Anda di halaman 1dari 48

CASE REPORT

SKIZOFRENIA PARANOID DENGAN SINDROM


Title EKSTRAPIRAMIDAL PADA ANAK

Pembimbing:
dr. Tendry Septa, Sp.KJ(K)
dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ, M.Kes
dr. High Boy Karmulrubog Hutasoit, Sp.KJ
Disusun Oleh:
Ayu Agustira 1918012072
Riskita Fiannisa 1918012080
Joana Sirooj I 2018012130
Diah Ayu Mariam 2018012070

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
Status Mental
Nama : An. A
Usia : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Palembang
Agama : Islam
No. RM : 04xxxx

Pemeriksaan:
Alloanamnesis dan autoanamnesis di Ruang Gelatik RS Jiwa Provinsi
Lampung pada tanggal 21 Maret 2022.
Wawancara
Psikiatri
Anamnesis Psikiatri
Keluhan Utama
Badan gemetar sejak 1 bulan.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung diantar oleh ayah pasien
dengan keluhan badan gemetar sejak 1 bulan. Ayah pasien mengatakan keluhan semakin
memberat disertai pasien banyak mengeluarkan air liur dan mata sering mendelik ke atas. Di
malam hari pasien sulit tidur dan ingin kabur dari rumah. Pasien sering mendengar bisikan dan
mengatakan ada yang mati, pasien juga sering makan terlalu buru-buru dan berlebihan. Pasien
juga sempat memukul ayah nya sekitar 1 minggu yang lalu. Pasien rutin kontrol tiap bulan di
poliklinik namun, berdasarkan keterangan ayah 1 bulan yang lalu terdapat perubahan dosis
obat dan juga kadang terlambat minum obat beberapa hari.
2tahun SMRS
Timeline 3 tahun SMRS
Pasien mengalami perubahan
Ayah pasien menikah lagi dan pasien emosi yang tidak stabil sehingga
7tahun SMRS tinggal serumah bersama ibu sambungnya sering memukul ibu sambung,
dan 2 saudara sambung. Ayah kakak, adik dan anak tetangga.
mengatakan, ibu sambungnya mau Pasien merasa seperti akan
Sejak kelas 2 SD pasien sering di
mengurusi pasien namun dengan diserang, dibicarakan dan
bully dan dimintai uang oleh teman-
perlakuan yang berbeda dengan ibu ditertawakan oleh ibu sambung dan
teman sekelasnya karena pasien
kandungnya. Menurut kakak pasien, adiknya. Pasien juga sulit untuk
pendiam dan sulit bergaul. Setiap
awalnya mereka menolak permintaan makan dan tidur, pasien juga sering
pulang sekolah pasien sering
ayahnya untuk menikah lagi namun berbicara dan tertawa sendiri
menangis dan jadi sering melamun,
mencoba menerima. Pasien dan kakaknya seperti memiliki teman bayangan.
sehingga orang tua pasien
merasa perhatian ibu sambungnya berbeda Pasien semakin sering menyerang
memindahkan pasien ke kelas lain.
dibandingkan dengan saudara ibu sambung dan adiknya.
sambungnya.
RPS
4 tahun SMRS
Saat ini, pasien mengatakan badannya gemetar yang sudah berkurang.
Ibu kandung pasien meninggal dunia Pasien mengaku sering melihat perempuan yang rambutnya di kuncir
karena sakit kanker payudara, dan baju panjang berwarna hitam. Pasien mengatakan yang
menurut keterangan ayah, pasien perempuan itu bersembunyi ditempat lain dan mau menyentrum pasien.
sangat dekat dan dimanja oleh Pasien juga sering diperintah oleh perempuan itu untuk memukul orang
ibunya. Kakak pasien mengatakan, lain. Pasien sering merasa diliatin dan dibicarakan oleh orang lain.
pasien jadi semakin sering murung Pasien mengaku tidak pernah punya teman. Pasien merasa suasana
dan melamun. disini tidak nyaman karena pasien ingin disetrum oleh perempuan.
.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penggunaan Zat Riwayat Penyakit Medis


Riwayat Penyakit Psikiatri
Psikoaktif Umum

Pasien memiliki Pasien tidak pernah Pasien dibawa ke


riwayat penyakit mengkonsumsi alkohol rumah sakit oleh ayah
psikiatri pada tahun maupun obat-obatan pasien karena keluhan
2020 yang terlarang. badan gemetar. Pasien
terdiagnosis tidak memiliki riwayat
gangguan prilaku. kejang dan trauma.
Riwayat Pendidikan
Pasien duduk di kelas 8 SMP(sedang berhenti sekolah sejak
PTM).
Pasien selalu naik kelas, namun pasien selalu berada di
rangking bawah karena memiliki kesulitan dalam mengikuti
pelajar.

Riwayat Pekerjaan
Tidak bekerja
Riwayat Keluarga
● Pasien anak kedua dari dua bersaudara, memiliki
1 kakak laki-laki kandung yang berusia 16 tahun
dan sedang duduk di bangku SMA.
● Pasien memiliki 3 saudara sambung dari ibu
sambungnya.
● Saat ini pasien tinggal bersama ayah dan kakak
nya, dan ibu sambung beserta saudara
sambungnya tinggal di kabupaten yang berbeda
sejak pasien sakit.
● Tidak ada riwayat penyakit gangguan jiwa
sebelumnya pada keluarga.
Riwayat Keluarga
Riwayat Tumbuh Kembang
Prenatal dan Perinatal

Tidak ada penyulit saat prenatal maupun perinatal. Pasien lahir


cukup bulan dengan berat 2800 gram dan PBL 40cm secara normal.
Pasien diberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan ASI dengan
tambahan MPASI hingga usia 2,5 tahun.

Masa Kanak Awal (1-3 tahun)

Pasien bisa duduk di usia 7 bulan, mencoba berdiri usia 1 tahun dan
bisa bicara beberapa kata seperti “mamam” dan mulai bisa
memanggil ayah dan ibu. Pasien sudah bisa merangkak maupun
berjalan.
Riwayat Tumbuh Kembang
Masa Kanak Pertengahan (3-13 tahun)

Pasien merupakan anak yang pendiam dan sulit bergaul, dan tidak
punya teman. Pasien sering mendapat perilaku tidak baik dari
teman-temannya. Saat usia 10 tahun ibu pasien meninggal dunia.
Riwayat Sosial Ekonomi Situasi Kehidupan
Keluarga Sekarang
Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta Pasien datang diantar oleh
dan ibu kandung pasien sudah ayahnya dengan keluhan utama
meninggal dunia. Kebutuhan sehari-hari badan gemetar.
pasien dipenuhi oleh ayahnya.
Riwayat Psikososial

Riwayat sosial pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya


kurang baik. Pasien tidak memiliki teman karena sulit bergaul, dan
pasien sering berperilaku kasar pada keluarga dan anak tetangga.
Status Mental
Status Mental

Kesadaran Sikap Terhadap Pemeriksa


Kooperatif. Pasien tenang dan dapat
Compos Mentis menjawab pertanyaan namun terkadang
meminta pertanyaan untuk diulang kembali.
Pasien bisa duduk diam saat pemeriksaan,
namun terdapat gerakan involunter yaitu
sering menggerak-gerakan kaki.
Penampilan
Pasien laki-laki tampak sesuai usia, Perilaku dan Aktivitas
berperawakan kurus, warna kulit Psikomotor
sawo matang, perawatan diri baik,
Selama wawancara, pasien bisa duduk tenang dengan
berpakaian rapi dan bersih
menggerakkan kaki dan kontak mata baik adekuat.
menggunakan baju kaos, celana
Pasien dapat diajak berkomunikasi dengan baik.
pendek.
Status Mental

