Anda di halaman 1dari 8

Definisi

Psikiatri komunitas merupakan penyediaan pelayanan kesehatan jiwa untuk masyarakat setempat
yang meliputi prinsip-prinsip dan kebutuhan praktis penyelenggaraan mencakup 1) menyediakan
terapi dan perawatan berbasis kebutuhan dasar masyarakat; 2) menyediakan sistem jaringan
pelayanan dari berbagai sumber yang mencukupi dan terjangkau; serta 3) menyelenggarakan
pelayanan yang berbasis fakta (evidence-based) bagi semua penderita gangguan jiwa (Menkes
RI, 2009).

Penulisa Tansela pada tahun 1986 di dalam Menkes 2009, bahawa dalam Psikiatri Komunitas
pelayanan kesehatan jiwa diselenggarakan secara komperhensif dan terintegrasi yang melibatkan
tim kerja multidisiplin dengan menekankan deteksi dini, pengobatan sedini mungkin, perawatan
lanjutan, dukungan sosial, serta adanya kerjasama yang erat antara pelayanan medis dan
pelayanan masyarakat terutama di tingkat pelayanan primer (Menkes RI, 2009).

Penulisa Strathdee &Tansela pada tahun 1997 di dalam Menkes 2009, bahawa pelayanan ini juga
menawarkan perawatan lanjutan, akomodasi, dukungan sosial dan pekerjaan secara bersama-
sama rnenolonq orang dengan gangguan jiwa dan orang yang mempunyai masalah kesehatan
jiwa sehingga dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat (Menkes RI, 2009).

Prinsip- prinsip:

Beberapa prinsip dan penekanan dalam psikiatri komunitas di antaranya (Suryo, 2009).:

a. Penekanan pada praktik di dalam masyarakat


b. penekanannya lebih pada masyarakat atau populasi secara keseluruhan dibandingkan
individu
c. penekanan terutama pada pelayanan yang bersifat preventif
d. penekanan pada proses pelayanan yang berkesinambungan dan komprehensif
e. penekanan pada sistem pelayanan yang tidak langsung (bersifat konsultasi, edukasi,
capacity building)
f. penekanan pada psikoterapi singkat dan krisis intervensi
Ruang Lingkup

Ruang lingkup upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas, meliputi (Suryo, 2009):

a. upaya prevensi dan promosi kesehatan jiwa


b. upaya deteksi dini dan pengobatan segera
c. upaya rujukan dan perawatan lanjutan
d. upaya rehabilitasi dan resosialisasi

upaya pelayanan tersebut dilakukan oleh sebuta Tim Terpadu Multi disiplin, terdiri dari:
psikiater, psikolog, dokter umum (minat khusu psikiatri), perawat jiwa (Psychiatric Nurse), dan
ahli terapi okupasi (Ocuupational Therapist) (Suryo, 2009).

Peran Dokter Umum dalam Psikiatri Komunitas

Dokter umum justru menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan jiwa masyarakat karena
sebagian besar kasus gangguan jiwa di masyarakat datang ke Pelayanan Primer. Pelayanan
Primer seyogyanya mampu memberikan pelayanan kesehatan jiwa dasar, meliputi: deteksi dini
masalah kesehatan jiwa, pengobatan gangguan jiwa yang lazim, konseling dan psikoedukasi,
serta melakukan rujukan kasus spesialistik (Suryo, 2009).

Pelayanan Primer dapat menjadi pusat edukasi dan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan jiwa. Mengembangkan “Posyandu, dan kegiatan promotif/preventif lainnya. Di daerah
yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan jiwa, maka Pelayanan Primer diharapkan mampu
memberikan pelayanan kesehatan jiwa dasar dan pemeliharaan kesehatan jiwa berkelanjutan
(continuing care) (Suryo, 2009)

Pelayanan Psikiatri Komunitas


Tujuan
1) Tujuan Umum
bertujuan untuk mingkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa
komunitas.
2) Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa, meningkatkan pengetahuan
petuga kesehatan tentang maslah kesehatan jiwa komunitas, meningkatkan kemampuan petugas
kesehatan dan petugas terkait lainnya dalam menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa komunitas
di semua tatanan pelayanan, mendorong terwujudnya pengembangan berbagai model pelayanan
kesahatan jiwa komunitas sesuai dengan kondisi dan situasi setempat. (Menkes RI, 2009).

Sasaran
Sasaran dalam pelayanan psikiatri komunitas yaitu Petugas kesehatan atau non Kesehatan
(profesi lain) yang bekerja dalam pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, pekerja yang berkontak
dengan masalah kesehatan jiwa, dan masyarakat peduli kesehatan jiwa yang bekerja atau telah
dilatih dalam pekerjaan terkait pelayanan kesehatan jiwa. (Menkes RI, 2009).

Prinsip Pelayanan
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan yaitu (Menkes RI, 2009) :
1. Keterjangkauan
Keterjangkauan yang utama ialah dalam biaya dan jarak. Biaya pelayanan dan jarak yang
terjangkau memudahkan setiap orang memelihara kesehatannya secara berkesinambungan.
2. Keadilan
Pelayanan kesehatan jiwa harus menjamin setiap orang mendapatkan pelayanan secara merata
tanpa memandang status sosial.
3. Perlindungan Hak Asasi Manusia
Hak asasi individu dengan gangguan jiwa harus terjamin dan dihormati, sebagaimana pada
penderita penyakit fisik.
4. Terpadu, Terkoordinasi dan Berkelanjutan
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas dikelola sebagai suatu kesatuan dari berbagai pelayanan
dan program yang berbeda,dengan mempertimbangkan berbagai aspek di samping kesehatan
seperti aspek sosial, kesejahteraan,perumahan, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain, secara
terkoordinasi dan berkelanjutan.
5. Efektif
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas harus berbasis bukti dan efektif. Berbasis bukti adalah bila
setiap tindakan memberikan hasil yang konsisten berdasarkan penelitian. Pelayanan. komunitas
yang efektif memadukan pendekatan biologis dan penanganan psikososial untuk meningkatkan
keberhasilan dan kualitas hidup individu.
6. Hubungan Lintas Sektoral
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas harus membangun jenjang dengan upaya dan pelayanan
kesehatan lain dan oleh sector lain, baik milik pemerintah maupun masyarakat.
7. Pembagian wilayah pelayanan
Untuk pengembangan dan pengoperasian pelayanan kesehatan jiwa komunitas dilakukan
pembagian wilayah (catchment area), yaitu pelayanan kesehatan jiwa dikaitkan dengan wilayah
geografis tertentu.
8. Kewajiban
Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatan jiwa
seluruh populasi di wilayah kerjanya.

Upaya Pelayanan

Terdapat 3 Upaya dalam pelayanan psikiatri berbasis komunitas yaitu preventif-promotif, kuratif,
dan rehabilitatif.
1. Preventif-promotif
untuk mencegah timbulnya atau berkembangnya penyakit. Beberapa contoh upaya preventif
yaitu, melakukan edukasi mengenai kesehatan jiwa di depan warga sekaligus sebagai deteksi dini
yang bisa di bagikan dengan media untuk memperluas media edukasi, meningkatkan
komunikasi, pola asuh, keterampilan hidup terkait kesehatan jiwa sehingga akan membantu
untuk pemenuhan kebutuhan kelompok khusus seperti anak, lansia, ibu dan anak, serta dapat
mencegah terjadinya kasus bunuh diri, dan juga melaksanakan program kesehatan jiwa sekolah,
tempat kerja, lembaga masyarakat.
2. Kuratif
Dilakukan dengan penjangkauan kasus, diagnosis penyakit, tindakan medis dan pemberian obat
untuk kondisi akut, tindakan medis dan pemberian obat untuk pencegahan kekambuhan, serta
sistem rujuan berjenjang dan rujuk balik.
3. Rehabilitatif
Dilakukan dengan peningkatan dukungan keluarga dan sosial, latihan keterampilan sosial,
rehabilitasi kognitif, peningkatan kapasitas konsumer dan keluarga-pemberdayaan dan advokasi,
manajemen kasus dan assertive community treatment, pengembangan kelompok bantu diri dan
jejaring kesehatan jiwa yang melibatkan para stakeholder. (Menkes RI, 2009).

Tingkatan Pelayanan

Dilakukan berdasarkan tingkatan pelayanan, terdiri dari pelayanan kesehatan jiwa primer,
sekunder, dan tersier. Pelayanan kesehatan jiwa primer dapat bersifat formal dan non-formal.
Pelayanan tingkat primer ialah pelayanan tingkat dasar, diberikan oleh fasilitas pelayanan yang
menjadi ujung tombak di komunitas, yaitu Puskesmas, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Dokter
praktek swasta, Perawat Kesehatan Jiwa Masyarakat, Bidan, Psikolog Klinis, Pekerja Sosial dan
Terapis okupasi yang telah mendapat pelatihan. Pelayanan tingkat sekunder diberikan oleh
Rumah Sakit Umum, dan pelayanan kesehatan tersier diberikan di Rumah Sakit Jiwa.

Pelayanan kesehatan jiwa formal terdiri dari tiga tingkatan (primer, sekunder dan tersier), dan
pelayanan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Selain itu juga terdapat variasi yang
berkembang di masyarakat sebagai jawaban terhadap kondisi dan kebutuhan lingkungan
setempat. Sebagai contoh adalah keberadaan perawat kesehatan jiwa komunitas yang
memberikan pelayanan dalam rangka mengisi kekosongan pelayanan kesehatan jiwa dasar di
wilayah setempat. Pelayanan kesehatan jiwa komunitas oleh masyarakat seperti Posbindu, Panti
Pemulihan, Pesantren, dan lain-lain, maupun non-Iembaga seperti perawatan mandiri oleh
keluarga, konseling oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat, pengobatan alternatif yang telah
mendapat sertifikat dari Departemen Kesehatan RI, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan jiwa
komunitas lainnya yang diberikan oleh tenaga-tenaga yang terlatih dan terorganisasi, seperti
kader kesehatan jiwa, guru, polisi, dan lintas sektor terkait (Menkes RI, 2009).
Jenis Pelayanan
Pelayanan dibagi menjadi pelayanan non-medik dan medik. Pelayanan non-medik yaitu
penyuluhan, pelatihan, deteksi dini, konseling, dan terapi okupasi. Sedangkan pelayanan medik
adalah penyuluhan, penilaian psikiatrik, deteksi dini, pengobatan dan tindakan medik-psikiatrik,
konseling, psikoterapi, dan rawat inap (Menkes RI, 2009).

Komponen Pelayanan
Komponen pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer dapat diselenggarakan
pelayanan antara lain penyuluhan, deteksi dini, pelayanan kedaruratan psikiatri, pelayanan rawat
jalan, pelayanan rujukan, dan pelayanan kunjungan ke rumah. Pada fasilitas pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan pelayanan kesehatan jiwa tingkat rujukan, pelayanan yang dilakukan yaitu
pelayanan kedaruratan psikiatrik, pelayanan rawat jalan (anak,dewasa, usila), pelayanan day-
care, pelayanan rawat inap, pelayanan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium,
radiologis, psikometrik), pemeriksaan psikologi, pelayanan Consultation-Liaison Psychiatry
(CLP), pelayanan terapi okupasi, pelayanan terapi aktifitas kelompok (TAK), pelayanan
rehabilitasi psikiatrik, pelayanan dampingan bagi tenaga kesehatan tingkat primer (technical
assistance), pelayanan kunjungan rumah. Sedangkan di sarana non-kesehatan, pelayanan dapat
berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan rujukan, pelayanan kunjungan
rumah, dan pelayanan pelatihan kerja (terapi okupasi) (Menkes RI, 2009).

