Anda di halaman 1dari 43

DEPRESI BERAT

DENGAN GEJALA
PSIKOTIK
CASE REPORT SESSION (CRS)
Nur Ramlah Rezi, S. Ked * (G1A219092)
Sara Ade Natassa Samosir, S. Ked * (G1A219093)
** Pembimbing : dr. Victor Eliezer, Sp. KJ
Apa itu depresi?

American Psychological Association (APA)


memberikan definisi depresi merupakan
perasaan sedih atau kosong yang disertai
dengan penurunan minat terhadap
aktivitas yang menyenangkan, gangguan
tidur dan pola makan, penurunan
kemampuan berkonsentrasi, perasaan
bersalah yang berlebihan, dan munculnya
pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Laporan
kasus
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
•Nama : Tn. G
•Tanggal Lahir/Umur : 08 Juli 1996/24 tahun
 
•Jenis kelamin : Laki-laki
•Alamat : Jl. Rb Siagian, Pasir Putih , Jambi  

•Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
•Agama : Islam
•Status Perkawinan : Belum menikah
•Pekerjaan : Mahasiswa
•Pendidikan : SMA
•MRS tanggal : 27 Agustus 2020

KELUHAN UTAMA Os Susah tidur sejak ± 4 bulan


SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak bisa tidur
Pasien datang ke POLI Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi atas
keinginan sendiri diantar oleh kakaknya dengan keluhan susah tidur
sejak ± 4 bulan yang lalu.
Os mengaku sangat sulit untuk memulai tidur walaupun os sudah
memejamkan matanya tetapi masih tidak bisa untuk tidur ketika
berusaha untuk tidur os merasa sakit kepala dan pusing.
. Biasanya pasien tidur selama ± 7-8 jam/hari, namun saat ini pola tidur
pasien menjadi tidak teratur.
. Terkadang pasien dapat tahan tidak tidur selama 2 hari, atau disisi lain
RPS
Tidak bisa tidur
Keluhan dirasakan berawal dari ketika os mempunyai masalah keluarga,
dimana kondisi keluarganya kurang harmonis, menurut keterangan pasien
dan kakaknya pasien selalu dikekang dan sering disalahkan oleh orangtuanya
sehingga pasien mulai merasa terbebani dan kehilangan makna atas dirinya.
Hal ini terjadi sejak pasien mulai tinggal dirumah akibat pandemic COVID-19,
hal ini yang mengakibatkan keluhan pasien muncul kembali dan berakibat
pada kebiasaan tidur menjadi tidak teratur.
.Pasien juga mengajku mengalami penurunan nafsu makan .selain itu pasie
juga mengaku sering merasakan sakit kepala, dan terkadang mengganggu
aktifitasnya sehari-hari. Sakit kepala membaik dengan beristirahat.
Megenai perasaanya, pasien mengatakan sedang sedih karena merasa tidak berguna dan hanya
merpotkan orangtua. Akhir-akhir ini pasien merasa badannya lemas dan mudah lelah sehingga
pasien kehilangan minat untuk melakukan apapun. 2 minggu yang lalu pasien pernah mencoba
untuk bunuh diri dengan mengiris tangannya karena perasaan tidak berguna ini. Selain itu
pasien juga mengalami hal yang aneh, yaitu mendengar suara-suara yang diduga berasal dari
suara kakek dan neneknya yang telah meninggal. Yang tidak didengar oleh orang lain. Suara itu
berupa bisikan biasa yang dulu kakek dan neneknya biacarakan kepada pasien. Namun, bisikan
ini tidak menyuruh atau menuduh pasien menganai tindakan dan perasaannya.
Menurut kakaknya, pasien sering mendengarkan lagu-lagu bernuansa depresi dan ertemakan
bunuh diri serta pasien juga sering menonton mengenai tema yang serupa dengan lagu-lagu
sedih dan bunuh diri. Kakak pasien juga mengatakan pernah melihat papan tulis berisikan
rencana bunuh diri pasien mengai dimana, kapan, dan bagaimana ia akan bunuh diri.
Riwayat bahagia, semangat menggebu, suka memberi dan perasaan senang berlebih dalam
kurun waktu minimal 2 minggu sebelum keluhan depresi muncul disangkal.
R I WAYAT P E N YA K I T DA H U L U
Gangguan Mental dan Emosi
• Riwayat gangguan emosi yang sama pada 8 tahun yang lalu.

Gangguan Psikosomatis
• Tidak didapatkan kelainan

Kondisi Medik
• Tidak ada riwayat penyakit medic sebelumnya

Riwayat Penggunaan Zat Narkotika dan Alkohol


• Tidak ada Riwayat penggunaan zat narkotika dan alkohol

Gangguan Neurologi
• Tidak ada riwayat gangguan neurologi
R I WAYAT K E L UA R G A

Pasien pria

Wanita
R I WAYAT K E H I D U PA N P R I B A D I

Riwayat prenatal dan Riwayat masa kanak-kanak Riwayat masa kanak-kanak


perinatal awal (0-3 tahun) menengah (3-11 tahun)
• Pasien lahir cukup bulan, • Pasien lupa mengenai • Pasien masuk ke sekolah
merupakan kehamilan riwayat masa kanak- pesantren dan sering
yang diharapkan dan kanak awal tinggal jauh dari
direncanakan. orangtua.
• Pasien lahir ditolong • Pasien merupakan anak
oleh dokter. Pasien lahir yang tidak terlalu sering
dengan berat badan menghabiskan masa
cukup dan tidak ada
kelainan fisik.
Perkembangan Masalah emosi dan
Hubungan sosial Riwayat sekolah Riwayat Psikoseksual
kognisi dan motorik fisik


Pasien merupakan pribadi yang sulit ●
Pendidikan terakhir SMA, saat ●
Pasien lupa mengenai ●
Pasien merupakan pribadi introvert, pasien adalah ●
Pasien pertama kali tertarik
bergaul dengan orang lain. orang yang percaya diri, dan sulit menerima

Pasien biasanya menyelesaikan masalahnya ini pasien merupakan seorang perkembangan kognisi dan keberadaan orang baru dan tidak mau membiarkan dengan lawan jenis saat usia 13
sendiri mahasiswa motorik. orang lain masuk ke kehidupannya tahun. .

Riwayat militer
Latar belakang Riwayat
Riwayat pekerjaan Aktivitas sosial Kehidupan seksual dan masalah
agama pernikahan
hukum
• Pasien beragama • Pasien • Pasien ikut andil • Orientasi seksual • Pasien belum • Pasien tidak
Islam sejak kecil, merupakan dalam organisasi pasien terhadap menikah pernah
dan tidak pernah mahasiswa yang dan aktivitas lawan jenis baik. melakukan
meninggalkan aktif di sosial di pendidikan
sholat perguruan tinggi kampusnya militer. Pasien
informatika tidak pernah
terlibat dengan
masalah hukum
dan kepolisian.
S TAT U S I N T E R N I S T I K
Status Generalisata
Pemeriksaan Tanda Vital
Kulit : Turgor baik
Kesadaran :Compos mentis
Kepala : Normochepal, rambut hitam,
TD :120/80 mmHg
tidak mudah dicabut
Nadi : 80 x/menit
Suhu :36,5º C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera
RR :18 x/menit
ikterik (-/-), pupil bulat ,isokor (+/+), lensa
keruh (+/+).
Status Gizi
Tinggi Badan :167 cm Hidung : Deformitas (-), epistaksis (-)
Berat Badan :60 kg
IMT :21,5kg/m (normoweight)
2 Telinga : Serumen minimal, Nyeri tekan
(-)