Kesadaran
Pasien berbicara spontan, Gangguan Persepsi
pembicaraan lancar, artikulasi
jelas, volume kecil, kualitas Halusinasi
cukup, kuantitas sedikit. ● Didapatkan riwayat halusinasi auditorik
dan visual.
Suasana Perasaan Ilusi
● Tidak ada. 
Derealisasi
Mood : Disforia ● Tidak ada.
Afek : Tumpul Depersonalisasi
Keserasian : Mood dan afek serasi ● Tidak ada
Status Mental
Sensorium & Kognisi
Pikiran
● Orientasi : Orientasi orang baik,
Bentuk Pikir
● Tidak Realistis. orientasi situasi, tempat dan waktu baik.
● Daya Ingat : Daya ingat segera baik,
Produktivitas Pikir
● Produktivitas pikir baik Daya ingat pendek baik, Daya ingat
menengah buruk, Daya ingat panjang
Arus Pikir
● Arus pikir lancar. buruk.
● Konsentrasi : Konsentrasi baik.
Isi Pikir
● Waham rujukan (+), ● Kapasitas membaca dan menulis :
Baik.
Delusion of control (+),
● Visuospasial : Baik.
Obsesi (-), Preokupasi ( -),
● Pikiran Abstrak : Buruk.
Fobia (-).
● Pengendalian Impuls : Pengontrolan
impuls Baik.
Status Mental

Daya Nilai
Taraf Dapat Dipercaya
Daya Nilai Sosial : Baik.
Uji Daya Nilai : Baik. Kesan dapat dipercaya.

Tilikan
Derajat dua (pasien menyangkal Reality Testing Ability (RTA)
bahwa dirinya sakit).
Terganggu.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Tanda-tanda Vital Pemeriksaan Fisik Status Neurologis

Keadaan umum baik. Pemeriksaan thoraks, Reflek Fisiologis : Dalam


Tanda-tanda vital dalam abdomen, ekstremitas batas normal.
batas normal. superior dan inferior dalam Reflek Patologis : Negatif.
batas normal. Tremor test
(+)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Status Internus
Laboratorium

Tidak dilakukan pemeriksaan. Hb: 15,1 g/dL


Eritrosit: 4,83 jutasel/mm2
Leukosit: 9.200 sel/mm2
Trombosit: 219.000 sel/mm2
Hitung Jenis: Basofil: 0%, Eosinofl: 0%, N. Batang: 0%, N.
Segmen: 65%, Limfosit:24%, Monosit: 11%, Hematokrit:
42%
SGOT: 30 U/L SGPT: 17 U/L
WIDAL Test : Negatif
Rapid Test Antibodi: Negatif.
Ikhtisar Penemuan
Bermakna
Ikhtisar Penemuan Bermakna

Identitas Pasien
• Datang ke poliklinik RSJ Provinsi Lampung
diantar ayah dengan keluhan badan gemetar sejak 1
An. I, laki-laki usia 14 tahun, bulan lalu yang memberat disertai banyak
beragama Islam, belum menikah, mengeluarkan air liur dan mata sering mendelik ke
sudah sekolah, tinggal di atas.
• Pasien sulit tidur dan ingin kabur dari rumah.
Bandarlampung • Pasien sering mendengar bisikan dan mengatakan
ada yang mati.
Keluhan Utama • Pasien sempat memukul ayahnya.
• Sebelumnya terdapat penurunan dosis obat dan
kadang terlambat minum obat beberapa hari.
Badan gemetar seluruh
tubuh
Ikhtisar Penemuan Bermakna
• Sejak 2 SD pasien dibully karena pendiam dan sulit bergaul sehingga sering pulang menangis
dan melamun dan sering mondar mandir
• Semenjak kematian ibunya 4 th lalu, pasien semakin murung dan sering melamun.
• Pasien memiliki ibu sambung dan saudara sambung yang berdasarkan keterangan kakak
pasien, ibu sambung memberikan perhatian yang berbeda dibanding pada saudara sambungnya
• pasien sering memukul ibu sambung dan adik sambungnya
• Saat wawancara, keluhan badan gemetar telah berkurang dan mengaku sempat mata melihat
keatas dan mulut berair
• Pasien mengaku sering melihat perempuan yang bersembunyi di tempat lain dan mau
menyetrum pasien.
• Pasien merasa diperintah untuk memukul orang lain.
• Pasien merasa orang lain ingin menyerangnya
• Pasien merasa sering diperhatikan dan dibicarakan oleh orang lain. Pasien mengaku tidak
memiliki teman.
Ikhtisar Penemuan Bermakna
• Pasien memiliki riwayat penyakit psikiatri sejak 2020 dengan diagnosisgangguan perilaku dan
rutin control ke poli RSJ.
• Saat ini pasien kelas 8 SMP dan selalu naik kelas namun berada di rangking bawah karena
kesulitan dalam mengikuti pelajaran.

• Pemeriksaan status mental: sikap terhadap pemeriksa kooperatif, pasien bisa duduk diam saat
pemeriksaan namun terdapat gerakan involunter yaitu sering menggerak-gerakan kaki. Kontak
mata dengan pemeriksa baik dan adekua. Pasien berbicara spontan, pembicaraan lancar,
artikulasi jelas, volume kecil, kualitas cukup, kuantitas sedikit. Mood disforia, afek tumpul
dengan mood dan afek serasi. Terdapat riwayat halusinasi auditorik dan visual dan saat ini sudah
tidak ada. Bentuk pikir tidak realistis, produktivitas pikir baik, arus pikir lancar, isi pikir terdapat
waham rujukan dan delusion of control. Pada pemeriksaan sensorium dan kognisi, daya ingat
menengah dan panjang buruk, konsentrasi baik, kalkulasi baik, pikiran abstrak buruk. Daya nilai
baik, uji daya nilai baik, RTA terganggu, dan tilikan derajat 2. Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan tremor (+) dan laboratorium tidak ditemukan kelainan
Formulasi Diagnosis
Aksis I

●Adanya gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual,


serta gangguan isi pikir waham rujukan, waham curiga, dan
delusion of control. Temuan klinis pada pasien memenuhi kriteria
umum diagnostik pada blok F20 Skizofrenia berdasarkan PPDGJ-III,
yaitu memenuhi 4 dari 4 gejala. Pasien memenuhi kriteria skizofrenia
paranoid dikarenakan memenuhi kriteria skizofrenia dan halusinasi dan
waham yang menonjol, sehingga dapat ditegakkan pada aksis I
Skizofrenia Paranoid F20.0.
Formulasi Diagnosis
Aksis II

●Tidak ditemukan gangguan kepribadian paranoid, schizoid, dissosial,


histrionik, anankastik, cemas, dan dependen sehingga gangguan
kepribadian F60 dapat disingkirkan.

●Pada pasien didapatkan adanya gangguan kognitif yang terjadi


sebelum usia 18 tahun dan adanya kesulitan dalam pekerjaan
sekolah yang bersifat akademik. Sehingga dapat ditegakkan pada
aksis II Retardasi Mental Ringan F70.
Formulasi Diagnosis
Aksis III

●Pasien datang dengan gejala sindrom ekstrapiramidal berupa dystonia


akut yaitu adanya kontraksi involunter dan kaku otot pada wajah, lidah,
dan ekstrimitas
Aksis IV Aksis IV

●Pasien memiliki masalah yang berkaitan dengan masalah psikososial


yaitu masalah dalam keluarga dan masalah kepatuhan minum obat.
Formulasi Diagnosis
Aksis V

●Penilaian terhadap kemampuan fungsi dalam kehidupannya


menggunakan skala Global Assessment of Functioning (GAF). Pada
saat dilakukan wawancara, skor GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas
sedang). Hal ini ditandai dengan pasien yang mampu melakukan
aktivitas sederhana secara mandiri, seperti makan sendiri dan juga
kemampuan berkomunikasi secara verbal yang minim.
Diagnosis Multiaksial
Aksis I: Skizofrenia Paranoid (F20.0)

