Anda di halaman 1dari 20

SMF ILMU

PSIKIATRI

LAPORAN KASUS
Skizofrenia Katatonik (F20.2) dan Gangguan
mental dan Perilaku Akibat Penggunaan
Kanabinoida (F12)

Oleh :
Kansiskoris Mahuse
( 2020086016001)

Pembimbing:
dr. Izak Yesaya Samay Sp.KJ.M.Kes
INDETITAS PASIEN
No. RM : 003396 Pendidikann : SMA

Nama : Tn. CO Status pekerjaan : Tidak bekerja

Tanggal lahir : 16 Juli 2003 Status perkawinan : Belum Menikah

Usia : 19 tahun Ruang perawatan : Ruang Rawat IGD RSJ Abepura

Jenis kelamin : Laki-laki Yang mengantar : Diantar oleh keluarga

Alamat : JLN.Bucen V Yang memberi informasi : Ibu kandung

Agama : Kristen Protestan Autoanamnesis : 25 Mei 2023

Bangsa : Indonesia Alloanamnesis : 25 Mei 2023

Suku : Jayapura
LAPORAN PSIKIATRI
Dengan keluhan bahwa sejak 1 minggu yang lalu pasien merasa
1. Keluhan Utama cemas, mendengar suara-suara yang berbisik di telinga.Ibu pasien
Pasien datang dengan keluhan bahwa sejak 1 mengaku bahwa sebelum pasien seperti sekarang ini pasien
minggu yang lalu pasien merasa cemas, mendengar merupakan anak yang dengar-dengaran dan sangat rajin, pasien
suara-suara yang berbisik di telinga pasien . biasa sering masak, menyimpan-menyimpan rumah, dan juga
menjaga keponakan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengaku bahwa beberapa hari sebelum pasien
Alloanamnesis : tertidur kaku saja pasien sering merasa ketakutan Ketika Ayah
Pasien datang diantar oleh ibu kandung dan seorang atau Ibunya ingin pergi keluar rumah. Ibu pasien mengatakan
kakak perempuan dibantuh oleh petugas polsek waena bahwa pasien merasa takut karena pasien takut ayah atau ibunya
(Heram) ke IGD RSJ Abepura pada tanggal 25 Mei di cegat orang jahat di jalan. Sehingga ibu pasien menanyakan ke
2023.sejak kurang lebih 1 hari yang lalu sebelum pasien apa yang terjadi sehingga pasien mulai menceritakan
dibawah ke rumah sakit jiwa abepura jayapura pasien awalnya dia menggunakan ganja bersama teman-temannya
sudah pecahkan kaca mobil sambil melempar dengan namun pasien tidak mau memaikainya tapi tetap saja teman-
batu,hancurkan kaca-kaca dalam rumah danhancurkan temannya memaksa bahwa pasien harus tetap
barang-barang dalam rumah. menggunakan/menghisap ganja tersebut.
Ibu pasien juga mengaku bahwa pasien pernah megalami
kecelakaan lalu di bawah ke puskesmas/RS terdekat namun
dokter disana meyebutkan bahwa pasien tidakpapa lalu ibu pasien
membawa pulang pasien lagi kembali kerumah.
LAPORAN PSIKIATRI
3. Riwayat Penyakit Dahulu

A. Riwayat Psikiatrik
Pasien merupakan di RSJ Tahun 2018 tetapi pasien tidak rutin
untuk kontrol di RSJ Abepura.

B. Riwayat Medis

Hipertensi (-), DM (-), Asam urat(-), Jantung (-)

C. Riwayat Penggunaan Alkohol atau Zat lain

 Merokok (+)

 Mengonsumsi alkohol (+)

 Menggunakan zat psikoaktif (Ganja). (+)


RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak kedua dari dua

bersaudara. Ibu pasien mengakui pasien

memiliki hubungan yang baik dengan

orangtua dan saudaranya. Ibu pasien

mengaku bahwa pasien dan keluarga

hubunganya sangatlah baik meskipun

kadang perbedaan pendapat sering terjadi Laki-laki Pasien

namun pasien merupakan anak yang sangat

Perempuan Meninggal
rajin dan dengar-dengaran
RIWAYAT PRIBADI
Riwayat prenatal dan perinatal
Masa dewasa
Pasien dilahirkan di Rumah Sakit dengan SC dikarenakan pasien
• Riwayat Pendidikan
lahir kurang bulan
Pasien menyelesaikan jenjang pendidikan SMA
Masa kanak-kanak awal •Riwayat Pekerjaan
Ibu Pasien mengaku pasien memiliki tumbuh kembang yang baik Pasien tidak bekerja
dan tidak pernah mengalami sakit berat
•Riwayat Hubungan dan Perkawinan
  Pasien belum menikah
Masa kanak-kanak pertengahan
•Aktivitas Sosial
Ibu pasien mengaku pasien memiliki tumbuh kembang yang baik
Pasien dikenal sebagai orang yang baik, rajin beribadah
dan tidak pernah mengalami sakit berat.
• Riwayat Hukum
Masa kanak-kanak akhir
Tidak ada
ibu mengaku bahwa pasien merupakan anak yang baik memiliki
banyak teman, pergaulannya dengan lingkungan baik di rumah.
STATUS GENERALISASI
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak tenang
 Kesadaran : Compos mentis

Pemeriksaan TTV
Tekanan Darah Denyut Nadi Laju Nafas Suhu Tubuh Saturasi Oksigen

104/74 mmHg 85 x/ Menit 22x/Menit 36,6 C 98%


STATUS PSIKIATRI
a. Kesadaran Compos Mentis Pasien secara sadar penuh terhadap lingkungan serta memberikan reaksi yang memadai.

b. Orientasi Orang : cukup Pasien mampu mengenal orang disekitar pasien

  Tempat :cukup Pasien mengatakan ini adalah rumah sakit jiwa

Waktu : cukup Pasien dapat membedakan siang dan malam

c. Penampilan Sesuai usia, perawatan diri (hygiene) baik Pasien dengan postur tegap, berambut rapi dan tidak ada breok. berpakaian wajar (baju kaos biru dengan celana pendek berwarna hitam
dan menggunakan alas kaki).

d. Roman muka datar Ekspresi muka pasien menunjukkan ekspresi yang datar

e. Perilaku terhadap Kontak ada , Pasien mampu menjawab pertanyaan


pemeriksa
Rapport Kurang adekuat

Sikap terhadap pemeriksa Pada saat tanya jawab pasien kadang-kadang menjawab pertanyaan, kadang-kadang mengangguk kepala

f. Bicara Artikulasi : Artikulasi kurang jelas Intonasi ucapan terdengar kurang jelas

Kecepatan bicara : poverty of speech Pasien menjawab pertanyaan dengan bicara sangat lambat dan singkat.
LANJUTAN…….

g. Emosi Mood : Depresif suasana perasaan sedih tertekan

Afek : innappropiate Afek tidak serasi adalah kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok
dengan suasana yang dihayati

h. Persepsi Ilusi : tidak ada  


Halusinasi : ada - Halusinasi Auditorik (+)

Pikiran Bentuk : Realistik Pasien menjelaskan siapa dirinya sesuai sesuai kenyataan secara keseluruhan

Pasien mencurigai bahwa kalau ibu dan ayahnya keluar rumah harus hati-hati karena ada orang
Isi : waham curiga
yang nanti akan mencegat mereka di jalan.

   
   
j. Memori & fungsi kognitif Konsentrasi : Baik Pasien dapat menyebutkan angka dengan tepat

Memori : Baik Pasien dapat mengingat tanggal dan tahun

k. Tilikan Tilikan 5 Pasien menyadari bahwa dirinya sakit namun tidak mencari pertolongan atau
pengobatan.
Formula Diagnosis dan Terapi
Multiaxial Diagnosa
Terapi di IGD RSJ Abepura
- Lodomer 5 mg/12 jam (Intramuskular)
 Axis I : F20.2 - Diazepam 10 mg/12 jam (Intramuskular)
- Sandepril 50 mg 1x1 (PO)
 Axis II : F60.3 - THP 2 mg 2x1 (PO)

 Axis III :- Psikoterapi

- Psikoterapi suportif
 Axis IV : masalah dengan lingkungan sosial

 Axis V : GAF 60-51 gejala sedang (moderate),

disabilitas sedang
PROGNOSIS

Quo ad Vitam : Dubia Ad Bonam

Quo ad Functional : Dubia Ad Bonam

Quo ad Sanationam : Dubia Ad Bonam


SMF ILMU
PSIKIATRI

PEMBAHASAN
SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)
MENGAPA PADA PASIEN INI DIDIAGNOSA DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)?
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III
Pedoman diagnostik Skizofrenia

 Harus ada setidaknya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
• “delusion of control” : waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

kekuatan tertentu dari luar; atau

• “thought echo”: isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
• “delusion of influence” : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kekuatan tertentu dari luar; atau
kualitasnya berbeda; atau

• “thought insertion or withdrawal” : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam • “delusion of passivity” : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
terhadap sesuatu kekuatan dari luar;
(withdrawal); dan
• “delusion perception” : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna
• “thought broadcasting” : isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum

mengetahuinya sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
MENGAPA PADA PASIEN INI DIDIAGNOSA DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)?
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III
Pedoman diagnostik Skizofrenia

Halusinasi auditorik :  Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau; • Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa
berbagai suara yang berbicara), atau kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over-
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
 
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan • Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan relevan, atau neologisme.
makhluk asing dari dunia lain).
MENGAPA PADA PASIEN INI DIDIAGNOSA DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)?
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III
Pedoman diagnostik Skizofrenia
 

• Perilaku katatonik, seperti gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu  Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun

(posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor: waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik

prodromal)

• Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara jarang, dan respons

emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan  Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi

jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

neuroleptika. bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self

absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.


MENGAPA PADA PASIEN INI DIDIAGNOSA DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)?
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III
Pedoman diagnostik Skizofrenia Katatonik F20.2

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.


BERDASARKAN KASUS:
a. Stupor (amat brkurangnya dalam raktivitas terhadap lingkungan dan dalam
Gerakan serta aktifitas spontan) atau mutism ( tidak berbicara)
• Pada pasien ditemukan adanya Skozofrenia Katatonik
b. Gaduh-gelisah (tanpak jelas aktivitas motoric yang tak bertujuan, yang tidak
dipengaruhi oleh stimuli ekstrnal). • Pasien dikatakan Skizofrenia Katatonik karena didapatkan adanya halusinasi

c. Menampilkan posisi tubuh (secara sukarela mengambil dan mempertahankan auditorik dimana pasien sering mendengar adanya suara-suara seperti orang
posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh).
berbicara
d. Negtivesme (tanpak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah
atau upaya untuk mengerkkan, atau pngerkan kea rah yang berlawanan);

e. Rigiditas ( mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya


menggerakan dirinya);

f. Fleksibilitas cerea/ “waxy flexibillty” (mempertahankan anggota gerak dan tubuh


dalam posisi yang dapat dibtuk dari luar); dan

g. Gejala-gejala lain seperti “command automatism” (kpatuhan scara otomatis


terhadap perintah) dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.
BAGAIMANA TATALAKSANA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)?
Menurut Peanduan praktis obat anti psikotik untuk pasien
Skizofrenia Katatonik F20.2

• Pasien diberikan Haloperidol 5 mg. Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan


Terapi utama skizofrenia adalah farmakologi. Psikoterapi jangka panjang yang

berorientasi tilikan, tempatnya sangat terbatas. Di sisi lain, metode terapi psikososial mania pasien psikosis yang karena hal tertentu tidak dapat diberi fenotiazin Indikasi

berorientasi suportif sangat bermanfaat terutama pada terapi jangka panjang skizofrenia. utama haloperidol ialah untuk psikosis. Selain itu juga merupakan obat pilihan untuk

mengobati sindrom Gilles de la Tourette, suatu kelainan neurologik yang aneh yang

• Pasien diberikan Chlopromazine 100 mg. Chlorpromazine adalah obat ditandai dengan kejang otot hebat, menyeringai (grimacing) dan explosive utterances of

antipsikotik tipikal yang terutama digunakan untuk mengobati gangguan foul expletives (koprolalia, mengeluarkan katakata jorok). Selain itu, dapat digunakan

kejiwaan seperti skizofrenia, mengatasi gejala mania pada gangguan bipolar.


BAGAIMANA TATALAKSANA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)?

• Pasien diberikan Clozapin 100 mg. Clozapin merupakan antipsikotik golongan • Pasien diberikan bamgetol 200 mg. Bamgetol adalah sediaan obat yang mengandung zat

atipikal pertama yang dipasarkan. Disebut atipikal karena obat ini hampir tidak aktif Carbamazepine. Bamgetol termasuk dalam golongan obat antikonvulsan (mencegah

menimbulkan efek ekstrapiramidal. Clozapin efektif untuk mengontrol gejala-gejala dan mengontrol kejang), selain itu Bamgetol juga digunakan untuk meringankan nyeri

psikosis dan skizofrenia baik yang positif maupun yang negatif. saraf. Bamgetol bekerja dengan cara menstabilkan dan mengembalikan keseimbangan

aktivitas saraf dalam otak, sehingga dapat menurunkan risiko kejang.

PADA KASUS:

 Pilihan terapi farmakologis untuk pasien ini sesuai dengan tatalaksana Skizofrenia Paranoid (F20.0).

 Terapi medikamentosa yang diberikan adalah Bamgetol 2 x 200 mg, Haloperidol 3 x 5 mg 1-0-1, Chlorpromazine 100 mg 0-1/2-1, Clozapine 100 mg 1-0-1
KESIMPULAN
• Diagnosis Skizofrenia Katatonik pada kasus ditegakkan berdasarkan anamnesis baik alloanamnesis dan pemeriksaan status psikiatri.

• Pilihan terapi yang digunakan sesuai target gejala pada pasien skizofrenia yaitu menggunakan obat antipsikotik golongan I dan golongan II. Tujuan pengobatan adalah untuk

mencegah bahaya pada pasien dan mengontrol perilaku pasien.

• Menurut buku diagnosis jiwa dari PPDGJ-III dan DSM-V, gejala utama Skizofrenia Katatonik yaitu halusinasi dan/atau waham harus menonjol, gangguan afektif, dorongan

kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol. Mengacu pada pedoman diagnosis diatas, dapat dikatakan bahwa diagnosis skizofrenia

pada pasien ini sudah sesuai karena pasien telah memenuhi kriteria skizofrenia yaitu adanya halusinasi auditorik yang menonjol , gangguan afektif dan beberapa gejala lainnya.

• Pada pemeriksaan status psikiatri, didapatkan adanya gejala halusinasi auditorik dan visual dimana pasien mendengar suara-suara. Ditemukan juga adanya gangguan afek, dimana

pasien dengan afek menumpul menggambarkan penurunan yang banyak dari kemampuan ekspresi emosi dari tatapan mata kosong, irama suara monoton dan bahasa tubuh kurang.
SMF PSIKIATRI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai