Anda di halaman 1dari 40

Gangguan Afektif Bipolar Kini

Manik dengan Gejala Psikotik


KELOMPOK 32-I

Muhammad Sultan Izdihar NIM 2130912310143

Aisy Samara Istiqomah NIM 2130912320077

Fikra Safa Advancya Iman NIM 2130912320064

Nurazizah Yunus NIM 2130912320102

Agnes Angelina Laila Cibro NIM 2130912320147


Penguji:
dr. Dianike Fitradewi, Sp. KJ
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 27 tahun
Tempat/tanggal lahir : Kandris, 27 Mei 1995
Suku/bangsa : Banjar
Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi (D IV)
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Pernikahan : Cerai Hidup
Alamat : Taniran Rt 01, Taniran Pasar Panas, Benua Lima, Barito Timur,
Kalimantan Tengah
MRS tanggal : 13 Oktober 2022, 13.08 WITA
RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari autoanamnesis di Ruang

Intensif Wanita RSJ Sambang Lihum tanggal


Mengamuk, keluyuran dan banyak
19 Oktober 2022 pukul 13.10 WITA,

heteroanamnesis dengan orangtua pasien pada


bicara

19 Oktober 2022 pukul 15.00 WITA, dan dari

data rekam medis pasien


ANAMNESIS

Pada saat dilakukan anamnesis pada tanggal 19 Oktober 2022 pasien menggunakan pakaian RSJ

Sambang Lihum. Pada saat dipanggil pasien langsung merespon. Saat dilakukan anamnesis pasien

dalam keadaan sadar dan cukup kooperatif. Saat ditanya mengenai identitas, pasien dapat

menyebutkan nama, usia, tempat, tanggal, dan tahun lahir dengan tepat. Pasien juga dapat

menyebutkan nama ibu, nama suami, dan lokasi pasien berada saat ini. Pasien mengaku jika sudah

pernah dirawat di RSJ Sambang Lihum sebelumnya yaitu pada 2015 karena marah-marah.
ANAMNESIS

Berdasarkan autoanamnesis dengan pasien, saat ditanya alasan pasien dibawa ke RSJ Sambang Lihum

saat ini (13 Oktober 2022), pasien menjawab karena dia mengidap penyakit bipolar stadium empat.

Pasien mengatakan dulu saat kecil ia tinggal bersama nenek dan kakek dan mengatakan keduanya

bersikap baik terhadap pasien. Pasien mengatakan ia bersekolah dari SD hingga sarjana administrasi

publik. Menurut pengakuan pasien, saat masa sekolah pasien sering dirundung teman sekolahnya yang

bernama mahardika karena miskin dan pasien harus bekerja menoreh karet dari subuh sampai sebelum

berangkat sekolah karena nenek pasien berkata “Jika kamu ingin sekolah harus cari uang sendiri

karena nenek tidak bisa membiayai”.


ANAMNESIS

Pasien mengatakan pernah bekerja sebagai asisten bendahara di kantor bupati tamiang layang selama 12 tahun dan

sering mendapat lembur kemudian resign pada tahun 2020 karena menikah dengan seorang pria bernama Mualimin.

Setelah menikah, pasien pindah domisili ke Banjarmasin dan bekerja sebagai sales suatu penyedia jasa internet.

Pada saat SMP, pasien sempat menjalani hubungan dengan beberapa pria lain. Menurut pasien pernah sempat

berhubungan selama 7 tahun dengan seorang pria bernama Ilyasa. Pasien mengaku putus dan mengatakan saat masih

bersama dengan mantan pacarnya, ia sering dipukuli, disiram, ditampar, dan pernah diperkosa. Pasien juga mengatakan

mantannya dan mengajak pasien meminum alkohol dan merokok.


ANAMNESIS

Pasien mengaku sering mendengar bisikan dari dirinya sendiri berupa “Ayo bunuh diri supaya masuk surga firdaus”.

Pasien mengatakan suaminya setiap hari datang menjenguk pasien ke rumah sakit dan mengantar susu. Pasien juga

mengatakan bahwa terdapat seseorang bernama Sari di ruang isolasi di ruang rawat pasien yang kerap berbicara dan

mengancam pasien. Pasien mengatakan bahwa ia dan suaminya sampai saat ini masih dalam ikatan pernikahan dan

suaminya selalu bersikap terhadapnya. Pasien mengetahui bahwa saat ini dirinya sedang hamil 4 minggu dan

mengatakan bahwa kehamilan tersebut baru diketahui saat dirawat di rumah sakit. Pasien mengatakan menyayangi

dirinya, menyayangi calon anak yang sedang dikandungnya, dan saat ini pasien tidak ada pikiran untuk bunuh diri

ataupun menggugurkan janin bayinya. Pasien juga mengatakan ia berharap bayinya kembar laki-laki dan perempuan.
Riwayat Gangguan Sebelumnya

Riwayat kepribadian
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat penggunaan dahulu
Keluarga pasien mengatakan
zat psikoaktif
bahwa pasien pendiam dan
Pasien tidak ada riwayat kejang, masih bisa bergaul dengan
trauma kepala, penurunan teman sebayanya saat masa
Tidak ada
kesadaran. kanak-kanak dan saat masih
bersekolah.
Riwayat Kehidupan Pribadi

• Riwayat Prenatal dan Perinatal


Pasien lahir di bidan kampung dengan keadaan normal. Pasien merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Pada saat hamil ibu pasien tidak ada gangguan cemas ataupun depresi, dan saat kelahiran

tidak ada penyulit atau komplikasi pada ibu pasien.

• Riwayat masa kanak awal (usia 0-3 tahun)


Pasien dirawat dirawat oleh nenek dari usia 2 bulan dikarenakan ibu pasien bekerja di luar kota
Riwayat Kehidupan Pribadi

• Riwayat masa kanak pertengahan (usia 3-11 tahun)


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pendiam dan masih bisa bergaul dengan teman sebayanya

saat masa kanak-kanak dan saat masih bersekolah.

• Riwayat masa kanak akhir dan remaja


Pasien saat SMP bekerja subuh sampai pagi sebelum berangkat sekolah menoreh pohon karet untuk

mengumpulkan biaya kuliah.


Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat masa dewasa

Riwayat Pendidikan Riwayat Pekerjaan


Pasien menyelesaikan pendidikan S1 Pasien sempat bekerja honorer di kantor walikota
Tamiang Layang selama 12 tahun dan
di Amuntai jurusan Administrasi mengundurkan diri pada tahun 2020 saat pasien
Publik. menikah. Saat menikah pasien tidak bekerja..

Riwayat Perkawinan
Pasien menikah satu kali dan saat ini sedang mengandung

anak pertama. Pasien sudah bercerai dengan suaminya.


Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat masa dewasa

Kehidupan Keagamaan Riwayat Psikoseksual


Pasien menganut agama Islam Heteroseksual (ketertarikan dengan
lawan jenis).

Riwayat Aktivitas Sosial


Pasien mengatakan sebulan terakhir sempat mengurung
diri dikarnakan kurang cocok tinggal dengan ipar.
Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat masa dewasa

Riwayat Hukum
Riwayat Penggunaan Waktu Luang
Pasien tidak pernah berurusan dengan
hukum. Pasien mengisi waktu luang dengan
memasak.

Riwayat Kehidupan Sekarang


Pasien diantar pulang kerumah orangtua oleh suami 2
hari sebelum pasien rumah sakit.
GENOGRAM
Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat masa dewasa

Persepsi pasien tentang kehidupannya Impian, fantasi dan nilai-nilai

Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit bipolar


Pasien bercita cita kuliah S2 di mesir, karena
dan sedang dirawat di RSJ Sambang Lihum,
berkeinginan menjadi Duta Besar dan menjadi
tetapi pasien tidak mengetahui penyebab
anggota DPR karena merasa paham dengan
sakitnya. Pasien merasa senang saat
pancasila.
mendengarkan musik. Pasien merasa sedih saat
diputuskan pacarnya yang bernama Ilyasa. Saat
ditanya alasan kenapa pasien merasa marah
pasien tidak menjawab.
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum

Penampilan
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Saat diwawancarai, pasien memakai pakaian RSJ
Sambang Lihum, tampak cukup terawat, penampilan fisik Hiperaktif
pasien sesuai umur, warna kulit sawo matang, kuku
tangan dan kaki pendek dan bersih, pasien tampak bugar,
gigi tampak rapi dan lengkap, dan penampilan sesuai
gender.

Sikap terhadap pemeriksa

Pasien cukup kooperatif, kontak mata (+), kontak

fisik (+).
Status Mental

Keadaan Afektif Gangguan persepsi


● Halusinasi :
Visual ; melihat pasien
bernama sari yang sudah
1. Mood : Hipertimia keluar dari RSJ dan melihat
2. Afek :Afek
suami sering menjenguk
Olfaktori ; mecium aroma
menyempit busuk dan kadang aroma
3. Keserasian : Inkongruen pandan di ruang perawat
● Ilusi: tidak ada
● Depersonalisasi : tidak ada
● Derealisasi : tidak ada
Status Mental
Pembicaraan Proses Pikir
● Bentuk Pikir : Austistik
● Arus Pikir : Flight of Idea
● Produktivitas : Cukup. Pasien menjawab apa yang
ditanya oleh pemeriksa namun terkadang jawaban pasien
● Kualitatif: spontan, cepat, tidak nyambung dengan pertanyaan yang diberikan
pembicaraan nyambung pemeriksa.
● Kontinuitas Pikiran : Inkoheren
● Hendaya Berbahasa : Tidak ada

● Waham : Terdapat waham


● Erotomania : Tidak ada
● Hipokondria : Tidak ada
● Kuantitatif: Logorrhea (+) ● Obsesi : Tidak ada
pasien banyak bicara ketika ● Kompulsi : Tidak ada
menjawab
Sensorium dan Kognitif
1. Kesadaran: jernih
2. Orientasi
• Waktu : baik
• Tempat : baik
• Orang :terganggu
3. Daya ingat
• Daya ingat jangka segera : baik
• Daya ingat angka pendek : baik
• Daya ingat jangka menengah : terganggu
• Daya ingat jangka panjang : terganggu
4. Konsentrasi : terganggu
5. Perhatian : terganggu
6. Kemampuan visuospasial : baik
7. Kemampuan membaca dan menulis : baik
8. Pikiran abstrak : baik
9. Kapasitas Intelegensia : baik
10. Bakat kreatif : menyanyi
11. Kemampuan menolong diri sendiri : tidak baik
Sensorium dan Kognitif

● Pengendalian Impuls
Saat diperiksa pasien kurangp dapat mengendalikan impuls.

● Daya Nilai
• Daya norma sosial : baik
• Uji daya nilai : baik
• Penilaian realita : terganggu
• Tilikan :3

● Taraf dapat di dipercaya


Tidak Dapat dipercaya
Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut

STATUS GENERALIS

Keadaan umum : Cukup Kooperatif


Tanda vital
• TD : 118/84 mmHg
• Nadi : 92 kali/menit
• RR : 22 kali/menit
• Suhu : 36,7 ℃
• SpO2 : 99% on room air
Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut
Pemeriksaan Fisik
Kulit Inspeksi: anemis (-), ikterik (-), edema (-), nodul (-), sklerosis (-), atrofi (-)

Kepala & Leher Normosefali, dalam batas normal, pembesaran KGB (-/-)

Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), diameter pupil (2mm/2mm), reflex cahaya
Mata
(+/+), perdarahan (-/-), ptosis (-/-), edem palpebra (-/-), dan exoftalmus (-/-)

Telinga Serumen minimal, sekret (-/-), nyeri mastoid (-/-)

Hidung Epistaksis (-/-)

Mulut Perdarahan gusi (-), pucat (-), sianosis (-), stomatitis (-)

19
Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut
Pemeriksaan Fisik

Thorax Simetris, atrofi otot dada (-)

Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat


Palpasi: Iktus teraba ICS V linea aksilaris anterior sinistra, thrill (-)
Jantung Perkusi: Batas jantung kanan ICS II parasternal dextra, Batas jantung kiri ICS V linea
aksilaris anterior sinistra
Auskultasi: S1 S2 reguler, murmur(-), gallop (-)

Inspeksi: cembung
Palpasi: Hepar/lien/ginjal tidak teraba, tidak teraba massa, dan tidak terdapat nyeri tekan
Abdomen pada 9 regio.
Perkusi: timpani
Auskultasi: BU 14 - 16x/menit tidak ada peningkatan suara

Punggung Skoliosis (-), kifosis (-), dan lordosis (-)

Ekstremitas Gerak sendi normal, deformitas (-), kemerahan (-), varises (-), massa (-), edema (-)
Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut

STATUS NEUROLOGIS
Nervus Cranialis :

N. I : Baik

N. II : RCL/RCTL (+/+), isokor 2 mm/2 mm

N. III, IV, VI : Gerakan bola mata dalam batas normal

N. V : Sensorik wajah baik (+/+), refleks kornea tidak dilakukan

N. VII : Parese wajah (-/-)

N. VIII : Baik (+/+)


Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut

STATUS NEUROLOGIS

N. IX, X : Refleks menelan (+), refleks muntah tidak dilakukan

N. XI : Baik (+/+)

N. XII : Baik, deviasi lidah (-/-)

Rangsang Meningeal : Tidak dievaluasi

Gejala peningkatan TIK : Tidak ditemukan

Refleks fisiologis : Tidak dievaluasi

Refleks patologis : Tidak dievaluasi


Pemeriksaan Laboratorium

Kesimpulan: Leukositosis, Limfopenia,


Neutrofilia, peningkatan NLR.
Diagnosis Multiaksial

1. Aksis I : Gangguan afektif bipolar episode kini manik


dengan gejala psikotik (F31.2)
Diagnosis Banding :
- Skizoafektif tipe manik (F25.0)
- Mania dengan gejala psikotik (F30.2)
2. Aksis II : Z.03.2 Tidak ada diagnosis
3. Aksis III : G1P0A0
4. Aksis IV : Primary support group (bertengkar dengan
suami, diceraikan suami)
5. Aksis V : GAF Scale masuk RSJ: 30-21
GAF Scale saat pemeriksaan 50-41
Rencana Terapi

Farmakologi Psikoterapi

Terapi Jiwa: 1. Terapi Perilaku Kognitif


2. Interpersonal and social
● PO. Clozapine 25 mg ( 1-0-1 ½ )
rhythm therapy
● PO. Quetiapine 200 mg (0-0-1)
3. Family-focused therapy
Terapi non jiwa :

● Vit B 10 mg (1-0-0)

● PO. Asam Folat (1-0-0)


EDUKASI

1. Penjelasan biologis tentang penyakit harus jelas dan benar. Hal ini mengurangi perasaan bersalah dan

mempromosikan pengobatan yang adekuat.

2. Memberi informasi tentang bagaimana cara memonitor penyakit terutama tanda awal, pemunculan kembali,

dan gejala. Pengenalan terhadap adanya perubahan memudahkan langkah-langkah pencegahan yang baik.

3. Membantu penderita mengidentifikasi dan mengatasi stressor di dalam kehidupannya

4. Informasi tentang kemungkinan kekambuhan penyakitnya.


PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad malam

Ad functionam : Dubia ad malam

Ad sanationam :Dubia ad malam


PEMBAHASAN

Gangguan Bipolar merupakan gangguan yang terdiri dari


afek yang meningkat dan juga aktifitas yang berlebih ( mania
dan hipomania ) dalam jangka waktu yang berbeda terjadi
penurunan afek yang diserta dengan penurunan aktifitas
(depresi) dan dalam waktu yang berbeda terjadi penurunan
mood yang diikuti dengan penurunan energi maupun aktifitas .
Temuan Klinis dan Pembahasan

KASUS TEORI
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Pasien
dengan gangguan afektif bipolar kini manik dengan gejala
Pada saat dilakukan anamnesis didapatkan psikotik apabila memenuhi kriteria diagnosis bipolar dan
pasien sebelumnya pernah mengalami memenuhi kriteria F31.2. Diagnosis Episode Bipolar yaitu
episode berulang sekurang-kurangnya 2 episode pada waktu
gejala depresi dan sekarang suka tertentu, terdiri dari peningkatan afek dan penurunan afek,
mengamuk dan banyak berbicara yang khas penyembuhan sempurna diantara kedua episode,
episode manik lebih singkat 2 minggu – 4 bulan dan episode
mana keadaan tersebut terjadi berulang depresi lebih lama rata-rata 6 bulan.
kali. Pasien juga menunjukkan gejala Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk
halusinasi maupun wahan. mania dengan gejala psikotik (F30.2); dan Harus ada
sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif atau campuran) di masa lampau.
Temuan Klinis dan Pembahasan

KASUS TEORI
1. Pasien merasa mendengar suara seseorang yang Halusinasi auditorik: persepsi suara yang keliru, biasanya berupa
mengajaknya untuk bunuh diri padahal tidak ada suara orang meski dapat saja berupa suara lain seperti musik,
merupakan jenis halusinasi yang paling sering ditemukan pada
lawan bicara (halusinasi auditorik)
gangguan psikiatri.

2. Pasien merasa melihat ada seseorang di ruang di Halusinasi visual: Stimulus visual dalam bentuk kilatan atau cahaya,
isolasi bernama sari yang sering mengancam gambaran atau banyangan yang rumit dan kompleks. Bayanyan itu
pasien dan pasien mengatakan bahwa suaminya bisa menyenangkan atau menakutkan.
sering mengunjungi dan mengantar susu.
Membau bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, feses, parfum
atau bau yang lain. Ini sering terjadi pada seseorang pasca serangan
3. Pasien juga mengatakan mencium bau pandan stroke, kejang atau dimensia.
dan bau busuk.
Temuan Klinis dan Pembahasan

TEORI
KASUS

Untuk menegakkan diagnosis pasti:


Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik (F30.2);
Pasien didiagnosa dan harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif
Gangguan Afektif atau campuran) di masa lampau.
Bipolar Episode
Kini Manik Kriteria mania dengan gejala psikotik (F30.2):
a) bentuk mania yang lebih berat dari F30.1
dengan gejala
b) Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi
psikotik waham kebesaran (delusion of grandeur). Waham dan halusinasi “sesuai” dengan
keadaan afek tersebut (mood congruent)
Temuan Klinis dan Pembahasan

TEORI
KASUS
Pernyataan ini menyingkirkan diagnosis banding
Pasien tidak ditemukan riwayat kelainan domain F0 (Gangguan Mental Organik) dan dan
neurologis, penyakit medis yang berhubungan
domain F1 (Gangguan mental dan perilaku akibat
terhadapa gangguan kejiwaan maupun riwayat
konsumsi zat psikoaktif penggunaan zat psikoaktif dan alkohol.)
Temuan Klinis dan Pembahasan

KASUS TEORI

Penghentian antipsikotik, khususnya clozapine,


dapat menyebabkan serangkaian gejala withdrawl.
Pasien memiliki riwayat putus obat. Pasien
Terdapat bukti adanya gejala withdrawl yang
menolak mengkonsumsi obat dan bisa
memuntahkan obat diinduksi clozapine, dan khususnya fokus pada
psikosis terkait penarikan, rebound kolinergik,
katatonia, dan gejala penghentian serotonergik.
Temuan Klinis dan Pembahasan

KASUS TEORI
Clozapin merupakan satu-satunya obat
antipsikotik generasi kedua yang biasa digunakan secara
tunggal pada terapi pasien rawat inap skizofrenia.
Clozapin adalah antipsikotik generasi kedua yang
termasuk kelas dibenzodiazepin
Pasien diberikan pengobatan psikofarmaka berupa
Clozapine 25 mg Clozapin bekerja dengan menduduki reseptor D2
hanya sekitar 38- 47%. Bahkan dengan dosis setinggi
900 mg sehari, kurang dari 50% dari reseptor D2
ditempati. Clozapin telah terbukti memiliki khasiat yang
unggul dalam mengurangi perilaku bunuh diri dan efektif
dalam mengobati gejala positif dan negatif pada pasien
dengan skizofrenia yang sulit disembuhkan
Temuan Klinis dan Pembahasan

TEORI
KASUS

Quetiapine adalah turunan dari senyawa dibenzothiazepine dan merupakan


obat yang termasuk dalam golongan obat antipsikotik atipikal.. Efektifitas
dari quetiapin diperkirakan sama efektifnya dengan haloperidol dan
Pasien diberikan pengobatan aripiprazol, dengan kemungkinan kemunculan gejala ekstra-piramidal yang
psikofarmaka berupa Quetiapine lebih kecil
Quetiapine adalah antagonis untuk reseptor D2 dan reseptor 5-HT2 .
200 mg Quetiapine memblokir reseptor 5HT1A, 5HT2,D1,D2,H1,A1, dan A2.
Mekansime kerja quetiapine adalah menghambat transmisi dopamin dan
serotonin. Pemblokiran reseptor D2 di jalur mesokortikal dan mesolimbik
diindikasikan dalam pengobatan skizofrenia untuk gejala negatif dan
positif. Peningkatana dopamin di jaluir ini terbukti berhubungan dengan
skizofrenia
Temuan Klinis dan Pembahasan

TEORI
KASUS
Penggunaan obat psikotik pada masa kehamilan perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan risiko nya yaitu risiko
kekambuhan gejala pada ibu apabila obat dihetikan dan risiko
paparan janin (teratogen, gangguan neurobehavorial,
Pasien saat ini dalam keadaan hamil maka malformasi) apabila obat dilanjutkan. Obat yang dinilai aman
didapatkan digunakan pada ibu hamil adalah lamotrigin, antipsikotik
tambahan terapi: generasi ke II dan electroconvulsive therapy.
PO Asam folat (1-0-0) Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
lebih awal gangguan pada janin adalah dengan pemberian rutin
asam folat 5 mg /hari hingga minggu ke 12 kehamilan,
pengecekan untuk USG pada usia 16 -18 minggu untuk
mendeteksi kelainan jantung dan USG pada 16- 19 Minggu
untuk pemeriksaan neural tube defect
TERIMA KASIH
XXXII - J

Anda mungkin juga menyukai