Oleh:
Nama : Julio Fanisma Dhama
NIM : 20150310045
NIPP : 20194010051
Pembimbing
dr. Herlina Pohan M.Sc, Sp. KJ
II. Anamnesis
Anamnesis pada tanggal 15 September 2020 pukul 11.30 WIB
1. Keluhan Utama
Kontrol di Poli Jiwa supaya kondisi stabil
2. Riwayat Penyakit sekarang
Pasien melakukan kontrol di Poli Jiwa supaya kondisinya stabil. Pasien melakukan kontrol
rutin sebulan sekali. Pasien mengatakan bila obat yang ia konsumsi saat ini membuat
nyaman, bahkan saat pasien tidak minum obat selama 5 hari saja, ia merasa gelisah,
bingung, dan merasa ingin mengkonsumsi NAPZA lagi. Pasien pernah di rawat di RS
Ghrasia sebanyak 7x. Pertama kali di tahun 2003 dan terakhir 2012, durasi dirawat antara
1,5 – 2 bulan. Pasien mengatakan alasan pertama kali masuk RS Jiwa dikarenakan
overdosis penggunaan NAPZA karena stress setelah diputus oleh kekasihnya. Pasien
mengatakan bila dulu ia tidak rutin minum obat dari dokter sehingga bolak-balik masuk RS
Jiwa. Pasien mengatakan bila sewaktu kecil dulu ia susah untuk bergaul dan merasa dijauhi
oleh teman-temannya. Pasien lalu menemukan kenyamanan dengan teman pengguna
NAPZA, dimulai ketika SD hingga puncaknya SMA. Sewaktu kecil pasien sering melihat
hal-hal yang tidak dilihat orang lain, bahkan sempat memiliki teman Genderuwo. Dulu
pasien juga sempat merasa bahwa ada yang memerintahkan dirinya melakukan hal-hal
tertentu dari batinnya dan sempat merasa bahwa orang lain sering membicarakan hal buruk
tentang dirinya, hal tersebut sangat mengganggu menggangu aktivitas sehari-hari pasien.
Hingga saat ini pasien masih merasa ia memiliki kekuatan magic dan akhir-akhir ini pasien
merasa ada yang mengatakan dari dalam batinnya bahwa ia adalah Muhammad versi
Katolik, hal itu biasa dirasakan terutama saat pasien sedang diam. Pasien merupakan anak
yatim piatu dan saat ini tinggal serumah berdua dengan neneknya. Aktivitas sehari-hari saat
ini pasien merawat neneknya dan memijat bila ada pelanggan. Untuk biaya hidup kadang
dibantu oleh paman dan tantenya.
V. Diagnosis
Axis I : F25.0 gangguan skizoafektif tipe manik
Axis II : - ciri kepribadian dissosial, dan histrionik
Axis III : -
Axis IV : Masalah primary support
Masalah ekonomi
Axis V : GAF 70-61 ( Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik )
Diagnosis banding :
F31.1 Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
VI. Tatalaksana
1. Farmakologi
Haloperidol 5 mg 1–0–1
THP 2 mg 1–0–1
Clozapin 100 mg 0–0–½
2. Nonfarmakologi
• Pencegahan tersier : untuk meminimalkan gejala sisa atau ketidakmampuan
selanjutnya.
• Edukasi untuk pasien : memberikan pelatihan keterampilan adaptif, pelatihan
keterampilan sosial dan pelatihan kejuruan. Terapi kelompok
sering menjadi format yang berhasil asalkan pasien dapat
mempraktikan pada situasi kehidupan nyata serta mendapat
umpan balik yang mendukung.
• Edukasi keluarga : memberikan edukasi kepada keluarga pasien terkait \
Skizoafektif tipe manik mengenai cara mengontrol kondisi, baik
terkait kepatuhan berobat maupun aktivitas atau pencegahan
stressor-stressor yang lain, sembari mempertahankan
pengharapan yang realistik untuk pasien.
Premorbid :
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga (-) : baik
Status perkawinan belum menikah : buruk
Dukungan keluarga baik : baik
Status ekonomi kurang : buruk
Stressor tidak jelas : buruk
Kepribadian dissosial : buruk
Morbid :
Onset sejak usia muda : buruk
Jenis penyakit skizoafektif : buruk
Respon terapi baik : buruk
Kepatuhan minum obat baik : baik
Yang memperingan :
- Keluarga yang memiliki penyakit serupa tidak ada
- Insight pasien baik
- Minum obat rutin
- Dukungan keluarga baik
- Remisi baik
Yang memperberat :
- Faktor stressor tidak jelas
- Awitan saat usia muda
- Kendala ekonomi
- Status pasien lajang