Anda di halaman 1dari 42

DEPRESI BERAT

TANPA GEJALA
PSIKOTIK
CASE REPORT SESSION (CRS)
Eko Arizal, S. Ked *
Khory Aurora Berty, S. Ked *
Della Rafika Sari, S. Ked *
** Pembimbing : dr. Susiati, M. Ked, Sp. KJ
Apa itu depresi?

American Psychological Association (APA)


memberikan definisi depresi merupakan
perasaan sedih atau kosong yang disertai
dengan penurunan minat terhadap
aktivitas yang menyenangkan, gangguan
tidur dan pola makan, penurunan
kemampuan berkonsentrasi, perasaan
bersalah yang berlebihan, dan munculnya
pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Laporan
kasus
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
•Nama : Ny. A
•Tanggal Lahir/Umur : Tarutung, 10 Oktober 1951/70 tahun
•Jenis kelamin : Perempuan
•Alamat : Jl. Orang kayu pingai talang banjar RT 27
•Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
•Agama : Islam
•Status Perkawinan : Menikah
•Pekerjaan : Tidak bekerja
•Pendidikan : SD
•MRS tanggal : 11 Maret 2020

KELUHAN UTAMA Os Susah tidur sejak ± 2 bulan SMRS


R I WAYAT P E N YA K I T S E K A R A N G
Pasien datang ke POLI Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi atas keinginan sendiri diantar oleh
anaknya dengan keluhan susah tidur sejak ± 2 bulan yang lalu. Os mengaku sangat sulit untuk memulai tidur
walaupun os sudah memejamkan matanya tetapi masih tidak bisa untuk tidur.Selama 2 bulan ini os sama sekali
tidak tidur, ketika berusaha untuk tidur os merasa sakit kepala dan pusing, os merasa gelisah, gemetar, karena
selalu memikirkan penyakitnya yang tidak kunjung sembuh.
Keluhan dirasakan berawal dari ketika os mempunyai gejala sakit lambung sejak ± 1 tahun yang lalu,
menurut keterangan keluarga os susah untuk makan dan memilih – milih makanan jika mau makan. os sudah
pernah berobat ke dokter karena penyakitnya tersebut dan pernah dirawat. Os juga memiliki penyakit diabetes
melitus, asam urat dan kolesterol yang tinggi,hipertensi. os memiliki penyakit katarak dan pernah disarankan
untuk operasi namun tidak dilakukan karena pertimbangan penyakit diabetes pasien. Sejak saat itu os mulai
selalu merasakan sedih, sering murung, dan kehilangan minat untuk beraktifitas, dan kalaupun melakukan
aktifitas os merasakan sering cepat lelah.
Os selalu kepikiran akan penyakitnya yang terlalu banyak yang tidak kunjung sembuh meskipun
keluarga memberikan dukungan kepada pasien untuk tidak terbebani dengan penyakitnya. Sekarang keseharian
os lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, os tidak bekerja lagi karena sudah berumur dan disarankan banyak
untuk beristirahat. Os juga mengeluhkan selera makan yang menurun, os sulit untuk makan, sehingga os
mengalami penurunan berat badan.
Os tidak ada mendengar bisikan-bisikan, os tidak ada keinginan untuk bunuh diri, os tidak ada
merasakan dirinya punya pengalaman yang tidak dipunyai orang lain, os tidak ada merasa dikejar-kejar ingin
dibunuh orang lain.
Riwayat bahagia, semangat menggebu, suka memberi dan perasaan senang berlebih dalam kurun
waktu minimal 2 minggu sebelum keluhan depresi muncul disangkal.
R I WAYAT P E N YA K I T D A H U L U
Gangguan Mental dan Emosi
• Riwayat gangguan mental dan emosi tidak ada sebelumnya.

Gangguan Psikosomatis
• Tidak didapatkan kelainan

Kondisi Medik
• Pasien memiliki penyakit gastritis, asam urat, Hipertensi, diabetes
melitus dan katarak.
Riwayat Penggunaan Zat Narkotika dan Alkohol
• Tidak ada Riwayat penggunaan zat narkotika dan alkohol

Gangguan Neurologi
• Tidak ada riwayat gangguan neurologi
R I WAYAT K E LUA R G A

No Nama L/ Usia Hubungan Sifat


P
1. Tn. A L Alm Ayah pasien Tegas,disiplin, penyayang
2. Ny. W P Alm Ibu pasien Ramah, penyayang
3. Tn. D L 73 th Kakak laki-laki Tegas, penyayang
pasien
4. Ny. A P 70 th Pasien Tidak mudah Cemas,
Orangnya percaya diri
5. Tn. B L 71 th Suami pasien Baik, penyayang
6. Tn. H L 64 th Adik laki-laki Patuh, disiplin
pasien
7. Ny.I P 58 th Adik Baik, patuh, penyanyang
perempuan
pasien
R I WAYAT K E H I D U PA N P R I B A D I

Riwayat prenatal dan Riwayat masa kanak-kanak Riwayat masa kanak-kanak


perinatal awal (0-3 tahun) menengah (3-11 tahun)
• Pasien lahir cukup bulan, • Pasien lupa mengenai • Pasien pergi ke sekolah
merupakan kehamilan riwayat masa kanak- dengan berjalan bersama
yang diharapkan dan kanak awal teman-temannya. Pasien
direncanakan. Pasien merupakan anak yang
lahir ditolong oleh dukun sering menghabiskan
beranak. Pasien lahir masa kecilnya dengan
dengan berat badan bermain bersama teman-
cukup dan tidak ada teman seusianya.
kelainan fisik.
Perkembangan Masalah emosi dan
Hubungan sosial Riwayat sekolah Riwayat Psikoseksual
kognisi dan motorik fisik

• Pasien merupakan • Pasien tidak lulus • Pasien lupa • Pasien bukan • Pasien pertama kali
pribadi yang mudah SD. mengenai merupakan pribadi tertarik dengan
bergaul. Pasien perkembangan yang pencemas, lawan jenis saat usia
memiki cukup kognisi dan motorik. pasien adalah orang 14 tahun. Sekarang
banyak teman, baik yang percaya diri. pasien sudah
laki-laki maupun menikah dan
perempuan. berhubungan baik
dengan suaminya.

Riwayat militer
Latar belakang Riwayat
Riwayat pekerjaan Aktivitas sosial Kehidupan seksual dan masalah
agama pernikahan
hukum
• Pasien sudah 3 • Pasien • Pasien bila ada • Orientasi seksual • Pasien sudah • Pasien tidak
kali berganti merupakan ibu masalah selalu pasien terhadap menikah pernah
agama dari rumah tangga bercerita kepada lawan jenis baik. melakukan
kristen ke islam, yang sudah tidak suami dan pendidikan
lalu ke kristen bekerja lagi. anaknya. militer. Pasien
lagi, lalu ke islam tidak pernah
lagi sampai terlibat dengan
sekarang. masalah hukum
dan kepolisian.
S TAT U S I N T E R N I S T I K
Status Generalisata
Pemeriksaan Tanda Vital
Kulit : Turgor baik
Kesadaran :Compos mentis
Kepala : Normochepal, rambut hitam,
TD :150/90 mmHg
tidak mudah dicabut
Nadi : 80 x/menit
Suhu :36,5º C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
RR :18 x/menit
Sklera ikterik (-/-), pupil bulat ,isokor (+/+),
lensa keruh (+/+).
Status Gizi
Tinggi Badan :162 cm Hidung : Deformitas (-), epistaksis (-)
Berat Badan :60 kg
IMT :22,9 Telinga : Serumen minimal, Nyeri tekan
kg/m2(normoweight) (-)

Leher : Pembesaran KGB (-), Trakea


Pemeriksaan Penunjang Lainnya terletak ditengah
a. Laboratorium darah rutin : Tidak dilakukan
pemeriksaan Pemeriksaan thorax abdomen extremitas
dalam batas normal.
Gangguan berpikir
S TAT U S P S I K I AT R I Bentuk pikir : realistik
Arus pikir : koheren
Isi pikir :Waham (-), Preokupasi terhadap
Keadaan Umum
penyakitnya.
Penampilan : Pasien datang dalam keadaan
Alam perasaan
tenang, penampilan sesuai usianya, kondisi
Mood : Depresi
fisik terlihat sehat namun seperti tidak
Afek : appropriate
bersemangat dan lemas, pakaian rapi.
Persepsi
Kesadaran : CM
Halusinasi : (-)
Ilusi : (-)
Pembicaraan : Koheren

Orientasi W/T/O : baik Fungsi intelektual


Daya konsentrasi : Konsentrasi dan perhatian pasien baik.
Sikap dan tingkah laku: Kooperatif Orientasi : W/T/O : baik
Daya Ingat : baik
Pikiran abstrak : Baik
Pengendalian impuls : Baik
Daya nilai : Baik
Tilikan : Derajat 4
Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
Diagnosis Banding Diagnosis Multi Aksial
• Episode depresi berat tanpa • Aksis I : Depresi berat
gejala psikotik tanpa gejala psikotik
• Aksis II :-
• Insomnia • Aksis III : Gastritis, diabetes
• Gangguan Afektif Bipolar melitus, hipertensi, asam urat,
• Aksis IV :-
• Aksis V : GAF 50-41
Penatalaksanaan
• Sertralin 1 x 50 mg
• Olanzapin 2 x 5 mg
• Neurodex 1 x 50 mg
PROGNOSIS
Prognosis kearah baik :
Pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya
Pasien rutin untuk kontrol dan minum obat
Respon terhadap pengobatan baik
biaya pengobatan dibantu oleh BPJS.

Prognosis ke Arah buruk:


Gangguan ini sudah berlangsung sejak 2 bulan yang lalu
Adanya beberapa gejala somatic yang dialami pasien

Ad vitam : dubia ad malam


Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Tinjauan Pustaka
Depresi
gangguan keadaan tonus perasaan yang secara umum ditandai oleh rasa
kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian

Usia paling awal  5-6 Gangguan depresif berat


tahun sampai 50 tahun rata-rata dimulai pada usia
dengan rerata pada usia 40 tahun (20-50 tahun)
30 tahun

World health Organization (2012), menyatakan bahwa saat ini depresi diperkirakan terjadi
hampir pada 350 juta orang di dunia. Survey kesehatan mental dunia yang dilakukan di 17
negara menemukan rata-rata sekitar 1 dari 20 orang dilaporkan mengalami episode depresi
Etiologi

• Faktor organobiologi  Amin biogenik, dopamin,


serotonin, norepinefrin
• Faktor genetika
• Faktor psikologi  peristiwa kehidupan dan tress
lingkungan
PATOGENESIS

• Teori Biologi
Depresi  turunnya sintesis protein
yang terlibat dalam neurogenesis
dan plastisitas sinaptik

Perubahan neurotransmiter monoamine


 jumlah BDNF yang kurang  atrofi
dan kemungkinan apoptosis neuron
yang rentan di hippocampus dan area
otak lainnya seperti prefrontal cortex.
• Stres  neuron hippokampus dan amigdala
menjadi atrofihilangnya input
penghambatan ke hipotalamus 
overaktivitas sumbu HPA . Hiperkortisolemia
pada depresi menunjukkan satu atau lebih
gangguan sentral berikut:
• penurunan tonus 5-HT
• peningkatan drive dari NE, ACh, atau
CRH; atau
• penurunan inhibisi umpan balik dari
hippocampus.
Teori Kognitif
Pasien yang depresi cenderung memiliki pikiran miring dan
negatif tentang :
 Diri mereka sendiri
 Lingkungan mereka
 Masa depan, suatu klaster yang ia sebut trias kognitif.

Trias kognitif  menurut pasien menganggap diri mereka tidak


berdaya, menafsirkan sebagian besar peristiwa yang tidak
menguntungkan, dan percaya masa depan menjadi putus asa.
Teori Interpersonal
Para peneliti mengembangkan
sejumlah data terkait tentang
masalah interpersonal yang Ketika individu yang rentan
terkait dengan depresi. Sebagai menghadapi stressor atau merasa
contoh, penelitian menunjukkan tidak adanya atau tidak memadainya
bahwa dukungan antarpribadi dukungan interpersonal selama masa
melindungi seseorang terhadap stres, mereka mungkin tidak berdaya
depresi: Memiliki orang yang untuk merespons secara efektif dan
dapat dipercaya untuk berbicara rentan untuk mengembangkan gejala.
mengurangi risiko
mengembangkan episode
depresi.
Teori Psikoanalitik

Banyak psikoanalis yang berhipotesis bahwa agresi yang


diakibatkannya terhadap orangtua yang frustasi, atau
terhadap diri sendiri sebagai rusak, berkontribusi secara
meyakinkan terhadap kecenderungan terhadap depresi. Pada
pasien yang depresi, agresi sebagian besar diarahkan sendiri.
Rasa bersalah (sadar atau tidak sadar) atau rasa malu secara
teoretis dihasilkan dari perasaan gagal yang dirasakan pasien,
dengan perasaan diri yang berkurang.
Cont…
• Terjadi karena aspek objek ambivalen menjadi terinternalisasi, atau
Respon terhadap dimasukkan, ke dalam rasa diri pasien, dan permusuhan yang
kehilangan / Kemarahan diarahkan ke objek justru diarahkan pada diri. Keadaan ini berfungsi
ke Dalam untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain (objek) dalam
kenyataan.

• Pasien yang depresi takut bahwa mereka tidak dapat melindungi "yang
Merasa bersalah (Guilt) lain" yang diidealkan, atau yang baik, yang diinternalisasi dari
kerusakan, impuls yang penuh kemarahan.

• Depresi sebagai akibat dari perasaan tidak berdaya, gangguan harga


Penurunan dalam diri, dan kemarahan yang diarahkan sendiri yang dipicu oleh kegagalan
Regulasi Self-Esteem untuk hidup sesuai dengan aspirasi narsistik dari setiap fase
perkembangan.

• Depresi terkait dengan pengalaman kekosongan mendalam pada pasien


Kekurangan dari yang orang tuanya tidak dapat berempati dengan pengalaman afektif
Caregiver Awal awal mereka. Begitulah yang terjadi, karena banyak orang tua dari
pasien yang depresi itu sendiri mengalami depresi.
Diagnosis
ICD-10
1. Durasi minimum episode adalah 2 minggu dan setidaknya dua dari tiga
gejala depresi, kehilangan minat atau kesenangan dan peningkatan kelelahan
harus ada.
2. Episode depresif dapat dinilai ringan, sedang atau berat tergantung pada
jumlah dan keparahan gejala.
3. Episode depresi yang terjadi dengan halusinasi, delusi, atau pingsan
depresif selalu dikodekan sebagai parah dengan fitur psikotik.
Kriteria Depresi menurut Diagnostic And Statistical
Manual Of Mental Disorder, Fifth Edition (DSM-5)
Berdasarkan DSM-5
disruptive mood dysregulation, gangguan depresi
mayor, gangguan depresi persisten (distimia),
premenstual dysphoric disorder, substance/
medication-induce depressive disorder, gangguan
depresi yang berhubungan dengan kondisi medis
lainnya, gangguan depresi yang tidak spesifik, dan
gangguan depresi yang tidak tergolongkan.
Cont…
Major Depressive Disorder (MDD) atau selanjutnya disebut Gangguan
Depresi Mayor (GDM) yaitu harus memenuhi kriteria :
A. Lima atau lebih dari gejala dibawah ini yang sudah ada bersama-sama selama 2
minggu dan memperlihatkan perubahan fungsi dari sebelumnya; minimal
terdapat 1 gejala dari (1) mood yang depresi atau (2) hilangnya minat.
1. Mood depresi sepanjang hari, hampir setiap hari, yang ditunjukkan oleh baik
laporan subyektif (misalnya perasaan sedih, kosong, tidak ada harapan) atau
observasi orang lain (misalnya terlihat menangis).
2. Secara nyata terdapat penurunan minat atas seluruh rasa senang, aktifitas
harian, hampir setiap hari (yang ditandai oleh perasaan subyektif atau objektif).
Cont…
3. Kehilangan atau peningkatan berat badan yang nyata tanpa
usaha khusus (contoh : perubahan 5% atau lebih berat
badan dalam 1 bulan terakhir), atau penurunan dan
peningkatan nafsu makan yang hampir terjadi setiap hari.
4. Sulit tidur atau tidur berlebih hampir setiap hari.
5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari
(teramati oleh orang lain, bukan semata-mata perasaan
gelisah atau perlambatan yang subyektif).
6. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
Cont…
7. Perasaan tidak berguna atau rasa bersalah yang mencolok
(bisa bersifat waham) hampir setiap hari (bukan semata-mata
menyalahkan diri atau rasa bersalah karena menderita sakit).
8. Penurunan kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi, atau
penuh keragu-raguan hampir setiap hari (baik sebagai hal yang
dirasakan secara subyektif atau teramati oleh orang lain).
9. Pikiran berulang tentang kematian (bukan sekedar takut
mati), pikiran berulang tentang ide bunuh diri dengan atau
tanpa rencana yang jelas, atau ada usaha bunuh diri atau
rencana bunuh diri yang jelas.
Cont…
B. Gejala-gejala ini secara klinis nyata menyebabkan distress atau hendaya
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting kehidupannya.
C. Episodenya tidak terkait dengan efek fisiologis zat atau kondisi medis
lainnya.
D. Keberadaan episode depresi tidak dapat dijelaskan pada gangguan
skizoafektif, skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau spektrum
skizofrenia lainnya yang tidak spesifik.
E. Tidak pernah dijumpai episode manik atau hipomanik.
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F32 Episode Depresi
Gejala utama (pada derajat
ringan, sedang dan berat) Gejala lainnya
• Afek depresif • Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri
• Kehilangan minat dan kegembiraan berkurang
• Berkurangnya energi yang menuju • Gagasan tentang rasa bersalah dan
meningkatnya keadaan mudah lelah tidak berguna
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja • Pandangan masa depan yang suram
dan pesimistis
sedikit saja) dan menurunnya
• Gagasan atau perbuatan
aktivitas membahayakan diri atau bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
KLASIFIKASI
Derajat depresi Keterangan diagnostik
Episode depresif ringan  Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti disebut diatas;
 Ditambah sekuran-kurangnya 2 dari gejala lainnya (a) sampai (g)
(F32.0)
 Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
 Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
 Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya

Episode depresif  Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode
depresi ringan
sedang (F32.1)
 Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya
 Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu
 Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan
:
Episode depresif berat  Semua 3 gejala utama depresi harus ada
 Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harus
tanpa Gejala Psikotik
berintensitas berat.
(F32.2)  Bila ada gejala penting (misalnya agitasi, atau retardasi psikomotor) yang mencolok,
maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak
gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap
episode depresif berat masih dapat dibenarkan.
 Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan
tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
 Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas
• Episode depresi berat yang memenuhi kriteri menurut F32.2 tersebut diatas
Episode depresif
• Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan
berat dengan Gejala ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien
merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik
Psikotik (F32.3) biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau
daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor
• Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan afek (mood congruent)

F32.8 Episode Depresif Lainnya

F32.9 Episode Depresif YTT


TATALAKSANA

Non Farmakologi Farmakologi


Antidepresan
• Terapi Fisik dan Terapi • Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
(SSRI).
Perubahan Perilaku • Antidepresan Trisiklik (TCA)
• Psikoterapi • Serotonin /Norepinephrin Reuptake
Inhibitor (SNRI)
• Antidepresan Aminoketon
• Antidepresan Triazolopiridin
• Antidepresan Tetrasiklik
• Mono Amin Oxidase Inhibitor ( MAOI
• Terapi Tambahan
– Mood Stabilizer
– Antipsikotik
PROGNOSIS
• Kemungkinan prognosis baik:
Episode ringan, tidak ada gejala psikotik, waktu rawat inap
singkat, indikator psikososial meliputi mempunyai teman akrab
selama masa remaja, fungsi keluarga stabil, lima tahun sebelum
sakit secara umum fungsi sosial baik. Sebagai tambahan, tidak
ada komorbiditas dengan gangguan psikiatri lain, tidak lebih dari
sekali rawat inap dengan depresi berat, onset awal pada usia
lanjut.
• Kemungkinan prognosis buruk:
Depresi berat bersamaan dengan distimik, penyalahgunaan
alkohol dan zat lain, ditemukan gejala cemas, ada riwayat lebih
dari sekali episode depresi sebelumnya.
ANALISIS
Pasien perempuan KASUS
usia 70 tahun
Anamnesis:
□Keluhan susah tidur sejak ±
2 bulan yang lalu hingga Keluhan dirasakan berawal

kini. ketika os mempunyai gejala sakit
□sulit untuk memulai tidur lambung
walaupun os sudah □os susah untuk makan dan
memejamkan matanya memilih – milih makanan jika
tetapi masih tidak bisa mau makan.
untuk tidur □Os juga memiliki penyakit
□ketika berusaha untuk tidur
diabetes melitus, asam urat dan
os merasa sakit kepala dan
pusing, os merasa gelisah, kolesterol yang tinggi,hipertensi.
gemetar. os memiliki penyakit katarak.
ANALISIS
KASUS
□osselalu merasakan sedih,
sering murung, dan
kehilangan minat untuk
□Sekarang keseharian os lebih
beraktifitas, dan kalaupun
melakukan aktifitas os banyak menghabiskan waktu
merasakan sering cepat dirumah, os tidak bekerja lagi
lelah karena sudah berumur dan
□Os selalu kepikiran akan disarankan banyak untuk
penyakitnya yang terlalu beristirahat.
banyak yang tidak kunjung
sembuh meskipun keluarga
memberikan dukungan
kepada pasien untuk tidak
terbebani dengan
penyakitnya
DIAGNOSIS
• Berdasarkan anamnesis keluhan yang dialami pasien yang telah
dilakukan secara autoanamnesis,
• maka pasien didiagnosis mengalami episode depresif berat
• karena memenuhi kriteria penegakan diagnosis berdasarkan
PPDGJ III yang dialami lebih dari 2 minggu.
• 3 gejala utama ditemukan pada pasien, yaitu adanya afek
depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas ditambah gejala lainnya yaitu konsentrasi
dan perhatian berkurang, tidur terganggu dan nafsu makan
berkurang serta adanya pesimistis.
Tatalaksana
• Psioterapi
• farmakoterapi berupa
• sertraline
• Olanzapine
• Neurodex
Prognosis
• Prognosis ke arah baik karena pasien menyadari
sepenuhnya tentang situasi dirinya pasien rutin
untuk kontrol ulang dan minum obat, respon
terhadap pengobatan baik serta biaya
pengobatan dibantu oleh BPJS.
• Prognosis ke arah buruk kemungkinan terjadi
karena gangguan yang dialami pasien sudah
berlangsung lama serta banyaknya gejala
somatic lain yang dialami pasien.
Kesimpulan
1. Gangguan depresif adalah gangguan psikiatri yang
menonjolkan mood sebagai masalahnya.
2. Diagnosis gangguan depresif dapat merujuk pada
PPPDGJ III dan menurut DSM IV-TR
3. Gangguan depresif dapat dibagi menjadi gangguan
depresif ringan, sedang, berat, berat tanpa gejala
psiskotik dan berat dengan gejala psikotik.
4. Penatalaksanaan gangguan depresi terbagi dalam
farmakoterapi dan psikoterapi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai