A. IDENTITAS
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Nyeri lengan bawah kiri
2. Keluhan Tambahan
-
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RS Jogja pada hari rabu 24 July 2019 pukul 14.59 WIB diantar oleh
temannya. Pasien mengaku jatuh dari motor sekitar jam 14.00 WIB di jalan Bantul
berboncengan dengan anaknya. Pasien mengaku terjatuh karena menghindari mobil yang
mengerem mendadak. Pasien lalu jatuh ke kiri dengan tangan kiri sebagai tumpuan utama.
Pasien jatuh diatas tanah berpasir. Pasien tidak menggunakan helm, namun pasien merasa
kepala nya tidak terbentur saat jatuh. Pasien sadar penuh setelah terjatuh, pingsan (-), muntah
(-), nyeri kepala hebat (-), sesak napas (-), nyeri dada (-), nyeri perut (-). Riwayat merokok (-),
Riwayat minum alkohol (-).
1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Pasien adalah seorang perempuan umur 29 tahun sudah menikah dan mempunyai
anak 1 , bekerja sebagai perawat , pasien dan keluarga tidak ada yang merokok , tidak ada
peminum alcohol.
2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis, GCS ( E4 V5 M6 )
Vital sign
o Tekanan darah : 110/80 mmHg
o Frekuensi Nadi : 86 x/ menit, isi tegangan cukup, regular
o Frekuensi Nafas: 20 x/menit
o Suhu : 36,70C
2. Kepala
Mata
o Edema palpebra : ‒/‒
o Conjunctiva anemis : ‒/‒
o Sklera ikterik : ‒/‒
Telinga
o Gangguan pendengaran: ‒ / ‒
Mulut
o Mukosa bibir kering (–)
3. Leher
Benjolan (–)
Limfonodi (–)
4. Thorax
Inspeksi
o Simetris (+)
Palpasi
o Benjolan (–)
3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Kiri Kanan
Look Tidak tampak luka Terpasang splint pada digiti
Tidak tampak hematom II,III
Tidak ada pembengkakan Tidak tampak hematom
Tidak ada deformitas Tidak ada pembengkakan
Perban darah (-)
Fungsio laesa
Feel Sensibilitas baik Sangat sensitif terhadap
Akral hangat sentuhan
CRT <2 Akral hangat
CRT <2
Nyeri tekan (+)
Move Phalanx: Phalanx
4
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Ekstremitas bawah: edema (-), akral hangat (+) ,nadi teraba kuat,
capillary refill time <2”
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan hematologi (17 – 7 – 2019)
Hematologi
MCV 87 74-106 fL
HITUNG JENIS
5
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
D. ASSESSMENT
• Manus dekstra AP, Oblique
• Fraktur Kominutif phalanx media digiti II manus dextra, aposisi dan alignment kurang
• Fraktur Komplit longitudinal phalanx distal digiti II manus dextra, aposisi dan alignment baik
• Fraktur Inkomplit phalanx distal digiti III manus dextra, aposisi dan alignment baik
E. PLANNING
Pasang bidai balut dan diistirahatkan
6
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
LEMBAR FOLLOW UP
FOTO KLINIS
1. PRE OP
2. POST OP
7
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
F. MANAJEMEN POST OP
o Non Medikamentosa
1. Latihan menggerakkan jari terutama pada jari yang sakit
2. Jari yang sakit jangan terkena air
3. Kontrol hasil operasi
o Medikamentosa (Obat oral)
1. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
2. Natrium Diklofenak 2 x 50 mg
3. Kalsium Laktat (Calex) 3 x 1
8
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
TINJAUAN PUSTAKA
G. ANATOMI
Terdiri atas Palmar pulp, fibrous septae, skin dan fingerprint, reseptor sensoris,
Grayson dan Cleland ligament
Aspek Dorsal :
Terdiri atas perionikia (nail plate), paronikia, eponikia, lunula, dan matrix
germinal.
Arteri dan saraf digitalis, bercabang menjadi 3 (trifurcate) pada daerah sendi
interphalanx distal. Masing-masing ke arah nail fold, nail bed, dan finger pad.
9
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Kompleks kuku atau perionikium, meliputi nail plate, nail bed (terdiri dari matriks steril
dan germinal), dan jaringan lunak sekitarnya. Kulit permukaan volar yang menutupi ujung jari
sangat sensitif dan memiliki epidermis yang tebal. Kulit yang tebal di bawah ujung distal bebas
dari kuku pada perbatasan antara nail bed dan kulit disebut hiponikium. Pulp terdiri atas jaringan
fibrofatty yang distabilkan dengan septa fibrosa sepanjang dermis sampai periosteum distal
phalang. Septa fibrosa mentautkan kulit pada tulang, sehingga menghasilkan stabilitas pada saat
menggenggam. Eponikium atau kutikel terdapat pada dinding kuku hingga ke nail plate dorsalis.
Paronikium terdapat pada sisi lateral sepanjang kuku dan eponikium. Nail bed menyatu dengan
periosteum yang sangat tipis melebihi 2/3 distal phalang dan terdiri atas matriks-matriks steril dan
germinal. Matriks germinal terletak pada daerah proksimal dan membentuk dinding ventral
lipatan kuku. Batas distalnya merupakan area semisirkular putih dekat dengan dasar kuku, disebut
lunula. Matriks steril adalah bagian nail bed yang terletak distal dari lunula, menyatu dengan nail
plate dan berkontribusi sedikit pada ketebalannya. Kulit bagian dorsal di atas lipatan kuku disebut
dinding kuku. Jaringan matriks yang membentuk atap dorsal lipatan kuku menyebabkan nail plate
mengkilap.2
Masing-masing
dua saraf digital memecah
hanya pada bagian
proksimal ke dasar lipatan
kuku, memberikan satu
cabang ke pulp dan cabang
lain ke dasar kuku. Dalam ujung jari tangan merupakan struktur unik yang disebut badan glomus
meupakan bola terjalin saraf halus dan pembuluh yang mengatur aliran darah ke ujung jari.
10
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Setiap arteri digital masuk ke pulp di tingkat falang distal dan memberikan cabang paralel
untuk paronikium tersebut . Hal ini kemudian menjadi arteri kecil, yang masuk ke kuku melintasi
11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
phalanx distal . Vena kecil ujung jari tidak mengikuti arteri tetapi bergerak ke proksimal secara
acak .
H. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang. Fraktur phalanx distal merupakan
fraktur akibat dari kompresi atau trauma pada phalanx distal.
12
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
I. ETIOLOGI
Penyebab fraktur yaitu:
1. Cedera traumatic
a. Cedera langsung, berarti pukulan langsung pada tulang sehingga tulang patah secara
spontan
b. Cedera tidak langsung, berarti pukulan langsung berada jauh dari benturan, misalnya jatuh
dengan tangan menjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.
c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras dari otot yang kuat.
2. Fraktur patologik (kelemahan abnormal pada tulang)
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang itu lemah (misalnya oleh tumor)
atau jika tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget). Dalam hal ini kerusakan tulang
akibat proses penyakit, dimana dengan trauma minor atau tanpa trauma mengakibatkan fraktur,
dapat juga terjadi pada keadaan : tumor tulang (jinak atau ganas), infeksi seperti osteomyelitis,
rakhitis, suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi vitamin D yang mempengaruhi
semua jaringan skelet lain
J. PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya fraktur phalanx distal dapat berupa tekanan (crush). Fraktur
phalanx distal dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa atau seluruh bagian dari ujung jari
dan dapat berupa fraktur terbuka atau tertutup. Luka terbuka pada fraktur phalanx distal dapat
menyebabkan kerusakan pada kompleks kuku atau tendon fleksor dan ekstensor terminal dan
kerusakan saraf digitalis.
1. Tuft fractures
Disebabkan oleh crush injuries dan dapat berupa fraktur terbuka atau tertutup. Fraktur
yang tidak terlalu parah biasanya didapati pembengkakan dan ekimosis. Fraktur yang
severe dapat menyebabkan kerusakan pada bagian volar phalanx distal dan terjadinya
subungal hematoma.
13
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
2. Shaft fractures
3. Seymour fracture
Mirip dengan Mallet finger, tetapi tendon ekstensor masih utuh. Deformitas disebabkan
karena fleksi “open book” pada bagian proximal dari phalanx distal. Pada pre-
adolescents, fraktur dapat berupa fraktur Salter-Harris tipe 1 atau 2. Pada remaja,
fraktur biasanya berupa fraktur Salter-Harris tipe 3.
K. Diagnosis
Anamnesis
2. Feel (Palpasi)
14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Pemeriksaan Penunjang
- Radiografi: X-Ray Posteroanterior (PA), lateral dan oblique
L. PENATALAKSANAAN
Non-operative
Fraktur yang non-displaced dan stabil baik untuk diterapi non-operative.
Pemakaian splint untuk melindungi pergerakan jari merupakan salah satu metode pilihan.
Latihan menggerakkan jari baik untuk menjaga tendon fleksor dan ekstensor digiti.
Operative
ORIF merupakan reposisi secara operatif yang diikuti dengan fiksasi interna.
Fiksasi interna yang dipakai biasanya berupa plate and screw. Keuntungan ORIF adalah
tercapainya reposisi yang sempurna dan fiksasi yang kokoh sehingga pascaoperasi tidak
perlu lagi dipasang gips dan mobilisasi segera bisa dilakukan. Kerugiannya adalah adanya
risiko infeksi tulang . Indikasi tindakan ORIF pada fraktur phalanx bagian distal antara lain
fraktur terbuka, fraktur yang dihubungkan dengan gangguan neurovaskuler atau jaringan
lunak, seluruh displaced fractures, irreducible fractures, dan fraktur patologis. Prinsip
umum dari fiksasi interna antara lain dengan menggunakan pin and wire, plate and screw,
tension‒band principle, intramedullary nails dan biodegradable fixation. Pin and wires
menggunakan metode Kirschner wires (K‒wires) dan Steinmann pins memiliki beberapa
kegunaan, mulai dari traksi skeletal hingga fiksasi fraktur yang sementara dan definitif.
15
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
16
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
DAFTAR PUSTAKA
Appley, G.A & Solomon, Louis. 2013. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Jakarta: Widya
Medika, Hal 819 – 821.
Brunner and Suddarth (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 volume 3,
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Jual (1997). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi
keenam, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Paulsen F & Waschke J, 2010; Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid 1, Edisi 23, EGC,
Jakarta
17
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
18
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
19
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
20
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
21