Leher : Pembesaran KGB (-), Trakea terletak


Pemeriksaan Penunjang Lainnya ditengah
a. Laboratorium darah rutin : Tidak dilakukan
pemeriksaan Pemeriksaan thorax abdomen extremitas
dalam batas normal.
Gangguan berpikir
Bentuk pikir: realistik
S TAT U S P S I K I AT R I Arus pikir : koheren
Isi pikir :Waham (-), Preokupasi terhadap
Keadaan Umum
penyakitnya, ide bunuh diri (+)
Penampilan : Pasien datang dalam keadaan
Alam perasaan
tenang, penampilan sesuai usianya, kondisi
Mood: Depresi
fisik terlihat sehat namun seperti tidak
Afek : luas, kongruen
bersemangat dan lemas, pakaian rapi.
Persepsi
Kesadaran : CM
Halusinasi : auditorik (+)
Ilusi : (-)
Pembicaraan : Koheren

Orientasi W/T/O : baik Fungsi intelektual


Daya konsentrasi : Konsentrasi dan perhatian pasien baik.
Sikap dan tingkah laku: Kooperatif Orientasi : W/T/O : baik
Daya Ingat : baik
Pikiran abstrak : Baik
Pengendalian impuls : Baik
Daya nilai : Baik
Tilikan : Derajat 6
Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
Diagnosis Banding Diagnosis Multi Aksial
• Episode depresi berat dengan • Aksis I : Depresi berat
gejala psikotik dengan gejala psikotik
• Insomnia • Aksis II : -
• Gangguan Afektif Bipolar • Aksis III : -
• Aksis IV : masalah keluarga
• Aksis V : GAF 60-51
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
• Sertralin 1 x 50 mg
Psikoterapi
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Depresi
gangguan keadaan tonus perasaan yang secara umum ditandai oleh rasa
kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian

Usia paling awal  5-6 Gangguan depresif berat


tahun sampai 50 tahun rata-rata dimulai pada usia
dengan rerata pada usia 40 tahun (20-50 tahun)
30 tahun

World health Organization (2012), menyatakan bahwa saat ini depresi diperkirakan terjadi
hampir pada 350 juta orang di dunia. Survey kesehatan mental dunia yang dilakukan di 17
negara menemukan rata-rata sekitar 1 dari 20 orang dilaporkan mengalami episode depresi
Etiologi

• Faktor organobiologi  Amin biogenik, dopamin,


serotonin, norepinefrin
• Faktor genetika
• Faktor psikologi  peristiwa kehidupan dan tress
lingkungan
PATOGENESIS

• Teori Biologi
Depresi  turunnya sintesis protein
yang terlibat dalam neurogenesis
dan plastisitas sinaptik

Perubahan neurotransmiter monoamine


 jumlah BDNF yang kurang  atrofi
dan kemungkinan apoptosis neuron
yang rentan di hippocampus dan area
otak lainnya seperti prefrontal cortex.
• Stres  neuron hippokampus dan amigdala
menjadi atrofihilangnya input
penghambatan ke hipotalamus 
overaktivitas sumbu HPA . Hiperkortisolemia
pada depresi menunjukkan satu atau lebih
gangguan sentral berikut:
• penurunan tonus 5-HT
• peningkatan drive dari NE, ACh, atau
CRH; atau
• penurunan inhibisi umpan balik dari
hippocampus.
Teori Kognitif
Pasien yang depresi cenderung memiliki pikiran miring dan
negatif tentang :
 Diri mereka sendiri
 Lingkungan mereka
 Masa depan, suatu klaster yang ia sebut trias kognitif.