Mekanisme Pelayanan
1. Mekanisme Pelayanan Tingkat Primer
Pusat pelayanan kesehatan berada di Puskesmas. Puskesmas menerima kasus secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung kasus datang sendiri atau dibawa oleh keluarga atau
pengantar. Secara tidak langsung kasus dirujuk oleh pihak lain yang ada di masyarakat baik
perorangan maupun lembaga. Kasus juga bisa dijemput oleh Puskesmas setelah mendapat
laporan/permintaan dari masyarakat. Selain itu, kasus juga dapat dirujuk dari fasiltas dengan
tingkat yang lebih tinggi seperti Rumah Sakit atau lembaga non-kesehatan yang ada di
masyarakat. Saat di Puskesmas berturut-turut akan dilalui proses yaitu pendaftaran, pemeriksaan
fisik, penilaian psikiatrik, dan tindakan medis. Sedangkan pelayanan yang diperoleh berupa
penyuluhan, deteksi dini, pelayanan kedaruratan psikiatri, pelayanan rawat jalan, pelayanan
rujukan, pelayanan kunjungan rumah (Menkes RI, 2009).

2. Mekanisme Pelayanan Tingkat Sekunder


Pusat pelayanan kesehatan berada di Rumah Sakit Umum. Rumah Sakit Umum (RSU) menerima
kasus secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu kasus datang sendiri atau
dibawa oleh keluarga/pengantar maupun dari Puskesmas. Secara tidak langsung kasus dirujuk
oleh pihak lain yang ada di masyarakat baik perorangan maupun lembaga. Kasus dapat dirujuk
kembali dari fasilitas dengan tingkat yang lebih tinggi seperti Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Saat di
RSU berturut-turut akan dilalui proses yaitu pendaftaran, pemeriksaan fisik, penilaian psikiatrik,
tindakan medik-psikiatrik, pelayanan Consultation-Liaison Psychiatric, pemeriksaan penunjang.
Sedangkan pelayanan yang diperoleh antara lain penyuluhan, pelayanan, kedaruratan psikiatri,
pelayanan rawat jalan, pelayanan konseling dan psikoterapi, pelayanan rawat inap, dan
pelayanan rujukan (Menkes RI, 2009).

3. Mekanisme Pelayanan Tingkat Tersier


Pusat pelayanan kesehatan berada di Rumah Sakit Jiwa (RSJ). RSJ menerima kasus secara
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung individu dapat datang sendiri atau dibawa
oleh keluarga/pengantar maupun dirujuk dari Puskesmas atau Rumah Sakit Umum. Secara tidak
langsung individu dapat dirujuk oleh pihak lain yang ada di masyarakat baik perorangan maupun
lembaga atau dari penjemputan/ pengambilan individu oleh petugas dari RSJ. Kasus dapat
dirujuk kembali dari RSJ ke fasilitas pelayanan sekunder maupun primer. Saat di dalam RSJ
berturut-turut dilalui proses yaitu pendaftaran, pemeriksaan fisik, penilaian psikiatrik, tindakan
medik-psikiatrik, dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan pelayanan yang diperoleh penyuluhan,
pelayanan kedaruratan psikiatri, pelayanan rawat jalan, pelayanan konseling dan psikoterapi,
pelayanan rawat inap, pelayanan day-care, pelayanan rujukan, dan pelayanan rehabilitasi
psikiatrik (Menkes RI, 2009).
Daftar pustaka

Menteri Kesehatan. 2009. Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Suryo & Vita. 2009. Psikiatri Komunitas. Jakarta. FK UI.

Anda mungkin juga menyukai