DD: epilepsy dan psikosis yang diinduksi obat-obatan, gangguan afektif bipolar, episode
kini manik dengan gejala psikotik (F 31.2)

Aksis II: Retardasi mental ringan (F70.0)

Aksis III: Sindrom Ekstrapiramidal

Aksis IV: Masalah dalam keluarga & kepatuhan minum obat

Aksis V: GAF 60 – 51
Daftar Masalah

Organobiologik Psikologik

Perasaan emosi yang tidak Halusinasi auditorik dan visual,


stabil dan gejala sindrom delulsion of control, waham
ekstrapiramidal rujukan dan waham curiga
Genetik Sosiologik

Tidak ada keluarga yang


Terdapat hendaya dalam bidan
mengalami keluhan serupa atau sosial dalam interaksi dengan
gangguan psikiatri lain lingkungan
Diagnosis Multiaksial

Quo ad vitam: dubia ad bonam

Quo ad functionam: dubia ad malam

Quo ad sanationam: dubia ad malam


Rencana Terapi
Medikamentosa Nonmedikamentosa

●Anti psikosis atipikil  lini pertama


Risperidone dengan dosis awal 0.5mg/hari di pagi atau ●Retardasi mental tidak dapat
malam hari dan dapat ditingkatkan 0.5-1 mg/hari dalam disembuhkan  dapat dilakukan
interval waktu lebih dari 24 jam sampai dosis penatalaksanaan psikoterapi pada
rekomendasi 3 mg/hari. pasien RM dengan tujuan
meningkatkan kualitas hidupnya.
●Trihexyphenidyl dapat diberikan untuk terapi gejala Penatalaksanaan pada pasien juga
ekstrapiramidal sindrom pada pasien. Dosis awal dapat meliputi menyediakan pendidikan
diberikan 1mg/hari yang dapat ditingkatkan jika yang sesuai dan rehabilitasi.
diperlukan dengan rentang dosis 5-15 mg/hari yang dibagi
tiap 6-8 jam per hari.
DISKUSI
Pada pasien ini mengalami gangguan jiwa karena ditemukan adanya gangguan

persepsi dan isi pikir berupa waham yang bermakna serta menimbulkan suatu

disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sesuai dengan

pengertian gangguan jiwa. Pada pasien didapatkan halusinasi auditori dan visual,

terdapat gangguan isi pikir berupa waham kendali  (delusion of control), waham

rujukan dan waham curiga yang berlangsung sejak tahun 2020 dan memberat sejak

1 bulan yang lalu, sehingga pada pasien dapat ditegakkan diagnosis Skizofrenia

Paranoid.
GANGGUAN JIWA

Sindrom atau pola perilaku, atau psikologik yang secara klinis bermakna

serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya)

dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien


SKIZOFRENIA

Skizofrenia menurut PPDGJ III adalah suatu sindrom dengan variasi penyebab dan

perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan

pengaruh genetik, fisik dan budaya. Skizofrenia merupakan satu gangguan psikotik yang

kronik, sering mereda, namun hilang timbul dengan manifestasi klinik yang amat luas

variasinya. penyesuaian pramorbid, gejala dan perjalanan penyakit yang amat bervariasi.
KRITERIA DIAGNOSIS (PPDGJ III)
: inimal 1 gejala yang amat jelas atau minimal 2 gejala kurang tajam
M

Halusinasi auditorik

Waham

Thought echo, Thought insertion


or withdrawal, Thought
broadcasting

Delusion
Delusion of control
Delusion of influence
Delusion of passivity
Delusion of perception
ATAU paling sedikit 2 gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :

Halusinasi auditorik

Arus pikiran yang terputus (break) atau sisipan


(interpolation)

Perilaku katatonik : gaduh gelisah (excitement), posisi


tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, dan stupor

. Gejala negatif : sikap apatis, bicara yang jarang dan


respons emosional m
TIPE SKIZOFRENIA
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia
Paranoid Hebefrenik Katatonik

Skizofrenia Tak Depresi Pasca Skizofrenia


Terinci Skizofrenia Residual

Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia yang


Simpleks Lainnya Tak Tergolongkan
KRITERIA SKIZOFRENIA PARANOID
1)Halusinasi dan/atau waham harus menonjol :
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi
tawa (laughing)
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan
tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence), atau “passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan
dikejar-kejar beraneka ragam, adalah yang paling khas

2)Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak
nyata/tidak menonjol
PENENTUAN DIAGNOSIS
Pada pasien terdapat gejala yang mendukung diagnosis skizofrenia paranoid yaitu :
Halusinasi
Pasien mengaku mendengar bisikan-bisikan mengenai hal-hal religius
auditorik

Halusinasi visual Pasien mengaku melihat orang yang dia kenal di dalam ruangan

Waham nihilistik Pasien merasa bahwa dunia akan kiamat

Pasien merasa cemburu ada yang bergema di dalam pikirannya yang menyatakan
Thought echo
sesuatu tentang keagamaan
TATALAKSANA FARMAKOLOGI

Haloperidole Risperidone Clozapine

Trihexyphenidyl Asam Valproat


Haloperidole

● Haloperidole merupakan antipsikotika generasi pertama (APG-I) yang termasuk dalam kelompok
butirofenon yang efektif untuk mengatasi gaduh gelisah

● Haloperidole dapat meningkatkan metabolisme dopamin pada daerah yang kaya dopamin,
bekerja sebagai dopamin antagonis

● Dosis : 5 mg/injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap setengah jam dengan dosis maksimum
20 mg/hari
Risperidone

● Risperidone merupakan antipsikotika generasi kedua (APG-II) yang termasuk dalam kelompok
benzisoksazol.

● Risperidone merupakan antagonis kuat baik terhadap serotonin (terutama 5-HT2A) dan reseptor
D2

● Tersedia dalam bentuk tablet : 1 mg, 2 mg, dan 3 mg.

● Dosis : 4-8 mg
Clozapine
● Clozapine merupakan APG-II yang afinitas terhadap D2 rendah sedangkan terhadap 5-HT2
tinggi, yang menyebabkan rendahnya efek samping ekstrapiramidal.

Trihexyphenidyl
● Antikolinergik yang berguna untuk mengurangi efek samping ekstrapiramidal dari antipsikotika.
Asam Valproat

●Asam valproat digunakan sebagai mood stabilizers.

●Penggunaan mood stabilizers pada penderita skizofrenia dilaporkan berhasil mampu


memperbaiki perilaku yang agresif, bicara kacau, rawat inap berulang, gejala positif,
umur muda, jika belum cukup diatasi dengan antipsikotik saja.
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI

Psikoedukasi Pasien

Psikoedukasi Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. 2013. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 th Edition.
Arlington, VA: American Psychiatric Association.

Amir N. 2015. Buku Ajar Psikiatri: Skizofrenia Edisi ke-3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
hlm: 184–220.

Birrell M. 2013. Crash Course : Psychiatry. New York : Elsevier.

Cerqueira MAB, Mahartini NN, Yasa IWPS. 2019. Pemeriksaan widal untuk mendiagnosis Salmonella typhi di
Puskesmas Denpasar Timur 1. 10(3) : 777-780.

Elvira SD dan Hadisukanto G. 2017. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama. Edisi 1. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Kern RS, et al. 2009. Psychosocial Treatments to Promote Functional Recovery in Schizophrenia. Schizophrenia
Bulletin 35(2):347–361 DOI:10.1093/schbul/sbn177.

Kusumawardhani dkk. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Maslim R. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III dan DSM-5. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya.

Sadock BJ and Sadock VA. 2009. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry ninth edition. Philadelphia :
Lippincott Williams and Wilikins.

Stahl SM. 2013. Stahl’s Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical Application fourth
edition. New York : Cambridge Medicine Press.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai