti kehidupan pasien saat kecil bersama adik dan orang tuanya.
Ny. S hidup dengan suami yang berbeda suku sehingga takut untuk menyampaikan
kepada suaminya agar mereka bisa tinggal serumah dengan adik adiknya.
Tn. N selaku suami Ny. S mengatakan selama kepergian mertuanya istrinya
cemas, terkadang sedih dan mudah marah, berbicara dengan nada keras dan tidak jelas
dan karena hal ini sehingga pekerjaan pasien sebagai seorang PNS terganggu serta
tugas pasien sebagai seorang istri pun ikut terganggu. Pasien menilai bahwa dirinya itu
tidak berguna dan telah gagal menjadi seorang kakak yang baik karena tidak bisa
membantu adik – adiknya setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Interaksi pasien
pengkajian, terlihat pasien terkadang kooperatif namun terkadang pasien tiba – tiba
menangis. Saat ditanyakan pada suaminya, interaksi pasien dengan keluarga dan
tetangga sekitar sangat baik bahkan sangat akrab. Dari pemeriksaan TTV didapati TD :
150/100 mmHg, N : 95x/menit, S : 36oC, R : 20x/menit, Tingkat Kecemasan klien :
skala 5 (nyeri sedang), BB sebelum sakit : 59 dn sesudah pun sama. Suami pasien
mengatakan kualitas dan pola tidur terganggu yang awalnya tidur sekitar 8 jam/hari ini
menjadi sekitar 5 jam/hari. Lalu menurut Tn N, ia bingung memikirkan nasib istrinya
dan ia pun terkadang stress membagi waktu antara mengurus istrinya, pekerjaannya
dan urusan rumah tangga, karena jujur semenjak istrinya sakit, tugas yang harusnya
dilakukan oleh istrinya menjadi terganggu namun karena itu ia menjadi cemas. Terlihat
juga pasien tidak terpenuhi kebutuhannya oleh keluarganya, Hubungan pasien awalnya
baik baik saja dengan tetangga bahkan dikenal sangat akrab namun semenjak sakit

1
pasien menjadi pendiam. Pasien Ny S memiliki 2 orang anak yang masing masing
berusia 12 dan 10 tahun, dan memiliki 4 orang adik dimana adik yang pertama telah
meninggal, dan sisa 3 orang anggota keluarganya setelah ditinggal pergi oleh kedua
orang tuanya dimana umur 3 adiknya tersebut masing masing 16, 12 dan 8 tahun.

2
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL : ANSIETAS

FORMAT PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

A. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. S
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Pesisir Selatan no 715. Kelurahan Surau Gadang, Kec
Dayeuh Kolot Kota Bandung
Status perkawinan : Sudah menikah
Orang yang berarti : Suami
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : Diploma
Tanggal masuk : 22 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 22 Mei 2021
Diagnosa medik : Ansietas
Penampilan : Baik

B. PERSEPSI DAN HARAPAN

1. Pasien

Ny. S mengatakan dirinya cemas memikirkan saudaranya yang telah ditinggal


mati oleh kedua orang tuanya sehingga tidak ada yang mengurus adik – adiknya
yang belum dewasa

2. Keluarga

Tn. N mengatakan selama kepergiaan mertuanya istrinya menjadi cemas

C. STATUS MENTAL

1. Emosi : pasien terkadang sedih dan Ny S mudah sekali marah

3
2. Konsep diri : Pasien menilai bahwa dirinya itu tidak berguna dan telah gagal
menjadi seorang kakak yang baik karena tidak bisa membantu adik – adiknya
selepas peninggalan kedua orang tuanya dan karena hal ini sehingga pekerjaan
pasien sebagai seorang PNS terganggu serta tugas pasien sebagai seorang istri
pun ikut terganggu
3. Pola interaksi : Saat ditanyakan pada suaminya, interaksi pasien dengan keluarga
dan tetangga sekitar sangat baik bahkan sangat akrab . Namun setelah kedua orang
tuanya meninggal Ny S menjadi takut apabila menyampaikan keinginannya
untuk tinggal bersama dengan adik – adiknya, Interaksi pasien saat pengkajian,
terkadang kooperatif namun terkadang tiba – tiba menangis.
4. Gaya komunikasi : Ny. S berbicara dengan nada keras dan tidak jelas

D. LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA

1. Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai Pengawai Negeri Sipil di Kota Bandung


selama ± 10 tahun, beliau memiliki jabatan yang cukup tinggi. Selama sakit
yang membiayai pengobatan yakni suaminya

2. Hubungan sosial : Hubungan antara Ny S dengan tetangganya baik namun


setelah kepergiaan kedua orang tuanya, Ny S menjadi pendiam dan sering
marah – marah. Menurut Tn S pasien sering bertukar pikiran padanya
mengenai apapun

3. Sosio – budaya : Ny. S hidup dengan suami yang berbeda suku sehingga Ny. S
sulit untuk menyampaikan kepada suaminya untuk meminta agar mereka bisa
tinggal serumah

4. Gaya hidup : Ny S biasa menyesuaikan dengan keadaan ekonomi suaminya dan


tidak berpengaruh pada kesehatan dirinya

E. RIWAYAT KELUARGA

1. Genogram

X X X X

X
3 X 1 1 4
6 2 8 0 X X
6
4

12 10
Keterangan :

a. : Laki – laki

b. : Perempuan

c. X : Meninggal

d. : Klien

e. : Tinggal serumah

2. Masalah Keluarga dan Krisis

a. Keadaan keluarga : Saat ini Ny. S merasa cemas dengan saudaranya yang
telah ditinggal mati kedua orang tuanya , dimana Ny. S memikirkan siapa
yang akan mengurus adik-adiknya yang belum bisa untuk bekerja, selain itu
cemas bagaimana cara menyampaikan kepada suaminya agar ketiga adiknya
dapat tinggal serumah dengan mereka

b. Interaksi dalam keluarga : Karena antara Ny S dengan suaminya memiliki


perbedaan suku sehingga Ny. S canggung apabila harus menyampaikan
kepada suaminya bahwa ia ingin tinggal bersama dengan adik adiknya juga,
sedangkan menurut suaminya semenjak pasien merasa cemas, interaksi
antara suami istri menjadi kurang terjalin

F. PENGKAJIAN FISIK

1. Riwayat Penyakit : Ny S tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa

2. Kebiasaan yang b.d status kesehatan : selama ini Ny. S dalam menjalankan
rumah tangganya tidak mempunyai masalah namun setelah kedua orang tuanya
meninggal Ny. S berubah menjadi mudah murah, pendiam dan cemas terhadap
kondisi adik – adiknya

3. Kebiasaan merokok : Ny S tidak merokok dan suaminya pun tidak merokok

5
4. Alcohol/obat – obatan : Ny S tidak mengkonsumsi alcohol ataupun obat

5. Istirahat dan tidur : kualitas tidur Ny S baik-baik saja (sekitar 8 jam/hari)


sebelum sakit namun setelah sakit, kualitas tidur pasien terganggu apabila
serangan cemas muncul (sekitar 5 jam/ hari) karena menurut suaminya pasien
terkadang menangis dan menanyakan terus kondisi adiknya. Upaya yang
dilakukan oleh suaminya yakni menenangkan pasien dan menelpon adik pasien
untuk menanyakan kabarnya

6. Nutrisi : kebutuhan nutrisi pasien dalam keadaan baik, kebiasaan pasien saat
sakit dan sebelum sakit menurut suaminya baik baik saja dan tidak ada gangguan
pada selera makannya. BB sebelum sakit : 54 kg, dan sesudah sakit : 54 kg

7. Eliminasi : dalam BAB ataupun BAK pasien tidak memiliki gangguan

8. Orientasi : Ny S saat ditanyakan letak posisi pasien berada menjawab bahwa ia


berada di rumah orang tuanya padahal ia berada dirumah dengan suami dan anak
anaknya

9. Tingkat aktivitas : Ny. S beraktifitas di kantor tempat ia bekerja dan mengurus


rumah tangga namun setelah sakit pasien menghabiskan waktu di rumah saja.

10. Tingkat energi : Pasien saat sebelum sakit merupakan wanita yang sangat aktif
namun setelah sakit menjadi pendiam dan terlihat tak berdaya.

G. ANALISA DATA

No Data Masalah
1 Data Subjektif : Ansietas b.d krisis
situasional
a. Ny. S mengatakan selalu sedih memikirkan
adik – adiknya yang ditinggal oleh orang tuanya

b. Ny. S mengatakan dirinya cemas memikirkan


saudaranya yang telah ditinggal mati oleh kedua
orang tuanya sehingga tidak ada yang mengurus
adik – adiknya yang belum dewasa

6
Data Objektif :

a. TD : 150/100 mmHg, N : 95x/mnt, S : 36oC,


RR : 20x/mnt

b. Ny S mudah marah

c. Ny S tampak cemas dan bingung

d. Tingkat kecemasan pasien, skala 5 (nyeri


sedang)

e. Pasien sulit tidur

f. Saat dilakukan pengkajian pasien terlihat


tegang

g. Pasien saat dilakukan pengkajian terkadang


membicarakan hal – hal pada masa lalu

h. Terdengar saat pasien berbicara suaranya


bergetar dan bicara banyak serta cepat
2 Data Subjektif : Ketidakmampuan koping
keluarga b.d hubungan
a. Tn N mengatakan bingung memikirkan nasib
keluarga ambivalen
istrinya yang selalu memikirkan saudaranya
setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya

b. Tn N mengatakan stress harus membagi


waktunya untuk mengurus antara istrinya,
urusan rumah tangga dan pekerjaan
Data Objektif

a. Tn N terlihat bingung sekaligus cemas


terhadap kondisi istrinya

b. Keluarga terlihat tidak memenuhi kebutuhan


pasien

7
3 Data Subjektif : Berduka b.d kematian
keluarga atau orang yang
a. Pasien mengatakan merasa sedih
berarti
b.Ny S mengatakan dirinya tidak berguna dan
telah gagal menjadi seorang kakak yang baik
karena tidak bisa membantu adik – adiknya
setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya
Data objektif :

a. Terlihat pasien menangis

b.Kualitas dan pola tidur pasien terganggu

c.Pasien mudah marah dan tampak panik

H. POHON MASALAH

Ketidakmampuan Efek
koping keluarga

MASALAH UTAMA
Ansietas

Berduka akibat Causa


kematian keluarga

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

2. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan hubungan keluarga


ambivalen

3. Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang berarti

8
J. INTERVENSI KEPERAWATAN

FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

Inisial : Ny. S Nama mhs : Kelompok 5


Pasien No. : xxx NPM :-
Medrec : xxx011
Ruangan : Jiwa

Rencana Tindakan Keperawatan


No No. Dx Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Evaluasi Intervensi
Ansietas berhubungan
1. 1 Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
dengan krisis situasional
keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
diharapkan Tingkat Ansietas - Identifikasi saat tingkat ansietas
menurun. berubah (mis. Kondisi, waktu,
Dengan Kriteria Hasil : stressor)
- Identifisi kemampuan mengambil
1. Verbalisasi kebingungan keputusan
menurun
- Monitor tanda-tanda ansietas
2. Verbalisasi khawatir akibat (verbal dan non verbal)
kondisi yang dihadapi menurun Terapeutik :
3. Perilaku gelisan menurun

9
4. Perasaan keberdayaan membaik - Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
5.Tanda tanda vital membaik
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi :
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap

10
bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
ansietas, jika perlu
2. 2 Ketidakmampuan koping Setelah dilakukan tindakan Dukungan Koping Keluarga
keluarga berhubungan keperawatan selama 3x24 jam
Observasi :
diharapkan Status Koping Keluarga
dengan hubungan - Identifikasi respons emosional
membaik.
keluarga ambivalen terhadap kondisi saat ini
Dengan Kriteria Hasil :
- Identifikasi beban prognosis secara
1. Kekhawatiran tentang anggota
psikologis
keluarga menurun
- Identifikasi pemahaman tentang
2. Kemampuan memenuhi
keputusan perawatan setelah
kebutuhan anggota keluarga

11
meningkat pulang
3. Komunikasi antara anggota - Identifikasi kesesuaian antara
keluarga meningkat harapan pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan
4. Perasaan tertekan (depresi)
Terapeutik :
menurun
- Dengarkan masalah, perasaan, dan
pertanyaan keluarga
- Terima nilai-nilai keluarga dengan
cara yang tidak menghakimi
- Diskusikan rencana medis dan
perawatan
- Fasilitasi pengungkapan perasaan
antara pasien dan keluarga atau
antar anggota keluarga
- Fasilitasi pengambilan keputusan
dalam merencanakan perawatan
jangka panjang, jika perlu
- Fasilitasi anggota keluarga dan
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik nilai
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan
dasar keluarga (mis. Tempat
tinggal, makanan, pakaian)

12
- Fasilitasi anggota keluarga melalui
proses kematian dan berduka, jika
perlu
- Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang
diperlukan untuk mempertahankan
keputusan perawatan pasien
- Bersikap sebagai pengganti
keluarga untuk menenangkan
pasien dan/jika keluarga tidak
dapat memberikan perawatan
- Hargai dan dukung mekanisme
koping adaptif yang digunakan
- Berikan kesempatan berkunjung
bagi anggota keluarga
Edukasi :
- Informasikan kemajuan pasien
secara berkala
- Informasikan fasilitas perawatan
kesehatan yang tersedia
Kolaborasi :
- Rujuk untuk terapi keluarga, jika
perlu

13
Berduka berhubungan
3. 3 Setelah dilakukan tindakan Dukungan Emosional
dengan kematian keluarga
keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
atau orang yang berarti
diharapkan Tingkat Berduka - Identifikasi fungsi marah,
menurun. frekuensi, dan amuk bagi pasien

Dengan Kriteria Hasil : - Identifikasi hal yang telah memicu


emosi
1. Verbalisasi menerima kehilangan Terapeutik :
meningkat
- Fasilitasi mengungkapkan perasaan
2. Verbalisasi harapan meningkat cemas, marah, atau sedih
3. Verbalisasi perasaan berguna - Buat pernyataan suportif atau
meningkat empati selama fase berduka
4.Verbalisasi perasaan sedih - Lakukan sentuhan untuk
menurun memberikan dukungan (mis.
5.Verbalisasi perasaan bersalah atau Merangkul, menepuk-nepuk)
menyalahkan orang lain menurun - Tatap bersama pasien dan pastikan
6.Menangis menurun keamanan selama ansietas, jika
perlu
7.Marah menurun
- Kurangi tuntutan berpikir saat sakit
atau lemah
Edukasi :
- Jelaskan konsekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah dan malu

14
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
yang dialami (mis. Ansietas,
marah, sedih)
- Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional sebelumnya
dan pola respons yang biasa
digunakan
- Ajarkan penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
Kolaborasi :
- Rujuk untuk konseling, jika perlu

15
K. Implementasi dan Evaluasi Hari I
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama : Ny. S
Ruangan : Jiwa
RM.No : xxx011

Diagnosa Keperawatan Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi


Ansietas berhubungan dengan krisis 1. Memonitor tanda tanda ansietas S:
situasional Hasil:
- Klien mencemaskan adik
Wajah klien tampak tegang, suaranya
adiknya tidak ada yang
bergetar, berbicara cepat namun
mengurusi dan terpisah jauh
tidak jelas
dengan klien
2. Menciptakan suasana terapeutik untuk O :
menumbuhkan kepercayaan
- Wajah klien tampak tegang dan
Hasil: sedih, berbicara dengan suara
Klien masih belum bisa menceritakan
bergetar
masalahnya dengan baik - Klien masih terlihat cemas
3. Melatih teknik relaksasi teknik nafas skala 5 (cemas sedang) dan
dalam mudah marah

Hasil: - Tanda tanda vital :

Klien tampak sedikit lebih rileks dari  TD : 150/100 mmHg

16
sebelumnya  N : 95x/mnt
4. Melakukan latihan kegiatan  S : 36oC
pengalihan untuk mengurangi
 R : 20x/menit
ketegangan yaitu melakuan terapi
aktivitas kelompok : terapi musik
Hasil : A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Klien tampak menikmati terapi namun
tidak berlangsung lama - Memonitor tanda tanda ansietas
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
- Latih teknik relaksasi nafas
dalam
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
Ketidakmampuan koping keluarga 1.Mengidentifikasi respons emosional S :
berhubungan dengan hubungan keluarga terhadap kondisi saat ini
- Tn. N khawatir akan kondisi
ambivalen
Hasil: istrinya
Klien terlihat selalu sedih memikirkan O :
adik – adiknya yang ditinggal oleh
-
Klien selalu bertanya tentang
orang tuanya
kondisi keluarganya
2. Mendiskusikan rencana medis dan A : Masalah belum teratasi
perawatan P : Lanjutkan intervensi

17
Hasil : - Identifikasi kesesuaian antara
harapan pasien, keluarga, dan
Tn. N memahami kondisi klien yang tenaga kesehatan
kehilangan orang tuanya
- Fasilitasi pengungkapan
3. Mendengarkan masalah, perasaan dan perasaan antara pasien dan
pertanyaan keluarga keluarga atau antar anggota
Hasil: keluarga

Suami pasien bingung dan khawatir - Fasilitasi anggota keluarga dan


memikirkan nasib istrinya dan ia pun mengidentifikasi dan
terkadang stress membagi waktu antara menyelesaikan konflik nilai
mengurus istrinya, pekerjaannya dan
urusan rumah tangga

Berduka berhubungan dengan kematian 1. Mengidentifikasi hal yang telah S :


keluarga atau orang yang berarti memicu emosi
- Klien merasa gagal menjadi
Hasil: seorang kakak
O:
Klien mengatakan dirinya tidak
berguna dan telah gagal menjadi - Klien tampak sedih
seorang kakak yang baik karena tidak
-
Klien cemas akan nasib adik
bisa membantu adik – adiknya setelah
adiknya setelah orang tuanya
ditinggal oleh kedua orang tuanya
meninggal
2. Memfasilitasi mengungkapkan A : Masalah belum teratasi
perasaan cemas, marah atau sedih P : Lanjutkan Intervensi

18
Hasil: - Identifikasi fungsi marah,
frekuensi, dan amuk bagi pasien
Klien tampak sedih dan cemas akan
nasib adik adinya - Buat pernyataan suportif atau
empati selama fase berduka
3.Menganjurkan mengungkapkan
- Ajarkan mekanisme pertahanan
perasaan yang dialami (mis. Ansietas,
yang tepat
marah, sedih)
Hasil:
Klien cemas terhadap nasib adik adiknya
dan takut untuk menceritakan
keinginannya untuk tinggal bersama adik
adiknya kepada suaminya

19
Implementasi dan Evaluasi Hari ke II
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama : Ny. S
Ruangan : Jiwa
RM.No : xxx011

Diagnosa Keperawatan Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi


Ansietas berhubungan dengan krisis 1. Memonitor tanda tanda ansietas S:
situasional Hasil : - Klien mencemaskan adik
Wajah klien tampak tegang, adiknya tidak ada yang
suaranya bergetar, berbicara cepat mengurusi dan terpisah jauh
namun tidak jelas dengan klien
2. Memahami situasi yang membuat O:
ansietas - Wajah klien tampak tegang dan
Hasil : sedih, berbicara dengan suara
Klien cemas terhadap nasib adik bergetar
adiknya dan takut untuk - Klien masih terlihat cemas
menceritakan keinginannya untuk
skala 3 (cemas sedang) dan
tinggal bersama adik adiknya kepada
suaminya mudah marah

3. Melatih teknik relaksasi nafas dalam - Tanda tanda vital :


Hasil :  TD : 140/100 mmHg

20
Klien masih belum bisa  N : 90x/mnt
menceritakan masalahnya dengan
baik  S : 36oC
4. Melatih kegiatan pengalihan untuk  R : 20x/menit
mengurangi ketegangan : Terapi
Aktivitas Kelompok; terapi musik
A:
Hasil :
- Masalah belum teratasi
Klien tampak bisa mengikuti terapi
namun tidak berlangsung lama P : Lanjutkan intervensi
- Memonitor tanda tanda ansietas
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
- Latih teknik relaksasi nafas
dalam
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
Ketidakmampuan koping keluarga 1. Mengidentifikasi kesesuaian antara S :
berhubungan dengan hubungan keluarga harapan pasien dan keluarga
- Klien takut mengungkapkan
ambivalen
Hasil : keinginan kepada suaminya
Klien berharap dapat tinggal - Tn. Sudah mengetahui
bersama dengan adik adiknya keinginan klien untuk tinggal
sedangkan suami klien berharap bersama adik adiknya
keadaan klien dapat membaik
O:

21
- Klien selalu bertanya tentang
kondisi keluarganya dan
2. Memfasilitasi pengungkapan
khawatir akan kondisi adik
perasaan antara pasien dan keluarga
adiknya
atau antar anggota keluarga
A:
Hasil :
- Masalah teratasi sebagian
Klien cemas terhadap nasib adik P : Lanjutkan intervensi
adiknya dan ingin tinggal bersama
- Identifikasi kesesuaian antara
namun takut untuk menceritakan
harapan pasien, keluarga, dan
kepada suaminya tenaga kesehatan
3. Memfasilitasi anggota keluarga dan - Fasilitasi pengungkapan
mengidentifikasi dan menyelesaikan perasaan antara pasien dan
konflik nilai keluarga atau antar anggota
Hasil : keluarga

Tn. N tidak mengetahui keinginan - Fasilitasi anggota keluarga dan


klien yang ingin tinggal bersama mengidentifikasi dan
adik adiknya. menyelesaikan konflik nilai

Berduka berhubungan dengan kematian 1. Mengidentifikasi fungsi marah, S :


keluarga atau orang yang berarti frekuensi, dan amuk bagi pasien
- Klien sudah menerima
Hasil : kenyataan bahwa orang tuanya
sudah meninggal
Klien marah terhadap dirinya sendiri
O:
karena merasa gagal menjadi
seorang kakak setelah orang tuanya - Klien tampak lebih tenang

22
A:
meninggal
- Masalah sudah teratasi
2. Membuat pernyataan suportif atau
P:
empati selama fase berduka
- Hentikan Intervensi
Hasil :
Klien terlihat lebih tenang
3. Mengajarkan mekanisme pertahanan
yang tepat
Hasil :
Klien sudah menerima keadaan
bahwa orang tuanya sudah tiada

23
Implementasi dan Evaluasi Hari ke III
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama : Ny. S
Ruangan : Jiwa
RM.No : xxx011

Diagnosa Keperawatan Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi


Ansietas berhubungan dengan krisis 1. Memonitor tanda tanda ansietas S:
situasional Hasil : - Klien mengatakan sudah dapat
Klien tampak lebih tenang sat mengatasi kecemasannya
berkomunikasi O:
2. Memahami situasi yang membuat - Klien tampak lebih tenang
ansietas
- Tanda tanda vital :
Hasil :
 TD : 120/80 mmHg
Klien sudah dapat mengatasi
kecemasannya  N : 82x/mnt
3. Melatih teknik relaksasi nafas  S : 36oC
dalam
Hasil :  R : 20x/menit

Klien tampak rileks


A:

24
4. Melatih kegiatan pengalihan untuk - Masalah sudah teratasi
mengurangi ketegangan : Terapi P:
Aktivitas Kelompok; terapi musik
- Hentikan intervensi
Hasil :
Klien bisa mengikuti sampai akhir
Ketidakmampuan koping keluarga 4. Mengidentifikasi kesesuaian antara S :
berhubungan dengan hubungan keluarga harapan pasien dan keluarga
- Klien mengatakan merasa
ambivalen
Hasil : senang karena bisa tinggal
bersama adik adiknya
Klien berharap dapat tinggal
bersama dengan adik adiknya dan O :
suami klien sudah mengetahui
- Klien tampak tenang
keinginan klien
A:
5. Memfasilitasi pengungkapan
- Masalah teratasi
perasaan antara pasien dan keluarga
P:
atau antar anggota keluarga
- Hentikan Intervensi
Hasil :
Klien bisa mengungkapkan
keinginannya untuk tinggal bersam
adik adiknya kepada suami klien
6. Memfasilitasi anggota keluarga dan
mengidentifikasi dan menyelesaikan
konflik nilai

25
Hasil :
Tn. N setuju untuk tinggal bersama
adik adik klien

26
Prosedur Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : Terapi Musik
Hari / tanggal : Sabtu / 22 Mei 2021
Jam : 15.00 – 15.45 wib
Tempat : Ruangan
Sasaran :-

1. Tujuan
a. Tujuan umum
Pasien mampu mengurangi ansietas
b. Tujuan khusus
Pasien dapat mengontrol ansietas
2. Manfaat
a. Manfaat umum
1) Meningkatkan kemampuan uji realitas ( reality testing ) melalui
komunikasidan umpan balik dengan atau orang lain.
2) Melakukan sosialisasi
3) Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan efektif
b. Manfaat khusus
1) Meningkatkan identitas diri
2) Menyalurkan emosi secara konstruktif
3) Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial
c. Manfaat rehabilitas
1) Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
2) Meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuan empasti
3) Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah
3. Pemeriksaan tempat
a. Tempat duduk bersama
b. Ruangan yang nyaman dan tenang

27
4. Media
a. Handphone
5. Langkah kegiatan
a. Tahap persiapan
1) Memilih pasien dengan sesuai indikasi yakni pasien yang mengalami
gangguan ansietas / kecemasan.
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat
b. Tahap orientasi
1) Salam terapeutik
Salam kepada pasien
Perkenakan nama atau nama panggilan terapis
Menanyakan nama semua pasien
2) Validasi
Menanyakan perasaan pasien saat ini
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu
mendengakan musik
b) Terapis menjelaskan aturan sbb :
- Jika ada peserta yang ingin meninggalkan harus ijin kepada terapis
- Lama kegiatan kurang lebih 45 menit
- Setiap peserta mengikuti kegiatan dari awal sampe akhir
c. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaiutu mendengakan
musik
2) Terapis meminta saat lagu diputar peserta harus mendengarkan lagu
tersebut dan diperbolehkan untuk ikut bernyanyi, berjoget, maupun tepuk
tangan. Pada saat lagu sudah selesei diputar peserta menceritakan
bagaimana perasaan saat mendengarkan lagu dan menceritakan makna dari

28
lagu tersebut.
3) Beri pujian kepada peserta yang melakukan kegitan dengan baik
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan peserta mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujuan atas keberhasilan
2) Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan pasien mengekspresikan perasaan dengan cara
mendengarkan muisk
3) Kontrak yang akan dataang
- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu dengan menggambar atau
menulis
- Menyepakati waktu dan tempat

29

Anda mungkin juga menyukai