Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

LANSIA DENGAN GAGAL


JANTUNG

 
DISUSUN OLEH KELOMPOK III :
Andi Fazriati Hasibuan (17.1.008)
Chairunnisah Hafsari Siregar (17.11.023)
Elly Dahlia Lubis (17.11.049)
Ita Eliana (17.11.081)
Feydila Rangkuty (17.11.056)
Fitri Handayani (17.11.058)
Lidya Cristin Barus (17.11.095)
Novia Sari (17.11.129)
Ramadani (17.11.147)
Siska Andriana Purba (17.11.176)
Sukma Ningsih (17.11.184)
Susi Fiyanti Sitanggang (17.11.189)
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk
oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta
ventrikel kanan dan kiri.Berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh.gagal
jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung
sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolism jaringan ataukemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
volume diastolic secara abnormal

Gagal jantung diklasifikasikan menjadi gagal jantung kronik dan


akut, gagal jantung kiri dan kanan, dan gagal jantung berdasarkan
derajatnya. Tanda dan gejala yang sering terjadi adalah sesak nafas,
batuk, mudah lelah, kegelisahan yang diakibatkan gangguan oksigenasi
dan disfungsi ventrikel
Menurut beberapa penelitian
penyakit jantung disebabkan
oleh beberapa hal yaitu Manifestasi klinis
1. Sesak nafas terutama saat melakukan
aktivitas fisik atau saat berbaring.
2. Bengkak-bengkak di tubuh, misalnya
1. Penyakit jantung coroner
di pergelangan kaki.
2. Hipertensi 3. Jantung berdebar cepat.
3. Katup jantung rusak 4. Cepat lelah, terutama setelah
4. Aritmia berolahraga atau melakukan aktivitas
5. Kelainan atau fisik tertentu.
kerusakan otot jantung 5. Nafsu makan berkurang.
(kardiomiopati) 6. Lebih sering pipis di malam hari.
6. Miokarditis
7. Batuk-batuk yang tidak kunjung
7. Diabetes
membaik dan dirasakan memberat di
malam hari. Sulit fokus dan
konsentrasi.
Tipe- tipe Gagal Jantung
1. Gagal Jantung Akut
2. Gagal Jantung Kronik

Factor predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang menimbulkan penurunan


fungsi ventrikel seperti penyakit arteri koroner, hipertensi, kardiomiopati
penyakit pembuluh darah,atau penyakit congenital dan keadaan yang membatasi
pengisian ventrikel stenosis mitral,kardiomiopati, atau penyakit pericardial. factor
pencetus termasuk meningkatnya asupan garam,ketidakpatuhan menjalani
pengobatan anti gagal jantung, infark miokard akut, hipertensi, aritmia akut,
infeksi atau demam, emboli paru, anemia, tirotoksikonsis, dan endokarditis
infeksi
Derajat Gagal Jantung

kelas Defenisi Istilah


I Klien dengan kelainan jantung tanpa pembatasan Disfungsi ventrikel
aktivitas fisik
II Klien dengan kelainan jantung yang menyebabkan Gagal jantung ringan
sedikit pembatasan aktivitas fisik

III Klien dengan kelainan jantung yang menyebabkan Gagal jantung sedang
banyak pembatasan aktivitas fisik

IV Klien dengan kelainan jantung dengan segala Gagal jantung berat


bentuk aktivitas akan menyebabkan keluhan
Diagnosis Gagal Jantung

Diagnosis gagal jantung dapat dilakukan dengan dengan


pemeriksaan fisik dan penunjang. Gejala yang
didapatkan pada pasien dengan gagal jantung antara lain
sesak nafas, Edema paru, peningkatan JVP ,
hepatomegali , edema tungkai.
Penatalaksanaan gagal jantung
menurut Oktavianus &
Febriana (2014) dibagi
menjadi dua penatalaksanaan
Kompikasi
farmakologi dan non gagal jantung :
farmakologi :
1. Medis Terapi Farmakologi 1. Shock Kadiogenik
2. Keperawatan Terapi 2. Edema paru-paru
Nonfarmakologis:
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) PADA
LANSIA DI RSUD PIRU

1. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 86 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
BB : 50 kg
No. Rekam Medik : 00334874
Tanggal Pengkajian : 01 Desember 2019
Diagnosa Medik : CHF (Congestive Heart Failure)
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. T
Umur : 85 tahun
Status hub dengan pasien : istri
2. Riwayat penyakit
Keluhan Utama : Klien mengatakan napasnya sesak.

Riwayat penyakit sekarang :


Klien mengeluh sesak napas tanggal 30 november masuk ke ICU. Pada tanggal 01 Desember 2019
klien masih mengeluh sesak nafas dengan GCS : 15 ( E4 M6 V5 ), RR : 31, TD : 120/60 mmHg,
MAP : 80 mmHg, Nadi : 85 x/m Suhu : 36 ºC, klien terpasang Binasal kanul 4 L/m, dan terpasang
Infus RL 20 tpm.

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat saat di IGD: Klien datang ke IGD tanggal 30 november 2019 Pukul 13:00 WIB, Klien
merupakan klien rujukan dari RSUD Piru dengan keluhan sesak napas, GCS : 15 ( E4 M6 V5 ), RR
: 27 x/menit, TD : 120/60 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36 oC. Klien mengeluh sesak napas
kurang dari 1 minggu yang lalu, dan dirawat 3 hari dengan keluhan prostat.

Riwayat pengobatan: Keluarga klien mengatakan klien tidak memepunyai obat dan klien jarang
berobat .

Riwayat penyakit sebelumnya: Keluarga klien mengatakan klien pernah oprasi di bagian paha
kanan terdapat benjolan ± 3 tahun yang lalu.

Riwayat penyakit keluarga : Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat peryakit
hipertensi tidak mempunyai riwayat peryakit DM, Asma, dan peryakit menular seperti HIV, TBC,
Hepatitis dll.
 
3. Pengkajian Kritis B6
a. B1 (Breathing)
- RR : 27 x/m
- Binasal kanul 4 L/m d. B4 (Bowel)
- Pergerakan dada simetris - Peristaltik usus 11 x/m
- Napas spontan. - Abdomen supel
b. B2 (Blood) - Mukosa bibir kering
- TD : 120/60 mmHg - Tidak ada pembesaran hepar
- Map : 80 mmHg - Tidak ada nyeri tekan di abdomen
- N : 90 x/m e. B5 (Bladder)
- S: 36 ºC - Warna urin kuning dan masih sedikit
- akral dingin - Terpasang DC dengan produksi urin 50 cc
- tidak terdapat sianosis. f. B6 (Bone)
c. B3 (Brain) - Kekuatan otot atas 5/5, bawah 5/5 ,
- Kesadaran CM, GCS : 15 ( E4 M6 V5 ) - Terdapat edema pada
- KU lemah
- Pupil Isokor
- Rangsang cahaya : R : 2(+) L : 2(+)
- Gelisah tungkai kaki kanan.
4. Pola fungsional
a. pola oksigenasi
Sebelum sakit : klien dapat bernafas secara normal tanpa alat bantu pernafasan.
Saat dikaji : klien mengeluh sesak nafas, RR: 27 x/menit, bernapas spontan, menggunakan binasal kanul
4l/m.
b. Pola nutrisi
Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien sebelum sakit makan sehari 3x sehari 900gr dengan nasi
dan lauk pauk, serta minum air putih ±8 gelas/hari 2500ml serta minum teh dan kopi.
Saat dikaji : klien hanya menghabiskan ½ porsi makanan RS.
c. Pola kebutuhan istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Klien dapat beristirahat dengan nyenyak, tidur ± 5-6 jam
Saat dikaji : Klien gelisah dan hanya bisa tidur 3-4 jam.
d. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan klien BAK 4-5 x/hari urin berwarna kuning jernih dan BAB 1
x/hari feses berwarna kuning kecoklatan.
Saat dikaji : Klien sudah BAB 1x terpasang dc UB 4 jam 100cc
e. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan orang lain.
Saat dikaji : Klien beraktivitas di bantu oleh perawat.
f. Pola berpakaian
Sebelum sakit : Klien dapat berpakaian secara mandiri
Saat dikaji : Klien dalam berpakaian dibantu oleh perawat
g. Pola menjaga suhu tubuh
Sebelum sakit : Klien jika merasa dingin menggunakan selimut atau pakaian tebal serta minum air hangat, jika panas
memakai pakaian tipis dan menggunakan kipas angin Saat dikaji : Klien menggunakan pakaian dari ruang ICU dan
menggunakan selimut.
h. Pola personal hygiene
Sebelum sakit : Klien mandi 2x sehari dan menggosok gigi 2x sehari secara mandiri Saat dikaji : Klien hanya diseka 2x/hari
oleh perawat
i. Pola Aman dan nyaman
Sebelum sakit : Klien merasa aman dan nyaman berada diantara keluarganya dan mampu mengindari dari bahaya sekitar
Saat dikaji : Klien tampak gelisah
j. Pola komunikasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan mampu berkomunikasi dengan baik di lingkungannya
Saat dikaji : Klien dapat berbicara, tetapi tidak terlalu jelas
k. Pola rekreasi
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan klien senang berkumpul dengan keluarganya untuk berekreasi
Saat dikaji : Klien hanya terbaring dan gelisah di tempat tidur.
l. Pola kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan hanya bekerja sebagai pedagang sebelum masuk RS.
Saat dikaji : Klien tidak bisa berkerja karena sakit.
m. Pola kebutuhan belajar
Sebelum sakit : Keluarga klien dan mengatakan belum mengetahui peryakit yang diderita klien.
Saat dikaji : Keluarga klien dan klien nampak terlihat bingung mengatakan belum mengetahui peryakit klien dan
banyak bertanya.
n. Pola spiritual
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan klien dapat beribadah sholat 5 waktu dan membaca Al- Quran
Saat dikaji : Klien hanya terbaring ditempat tidur.
 
5. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis GCS : 15 ( E4 M6 V5 )
TD : 120/60mmHg
MAP : 80 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 27 x/menit
S : 36 ºC
 
a. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : mesoschopal, rambut beruban, tampak sedikit kotor.
2) Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid.
3) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, sclera aniterik.
4) Telinga : simetris, tidak terdapat serumen.
5) Mulut : tidak ada stomatitis, gigi tampak sedikit kotor, gigi tampak mulai ompong
6) Dada
 Paru-paru Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, terdapat retraksi dinding dada Palpasi : Focal vremitus tidak teraba,
expansi dinding dada simetris Perkusi : Sonor Auskultasi : Bunyi paru vesikuler.
 Jantung Inspeksi : Ictus cordis normal terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba di interkosta 4-5 Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 dan S2 reguler (lup dup)
 Abdomen Inspeksi : Supel, tidak ada lesi dan tidak ada bekas operasi Auskultasi : Bising usus 11 x/menit
palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan limpha perkusi : Timpani
7 ) Genetalia dan Rektum : Bersih dan tidak tampak kelainan
8 ) Ekstermitas :
Atas : Tidak ada edema.
Bawah : - Tungkai kaki kanan terdapat piting edema, terpasang infuse RL 20 tpm pada kaki kanan
6. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


1 Desember 2019 Lekosit 11,53 H 3.8-10.6
Eritrosit 3.96 L 4.4-5.9 juta/L
Hematokrit 39.9 L 40-52
MCV 100.6 H 80-100
Trombosit 48 L 150-440

b. Pemeriksaan Lain-lain Hasil pemeriksaan


- Ro. Thorak : Cardiomegaly
 
 
7. THERAPHY

NO NAMA THERAPY DOSIS


1 Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr

Inj. Ciprofloxacin 2 x 200 mg

Inj. Metilprednisolone Inj. OMZ 2 x 62.5 mg

Inj. Kalnex 2 x 1 ampul

Curcuma 3 x 500 mg

Antasida Syr Lansoprazole 3x1

Concor 3x2

2x1

1 x 2.5
2 ISDN 2x½

Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr

Inj. Ciprofloxacin 2 x 200 mg

Inj. Metilprednisolone Inj. OMZ 2 x 62.5 mg

Inj. Kalnex 2 x 1 ampul

4. x 500 mg
ANALISA DATA
N TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1 1/12/2019 DS : Klien mengatakan sesak nafas Perubahan Penurunan curah
1
DO : Preload jantung
 
- KU Lemah
- Pasien tampak susah bernafas
- Terdapat piting oedema pada tungkai dan sudah
sedikit mengempes - GCS : 15
- TTV : TD : 120/60 mmHg
MAP : 80 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 27x/menit
S : 36oC
- Thoraxs : tanggal 07 juli 2017 pulmo masih tampak
normal
, cardiomegaly.
2 1/12/2019 DS : Klien mengatakan sesak nafas Dipneu Pola
DO : nafas
- Pasien tampak susah bernafas, tidak
RR : 27 x/m efektif
- Tampak retraksi dinding dada
- Terpasang binasal kanul 4lpm
3 1/12/2019 DS : Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit Kurangnya Defisit
yang dideritanya. informasi pengetahu
DO : tentang an
- Klien dan keluarganya tampak bingung penyakitnya
- Klien dan keluarganya tampak bertanya-tanya
penyakit yang di derita klien.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan


preload
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dipneu
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakit
INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Intervensi Tujuan


o Keperawatan
1. Penurunan Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Posisikan semi fowler
curah jantung selama 3 x 12 jam, diharapkan tidak b. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
b.d Perubahan terdapat penurunan curah jantung pada jantung
preload pasien, dengan c. Monitor BC
kriteria hasil : d. Monitor adanya perubahan TD dan berikan lingkungan
a. Vital sign batas normal yang tenang
b. Dapat mentoleransi aktifitas, tidak e. Monitor TTV
kelelahan f. Monitor adanya dyspnea
c. Tidak ada edema paru perifer dan g. Instruksikan pasien untuk istirahat total di tempat tidur
tidak ada asites h. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
d. Tidak ada penurunan kesadara kelelahan
i. Anjurkan untuk menurunkan stres
j. Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
k. Kolaborasi terapi obat diuretik dan antibiotic dengan
dokter
2 Ketidakefekti Setelah dilakukan tindakan a. Posisikan pasien semi fowler untuk
fan pola keperawatan selama 3 x 12 jam, memaksimalkan ventilasi dan pertahankan
napas b.d diharapkan pola nafas pasien posisi pasien
dipneu efektif, dengan b. b. Identifikasi pasien perlunya
kriteria hasil : c. Auskultasi suara napas, catat adanya suara
a. Menunjukan jalan napas yang tambahan
paten (klien tidak merasa d. Atur inteke untuk cairan mengoptimalkan
tercekik, irama nafas, frekuensi keseimbangan
pernafasan dalam rentang normal, e.Monitor vital sign
tidak ada suara nafas abnormal) f. Monitoring respirasi dan 02
b. Tanda-tanda vital dalam
rentang normal
(TD,nadi,pernafasa n)
c. Tidak menggunakan otot bantu
pernafasan
3 Defisit Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tingkat pemahaman pasien dan keluarga
pengetahuan keperawatan selama 1 x 30 tentang penyakit
b.d menit, diharapkan defisiensi b. Beritahu pasien dan keluarga pasien tentang
kurangnya pengetahuan teratasi, informasi penyakit : pengertian, penyebab, proses
informasi dengan kriteria hasil : penyakit, tanda dan gejala dan pengobatan
tentang a. Pasien dan keluarganya c. Beri kan wa ktu kepada pasien untu k mengaju
penyakit mengerti akan penyakitnya kan pertanyaan
b. Pasien dan keluarganya d. Tekankan pentingnya terapi diuretik dan
menyatakan pemahaman antibiotik pada pasien dan keluarga pasie
mengenai kondisi/proses
penyakit dan pengobatan
IMPLEMENTASI

TANGGAL DX IMPLEMENTASI RESPON TT


WAKTU D
1/12/2019        
08 : 00 1 - Posisikan semi fowler - Klien kooperatif
09 : 00 - Monitor TTV - TD : 130/85 mmHg MAP : 100 mmHg
 
    N : 80 x/m RR : 26 x/m S : 36,3 ºC
     
11 : 00   - Membantu klien makan dan minum - Klien kooperatif dan bersedia makan
    sedikit demi sedikit
12 : 00 - Memantau TTV - TD : 110/80 mmHg
    MAP : 90 mmHg
    N : 80 x/m
    RR : 25 x/m
    S : 36 ºC
12 : 30 - Berikan lingkungan yang tenang dan batasi Pengunjung - Keluarga kooperatif
  - Memberikan obat oral - Curcuma 1 tablet Antasida syr 2 sendok
13 : 00    
  - Tingkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan 02 tubuh dan  
13 : 30 untuk menghindari kelelahan
  - Menyeka pasien - Pasien bersedia di Seka
   
15 : 30 - Memberikan obat injeksi - Inj. Kalnex 500 mg
    Inj. Ceftriaxon 1 gr
17 : 00   Inj. Ciprofloxacin 200 mg
2/12/2019      
08 : 00 2 - Posisikan semi fowler - Klien kooperatif
09 : 00   - Monitor TTV - TD :110/75 mmHg
    MAP : 87 mmHg
    N : 75 x/m
    RR : 22 x/m
    S : 36,5 ºC
11 : 00 - Membantu klien makan dan minum - Klien kooperatif dan bersedia
    makan sedikit demi sedikit
12 : 00 - Memantau TTV lingkungan - TD :100/80 mmHg
    MAP : 86 mmHg,
    N : 80 x/m
    RR : 25 x/m
    S : 36,3 ºC
12 : 30 - Berikan yang tenang dan batasi pengunjung - Keluarga pasien dan pasien kooperatif
     
  - Memberikan obat oral - Curcuma 1 tablet Antasida syr 2 sendok
13 : 00 - Pasien kooperatif
  - Melakukan edukasi terhadap pasien  
13 : 30 - Tingkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan 02 tubuh dan  
  untuk menghindari kelelahan  
13 : 35 - Menyeka pasien - Pasien bersedia di seka
- Memberikan obat injeksi - Menghitung BC : Input-output = - Inj. Kalnex 500 mg
  (430+280)-(100+310) = 710 – 410 = +300cc/10 jam
15 : 30
16 : 30
3/12/2019 3      
08 : 00 - Posisikan pasien semi fowler - Pasien kooperatif
     
  - Pemasangan kanul 02 dengan yang baru - Pasien bersedia dan kooperatif
  dan steril  
     
08 : 30 - Melakukan penkes pada keluarga pasien - Keluarga pasien dan pasien kooperatif
dan pasien  
  - Keluarga pasien dan pasien kooperatif
- Menanyakan pada keluarga pasien dan dan sedikit paham
pasien apakah sudah paham atau belum  
tentang penyakit  
  - Keluarga pasien mau bertanya pada
- Memberikan waktu kepada pasien dan perawat
keluarga pasien untuk bertanya
EVALUASI

Tanggal Dx SOAP TTD


1/12/2019 1 S : Klien mengatakan masih sesak napas  
0 : - KU cukup - Kesadaran CM
GCS : 15 E4 V5 M6
- TTV : TD : 120/60 mmHg
MAP : 80 mmHg N : 85 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 36,4 ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Pantau vital sign
- pantau penurunan kesadaran
1/12/20 2 S : Klien mengatakan masih sesak napas  
19 0 : TTV :
TD : 120/60 mmHg
MAP : 80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 36,4 ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Pantau vital sign
- Pantau irama dan suara nafas tambahan
2/12/2019 1 S : Klien mengatakan masih sesak napas
0 : - KU cukup - Kesadaran CM
GCS : 15 E4 V5 M6
- TTV : TD : 110/80 mmHg
MAP : 90 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 25 x/menit
S : 36 ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Pantau vital sign
- Pantau toleransi aktifitas dan tingkat kelelahan klien
2/12/2019 2 S : Klien mengatakan masih sesak napas
0 : TTV : TD : 110/80 mmHg
MAP : 80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 25 x/menit S : 36 ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor jalan napas klien (irama nafas, frekuensi pernafasan, suara nafas tambahan)
- Monitor otot bantu pernapasan
- Monitor selang 02
3/12/2019 1 S : Klien mengatakan sesak napas berkurang
0 : - KU cukup
- Kesadaran CM
GCS : 15 E4 V5 M6
- TTV : TD : 110/80 mmHg
MAP : 90 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 23 x/menit
S : 36,1 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pindah ruangan lanjutkan Intervensi
- Pantau vital sign
- Pantau kesadaran

3/12/2019 2 S : Klien dan keluarga klien mengatakan sudah tentang penyakit


0:
- Keluarga klien dan klien dapat menjawab dan menjelaskan pertanyaan yang di ajukan oleh perawat
- Keluarga klien kooperatif mau bertanya tentang penyakit yang di derita klien
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
Kesimpulan
Gagal jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat lagi memompa darah ke jaringan
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun darah balik masih dalam keadaan normal.
Dengan kata lain, gagal jantung merupakan suatu ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah
dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (forward failure) atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (backward
failure) atau keduanya.
Pada gagal jantung terjadi suatu kelainan multisistem dimana terjadi gangguan pada jantung (disfungsi
sistolik dan diastolik). Pada disfungsi sistolik terjadi gangguan pada ventrikel kiri yang menyebabkan
terjadinya penurunan cardiac output. Disfungsi diastolik merupakan akibat gangguan relaksasi miokard,
dengan kekakuan dinding ventrikel dan berkurangnya compliance ventrikel kiri menyebabkan gangguan
pada pengisian ventrikel saat diastolik. Penyebab tersering adalah penyakit jantung koroner, hipertensi
dengan hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati hipertrofik

Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan menambah ilmu pengetahuan khususnya ke tim
kesehatan
 

Anda mungkin juga menyukai