PSIKIATRI
LAPORAN KASUS
Skizofrenia Katatonik (F20.2) dan Gangguan
mental dan Perilaku Akibat Penggunaan
Kanabinoida (F12)
Oleh :
Kansiskoris Mahuse
( 2020086016001)
Pembimbing:
dr. Izak Yesaya Samay Sp.KJ.M.Kes
INDETITAS PASIEN
No. RM : 003396 Pendidikann : SMA
Suku : Jayapura
LAPORAN PSIKIATRI
Dengan keluhan bahwa sejak 1 minggu yang lalu pasien merasa
1. Keluhan Utama cemas, mendengar suara-suara yang berbisik di telinga.Ibu pasien
Pasien datang dengan keluhan bahwa sejak 1 mengaku bahwa sebelum pasien seperti sekarang ini pasien
minggu yang lalu pasien merasa cemas, mendengar merupakan anak yang dengar-dengaran dan sangat rajin, pasien
suara-suara yang berbisik di telinga pasien . biasa sering masak, menyimpan-menyimpan rumah, dan juga
menjaga keponakan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengaku bahwa beberapa hari sebelum pasien
Alloanamnesis : tertidur kaku saja pasien sering merasa ketakutan Ketika Ayah
Pasien datang diantar oleh ibu kandung dan seorang atau Ibunya ingin pergi keluar rumah. Ibu pasien mengatakan
kakak perempuan dibantuh oleh petugas polsek waena bahwa pasien merasa takut karena pasien takut ayah atau ibunya
(Heram) ke IGD RSJ Abepura pada tanggal 25 Mei di cegat orang jahat di jalan. Sehingga ibu pasien menanyakan ke
2023.sejak kurang lebih 1 hari yang lalu sebelum pasien apa yang terjadi sehingga pasien mulai menceritakan
dibawah ke rumah sakit jiwa abepura jayapura pasien awalnya dia menggunakan ganja bersama teman-temannya
sudah pecahkan kaca mobil sambil melempar dengan namun pasien tidak mau memaikainya tapi tetap saja teman-
batu,hancurkan kaca-kaca dalam rumah danhancurkan temannya memaksa bahwa pasien harus tetap
barang-barang dalam rumah. menggunakan/menghisap ganja tersebut.
Ibu pasien juga mengaku bahwa pasien pernah megalami
kecelakaan lalu di bawah ke puskesmas/RS terdekat namun
dokter disana meyebutkan bahwa pasien tidakpapa lalu ibu pasien
membawa pulang pasien lagi kembali kerumah.
LAPORAN PSIKIATRI
3. Riwayat Penyakit Dahulu
A. Riwayat Psikiatrik
Pasien merupakan di RSJ Tahun 2018 tetapi pasien tidak rutin
untuk kontrol di RSJ Abepura.
B. Riwayat Medis
Merokok (+)
Perempuan Meninggal
rajin dan dengar-dengaran
RIWAYAT PRIBADI
Riwayat prenatal dan perinatal
Masa dewasa
Pasien dilahirkan di Rumah Sakit dengan SC dikarenakan pasien
• Riwayat Pendidikan
lahir kurang bulan
Pasien menyelesaikan jenjang pendidikan SMA
Masa kanak-kanak awal •Riwayat Pekerjaan
Ibu Pasien mengaku pasien memiliki tumbuh kembang yang baik Pasien tidak bekerja
dan tidak pernah mengalami sakit berat
•Riwayat Hubungan dan Perkawinan
Pasien belum menikah
Masa kanak-kanak pertengahan
•Aktivitas Sosial
Ibu pasien mengaku pasien memiliki tumbuh kembang yang baik
Pasien dikenal sebagai orang yang baik, rajin beribadah
dan tidak pernah mengalami sakit berat.
• Riwayat Hukum
Masa kanak-kanak akhir
Tidak ada
ibu mengaku bahwa pasien merupakan anak yang baik memiliki
banyak teman, pergaulannya dengan lingkungan baik di rumah.
STATUS GENERALISASI
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak tenang
Kesadaran : Compos mentis
Pemeriksaan TTV
Tekanan Darah Denyut Nadi Laju Nafas Suhu Tubuh Saturasi Oksigen
c. Penampilan Sesuai usia, perawatan diri (hygiene) baik Pasien dengan postur tegap, berambut rapi dan tidak ada breok. berpakaian wajar (baju kaos biru dengan celana pendek berwarna hitam
dan menggunakan alas kaki).
d. Roman muka datar Ekspresi muka pasien menunjukkan ekspresi yang datar
Sikap terhadap pemeriksa Pada saat tanya jawab pasien kadang-kadang menjawab pertanyaan, kadang-kadang mengangguk kepala
f. Bicara Artikulasi : Artikulasi kurang jelas Intonasi ucapan terdengar kurang jelas
Kecepatan bicara : poverty of speech Pasien menjawab pertanyaan dengan bicara sangat lambat dan singkat.
LANJUTAN…….
Afek : innappropiate Afek tidak serasi adalah kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok
dengan suasana yang dihayati
Pikiran Bentuk : Realistik Pasien menjelaskan siapa dirinya sesuai sesuai kenyataan secara keseluruhan
Pasien mencurigai bahwa kalau ibu dan ayahnya keluar rumah harus hati-hati karena ada orang
Isi : waham curiga
yang nanti akan mencegat mereka di jalan.
j. Memori & fungsi kognitif Konsentrasi : Baik Pasien dapat menyebutkan angka dengan tepat
k. Tilikan Tilikan 5 Pasien menyadari bahwa dirinya sakit namun tidak mencari pertolongan atau
pengobatan.
Formula Diagnosis dan Terapi
Multiaxial Diagnosa
Terapi di IGD RSJ Abepura
- Lodomer 5 mg/12 jam (Intramuskular)
Axis I : F20.2 - Diazepam 10 mg/12 jam (Intramuskular)
- Sandepril 50 mg 1x1 (PO)
Axis II : F60.3 - THP 2 mg 2x1 (PO)
- Psikoterapi suportif
Axis IV : masalah dengan lingkungan sosial
disabilitas sedang
PROGNOSIS
PEMBAHASAN
SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)
MENGAPA PADA PASIEN INI DIDIAGNOSA DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)?
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III
Pedoman diagnostik Skizofrenia
Harus ada setidaknya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
• “delusion of control” : waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
• “thought echo”: isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
• “delusion of influence” : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kekuatan tertentu dari luar; atau
kualitasnya berbeda; atau
• “thought insertion or withdrawal” : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam • “delusion of passivity” : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
terhadap sesuatu kekuatan dari luar;
(withdrawal); dan
• “delusion perception” : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna
• “thought broadcasting” : isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
MENGAPA PADA PASIEN INI DIDIAGNOSA DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)?
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III
Pedoman diagnostik Skizofrenia
Halusinasi auditorik : Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau; • Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa
berbagai suara yang berbicara), atau kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over-
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan • Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan relevan, atau neologisme.
makhluk asing dari dunia lain).
MENGAPA PADA PASIEN INI DIDIAGNOSA DENGAN
GANGGUAN SKIZOFRENIA KATATONIK (F20.2)?
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III
Pedoman diagnostik Skizofrenia
• Perilaku katatonik, seperti gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
(posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor: waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)
• Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
neuroleptika. bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self
c. Menampilkan posisi tubuh (secara sukarela mengambil dan mempertahankan auditorik dimana pasien sering mendengar adanya suara-suara seperti orang
posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh).
berbicara
d. Negtivesme (tanpak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah
atau upaya untuk mengerkkan, atau pngerkan kea rah yang berlawanan);
berorientasi tilikan, tempatnya sangat terbatas. Di sisi lain, metode terapi psikososial mania pasien psikosis yang karena hal tertentu tidak dapat diberi fenotiazin Indikasi
berorientasi suportif sangat bermanfaat terutama pada terapi jangka panjang skizofrenia. utama haloperidol ialah untuk psikosis. Selain itu juga merupakan obat pilihan untuk
mengobati sindrom Gilles de la Tourette, suatu kelainan neurologik yang aneh yang
• Pasien diberikan Chlopromazine 100 mg. Chlorpromazine adalah obat ditandai dengan kejang otot hebat, menyeringai (grimacing) dan explosive utterances of
antipsikotik tipikal yang terutama digunakan untuk mengobati gangguan foul expletives (koprolalia, mengeluarkan katakata jorok). Selain itu, dapat digunakan
• Pasien diberikan Clozapin 100 mg. Clozapin merupakan antipsikotik golongan • Pasien diberikan bamgetol 200 mg. Bamgetol adalah sediaan obat yang mengandung zat
atipikal pertama yang dipasarkan. Disebut atipikal karena obat ini hampir tidak aktif Carbamazepine. Bamgetol termasuk dalam golongan obat antikonvulsan (mencegah
menimbulkan efek ekstrapiramidal. Clozapin efektif untuk mengontrol gejala-gejala dan mengontrol kejang), selain itu Bamgetol juga digunakan untuk meringankan nyeri
psikosis dan skizofrenia baik yang positif maupun yang negatif. saraf. Bamgetol bekerja dengan cara menstabilkan dan mengembalikan keseimbangan
PADA KASUS:
Pilihan terapi farmakologis untuk pasien ini sesuai dengan tatalaksana Skizofrenia Paranoid (F20.0).
Terapi medikamentosa yang diberikan adalah Bamgetol 2 x 200 mg, Haloperidol 3 x 5 mg 1-0-1, Chlorpromazine 100 mg 0-1/2-1, Clozapine 100 mg 1-0-1
KESIMPULAN
• Diagnosis Skizofrenia Katatonik pada kasus ditegakkan berdasarkan anamnesis baik alloanamnesis dan pemeriksaan status psikiatri.
• Pilihan terapi yang digunakan sesuai target gejala pada pasien skizofrenia yaitu menggunakan obat antipsikotik golongan I dan golongan II. Tujuan pengobatan adalah untuk
• Menurut buku diagnosis jiwa dari PPDGJ-III dan DSM-V, gejala utama Skizofrenia Katatonik yaitu halusinasi dan/atau waham harus menonjol, gangguan afektif, dorongan
kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol. Mengacu pada pedoman diagnosis diatas, dapat dikatakan bahwa diagnosis skizofrenia
pada pasien ini sudah sesuai karena pasien telah memenuhi kriteria skizofrenia yaitu adanya halusinasi auditorik yang menonjol , gangguan afektif dan beberapa gejala lainnya.
• Pada pemeriksaan status psikiatri, didapatkan adanya gejala halusinasi auditorik dan visual dimana pasien mendengar suara-suara. Ditemukan juga adanya gangguan afek, dimana
pasien dengan afek menumpul menggambarkan penurunan yang banyak dari kemampuan ekspresi emosi dari tatapan mata kosong, irama suara monoton dan bahasa tubuh kurang.
SMF PSIKIATRI
TERIMA KASIH