Anda di halaman 1dari 2

10. Bagaimana hubungan riwayat asma ibu dengan keluhan yang dialami anak R ?

Pada kasus ini disebut dengan riwayat atopi, yaitu suatu kecendrungan
mengembangkan penyakit alerghi pada anaknya, sehingga memicu igE dan sensitive terhadap
debu rumah,susu,protein, epitel anjing,epitel kucing dll. Sehingga ketika antigen masuk
kedalam tubuh  akan dikenali oleh sel T  IgE berikatan silang dengan antigen  ikatan
itu akan menempel pada permukaan cell mast  akan mengaktifkan cell mast  cell mast
akan melepaskan zat-zat vasoaktif dan spasmogenik  IgE akan mengendapkan antigen di
saluran pernafasan  timbul respon peradangan dan respon dari zat-zat tadi yang memicu
terjadinya asma.

5. Apa kandungan yang terdapat pada udang sehingga menyebabkan alergi ?


Jawab :
Udang ini termasuk golongan Crustacea, udang mengandung beberapa
alergen. Antigen II dianggap sebagai alergen utama. Otot udang menfandung
glikoprotein otot yang mengandung Pen a 1 (tropomiosin). Tropomiosin juga dapat
menyebabkan reaksi silang antara crustacea, mollusum, dan beberapa atropoda.
Kegagalan untuk melakukan toleransi oral ini memicu produksi berlebihan antibodi
IgE yang spesifik terhadap epitop yang terdapat pada alergen makanan. Antibodi
tersebut berikatan kuat dengan reseptor IgE pada basofil dan sel mast, juga berikatan
dengan kekuatan lebih rendah pada makrofag, monosit, limfosit, eosinofi, dan
trombosit.10
Ketika protein makanan melrwati sawar mukosa, terikat dan bereaksi silang
dengan antibodi tersebutr, akan memici IgEyang telah berikatan dengan sel mast.
Kemudian sel mast akan melepaskan berbagai mediator (histamin, prostaglandin, dan
leukotrien) yang akan menyebabkan vasodilatasi, sekresi mukus, kontraksi otot polos,
dan influks sel inflamasilain sebagai bagian reaksi hiperssnsivitas cepat.10

Setiyohadi, Bambang. 2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 4thEd,Jilid I Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 259-260 dan263

8. Apa hubungan timbulnya keluhan serupa pada 2 bulan yang lalu?


Jawab:
Reaksi alergi terjadi jika seseorang yang telah memproduksi antibodi IgE
akibat terpapar suatu antigen (alergen), terpapar kembali oleh antigen yang
sama. Ketika suatu alergen masuk ke dalam tubuh pertama kali, maka yang
dihadapi alergen pertama kali adalah makrofag. Makrofag akan
mempresentasikan epitop alergen tersebut ke permukaanya, sehingga
makrofag bertindak sebagai APC (antigen Presenting cells). APC akan
memprsentasikan molekul MHC-II pada sel limfosit Th2. Sel T helper 2 akan
mengeluarkan mediator IL-4 untuk menstimulasi sel B untuk berproliferasi
dan berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma akan menghasilkan
antibodi IgE dan IgE ini akan berikatan di reseptor FC-εR di sel mast/ sel
basofil di jaringan. Ikatan ini mampu bertahan karena sifat khas IgE yang
memiliki afinitas tinggi terhadap sel mast dan basofil.
Namun ketika alergen yang sama kembali muncul, ia akan berikatan dengan IgE yang
melekat di reseptor FC-εR di sel mast/ sel basofil. Perlekatan ini tersusun sedemikian
rupa sehingga membuat semacam jembatan silang antar dua IgE di permukaan. Hal
ini akan menginduksi serangkaian mekanisme biokimiawi intrasel secara kaskade
sehingga terjadi granulasi sel mast/ sel basofil. Degranulasi ini mengakibatkan
pelepasan mediator mediator alergik yang terkandung di dalam granulnya seperti
histamin, heparnin, kemokin dan PAF (platelet activating factor). Selain tersebut, sel
mast akan membentuk substansi baru seperti LTB4, LTD4, prostaglandin, dan
tromboxan. Mediator mediator ini akan meyebabkan konstriksi otot polos,
bronkokonstriksi, vasodilatasi pembuluh darah, peningkatan permeabilitas vaskular,
edema mukosa dan hipersekresi mukus. Hal ini ditandai dengan urtikaria serta asma.

Anda mungkin juga menyukai