Anda di halaman 1dari 12

Presentasi Kasus

Gangguan Cemas Menyeluruh

Disusun : Laotesa Rammang

Pembimbing : dr. Meiliana Lindawaty R, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA JAKARTA
2

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 67 Tahun
Suku bangsa :-
Bahasa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat
Status Pernikahan : Menikah

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Data diperoleh dari:
Autoanamnesis : Senin 20 Januari 2020, di Poliklinik Psikiatri
RSUD Tarakan
a. Keluhan Utama:
Pasien merasa cemas.
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan cemas sudah dialami sejak 7 tahun yang lalu dan memberat
beberapa hari terakhir ini. Gangguan Cemas ini pertama kali dirasakan pada tahun
2013 pasien mengatakan kecemasan pasien biasanya muncul secara tiba- tiba
dan terus menerus dan hampir tiap hari serta disertai nyeri ulu hati sampai pasien
merasa mual, jantug berdebar- debar, keringat dingin pasien juga jadi mudah
marah dan mudah tersinggung.Jika cemas timbul pasien berusaha mendekatkan
diri kepada Tuhan (berdoa) dan mencoba untuk tidur karena kalau pasien tidur
keluhan akan membaik setelah bangun tidur. Pasien kadang terpikir tentang
pengalaman masa lalu yang pernah di tipu sama mertua, pasien juga takut mati
karena menurut pasien masih banyak yang perlu ia perbaikin. Melihat bayangan
atau mendengar suara- suara seperti bisikan tanpa sumber disangkal pasien. Isti
pasien juga mengatakan pasien orangnya tidak sabaran. Pasien mengatakan ingin
cepat sembuh kayak orang lain walaupun tidak punya uang tapi bisa bahagia
sedangkan dirinya punya uang tapi banyak pikiran. Pada hari sabtu tanggal 18
januari 2020 pasien kembali merasa cemas, gelisa takut dalam pikiran pasien saya
3

ada di mana ya ? mual sampai beberapa kali sampai pasien minum obat berapa
kali (lorazepam 4 tablet) dalam satu kali minum namun pasien tetap cemas
kemudian pasien ke UGD di RSJ dan diberikan obat injeksi diazepam beberapa
saat setelah disuntik pasien cemas berkurang kemudian pasien tidur dan setelah
tidur pasien mulai merasa enakan tidak cemas lagi. Hingga pada hari senin
(20/01/2020) pasien datang ke poli Jiwa RSUD Tarkan dan masih melanjutkan
kontrol rawat jalan dan masih mengeluhkan ganguan cemas dan tidak bisa tidur.

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya


I. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami ganguan psikiatri
sebelumnya.
II. Kondisi Medis Umum
Tidak ada
III. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak pernah menggunakan zat-zat psikoaktif dan
alkohol. Namun pasien merokok satu setengah bungkus sehari.

d. Riwayat Kehidupan Pribadi


i. Masa kanak awal (0 – 3 tahun)
Pasien tumbuh normal seperti anak pada usianya.
ii. Masa kanak lanjut (3 – 11 tahun)
Pasien mengatakan sama seperti anak pada umumnya.
iii. Masa kanak akhir dan remaja (12 – 18 tahun)
Pada masa remaja pasien juga tumbuh dalam seperti anak
umumnya. Namun pernah tidak naik kelas saat mau naik kelas 6 SD
karena pasien mulai nakal sering bolos.
iv. Masa dewasa
1. Riwayat pendidikan
Pasien memiliki pendidikan terakhir SMA. Pasien sempat
kuliah S1 akuntansi namun tidak selesai karena pasien nakal (
pasien mengatakan lebih sering pacaran) sampai kuliahnya
terbengkalai.
4

2. Riwayat pekerjaan
Pasien sudah tidak bekerja dulunya seorng wiraswasta
(pedagang).
3. Riwayat pernikahan dan kehidupan seksual
Pasien sudah menikah 3 kali. 2 kali bercerai karena terdapat
ketidak cocokan. Untuk sekarang pasien tinggal bersama istri ke
3 dan anak- anaknya. Menurut istri pasien, pasien sering marah-
marah.
4. Riwayat kehidupan beragama
Pasien adalah seorang yang beragama Islam. Pasien rajin
sholat. Dan menurut psien agama sangat penting buat pasien.
5. Riwayat aktivitas sosial
Pasien saat ini tidak memiliki kegiatan apapun, pasien
hanya dirumah saja. Akibat dari penyakit yang ia derita, pasien
merasa hal ini berdampak pada pergaulannya dimana pasien lebih
suka dirumah dan jarang bersosialisasi dengan teman temannya

e. Riwayat keluarga
Pasien mengatakan bahwa ayah dari pasien juga menderita keluhan yang sama
seperti pasien. Dan kakak kandung pasien( anak pertama) juga mengalami ganguan
yang sama seperti pasien namun tidak di obati sehingga di rumah sering marah-
marah dan mebanting barang. Pasien memiliki saudara kandung 8 orang, 5 orang
laki-laki dan 2 orang perempuan. Pasien merupakan anak ke 2 dan memiliki 3
orang anak dari istri pertama 1 orang (laki-laki) , istri kedua tidak mempunyai anak
dan istri ke tiga 2 orang anak dua-duanya perempuan.
5

I II III
I

Keterangan :

Pasien :

Perempuan (Sehat) :

Laki- laki (Sehat) :

Laki-laki (Sakit) :

Istri I : I

Istri II : II

Istri III : III


6

f. Situasi kehidupan saat ini


Saat ini pasien tinggal di rumah istrinya (rumah sendiri), pasien sekarang
sudah tidak bekerja lagi untuk kehidupan sehari- harinya masih cukup.
g. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien memegalami kecemasaan pada saaat memikirkan takut mati, atau
pengalaman masa lalu yang pernah di tipu.
h. Persepsi keluarga tentang pasien
Keluarga pasien mengetahui kondisi kesehatan mental pasien dan keluarga
mengharapkan pasien bisa sembuh.
i. Impian, fantasi, dan nilai-nilai
Tidak ditangan

III. STATUS MENTAL


Dilakukan di Poliklinik, Rabu, 20 Januari 2020
a. Deskripsi Umum
i. Penampilan: Pria sesuai usia dan rawat diri baik, berambut pendek
berwarna hitam, tersisir rapi
ii. Kesadaran: compos mentis
iii. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif
b. Pembicaraan: spontan, volume cukup, artikulasi jelas
c. Mood: Cemas
d. Afek: Terbatas, serasi
e. Persepsi: tidak ada halusinasi
f. Pikiran
i. Proses pikir: koheren
ii. Isi pikir:
a.Preokupasi : Pasien takut mati dan kadang mengigat
keaadan masa lalu yang pernah di tipu.
b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada.

g. Kognisi dan sensorium


i. Kesadaran: compos mentis
ii. Orientasi
7

1. Orang: baik
2. Waktu: baik
3. Tempat: baik
iii. Memori
1. Segera: baik
2. Jangka pendek: baik
3. Jangka menengah: baik
4. Jangka panjang: baik
iv. Atensi dan konsentrasi: normal
v. Kemampuan visuospasial: tidak dinilai
vi. Kemampuan baca tulis: tidak dinilai
a. Tilikan: derajat IV (pasien menyadari dirinya sakit dan butuh
bantuan, namun tidak memahami penyebab sakitnya.)
h. Pengendalian impuls: baik
i. Taraf dapat dipercaya: ringan
II. PEMERIKSAAN FISIK
a. STATUS INTERNUS
 Keadaan umum : tampak sakit ringan
 Kesadaran : compos mentis
 Tekanan darah : 120/77 mmHg
 Nadi : 98 x/ menit
 Suhu badan : 36°C
 Frekuensi napas : 20x/menit
 Bentuk tubuh : normal
 Sistem kardiovaskular : tidak dilakukan
 Sistem repiratorius : tidak dilakukan
 Sistem gastro-intestinal : tidak dilakukan
 Sistem musculo-skeletal : tidak dilakukan

b. STATUS NEUROLOGIk
 Saraf cranial (I-XII) : tidak dilakukan
 Tanda rangsang meningeal : tidak dilakukan
8

 Mata : tidak dilakukan


 Pupil : tidak dilakukan
 Oftalmoscopy : tidak dilakukan
 Motorik : tidak dilakukan
 Sensibilitas : tidak dilakukan
 Sistem saraf vegetatif : tidak dilakukan
 Fungsi luhur : baik
 Gangguan khusus : tidak ada

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Tidak dilakukan

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien laki-laki 67 tahun. Penampilan tampak sesuai usia, rawat diri
baik, berambut pendek, berwarna hitam, dan tersisir rapi. Kontak visul dan
verbal baik. Sejak 7 tahun terakhir pasien menderita ganguan cemas dan
meberat beberapa hari terakhir ini. Gangguan Cemas ini pertama kali dirasakan
pada tahun 2013 pasien mengatakan kecemasan pasien biasanya muncul secara
tiba- tiba dan terus menerus dan hampir tiap hari serta disertai nyeri ulu hati
sampai pasien merasa mual, jantug berdebar- debar, keringat dingin pasien juga
jadi mudah marah dan mudah tersinggung. Pasien kadang terpikir tentang
pengalaman masa lalu yang pernah di tipu sama mertua, pasien juga takut mati
karena menurut pasien masih banyak yang perlu ia perbaikin. . Pada hari sabtu
tanggal 18 januari 2020 pasien kembali merasa cemas, gelisa takut dalam
pikiran pasien saya ada di mana ya ? mual sampai beberapa kali sampai pasien
minum obat berapa kali (lorazepam 4 tablet) dalam 1x minum namun pasien
tetap cemas kemudian pasien dibawah ke UGD di RSJ dan diberikan obat
injeksi diazepam beberapa saat setela disuntik pasien masih cemas kemudian
pasien tidur dan setelah tidur pasien mulai merasa enakan tidak cemas lagi.
Hingga pada hari senin (20/01/2020) pasien dating ke poli Jiwa RSUD Tarkan
dan masih melanjutkan kontrol rawat jalan dan masih mengeluhkan ganguan
cemas dan tidak bisa tidur. Tilikan pasien derajat IV
9

IV. DIAGNOSTIK MULTIAKSIAL


Aksis I F41.1 Gangguan cemas menyeluruh
Aksis II F60.6 Gangguan kepribadian cemas (menghindar)
Aksis III Tidak ada (none)
Aksis IV Masalah berkaitan dengan lingkungan social
Aksis V GAF current 61

V. DAFTAR MASALAH
Biologi : Tidak ditemukan kelainan keadaan medis umum, namun diduga ada
ketidak seimbangan neurotransmitter sehingga memerlukan farmako terapi

Psikologi : Terdapat perasaan cemas sehingga memerlukan psikoterapi.

Sosial : Terdapat perasaan cemas sehingga memerlukan

VI. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad functionam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

VII.RENCANA TATALAKSANA
Farmakologis
1. Merlopam 1x1 mg
2. Sertaline 1 x 25 mg
Non-Farmakologis
1. Terapi kognitif perilaku
2. Terapi suportif

VIII. DISKUSI
Gangguan Cemas Menyeluruh
10

Gangguan cemas merupakan gangguan sering dijumpai pada klinik


psikiatri. Kondisi ini terjadi sebagai akibat interaksi factor- factor biopsikososial,
termasuk kerentanan genetic yang berinteraksi dengan kondisi tertentu, stress atau
trauma yang menimbulkan sindroma klinis bermakna.
Gannguan cemas menyeluruh merupakan kondisi gangguan yang ditandai
dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan
terkkadang tidak realistic terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari- hari.
Kondisi ini di alami hapir sepanjang hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan.
Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan dengan
gejala- gejala somatic seperti ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan
kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang
bermakna dalam social dan pekerjaan.1

Klasifikasi Gangguan Cemas Menyeluruh


Menurut PPDGJ III, kriteria diagnosis/ Pedoman diagnosis Ganguan cemas
menyeluruh adalah sebagai berikut :
o Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
“mengambang” )
o Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung
tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai) ; dan
c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing
kepala, mulut kering, dsb)
o Pada anak-anak, sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang
yang menonjol.
11

o Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa


hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
Gangguan Anxietas Menyeluruh , selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan
anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0), atau gangguan
obsesif-kompulsif (F42.-).2

Kasus Pasien
Pasien didiagnosis dengan ganguan cemas menyeluruh sesuai pedoman
diagnostik PPDGJ III. Karena tpenderita menunjukkan anxietas sebagai gejala
primer yang berlangsung hamper setiap hari yang tidak terbatas atau hanya menonjo
pada situasi tertentu saja. Untuk gejala- gejal primernya seperti kecemasan akan
takut mati adanya keteganan motoric seperti jantung berdebar- debar, mual, dan
keringat dingin.

IX. DAFTAR PUSTAKA


12

1. Husin AB, Siste K, Amir N, Kusumawardhani A, Elvira SD,


Mangindaan L. Buku Ajar Psikiatri. 2nd ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Indonesia. 2015.

2. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan ringkas dari PPDG III


dan DSM 5. Jakarta: FK Unika Atmajaya; 2013

Anda mungkin juga menyukai