Anda di halaman 1dari 21

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

A. IDENTITAS

Nama : An. E.W


Umur : 29 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Trisigan Rt 03 Murtigading Bantul
• Masuk RS tanggal : 24 July 2019
• Bangsal : VINOLIA VIP VB

Dokter yang merawat : dr. Eko Medio S., Sp.OT

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Nyeri lengan bawah kiri
2. Keluhan Tambahan

-
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RS Jogja pada hari rabu 24 July 2019 pukul 14.59 WIB diantar oleh
temannya. Pasien mengaku jatuh dari motor sekitar jam 14.00 WIB di jalan Bantul
berboncengan dengan anaknya. Pasien mengaku terjatuh karena menghindari mobil yang
mengerem mendadak. Pasien lalu jatuh ke kiri dengan tangan kiri sebagai tumpuan utama.
Pasien jatuh diatas tanah berpasir. Pasien tidak menggunakan helm, namun pasien merasa
kepala nya tidak terbentur saat jatuh. Pasien sadar penuh setelah terjatuh, pingsan (-), muntah
(-), nyeri kepala hebat (-), sesak napas (-), nyeri dada (-), nyeri perut (-).  Riwayat merokok (-),
Riwayat minum alkohol (-).

1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

4. Riwayat Penyakit dahulu


 Riwayat penyakit serupa : disangkal
 Riwayat trauma, jatuh : disangkal
 Riwayat diabetes melitus : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat rawat inap : disangkal
 Riwayat operasi : disangkal

5. Riwayat Penyakit keluarga


 Riwayat penyakit darah tinggi : (+) Ibu
 Riwayat penyakit jantung : (-)
 Riwayat penyakit paru : (-)
 Riwayat penyakit diabetes melitus : (-)
 Riwayat penyakit ginjal : (-)
 Riwayat penyakit asma : (-)
 Riwayat penyakit kanker : (-)
 Riwayat penyakit alergi : (-)
 Riwayat penyakit operasi : (-)
 Riwayat penyakit lain : (-)

6. Riwayat Personal Sosial

Pasien adalah seorang perempuan umur 29 tahun sudah menikah dan mempunyai
anak 1 , bekerja sebagai perawat , pasien dan keluarga tidak ada yang merokok , tidak ada
peminum alcohol.

2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS ( E4 V5 M6 )
 Vital sign
o Tekanan darah : 110/80 mmHg
o Frekuensi Nadi : 86 x/ menit, isi tegangan cukup, regular
o Frekuensi Nafas: 20 x/menit
o Suhu : 36,70C

2. Kepala
Mata
o Edema palpebra : ‒/‒
o Conjunctiva anemis : ‒/‒
o Sklera ikterik : ‒/‒
Telinga
o Gangguan pendengaran: ‒ / ‒
Mulut
o Mukosa bibir kering (–)
3. Leher
Benjolan (–)
Limfonodi (–)
4. Thorax
 Inspeksi
o Simetris (+)
 Palpasi
o Benjolan (–)

3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

o Fremitus kanan kiri Simetris


o Nyeri tekan (-)
 Perkusi
o Sonor (+)
 Auskultasi Paru
o Vesikuler +/+
o Wheezing ‒/‒
o Ronkhi –/–
 Auskultasi Jantung
o S1-S2 reguler (+)
o Bising jantung (–)
5. Abdomen
 Inspeksi : jejas (-)
 Auskultasi : bising usus 9x/menit
 Perkusi : timpani (+)
 Palpasi : nyeri tekan (-)
6. Ekstremitas :
 Ekstremitas atas:

  Kiri Kanan
Look  Tidak tampak luka  Terpasang splint pada digiti
 Tidak tampak hematom II,III
 Tidak ada pembengkakan  Tidak tampak hematom
 Tidak ada deformitas  Tidak ada pembengkakan
 Perban darah (-)
 Fungsio laesa
Feel  Sensibilitas baik  Sangat sensitif terhadap
 Akral hangat sentuhan
 CRT <2  Akral hangat
 CRT <2
 Nyeri tekan (+)
Move Phalanx: Phalanx

4
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

0 Fleksi : (nyeri saat digerakan)


Fleksi: dbn (260 )
Ekstensi: (nyeri saat digerakan)
0)
Ekstensi dbn (0

 Ekstremitas bawah: edema (-), akral hangat (+) ,nadi teraba kuat,
capillary refill time <2”

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan hematologi (17 – 7 – 2019)

PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Hematologi

Leukosit 7,1 4,0-12,5 103/ųL

Eritrosit 5,14 4,5-5,90 106/uL

Hemoglobin 15,7 12,3-17,5 gr/dL

Hematokrit 44,7 42,0-52,0 %

Trombosit 165 150-450 103/uL

RDW 11,9 11-16

MCV 87 74-106 fL

MCH 30,5 28-33 Pg

MCHC 35,1 33-36 gr/dL

HITUNG JENIS

Neutrofil% 68,2 50,0-70,0 %

Limfosit% 24,2 L 25,0-40,0 %

Monosit% 3,7 2,0-4,0 %

Eosinofil% 3,3 2,0-4,0 %

Basofil% 0,6 0,0-1,0 %

5
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

Massa Perdarahan 2’00” <6 Menit

Massa Penjendalan 8’00” < 12 Menit

Pemeriksaan X-ray (17 – 7 – 2019)

D. ASSESSMENT
• Manus dekstra AP, Oblique
• Fraktur Kominutif phalanx media digiti II manus dextra, aposisi dan alignment kurang
• Fraktur Komplit longitudinal phalanx distal digiti II manus dextra, aposisi dan alignment baik
• Fraktur Inkomplit phalanx distal digiti III manus dextra, aposisi dan alignment baik
E. PLANNING
Pasang bidai balut dan diistirahatkan

6
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

Inj. Tofedex 50mg


Inj. Anbacim 1 gr
Inj. Hypobhac 100 mg
Debridement
ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Repair nail bed

LEMBAR FOLLOW UP
FOTO KLINIS

1. PRE OP

2. POST OP

7
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

F. MANAJEMEN POST OP

Look  Tidak ada deformitas


 Edema (-)
Feel  Nyeri tekan (-)
 Akral hangat
 CRT <2
Move Phalanx bias gerak aktif namun masih terbatas

o Non Medikamentosa
1. Latihan menggerakkan jari terutama pada jari yang sakit
2. Jari yang sakit jangan terkena air
3. Kontrol hasil operasi
o Medikamentosa (Obat oral)
1. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
2. Natrium Diklofenak 2 x 50 mg
3. Kalsium Laktat (Calex) 3 x 1

8
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

TINJAUAN PUSTAKA

G. ANATOMI

Bagian distal dari insersi flexor dan ekstensor di distal phalanx :


Aspek Volar :

Terdiri atas Palmar pulp, fibrous septae, skin dan fingerprint, reseptor sensoris,
Grayson dan Cleland ligament

Aspek Dorsal :

Terdiri atas perionikia (nail plate), paronikia, eponikia, lunula, dan matrix
germinal.

Arteri dan saraf digitalis, bercabang menjadi 3 (trifurcate) pada daerah sendi
interphalanx distal. Masing-masing ke arah nail fold, nail bed, dan finger pad.

9
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

Kompleks kuku atau perionikium, meliputi nail plate, nail bed (terdiri dari matriks steril
dan germinal), dan jaringan lunak sekitarnya. Kulit permukaan volar yang menutupi ujung jari
sangat sensitif dan memiliki epidermis yang tebal. Kulit yang tebal di bawah ujung distal bebas
dari kuku pada perbatasan antara nail bed dan kulit disebut hiponikium. Pulp terdiri atas jaringan
fibrofatty yang distabilkan dengan septa fibrosa sepanjang dermis sampai periosteum distal
phalang. Septa fibrosa mentautkan kulit pada tulang, sehingga menghasilkan stabilitas pada saat
menggenggam. Eponikium atau kutikel terdapat pada dinding kuku hingga ke nail plate dorsalis.
Paronikium terdapat pada sisi lateral sepanjang kuku dan eponikium. Nail bed menyatu dengan
periosteum yang sangat tipis melebihi 2/3 distal phalang dan terdiri atas matriks-matriks steril dan
germinal. Matriks germinal terletak pada daerah proksimal dan membentuk dinding ventral
lipatan kuku. Batas distalnya merupakan area semisirkular putih dekat dengan dasar kuku, disebut
lunula. Matriks steril adalah bagian nail bed yang terletak distal dari lunula, menyatu dengan nail
plate dan berkontribusi sedikit pada ketebalannya. Kulit bagian dorsal di atas lipatan kuku disebut
dinding kuku. Jaringan matriks yang membentuk atap dorsal lipatan kuku menyebabkan nail plate
mengkilap.2

Masing-masing
dua saraf digital memecah
hanya pada bagian
proksimal ke dasar lipatan
kuku, memberikan satu
cabang ke pulp dan cabang
lain ke dasar kuku. Dalam ujung jari tangan merupakan struktur unik yang disebut badan glomus
meupakan bola terjalin saraf halus dan pembuluh yang mengatur aliran darah ke ujung jari.

10
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

Setiap arteri digital masuk ke pulp di tingkat falang distal dan memberikan cabang paralel
untuk paronikium tersebut . Hal ini kemudian menjadi arteri kecil, yang masuk ke kuku melintasi

11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

phalanx distal . Vena kecil ujung jari tidak mengikuti arteri tetapi bergerak ke proksimal secara

acak .

H. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang. Fraktur phalanx distal merupakan
fraktur akibat dari kompresi atau trauma pada phalanx distal.

12
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

I. ETIOLOGI
Penyebab fraktur yaitu:
1. Cedera traumatic
a. Cedera langsung, berarti pukulan langsung pada tulang sehingga tulang patah secara
spontan
b. Cedera tidak langsung, berarti pukulan langsung berada jauh dari benturan, misalnya jatuh
dengan tangan menjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.
c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras dari otot yang kuat.
2. Fraktur patologik (kelemahan abnormal pada tulang)
Fraktur  dapat  terjadi  oleh  tekanan  yang  normal  jika  tulang  itu lemah (misalnya oleh  tumor)
atau jika tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget). Dalam hal ini kerusakan tulang
akibat proses penyakit, dimana dengan trauma minor atau tanpa trauma mengakibatkan fraktur,
dapat juga terjadi pada keadaan : tumor tulang (jinak atau ganas), infeksi seperti osteomyelitis,
rakhitis, suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi vitamin D yang mempengaruhi
semua jaringan skelet lain
J. PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya fraktur phalanx distal dapat berupa tekanan (crush). Fraktur
phalanx distal dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa atau seluruh bagian dari ujung jari
dan dapat berupa fraktur terbuka atau tertutup. Luka terbuka pada fraktur phalanx distal dapat
menyebabkan kerusakan pada kompleks kuku atau tendon fleksor dan ekstensor terminal dan
kerusakan saraf digitalis.

Klasifikasi fraktur phalanx distal (Schneider classification) :

1. Tuft fractures

Disebabkan oleh crush injuries dan dapat berupa fraktur terbuka atau tertutup. Fraktur
yang tidak terlalu parah biasanya didapati pembengkakan dan ekimosis. Fraktur yang
severe dapat menyebabkan kerusakan pada bagian volar phalanx distal dan terjadinya
subungal hematoma.

13
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

2. Shaft fractures

Dibagi menjadi 2: transversal dan longitudinal. Fraktur transversal biasanya


disebabkan crush injuries yang disertai fleksi. Fraktur longitudinal disebabkan oleh
crush injuries.

3. Seymour fracture

Mirip dengan Mallet finger, tetapi tendon ekstensor masih utuh. Deformitas disebabkan
karena fleksi “open book” pada bagian proximal dari phalanx distal. Pada pre-
adolescents, fraktur dapat berupa fraktur Salter-Harris tipe 1 atau 2. Pada remaja,
fraktur biasanya berupa fraktur Salter-Harris tipe 3.
K. Diagnosis
 Anamnesis

Anamnesis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk mengevaluasi pasien


dengan fraktur. Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan nyeri, bengkak, ataupun
deformitas. Keluhan lain yang dipaparkan oleh pasien adalah tidak mampu untuk
menggerakkan lutut secara seluruhan ataupun sebagian. Anamnesis penting untuk
mengetahui apakah pasien mengalami trauma dengan energy besar atau tidak. Kecelakan
seperti tertimpa barang saat bekerja atau tergilas mesin merupakan contoh mekanisme
trauma dengan energi tinggi. Anamnesis lainnya yang pertu ditanyakan adalah factor-
faktor komorbid dari pasien yang akan berpengaruh pada terapi ataupun prognosis. Pasien
dengan penyakit penyerta seperti penyakit arteri koroner, emfisema, perokok, ataupun
diabetes tidak terkontrol memiliki resiko besar untuk timbulnya komplikasi dari cedera
yang terjadi.
 Pemeriksaan Fisik
1. Look (Inspeksi)

 Deformitas : fraktur terbuka, pelepasan kuku dan penonjolan tulang


 Bengkak atau hematoma.
 Fungsio laesa (hilangnya fungsi gerak)

2. Feel (Palpasi)

14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

- Tenderness (nyeri tekan) pada derah fraktur.


- Krepitasi.
3. Move (Gerakan)

- Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.


- Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya.

 Pemeriksaan Penunjang
- Radiografi: X-Ray Posteroanterior (PA), lateral dan oblique

L. PENATALAKSANAAN

 Non-operative
Fraktur yang non-displaced dan stabil baik untuk diterapi non-operative.
Pemakaian splint untuk melindungi pergerakan jari merupakan salah satu metode pilihan.
Latihan menggerakkan jari baik untuk menjaga tendon fleksor dan ekstensor digiti.

 Operative

Open Reduction Internal Fixation (ORIF)

ORIF merupakan reposisi secara operatif yang diikuti dengan fiksasi interna.
Fiksasi interna yang dipakai biasanya berupa plate and screw. Keuntungan ORIF adalah
tercapainya reposisi yang sempurna dan fiksasi yang kokoh sehingga pascaoperasi tidak
perlu lagi dipasang gips dan mobilisasi segera bisa dilakukan. Kerugiannya adalah adanya
risiko infeksi tulang . Indikasi tindakan ORIF pada fraktur phalanx bagian distal antara lain
fraktur terbuka, fraktur yang dihubungkan dengan gangguan neurovaskuler atau jaringan
lunak, seluruh displaced fractures, irreducible fractures, dan fraktur patologis. Prinsip
umum dari fiksasi interna antara lain dengan menggunakan pin and wire, plate and screw,
tension‒band principle, intramedullary nails dan biodegradable fixation. Pin and wires
menggunakan metode Kirschner wires (K‒wires) dan Steinmann pins memiliki beberapa
kegunaan, mulai dari traksi skeletal hingga fiksasi fraktur yang sementara dan definitif.

15
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

Yogyakarta, 19 Agustus 2019


Dokter Pembimbing,

dr. Eko Medio S., Sp.OT

16
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

DAFTAR PUSTAKA

Appley, G.A & Solomon, Louis. 2013. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Jakarta: Widya
Medika, Hal 819 – 821.

Brunner and Suddarth (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 volume 3,
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Carpenito, Lynda Jual (1997). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi
keenam, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Paulsen F & Waschke J, 2010; Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid 1, Edisi 23, EGC,
Jakarta

Schneider LH: Fractures of the distal phalanx. Hand Clin 1988;4:537-547.

Yogyakarta, 19 Agustus 2019


Dokter Pembimbing,

dr. Eko Medio S., Sp.OT

17
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

18
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

19
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

Yogyakarta, 14 Desember 2018


Dokter Pembimbing,

dr. Eko Medio S., Sp.OT

20
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

PRESENTASI KASUS NO. RM: 125811

21

Anda mungkin juga menyukai