Trias kognitif  menurut pasien menganggap diri mereka tidak


berdaya, menafsirkan sebagian besar peristiwa yang tidak
menguntungkan, dan percaya masa depan menjadi putus asa.
Teori Interpersonal
Para peneliti mengembangkan
sejumlah data terkait tentang
masalah interpersonal yang Ketika individu yang rentan
terkait dengan depresi. Sebagai menghadapi stressor atau merasa
contoh, penelitian menunjukkan tidak adanya atau tidak memadainya
bahwa dukungan antarpribadi dukungan interpersonal selama masa
melindungi seseorang terhadap stres, mereka mungkin tidak berdaya
depresi: Memiliki orang yang untuk merespons secara efektif dan
dapat dipercaya untuk berbicara rentan untuk mengembangkan gejala.
mengurangi risiko
mengembangkan episode
depresi.
Teori Psikoanalitik
Banyak psikoanalis yang berhipotesis bahwa agresi yang
diakibatkannya terhadap orangtua yang frustasi, atau
terhadap diri sendiri sebagai rusak, berkontribusi secara
meyakinkan terhadap kecenderungan terhadap depresi. Pada
pasien yang depresi, agresi sebagian besar diarahkan sendiri.
Rasa bersalah (sadar atau tidak sadar) atau rasa malu secara
teoretis dihasilkan dari perasaan gagal yang dirasakan pasien,
dengan perasaan diri yang berkurang.
Cont…
• Terjadi karena aspek objek ambivalen menjadi terinternalisasi, atau
Respon terhadap dimasukkan, ke dalam rasa diri pasien, dan permusuhan yang
kehilangan / Kemarahan diarahkan ke objek justru diarahkan pada diri. Keadaan ini berfungsi
ke Dalam untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain (objek) dalam
kenyataan.

• Pasien yang depresi takut bahwa mereka tidak dapat melindungi "yang
Merasa bersalah lain" yang diidealkan, atau yang baik, yang diinternalisasi dari
(Guilt) kerusakan, impuls yang penuh kemarahan.

• Depresi sebagai akibat dari perasaan tidak berdaya, gangguan harga diri,
Penurunan dalam dan kemarahan yang diarahkan sendiri yang dipicu oleh kegagalan untuk
Regulasi Self-Esteem hidup sesuai dengan aspirasi narsistik dari setiap fase
perkembangan.

• Depresi terkait dengan pengalaman kekosongan mendalam pada pasien


Kekurangan dari yang orang tuanya tidak dapat berempati dengan pengalaman afektif
Caregiver Awal awal mereka. Begitulah yang terjadi, karena banyak orang tua dari
pasien yang depresi itu sendiri mengalami depresi.
Diagnosis
ICD-10
1. Durasi minimum episode adalah 2 minggu dan setidaknya dua dari tiga
gejala depresi, kehilangan minat atau kesenangan dan peningkatan kelelahan
harus ada.
2. Episode depresif dapat dinilai ringan, sedang atau berat tergantung pada
jumlah dan keparahan gejala.
3. Episode depresi yang terjadi dengan halusinasi, delusi, atau pingsan
depresif selalu dikodekan sebagai parah dengan fitur psikotik.
Kriteria Depresi menurut Diagnostic And Statistical
Manual Of Mental Disorder, Fifth Edition (DSM-5)
Berdasarkan DSM-5
disruptive mood dysregulation, gangguan depresi
mayor, gangguan depresi persisten (distimia),
premenstual dysphoric disorder, substance/
medication-induce depressive disorder, gangguan
depresi yang berhubungan dengan kondisi medis
lainnya, gangguan depresi yang tidak spesifik, dan
gangguan depresi yang tidak tergolongkan.
Cont…
Major Depressive Disorder (MDD) atau selanjutnya disebut Gangguan
Depresi Mayor (GDM) yaitu harus memenuhi kriteria :
A. Lima atau lebih dari gejala dibawah ini yang sudah ada bersama-sama selama 2
minggu dan memperlihatkan perubahan fungsi dari sebelumnya; minimal
terdapat 1 gejala dari (1) mood yang depresi atau (2) hilangnya minat.
1. Mood depresi sepanjang hari, hampir setiap hari, yang ditunjukkan oleh baik
laporan subyektif (misalnya perasaan sedih, kosong, tidak ada harapan) atau
observasi orang lain (misalnya terlihat menangis).
2. Secara nyata terdapat penurunan minat atas seluruh rasa senang, aktifitas
harian, hampir setiap hari (yang ditandai oleh perasaan subyektif atau objektif).
Cont…
3. Kehilangan atau peningkatan berat badan yang nyata tanpa
usaha khusus (contoh : perubahan 5% atau lebih berat
badan dalam 1 bulan terakhir), atau penurunan dan
peningkatan nafsu makan yang hampir terjadi setiap hari.
4. Sulit tidur atau tidur berlebih hampir setiap hari.
5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari
(teramati oleh orang lain, bukan semata-mata perasaan
gelisah atau perlambatan yang subyektif).
6. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
Cont…
7. Perasaan tidak berguna atau rasa bersalah yang mencolok
(bisa bersifat waham) hampir setiap hari (bukan semata-mata
menyalahkan diri atau rasa bersalah karena menderita sakit).
8. Penurunan kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi, atau
penuh keragu-raguan hampir setiap hari (baik sebagai hal yang
dirasakan secara subyektif atau teramati oleh orang lain).
9. Pikiran berulang tentang kematian (bukan sekedar takut
mati), pikiran berulang tentang ide bunuh diri dengan atau
tanpa rencana yang jelas, atau ada usaha bunuh diri atau
rencana bunuh diri yang jelas.
Cont…
B. Gejala-gejala ini secara klinis nyata menyebabkan distress atau hendaya
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting kehidupannya.
C. Episodenya tidak terkait dengan efek fisiologis zat atau kondisi medis
lainnya.
D. Keberadaan episode depresi tidak dapat dijelaskan pada gangguan
skizoafektif, skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau spektrum
skizofrenia lainnya yang tidak spesifik.
E. Tidak pernah dijumpai episode manik atau hipomanik.
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F32 Episode Depresi

Gejala utama (pada derajat


ringan, sedang dan berat) Gejala lainnya
• Afek depresif • Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Kehilangan minat dan kegembiraan • Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
• Berkurangnya energi yang menuju
berguna
meningkatnya keadaan mudah lelah
• Pandangan masa depan yang suram dan
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja pesimistis
sedikit saja) dan menurunnya • Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
aktivitas atau bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
KLASIFIKASI
Derajat depresi Keterangan diagnostik
Episode depresif  Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti disebut diatas;
 Ditambah sekuran-kurangnya 2 dari gejala lainnya (a) sampai (g)
ringan (F32.0)
 Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
 Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
 Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya

Episode depresif  Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode
depresi ringan
sedang (F32.1)
 Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya
 Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu
 Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan
rumah tangga
:
Episode depresif berat  Semua 3 gejala utama depresi harus ada
 Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harus
tanpa Gejala Psikotik
berintensitas berat.
(F32.2)  Bila ada gejala penting (misalnya agitasi, atau retardasi psikomotor) yang mencolok,
maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak
gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap
episode depresif berat masih dapat dibenarkan.
 Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan
tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
 Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas
• Episode depresi berat yang memenuhi kriteri menurut F32.2 tersebut diatas
Episode depresif • Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan
berat dengan Gejala ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien
merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik
Psikotik (F32.3) biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau
daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor
• Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan afek (mood congruent)

F32.8 Episode Depresif Lainnya

F32.9 Episode Depresif YTT


TATALAKSANA

Non Farmakologi Farmakologi


• Terapi Fisik dan Terapi •
Antidepresan
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI).
Perubahan Perilaku • Antidepresan Trisiklik (TCA)
• Serotonin /Norepinephrin Reuptake Inhibitor
• Psikoterapi (SNRI)
• Antidepresan Aminoketon
• Antidepresan Triazolopiridin
• Antidepresan Tetrasiklik
• Mono Amin Oxidase Inhibitor ( MAOI
• Terapi Tambahan
– Mood Stabilizer
– Antipsikotik
PROGNOSIS
• Kemungkinan prognosis baik:
Episode ringan, tidak ada gejala psikotik, waktu rawat inap singkat,
indikator psikososial meliputi mempunyai teman akrab selama
masa remaja, fungsi keluarga stabil, lima tahun sebelum sakit
secara umum fungsi sosial baik. Sebagai tambahan, tidak ada
komorbiditas dengan gangguan psikiatri lain, tidak lebih dari sekali
rawat inap dengan depresi berat, onset awal pada usia lanjut.
• Kemungkinan prognosis buruk:
Depresi berat bersamaan dengan distimik, penyalahgunaan alkohol
dan zat lain, ditemukan gejala cemas, ada riwayat lebih dari sekali
episode depresi sebelumnya.
Pasien laki-laki usia 24 tahun ANALISIS
Anamnesis: KASUS
Pada kasus ini ditemukan Berbagai faktor berkaitan
beberapa faktor risiko yang dengan risiko depresi persisten
dimiliki oleh pasien, yaitu atau berulang yang lebih tinggi.
isolasi, serta masalah keluarga Faktor risiko ini di antaranya
yang dialaminya. Pasien harus faktor yang berhubungan
menyesuaikan diri dengan dengan riwayat klinis
kehidupan barunya sejak sebelumnya (misalnya riwayat
pulang dari Jakarta dan depresi berulang, riwayat
kembali ke rumah bersama dysthymia, komorbiditas medis
orangtuanya yang sering dan psikiatris, gangguan cemas
bertengkar dan tidak pernah komorbid, serta riwayat
mau mendengarkan pendapat penyakit medis yang kronis),
dan masukan dari anak- dan karakteristik indeks episode
anaknya. Masalah dengan depresi (misalnya keparahan
keluarganya merupakan gejala pada awal depresi,
stressor terberat pasien saat pemulihan sepenuhnya setelah
pengobatan).
ANALISIS
KASUS

□pasien selalu merasakan


sedih, sering murung, dan □Sekarang keseharian pasien lebih
kehilangan minat untuk banyak menghabiskan waktu
beraktifitas, dan kalaupun dirumah, karena sulit untuk
melakukan aktifitas os keluar rumah akibat pandemi,
merasakan sering cepat
dan biasanya hanya berinteraksi
lelah, serta selera makan
pasien juga menurun
dengan kakaknya
DIAGNOSIS
• Berdasarkan anamnesis keluhan yang dialami pasien yang telah
dilakukan secara autoanamnesis,
• maka pasien didiagnosis mengalami episode depresif berat dengan
gejala psikotik.
• karena memenuhi kriteria penegakan diagnosis berdasarkan PPDGJ
III yang dialami lebih dari 2 minggu.
• Gejala utama ditemukan pada pasien, yaitu adanya afek depresif,
kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang
menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya
aktivitas ditambah gejala lainnya yaitu konsentrasi dan perhatian
berkurang, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang serta adanya
pesimistis, dan pada pasien juga ditemukan halusinasi auditorik dan
adanya riwayat percobaan bunuh diri beberapa minggu yang lalu.
Tatalaksana
• Psioterapi
• farmakoterapi berupa
• sertraline
Prognosis
• Prognosis ke arah baik karena pasien
menyadari sepenuhnya tentang situasi
dirinya pasien rutin untuk kontrol ulang
dan minum obat serta penerimaan pasien
terhadap diri dan keluarganya.
Kesimpulan
1. Gangguan depresif adalah gangguan psikiatri yang
menonjolkan mood sebagai masalahnya.
2. Diagnosis gangguan depresif dapat merujuk pada
PPPDGJ III dan menurut DSM IV-TR
3. Gangguan depresif dapat dibagi menjadi gangguan
depresif ringan, sedang, berat, berat tanpa gejala
psiskotik dan berat dengan gejala psikotik.
4. Penatalaksanaan gangguan depresi terbagi dalam
farmakoterapi dan psikoterapi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai