Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN

APS (Angina Pektoris Syndrom)


CCS(Canidian Cardiovaskuler
Syndrom)

DISUSUN OLEH:
PSIK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2019
Konsep medic (pengertian)
• Angina pektoris adalah suatu
• Angina pektoris adalah nyeri dada sindroma kronis dimana klien
intermiten yang disebabkan oleh mendapat serangan sakit dada yang
iskemia miokard yang reversibel khas yaitu seperti ditekan, atau terasa
dan sementara.(Kumar,dkk.2007). berat di dada yang seringkali
• Angina pektoris adalah nyeri hebat menjalar ke lengan sebelah kiri yang
yang berasal dari jantung dan terjadi timbul pada waktu aktifitas dan
sebagai respons terahadap suplai segera hilang bila aktifitas
oksigen yang tidak adekuat ke sel- berhenti.(Sjaifoellah Noer, 2001).
sel miokardium. ( Corwin,
Elizabeth J. 2009). • Angina Pektoris merupakan nyeri
dada sementara atau perasaan
tertekan (kontriksi ) didaerah
jantung. ( Brenda Walters. 2003 ).
Etiologi Adapun factor yang mempengaruhi
Menurut Kumar,dkk.2007 penyebab terjadinya angina pectoris Menurut
terjadinya angina pectoris adalah: Muttaqin (2009) ada lima faktor
• Ateriosklerosis risiko yang dapat diubah :
• Merokok
• Spasme arteri koroner
• Hipertensi
• Anemia berat • Kolesterol darah tinggi
• Artritis • Hiperglikemia
• Aorta Insufisiensi • Pola perilaku
Klasifikasi angina pectoris berdasarkan CCS
Klasifikasi Angina Pektoris (Canadian Cardiovascular Society)

• Angina pektoris stabil kronis Kelas

1

• Angina varian ( Prinzmetal ) Aktivitas normal tidak menyebabkan angina
 Angina timbul pada saat aktivitas berat, cepat atau
• Angina pektoris tidak stabil aktivitas yang berkepanjangan
2
 Sedikit gangguan saat aktivitas normal
 Angina timbul saat berjalan cepat, atau menaiki tangga
dengan cepat, latihan setelah makan, stress emosianal
3
 Keterbatasan berat pada aktivitas fisik sehari-hari
 Angina timbul saat berjalan 100-200 atau menaiki anak
tangga setinggi satu lantai
4
 Pasien tidak dapat melakukan aktivitas apapun
 Angina timbul saat istirahat
Manifestasi klinis
• Tanda dan gejala yang sering timbul • Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat
pada khasus angina pectoris menurut atau pemberian nitrogliserin.
Corwin, Elizabeth J. 2009 adalah :
• Nyeri dada substernal ataru retrosternal • Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan
menjalar ke leher, tenggorokan daerah lelah, kadang muncul keringat dingin,
inter skapula atau lengan kiri. palpitasi, dizzines.
• Kualitas nyeri seperti tertekan benda
berat, seperti diperas, terasa panas, • Gambaran EKG : depresi segmen ST,
kadang-kadang hanya perasaan tidak terlihat gelombang T terbalik.
enak di dada (chest discomfort).
• Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 • Gambaran EKG seringkali normal pada
menit, tidak lebih daari 30 menit. waktu tidak timbul serangan.
TINJAUAN KASUS
• Dalam bab ini penulisan akan menyelesaikan laporan kasus
pemenuhan kebutuhan dasar pada klien dengan APS (Angina
Pectoris Syndrom ) CCS III - IV di Ruangan 5B (5 Belakang) dan
CVCU (Cardiovaskuler care unit) Rumah Sakit GrandMed. Proses
pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dasar selama empat hari dari
tanggal 04 Desember sampai 07 Desember 2019.

• Dalam melengkapi data ini penulis mengadakan wawancara dengan


pasien, keluarga pasien dan tim perawat di ruangan. Selain itu juga
memperoleh data-data dari catatan medis dan catatan keperawatan
serta didapatkan hasil Observasi langsung serta pemeriksaan fisik.
• Klien masuk di ruangan 5B ( 5 belakang ) pada hari, 04 Desember
2019, saat datang ke ruangan 5B, kesadaran compos mentis, GCS:
E: 4, M: 6 V: 5 total 15, Hasil TTV TD: 140/80 mmHg, N: 87
x/menit, RR : 26 x/menit, S : 36,8 °C.

• Pasien datang dari ruangan 5B kemudian dilakukan assesmen rawat


inap didapatkan hasil pengkajian dengan keluhan lemas, nyeri dada
kiri hingga tembus kepunggung kiri menjalar kelengan, tidak
teratur onset 10 – 15 menit ± 6 bulan, pasien tampak menangis
kesakitan, keringat dingin, sesak (+), tengkuk terasa sakit, mual (-),
muntah (-) pasien tidak mampu beraktivitas seperti biasanya
BAB/BAK (+).
Pengkajian
A. Identitas Diri
• Identitas pasien B. Keluhan utama : Nyeri dada kiri tembus ke
• Nama : Tn. S punggung kiri hingga menjalar ke tangan nyeri tidak teratur
• Kelamin : Laki-Laki onset 10 – 15 menit.
• Umur : 50 Tahun
C. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan
• Alamat : Bandar Bener Meriah, Aceh
keringat dingin, sesak (+), tengkuk terasa sakit, nafas terasa
• Suku/Bangsa : Gayo/Indonesia
sesak, mual (-) pasien tidak mampu beraktivitas seperti
• Pendidikan : SMA biasanya.
• Status : Kawin
• Pekerjaan : Petani
• D. Riwayat penyakit terhadahulu : Pasien dirawat di RSUD.
• Identitas Penanggung Jawab Muyang Kute dengan sakit Jantung, dan Hipertensi
• Nama : Ny. S
• Alamat :Bandar Bener Meriah, Aceh
E. Riwayat alergi : Tidak ada
• Hub Keluarga : Anak
F. Pola aktivitas
• Pola istirahat tidur
• Pola Nutrisi Sebelum sakit Pasien tidur dengan nyenyak selama kurang
Sebelum sakit pasien mengatakan lebih 7 jam per hari, Setelah sakit Pasien dapat tidur
makan 2 x sehari itu sudah menjadi walaupun kualitas dan kuantitas tidurnya berkurang 5-6 jam.
pola kebiasaan pasien. Setelah sakit
Pasien mengatakan nafsu makan
berkurang, 1 porsi makanan ML Diet • Pola kebersihan diri
jantung (DJ) pasien hanya Sebelum sakit pasien masih mampu mandi 2 kali sehari,
menghabiskan ½ porsi. menggosok gigi, dan mencuci rambut. Setelah masuk rumah
sakit personal hygine dibantu perawat sepenuhnya di atas
• Pola Eliminasi tempat tidur.
Sebelum sakit BAK lancar warna • Pola persepsi diri
kuning jernih. BAB 1 x sehari, warna
kuning, berbau, konsistensi lembek. Sebelum MRS kebiasaan pasien merokok 1 bks/hari, pasien
Setelah sakit BAB 1 x sehari, warna sudah merokok selama 30 tahun. Pasien tampak kooperatif
kuning, berbau, konsistensi lembek ketika berbicara dengan perawat. Selama MRS pasien tidak
pasien menggunakan Diapers dalam merokok. Pasien tampak ramah, suasana yang membuat
memenuhi kebutuhan eliminasi. pasien bahagia ketika dikunjungi oleh keluarganya .
• G. Pemeriksaan fisik C. Pemeriksaan wajah
A. Keadaan umun dan tingkat kesadaran :
Mata
KU : lemas, tingkat kesadaran : composmestis kelengkapan dan kesimetrisan mata
E: 4 V: 5 M: 6 (+)Kelopak mata/ palpebra odem (+/-)
B. Tanda – tanda vital Ptosis/ dalam kondisi tidak sadar mata
• Tekanan Darah :159/96 mmHg tetap membuka (-)Peradangan (-)
• Nadi :94 x/m Luka (-)Benjolan (-) Bulu mata (tebal
dan tidak rontok)Konjungtiva dan
• Suhu : 36,8°C sclera perubahan (anemis)Warna iris
• RR : 26x/m (hitam) Reaksi pupil terhadap cahaya
( miosis) Pupil (isokor) Kornea
Antropometri (hitam).
Rumus IWL
• BB : 60 Kg 15 x BB
• TB : 159 Cm 24
• Hidung • Pemeriksaan kepala dan leher
Inspeksi dan palpasi : hidung tampak Kepala
simetris, amati meatus : perdarahan (-) Inspeksi dan palpasi bentuk kepala dolicepalus/lonjong,
, kotoran (-), pembengkakan (-) , kesimetrisan (+), luka (-) kulit kepala tampak bersih,
pembesaran/ polip (-), upaya bernafas pembengkakan (-), tidak terdapat nyeri tekan.
dengan ala nasi (-)
• Mulut Leher
Inspeksi dan palpasi kesimetrisan (+), peradangan (-),
Inspeksi bibir : tidak terdapat kelainan jaringan parut (-), pembesaran kelenjar limfe (-),
konginetal, warna bibir terlihat pucat,
mukosa bibir lemab, terdapat caries pembesaran kelenjar tiroid (-), posisi trakea simetris.
pada gigi, tidak memakai gigi palsu,
lidah tampak pucat. • Pemeriksaan thorax/ dada
Inspeksi : bentuk thoraks normal chest susunan ruas
• Telinga tulang belakang normal, kesimetrisan dada (+) keadaan
Inspeksi bentuk telinga kanan dan kiri kulit (lembab oleh keringat), retraksi otot bantu
simetris, tidak terdapat lesi maupun pernafasan (-),
terasa nyeri tekan, peradangan (-), Palpasi : pemeriksaaan taktil/ vocal femitus getaran
penumpukan serumen (-). antara kanan dan kiri teraba sama.
Perkusi : area paru paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak terdengar
ronkhi ataupun wheezing. RR : 26 x/mnt
Pemeriksaan jantung
• Nyeri dada sebelah kiri,
• Palpasi : pulsasi pada dinding thorak teraba kuat, HR : 94 x/mnt
• Auskultasi :S1 dan S2 terdengar tunggal, keras dan irama jantung
tidak teratur, tidak ada bunyi jantung tambahan,

Pemeriksaan abdomen
• Inspeksi : bentuk abdomen datar, massa/benjolan (-)
Kesimetrisan(+).
• Auskultasi : frekuensi peristaltic usus 12 x/mnt
• Palpasi : abdomen tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
pembesaran. Suara abdomen timpani.

Pemeriksaan genetalia
• Inspeksi : Genetalia rambut pubis bersih, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat benjolan, lubang uretra tidak tersumbat.
• Palpasi : penis tidak terdapat nyeri tekan, scrotum dan tetis tidak
terdapat benjolan.
Pemeriksaan punggung dan tulang belakang
Pemeriksaan integument
• Inspeksi : tidak terdapat lesi dan • Inspeksi : tidak terdapat lesi dan
kelainan bentuk tulang belakang, tidak terdapat fraktur.
jaringan parut
• Palpasi : tidak terdapat nyeri • Palpasi : turgor kulit baik (elastis),
tekan.
kulit tampak lembab akibat keringat.

Pemeriksaan ekstremitas/ muskulosceletal Penilaian nyeri


• Inspeksi : otot antar sisi kanan dan • Provocation (pemicu/penyebab) : Serangan
kiri simetris, kaki kanan dan kiri terlihat simetris Jantung
• Palpasi : tidak terdapat nyeri • Quality (kualitas nyeri) : kuat
tekan • Region (lokasi) : dada
• Severity (skala nyeri) :6-7
Pemeriksaan fungsi pendengaran • Time (durasi, frekuensi) : tidak teratur
• Tidak ada gangguan pada fungsi pendengaran.

Pemeriksaan neurologis
• GCS (Glasgow coma scale) : E : 4 V: 5 M: 6 setelah
dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :
composmentis.
• Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan pada tanggal 04 Desember 2019, hasil pemeriksaan dari IGD
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP Pemeriksaan Faal Ginjal

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin L 12,7 13,0-18,0
Ureum L 13,0 16,6-48,5
Eritrosit 5.07 4,50-6,50
Kreatinin 0,76 0,67-1,17
Leukosit 6.50 4,0-11,0

Trombosit 296 150 - 450

Hematokrit 40,3 39,0 – 54,0


• Pemeriksaan kimia darah Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan pada tanggal 04 Desember 2019, pemeriksaan dari
Pemeriksaan Hasil IGD
CKMB 2,71
Troponin T 240
APTT
 kontrol 38,4

 Pasien 28,0
PT
 Control 12,6

 Pasien 10,5
 INR 0,90
TT Interpretation :
 Control 19,3
Probably MI (anterior), left anterior hemiblock,
 Pasien 11,4
occasional premature ventricular complexes, left axis
HIV Non reaktif deviation, ST-segmen depression (lateral), ST-segmen
HBSAG Non reaktif elevation (anterior), negative T-wave (lateral).
Anti HIV Non reaktif
Pemeriksaan pada tanggal 05 Desember Pemeriksaan pada tanggal 05 Desember
2019, pemeriksaan dari Cath Lab Post
2019, pemeriksaan dari 5B
PCI.

Interpretation :
Atrial fibrillation irregular A-activity, left Interpretation :
anterior fascicular block init forces inf, Sinus rhythm normal P axis, probable left atrial
LVH with secondary repolarization enlargement, left anterior fascicular block, LVH
abnormality multi – LVH criteria, abnormal with secondary repolarization abnormality multi-
LVH criteria, abnormal ST-T, anterior infarct,
ST- T, anterior infarct abnormal ST- T, V2 –
acute (LAD).
V5.
• Pemeriksaan pada tanggal 05 Desember Pemeriksaan Coronary Angiography
2019, pemeriksaan dari CVCU Pemeriksaan pada tanggal 05 Desember 2019,
pemeriksaan dari Cath Lab

Interpretation :
Acute MI, Atrial flutter with predominant AV Findings :
block, left anterior fascicular block, LVH with APS CCS III – IV
secondary repolarization abnormality multi – LVH LM baik, LAD Stenosis 80 – 90 % panjang di mid,
criteria, abnormal ST-T, anterior infarct, acute LCx kecil, CTO diprocimal, kolateral dari Ipsi dan
(LAD) v2 –v5, artifact in lead(s) I, II, aVR, aVl, kolateral, RCA Dominant, Aneurism di mid, Anjuran
aVf. PCI LAD.
• Pemeriksaan pada tanggal 05 Desember 2019, pemeriksaan dari Cath Lab
post PCI
Findings :
APS CCS III – IV
Kanulasi LCA dengan guiding XB 3.0/6F,
Wire rianto menembus lesi hingga ke distal
LAD, predilatasi dengan ballon sapphire 2.0
x 20mm (14 atm 4x), injeksi NTG 200 Mcg
(intracoroner), pasang 1 DES promus 3.0 x
32mm (18 atm), post dilatasi dengan ballon
sapphire NC 3.0 x 12mm (20 – 26 atm),
hasil baik TIMI Flow III.
B. ANALISA DATA
No. Symptom Etiologi masalah
Aterosklerosis Nyeri akut
1 DS : pasien mengatakan sakit di dada kiri tembus ke
punggung kiri menjalar hingga ke tangan. Penyempitan /obstruksi arteri koroner

Beban kerja jantung ↑


DO : pasien tampak menangis menahan sakit.
P : nyeri dada (serangan jantung) Arteri coroner tidak dapat berdilatasi

Q : kuat
Suplai O2 (-)
R : dada kiri
S:6-7 Proses glikolisis anaerob ↑

T : tidak teratur ↑ Terbentuknya asam laktat

Menyentuh ujung ujung resptor

Dipersepsikan

Nyeri dada
Aterosklerosis Intoleransi aktivitas
DS : Pasien mengatakan badanya lemas, pasien mengatakan
nafasnya sesak
DO : pasien tidak mampu beraktivitas sacara mandiri Penyempitan /obstruksi arteri koroner
Hb : 12,7 gr/dL
T.T.V
Beban kerja jantung ↑
TD :159/96 mmHg
Nadi : 94 x/m
Arteri coroner tidak dapat berdilatasi
Suhu : 36,8°C
RR : 26x/m Suplai O2 (-)

↓ kontraktilitas miokard

Kelemahan miokard

Suplai darah kejaringan tak adekuat

Kelemahan fisik
Aterosklerosis Penurunan curah jantung
3 DS : Pasien mengatakan keringat dingin,
nyeri pada dada kiri
Penyempitan /obstruksi arteri koroner

DO : klien tampak menangis kesakitan,


Beban kerja jantung ↑
RR : 26 x/mnt,
CKMB : 2,71
Troponin T : 240
Arteri coroner tidak dapat berdilatasi
Coronary angiography : LAD stenosis 80 –
90 %
Suplai O2 (-)

Iskemia

↓ kontraktilitas miokard

Kelemahan miokard

Volume akhir diastolic ventrikel kiri ↑


Diagnosa keperawatan
• Nyeri akut b/d nyeri dada
• Intoleransi aktivitas b/d kelemahan/kelelahan
• Penurunan curah jantung b/d perubahan irama jantung
C. INTERVENSI
Hari/ tanggal No Diagnosis keperawatan NIC NOC
Rabu / 04 –12 2019 1 1. Pain management 1. Pain level
Nyeri akut. 2. Analgesic administration
2. Pain control
Setelah dilakukan 3. Comfort level
Aktivitas keperawatan mandiri
tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat nyeri pasien
2. Kaji factor yang dapat meringankan kriteria hasil :
1 X 24 jam atau memperberat nyeri
3. Lakukan perubahan posisi untuk 1. Pasien
diharapkan nyeri akut meninngkatkan rasa nyaman menyampaikan nyeri
berkurang 4. Jaga lingkungan untuk tetap berkurang/hilang.
nyaman
2. Ekspresi wajah
Aktivitas Kolaborasi biasa, tidak
1. Pasang IV line (3 way) menunjukan rasa
2. Pemberian therapy oleh dokter nyeri
DPJP
- ISDN 3x5mg 3. Sikap tubuh tenang,
- Diovan 1x80mg tidak menunjukan
- Concor 1x2,5mg nyeri
- Clopidogrel 1x75mg
4. Tanda tanda vital
- Atorvastatin 1x20mg
- Furosemid 20mg/12j dalam batas normal
1. Cek lab
Rabu / 04 /12 / 2019 2 Intoleransi aktivitas Activity therapy
Setelah dilakukan tindakan
Aktivitas keperawatan mandiri
keperawatan 1 X 24 jam 1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan
diharapkan Intoleransi aktivitas normal, catat, laporan kelemahan,
aktivitas tidak ada keletihan
2. Observasi TTV
3. Anjurkan pasien untuk bedrest selama
keluhan masih ada
4. Batasi aktivitas/ latihan secara bertahap
5. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan
pantau keluhan yang timbul selama
beraktivitas
6. Berikan bantuan sesuai kebutuhan pasien
7. Bantu pasien dalam memenuhi aktivitas di
tempat tidur

Aktivitas Kolaborasi :
1. Kolaborasi dalam pemberian O2 2 Liter
dengan nasal kanul
Rabu / 04 /12 / 3 Penurunan curah jantung 1. Cardiac care Circulation status
2019 2. Vital sign monitoring Vital sign status
Setelah dilakukan tindakan 3.
keperawatan 1 X 24 jam diharapkan 4. Aktivitas keperawatan Criteria hasil :
penurunan curah jantung tidak ada mandiri: 1. Hemodinamik stabil
5. Pantau TTV 2. Pasien sadar dan
6. Monitor irama jantung orientasi baik
7. Pertahankan IV line (3 3. Tidak ditemukan
way) gejala gagal jantung
8. Ukur dan monitor balace 4. Balance cairan dalam
cairan/ 24 jam batas normal
9. Batasi aktivitas fisik

Aktivitas Kolaborasi :
1. Pemeriksaan EKG
2. Rencana PCI
3. Kolaborasi dengan Gizi
Kamis/ 1 Nyeri akut. 1. Cardiac care 1. Pain level
05/12/2019 Setelah dilakukan tindakan 2. Vital sign monitoring 2. Pain control
keperawatan 1 X 24 jam diharapkan Aktivitas keperawatan mandiri 3. Comfort level
nyeri akut berkurang 1. Kaji tingkat nyeri pasien
2. Kaji factor yang dapat
kriteria hasil :
meringankan atau
memperberat nyeri 1. Pasien menyampaikan
3. Lakukan perubahan posisi nyeri
untuk meninngkatkan rasa berkurang/hilang.
nyaman 2. Ekspresi wajah biasa,
4. Jaga lingkungan untuk tetap tidak menunjukan
nyaman rasa nyeri
3. Sikap tubuh tenang,
Aktivitas Kolaborasi
tidak menunjukan
1. Pemberian therapy oleh
dokter DPJP nyeri
- ISDN 3x5mg 4. Tanda tanda vital
- Diovan 1x80mg dalam batas normal
- Concor 1x2,5mg
- Clopidogrel 1x75mg
- Atorvastatin 1x20mg
Kamis/ 2 Intoleransi aktivitas Activity therapy 1. Activity tolerance
2. Self care ADLs
05/12/2019 Setelah dilakukan tindakan Aktivitas keperawatan mandiri
keperawatan 1 X 24 jam 1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas kriteria hasil :
diharapkan Intoleransi normal, catat, laporan kelemahan, keletihan 1. Menunjukan peningkatan
2. Observasi TTV toleransi aktivitas
aktivitas tidak ada 3. Anjurkan pasien untuk bedrest selama keluhan 2. TTV dalam batas normal
masih ada 3. Kulit hangat, tidak ada sianosis
4. Batasi aktivitas/ latihan secara bertahap
5. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau
keluhan yang timbul selama beraktivitas
6. Berikan bantuan sesuai kebutuhan pasien
7. Bantu pasien dalam memenuhi aktivitas di tempat
tidur

Aktivitas Kolaborasi :
1. Kolaborasi dalam pemberian O2 3 Liter dengan
nasal kanul
2. Pindah ruangan ke CVCU
Jumat / 1 Nyeri akut. 1. Pain management 1. Pain level
06/12/2019 Setelah dilakukan tindakan 2. Analgesic administration 2. Pain control
keperawatan 1 X 24 jam Aktivitas keperawatan mandiri 3. Comfort level
diharapkan nyeri akut 1. Kaji tingkat nyeri pasien
berkurang 2. Kaji factor yang dapat meringankan
kriteria hasil :
atau memperberat nyeri 1. Pasien menyampaikan
3. Lakukan perubahan posisi untuk nyeri berkurang/hilang.
meninngkatkan rasa nyaman 2. Ekspresi wajah biasa,
4. Jaga lingkungan untuk tetap tidak menunjukan rasa
nyaman nyeri
3. Sikap tubuh tenang,
Aktivitas Kolaborasi tidak menunjukan
1. Pemberian therapy oleh dokter nyeri
DPJP 4. Tanda tanda vital
- ISDN 3x5mg dalam batas normal
- Diovan 1x80mg
- Concor 1x2,5mg
- Clopidogrel 1x75mg
- Atorvastatin 1x40mg
- Aptor 1x100mg
- Furosemid 20mg/12j
Jumat / 2 Intoleransi aktivitas Activity therapy 1. Activity tolerance
06/12/2019 Setelah dilakukan tindakan 2. Self care ADLs
keperawatan 1 X 24 jam Aktivitas keperawatan
diharapkan Intoleransi aktivitas mandiri kriteria hasil :
tidak ada 1. Anjurkan pasien 1. Menunjukan
untuk bedrest peningkatan
2. Informasikan pada toleransi aktivitas
pasien untuk tidak 2. TTV dalam batas
menekuk kaki normal
sebelah kanan pasien 3. Kulit hangat, tidak
biasa menekuk kaki ada sianosis
pukul 16.00
3. Bantu pasien
memenuhi
aktivitasnya ditempat
tidur
4. Pindah ruangan ke
5B pukul 18.30
Jumat / 3 Penurunan curah jantung 1. Cardiac care Circulation status
06/12/2019 2. Vital sign monitoring Vital sign status
Setelah dilakukan tindakan 3.
keperawatan 1 X 24 jam diharapkan 4. Aktivitas keperawatan Criteria hasil :
penurunan curah jantung tidak ada mandiri: Hemodinamik stabil
5. Pantau TTV 1. Pasien sadar dan
6. Monitor irama jantung orientasi baik
7. Pertahankan IV line 2. Tidak ditemukan
- Nacl 0,9% 10 cc/jam gejala gagal jantung
1. Ukur dan monitor 3. Balance cairan dalam
balace cairan/ 24 jam batas normal
2. Batasi aktivitas fisik
3. Berikan bantal pasir
setelah di aff stent
4. Lakukan perawatan
pada lokasi post PCI

Aktivitas Kolaborasi :
1. Pemeriksaan EKG
2. Kolaborasi dengan Gizi
3. Aff stent pukul 10.00
sabtu / 07/12/2019 1 Nyeri akut. 1. Pain management 1. Pain level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 X 2. Analgesic administration 2. Pain control
24 jam diharapkan nyeri akut berkurang Aktivitas keperawatan mandiri 3. Comfort level
1. Kaji tingkat nyeri pasien
2. Kaji factor yang dapat kriteria hasil :
meringankan atau 1. Pasien menyampaikan
memperberat nyeri nyeri berkurang/hilang.
3. Lakukan perubahan posisi 2. Ekspresi wajah biasa,
untuk meninngkatkan rasa tidak menunjukan rasa
nyaman nyeri
4. Jaga lingkungan untuk tetap 3. Sikap tubuh tenang, tidak
nyaman menunjukan nyeri
4. Tanda tanda vital dalam
Aktivitas Kolaborasi batas normal
1. Pemberian therapy oleh
dokter DPJP
- Furosemid 1x 40mg
- ISDN 3x5mg
- Concor 1x5mg
- Clopidogrel 1x75mg
- Atorvastatin 1x40mg
- Aptor 1x100mg
- Spironolacton 1x25mg
- Vaisartan 1x40mg
sabtu / 2 Intoleransi aktivitas 1. Pain management 1. Activity
07/12/2019 Setelah dilakukan tindakan 2. Analgesic tolerance
keperawatan 1 X 24 jam administration 2. Self care ADLs
diharapkan Intoleransi Aktivitas
aktivitas tidak ada keperawatan mandiri kriteria hasil :
1. Bantu pasien 1. Menunjukan
untuk memenuhi peningkatan
aktivitasny toleransi
2. Kaji kemampuan aktivitas
pasien untuk 2. TTV dalam
melakukan batas normal
aktivitas normal, 3. Kulit hangat,
catat, laporan tidak ada
kelemahan, sianosis
keletihan
3. Observasi TT
D. IMPLEMENTASI Kamis/ 1 10.00 1. Mengkaji tingkat nyeri pasien S : pasien mengatakan nyeri
DAN EVALUASI P :nyeri pada dada kiri
05/12/2019 Q :sedang
R : dada kiri
O: pasien tampak menangis
S:4-5
T : hilang timbul kesakitan. Skala nyeri : 4
1. Mengkaji factor yang dapat
meringankan atau memperberat A: Masalah Belum teratasi
nyeri
Membantu pasien mobilisasi
P: Intervensi di lanjutkan
perubahan posisi untuk meningkatkan
1. Lanjutkan terapi
rasa nyaman
kolaborasi dengan dokter
1. Memberikan informasi untuk
menjaga lingkungan tetap nyaman DPJP dalam pemberian
terapi
Aktivitas Kolaborasi - ISDN 3x5mg
1. Pemberian therapy oleh dokter DPJP - Diovan 1x80mg
- ISDN 3x5mg - Concor 1x2,5mg
- Diovan 1x80mg
- Clopidogrel 1x75mg
- Concor 1x2,5mg
- Atorvastatin 1x20mg
- Clopidogrel 1x75mg
- Atorvastatin 1x20mg Furosemid 20mg/12j
10.00 1. Mengkaji kemampuan pasien untuk melakukan S : pasien mengatakan badannya
Kamis/ 2
aktivitas normal, catat, laporan kelemahan, keletihan lemas
05/12/2019 2. Observasi TTV
TD : 140/90mmHg O: aktivitas fisik pasien dibantu
HR :79 x/mnt dengan perawat
RR: 22 x/mnt TD : 140/90mmHg
T: 36,6°C HR :82 x/mnt
1. Mengajurkan pasien untuk bedrest selama keluhan RR: 22 x/mnt
masih ada T: 36,7°C
2. membatasi aktivitas/ latihan secara bertahap
3. memberikan bantuan sesuai kebutuhan pasien A: Masalah Belum teratasi
4. membantu pasien dalam memenuhi aktivitas di
tempat tidur sepertipersonal hygine, makan dan P: Intervensi di lanjutkan
minum

Aktivitas Kolaborasi :
1. Kolaborasi dalam pemberian O2 3 Liter dengan
nasal kanul
2. Setelah pasien dilakukan tindakan PCI akan
diobservasi diruangan CVCU
1. Pantau TTV S : Pasien mengatakan nyeri nya
Kamis/ 3 10.00 TD : 140/90mmHg berkurang
HR :82 x/mnt
05/12/20 RR: 22 x/mnt
O: pasien tampak tenang
T: 36,7°C
19 1. Monitor irama jantung
2. IV line terpasang cairan Nacl 0,9 % 40cc/j ketika pasien dilakukan tindakan PCI di ruang cath lab A: Masalah Belum teratasi
3. Mengukur intake input pemberian makan 1 porsi diet ML DJ 100 x 2 = 200 minum air putih 1 gelas 200 x 6 =
1200 dan output pasien menggunakan diapers 700 – 100 = 600 cc P: Intervensi di lanjutkan
4. monitor balace cairan/ 24 jam.
1. Ukur intake input dan output.
Input : 1400/ 24 j
Output : 600/24 j 2. Pantau balance cairan
3. Berikan pasien minum air putih
IWL = 15 x 60
24 setelah post PCI
= 37,5 cc
4. Pasien pindah ruangan ke CVCU
Balance = 1400 – 600 – 37,5 untuk diobservasi
8.30
= 762,5 cc
8.30
5. Cek ACT pukul 23.00
1. melakukan Infomt concent dengan pasien dan keluarga bahwa pasien akan dilakukan tindakan PCI

8.30
Aktivitas Kolaborasi :
11.00 1. melakukan pemeriksaan EKG
11.00 2. melakukan Cek ACT
3. mempersiapkan PCI hari ini persiapan obat loading.
17.30
- Aptor 200mg
- Plavix 300mg
- Lipilor 80mg
18.20 - Plavix 300 mg
5. menganjurkan pasien puasa untuk melakukan tindakan PCI
6. kolaborasi dengan dokter dan perawat Cath lab dalam melakukan tindakan PCI.
7. Telah dilakukan pemasangan 1 stent dengan luas sumbatan 80-90 % di arteri koronary
Jumat / 1 1. Mengkaji tingkat nyeri pasien S : pasien mengatakan nyeri pada dada
P: nyeri kiri berkurang tidak seperti sebelumnya
06/12/2019
Q: ringan
R: dada kiri O: pasien tampak tenang
S: 3 Skala nyeri 3
T: hilang timbul
1. mengkaji factor yang dapat A: Masalah Belum teratasi
meringankan atau memperberat nyeri
2. menjaga lingkungan untuk tetap P: Intervensi di lanjutkan
nyaman 1. Lanjutkan terapi kolaborasi dengan
dokter DPJP dalam pemberian
Aktivitas Kolaborasi terapi
Pemberian therapy oleh dokter DPJP - ISDN 3x5mg
- ISDN 3x5mg - Diovan 1x80mg
- Diovan 1x80mg - Concor 1x2,5mg
- Concor 1x2,5mg - Clopidogrel 1x75mg
- Clopidogrel 1x75mg - Atorvastatin 1x20mg
- Atorvastatin 1x40mg Furosemid 20mg/12j
- Aptor 1x100mg
- Furosemid 20mg/12j
Jumat / 2 1. mengnjurkan pasien untuk S : pasien mengatakan badannya
bedrest, aktivitas fisik dibantu lemas
06/12/2019
oleh perawat CVCU
2. mengiformasikan pada pasien O: aktivitas fisik pasien dibantu
untuk tidak menekuk kaki dengan perawat
sebelah kanan pasien biasa
menekuk kaki pukul 16.00 A: Masalah Belum teratasi
3. membantu pasien memenuhi
aktivitasnya ditempat tidur P: Intervensi di lanjutkan
4. mengkomfirmasikan dengan - anjurkan pasien untuk
ruangan 5B bahwa pasien akan mobilisasi
pindah keruangan 5B pukul - pindah ruangan ke 5B
18.30
1. memantau TTV S : Pasien mengatakan nyeri nya berkurang
Jumat / 06/12/2019 3
TD : 130/80mmHg
HR :80 x/mnt
O: pasien tampak tenang
RR: 20 x/mnt
T: 36,9°C TD : 130/80mmHg
1. Monitor irama jantung dengan jaca mendengarkan HR :80 x/mnt
bunyi jantung RR: 20 x/mnt
2. Pertahankan IV line T: 36,9°C
- Nacl 0,9% 10 cc/jam
1. Mengukur intake input pemberian makan 1 porsi diet
ML DJ 100 x 3 = 300 minum air putih 1 gelas 200 x 7 =
1400 dan output pasien menggunakan diapers 900 – A: Masalah Belum teratasi
100 = 800 cc
2. monitor balace cairan/ 24 jam. P: Intervensi di lanjutkan
Input : 1700/ 24 j
Output : 800/24 j 1. Ukur intake input dan output.
2. Pantau balance cairan
IWL = 15 x 60
24 3. Lakukan perawatan pada lokasi post PCI
= 37,5 cc
4. Kaji adanya hematoma pada lokasi
Balance = 1700 – 800 – 37,5 pemasangan stant.
= 862,5 cc

1. membatasi aktivitas fisik


2. melakukan perawatan pada lokasi post PCI

Aktivitas Kolaborasi :
1. melakukan pemeriksaan EKG
2. Kolaborasi dengan Gizi
3. Perawat cath lab melakukan Aff stent pukul 10.00
setelah dilakukan aff stent memberikan bantal pasir
pada lokasi pemasangan
sabtu / 1 1. Mengkaji tingkat nyeri pasien. S : Pasien mengatakan tidak
merasakan nyeri pada dada kiri
07/12/2019 1. Menganjurkan pada pasien untuk O: pasien tampak tenang
mengubah posisi secara mandiri
untuk meninngkatkan rasa TD : 130/70mmHg
nyaman HR :82 x/mnt
RR: 20 x/mnt
Aktivitas Kolaborasi T: 36,7°C
Pemberian therapy oleh dokter DPJP
- Furosemid 1x 40mg
- ISDN 3x5mg A: masalah teratasi
- Concor 1x5mg
- Clopidogrel 1x75mg P: Dokter DPJP mengajurkan PBJ
- Atorvastatin 1x40mg hari sabtu/ 07- 12 – 2019
- Aptor 1x100mg Pasien diPBJ pukul 14.00
- Spironolacton 1x25mg
Vaisartan 1x40mg
Kesimpulan
• Angina pectoris adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
nyeri dada atau ketidaknyamanan akibat penyakit arteri koronari.
(Morton. 2009).
• Angka kematian angina pectoris tergolong rendah tetapi penyakit ini
suatu masalah yang harus diatasi karena dapat menimbulkan beberapa
komplikasi seperti nyeri dada, sesak napas dan perasaan lelah. Apabila
komplikasi ini tidak segera diatasi dapat mempengaruhi serangan infark
miokard yang dapat mempercepat kematian.Peran perawat dalam
penanganan masalah angina pectoris tergantung pada kerja sam yang
baik antara perawat, pasien, dan keluarga. Maka perawatan pada
penderita yang dapat diberikan secara komprehensif yaitu dengan
membatasi aktifitas untuk mengurang kerja jantung dan mengurangi
rasa nyeri. Selain itu tindakan lainnya dapat berupa pengaturan pola
makan! mengurangi merokok dan stress emosional.
•TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai