Ny.S, 29 tahun, menikah datang ke poliklinik obstetri dan ginekologi karena keluar cairan
putih kekuningan berbau sejak 1 minggu yang lalu. Siklus menstruasi normal. Riwayat alat
kontrasepsi kondom. Sebelum melakukan pemeriksaan, dokter menjelaskan mengenai gangguan
haid dan siklus menstruasi. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan ginekologi dan IVA test.
Setelah dilakukan pemeriksaan IVA test, Ny.S disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap’s
smear. Ny.S sebelum menikah memiliki banyak pasangan, dan hubungan seksual aktif, belum
pernah mendapatkan imunisasi HPV. Ny.S juga minta dijelaskan mengenai kanker seviks dan apa
yang terjadi padanya, pengobatan serta pencegahannya.
KLARIFIKASI ISTILAH
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana mekanisme keluarnya cairan keputihan dan jenis jenisnya?
2. Apa hubungan usia dengan keluhan yang dirasakan Ny.S?
3. Apa saja penyakit yang ditandai dengan keluarnya cairan putih kekuningan berbau?
4. Jelaskan makna klinis keluarnya cairan putih kekuningan berbau sejak 1 minggu yang
lalu!
5. Bagaimanakah siklus menstruasi normal dan sebutkan gangguan-gangguan haid!
6. Jelaskan indikasi, kontraindikasi, tujuan dan mekanisme pengerjaan IVA test!
7. Jelaskan indikasi, kontraindikasi, tujuan dan mekanisme pengerjaan pap’s smear!
8. Apa saja pemeriksaan ginekologi, tujuan, indikasi dan prosedurnya!
9. Apa hubungan belum imunisasi HPV dengan keluhan Ny.S?
10. Apa manfaat dan tujuan dari imunisasi HPV?
11. Apa resiko dari hubungan seks aktif dan banyak pasangan dengan keluhan Ny.S?
12. Apa saja alat kontrasepsi dan keuntungan serta kerugiannya?
13. Jelaskan tentang kanker serviks!
14. Apa yang terjadi pada Ny.S dan bagaimanakah tatalaksanaya?
ANALISIS MASALAH
3) Chlamydia Trachomatis Bakteri ini sudah lebih dahulu dikenal sebagai penyebab
penyakit mata yang disebut Trakoma, namun ternyata bisa juga ditemukan dalam
cairan vagina yang menyebabkan penyakit uretritis non-spesifik (non-gonore).
Keputihan yang ditimbulkan bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih encer bila
dibandingkan dengan Gonorrhea. Namun, bila infeksinya terjadi bersamaan dengan
bakteri gonococcus, bisa menyebabkan peradangan panggul yang berat, kemandulan,
hingga kehamilan diluar kandungan.
b. Jamur Candida
Keputihan yang timbul berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi, di sertai
rasa gatal dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya. Keputihan yang disebabkan
oleh jamur candida, paling sering oleh spesies albicans. Peradangan yang ditimbulkan
oleh jamur ini disebut Kandidosis vaginalis. Pada keadaan normal jamur ini terdapat di
rongga mulut, usus besar maupun dalam liang kemaluan wanita. Namun, pada keadaan
tertentu, jamur ini meluas sehingga menimbulkan keputihan. Beberapa faktor dapat
mempermudah seseorang terinfeksi jamur ini, seperti saat haid, hamil, minum
antibiotika dalam jangka waktu lama, kontrasepsi oral (pil KB), obat kortikosteroid,
dan penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
c. Parasit
Keputihan jenis ini bersifat khas yaitu jumlah banyak, warna kuning kehijauan,
bau tak sedap, sakit saat melakukan hubungan seksual dan gatal. Penularan terjadi
melalui hubugan seksual. Peradangan yang ditimbulkan oleh parasit ini disebut
Trichomoniasis.
2. Apa hubungan usia dengan keluhan yang dirasakan Ny.S?
Jawab:
Pada sebuah penelitian didapatkan bahwa dari 49 responden, terdapat lebih dari
separuh (61.2%) responden wanita yang menderita fluor albus merupakan golongan umur
20-35 tahun. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa umur yang baik untuk
hamil bagi wanitausia subur adalah antara 20-35 tahun. Tetapi dalam kenyataannya masih
banyak wanita yang melahirkan dibawah umur 20 tahun yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah. Sikap dan pengetahuan yang dimiliki oleh wanita usia subur
merupakan salah satu faktor pentingyang dapat mempengaruhi responden dalam
meningkatkan derajat kesehatan.10
Penelitian secara epidemiologi, keputihan patologis dapat menyerang wanita
mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak mengenal tingkat
pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya, meskipun kasus ini lebih banyak dijumpai pada
wanita dengantingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. 2 Pada perempuan
muda datang dengan keluhan mengeluarkan duh vagina (keputihan) dengan diagnosis
yang paling sering dijumpai adalah hygiene yang buruk, benda asing adanya cacing
kremi, dan penganiayaan seksual. Duh tubuh pada wanita dalam usia reproduksii
kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi, paling sering dijumpai adalah pengguna
kontrasepsi oral, dan setelah melahirkan. Dan harus dipikirkan kemungkinan suatu
penyakit hubungan seksual (PHS) dan penyakit infeksilainnya. Pada wanita dengan usia
yang lebih tua, kemungkinan terjadinya keganasan,terutama kanker servik.10
Letak SCJ dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas seksual dan paritas. Pada wanita muda
SCJ berada di luar ostium uteri eksternum, sedangkan pada wanita berusia di atas 35
tahun SCJ berada di dalam kanalis serviks. Oleh karena itu pada wanita muda, SCJ yang
berada di luar ostium uteri eksternum ini rentan terhadap faktor luar berupa mutagen
yang akan memicu displasia dari SCJ tersebut. Sehingga usia muda menjadi faktor resiko
terjadinya displasia epitel servix.11
3. Apa saja penyakit yang ditandai dengan keluarnya cairan putih kekuningan
berbau?
Jawab:
Keputihan sering dikaitkan dengan kadar keasaman daerah sekitar vagina, karena
keputihan bisa terjadi akibat pH vagina tidak seimbang. Sementara kadar keasaman
vagina disebabkan oleh dua hal, faktor intern dan ekstern. Faktor intern antara lain dipicu
oleh pil kontrasepsi yang mengandung estrogen, IUD yang bisa menyebabkan bakteri,
trauma akibat dari pembedahan, terlalu lama menggunakan antibiotik, kortikostiroid dan
imunosupresan pada penderita asma, kanker atau HIV positif. Sedangkan faktor ekstern
antara lain kurangnya personal hygiene, pakaian dalam yang ketat, seks dengan pria yang
membawa bakteri Neisseria gonorrhea, menggunakan WC umum yang tercemar bakteri
Clamydia, lactobacillus, candida albicans, infeksi trikomonas. Adapun penyakit-penyakit
yang ditandai dengan keputihan :
a. Vaginitis bacterial
Umumnya tidak dianggap sebagai penyakit menular seksual. Tidak ada penyebab
infeksi tunggal, tetapi lebih merupakan pergesaran komposisi flora vagina normal
dengan peningkatan bakteri anaerobic sampai sepuluh kali dan kenaikan
konsentrasi gardnella vaginalis. Ciri – ciri keputihan adalah homogen, warna
putih abu-abu dan berbau amis. Keputihan bias banyak sekali dan pada
pemeriksaan speculum lengket divagina.
b. Trikomonas
Infeksi trikomonas adalah infeksi oleh protozoa Tricomonas vaginalis ditularkan
secara seksual. Keluhan biasanya keluar cairan vagina warnya biasanya abu-abu,
putih atau kuning kehijauan, berbuih, tipis, berbau tidak enak dan banyak.
c. Candidiasis
Kandidiasis bukan infeksi menular seksual karena candida merupakan penghuni
normal vagina. Keluhan yang menonjol adalah pruritus, seringkali disertai iritasi
vagina, dysuria atau keduanya. Keluarnya secret vagina berwarna putih seperti
susu dan tidak berbau.
d. Gonorea
Keluhan dan gejala sering tidak ada, tetapi mungkin dengan keluarnya secret
cairan vagina dysuria atau pendarahan uterus abnormal
e. Human papilloma virus
Tanda – tanda dini kanker cervik mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda –
tanda dini yang tidak spesifik seperti secret vagina yang agak berlebihan dan
kadang- kadang disertai engan bercak perdarahan. Gejala umum yang terjadi
berupa perdarahan pervagina (pascacoitus, perdarahan diluar haid) dan keputihan.
Pada penyakit lanjut cairan pervagina yang berbau busuk, nyeri panggul, nyeri
pinggang dan pinggul, dysuria, sering berkemih.
4. Jelaskan makna klinis keluarnya cairan putih kekuningan berbau sejak 1 minggu
yang lalu!
Jawab:
Keluarnya cairan dari vagina selain darah haid dapat disebut sebagai keputihan. Ada
2 jenis keputihan, yaitu13:
Siklus Endomentrium
Siklus Hipofisis-hipotalamus
Keuntungan
Adapun keuntungan pap smear adalah kemampuan pap smear mendeteksi kelainan sel
displastik.
Kekurangan
Kekurangan pap smear adalah kemampuan mendeteksi HPV tetapi tidak mampu
mendifferensiasikan infeksi HPV tersebut sebagai infeksi HPV risiko rendah ataupun
risiko tinggi. Ditemukan adanyaketerbatasan pap smear sebagai metode skrining, baik
keterbatasan sensitivitasmaupun spesifitas.
Nuranna, Laila, dkk. Buku Acuan untuk Dokter dan Bidan. Jakarta : Female Cancer
Programme; 2012
8. Apa saja pemeriksaan ginekologi, tujuan, indikasi dan prosedurnya!
Jawab:
Indikasi
- Pemeriksaan bentuk, arah, besar, dan konsistensi uterus
- Pemeriksaan adneksa dan parametrium
- Pemeriksaan ballotemen
- Konfirmasi kehamilan intra atau ektra uterin
- Konfirmasi peradangaan atau infeksi
- Pemeriksaan flour albus, perdarahan, tumor pelvis
Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas
bawah (hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah
vagina)
8 Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas
(perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina atau
forniks)
9 Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak
bilah, kemudian keluarkan spekulum
Gambar 1. Pemeriksaan inspekulo
10 Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan
11 Berdirilah untuk melakukan tuse vaginal, buka labium mayus kiri dan
kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan jari telunjuk
dan tengah tangan kanan ke dalam vagina (vaginal toucher)
12 Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis, tentukan tinggi
fundus uteri (apabila besar kandungan memungkinkan untuk diraba dari
luar).
Vaksin dibuat dengan teknologi rekombinan, vaksin berisi VLP (virus like protein) yang
merupakan hasil cloning dari L1 (viral capsid gene) yang mempunyai sifat imunogenik
kuat.
Tujuan
Mencegah infeksi HPV 16, 18 (karsinogen kanker serviks), Vaksinasi tidak bertujuan
untuk terapi. Lama proteksi vaksin bivalen 53 bulan, dan vaksin quadrivalen berkisar 36
bulan. Vaksinasi HPV memberi perlindungan terhadap infeksi HPV sebesar 89%.
11. Apa resiko dari hubungan seks aktif dan banyak pasangan degan keluhan Ny.S?
Jawab:
Pada wanita yang aktif melakukan hubungan seksual di usia muda, apalagi
sering berganti pasangan akan berisiko dengan flour albus. Hal ini dikarenakan pada
wanita muda memiliki mulut rahim yang belum matang, sehingga ketika melakukan
hubungan seksual terjadi gesekan yang dapat mengundang masuknya virus.10 selain itu
Pada wanita dengan aktivitas seksual tinggi, SCJ terletak di ostium eksternum karena
trauma atau retraksi otot oleh prostaglandin11
Beberapa bakteri penyebab infeksi vagina yang berujung keluarnya fluor albus
juga sering dijumpai akibat hubungan seksual yang tidak wajar seperti bakteri Chlamydia
Trachomatis, Nesseria Gonoorrhoae, Dan Trichomonas Vaginalis (Lisnawati 2013, h.
301). Juga akibat dari koitus dengan pasangan yang terinfeksi atau dengan pasangan
multiple.10
Keputihan akibat kanker rahim salah satu penyebabnya adalah sering berganti-
ganti pasangan. Maka sang suami menularkan kepada istrinya. Para istri biasanya baru
memeriksakan setelah terjadi keputihan dan gejala lain yang menyertainya seperti
hubungan seks berdarah dan itu sudah menunjukkan kanker stadium dua atau tiga.10
12. Apa saja alat kontrasepsi dan keuntungan serta kerugiannya?
Jawab:
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti mencegah atau melawan dan
“konsepsi” yang berarti pertemuan antara sperma dan sel telur yang matang dan sel
sperma yang menyebabkan kehamilan. Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel
telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya telur yang dibuahi ke
dinding rahim. Tujuan kontrasepsi adalah mengindari atau mencegah kehamilan akibat
pertemuan sel telur dan sperma tersebut.4
Menurut Saifuddin dkk (2003) metode kontrasepsi terdiri dari beberapa macam
yaitu4:
a. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode MAL atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah
kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eklusif (tanpa tambahan makanan dan minuman). MAL dapat dikatakan sebagai
KBA apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lainnya.
Cara kerja MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi, pada
saat laktasi/menyusui hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin,
semakin sering menyususi semakin tinggi kadar prolaktin sehingga hormon
gonadotropin akan melepaskan inhibitor yang menekan kadar estrogen sehingga
tidak terjadi ovulasi.
Pelaksanaan kontrasepsi metode MAL harus memenuhi syarat; 1)
Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan minimal
8 hari sekali. 2) belum mendapatkan haid. 3) umur bayi kurang dari 6 bulan.
Efektifitas MAL juga tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui.
Yuliana K. KB Metode Amenore Laktasi (MAL) [online]. 2013 [diakses pada 22 Februari
2019]. Dapat diakses di: https://www.slideshare.net/kersihyuliana/kb-metode-amenore-
laktasi-mal
b. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
Cara kerja metode KBA ialah menghindari pertemuan sel sperma dengan
sel telur dengan teknik pantangan berkala yaitu menghindari senggama atau
menggunakan alat kontrasepsi pada masa subur. Masa subur terdapat pada
pertengahan siklus haid atau dapat dilihat tanda-tanda kesuburan seperti keluarnya
lender encer dari vagina. Utuk menghitung masa subur dengan rumus siklus
terpanjang dikurangi 11, hasilnya merupakan hari terakhir masa subur dan siklus
terpendek dikurangi 18, hasilnya merupakan hari pertama masa subur. Efektifitas
9-20 % .
Kusdianingrum H. Contraseption Method [online]. 2017 [diakses pada 22 Februari 2019].
Dapat diakses di: https://www.slideshare.net/hestikusdianingrum/contraseption-method?
qid=aac455d5-2152-4666-bc42-1d9204f59890&v=&b=&from_search=1
c. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana
pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi. Kontraindikasi metode ini ialah; 1) Pengalaman suami ejakulasi dini. 2)
Suami yang sulit melakukan senggama terputus. 3) Suami yang mengalami
kelinan fisik atau psikologis. 4) Pasangan yang sulit berkomunikasi. 5) Pasangan
yang tidak bersedia melakuakn senggama terputus. Efektifitas 4-27 kehamilan per
100 perempuan.
d. Metode Barier
Metode barier menghentikan proses reproduksi manusia dengan menghambat
perjalanan sperma dari pasangan pria ke wanita sehingga pembuahan dapat
dicegah.
1) Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.
2) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang diinersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual atau menurut
serviks.
3) Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh seperma yang dikemas dalam bentuk aerosol
(busa), tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film dan krim
e. Kontrasepsi Kombinasi
1) Pil Kombinasi
Kontrasepsi pil merupakan jenis kontrasepsi oral yang harus diminumm
setiap hari yang memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektivitas tubektomi) bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000
perempuan dalam tahun pertama penggunaan). Pil bekerja dengan cara
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma.
2) Suntikan Kombinasi
Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg
Estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem), dan
50 mg noretindron enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi
I.M. sebulan sekali.
f. Kontrasepsi Implan
Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi silastik berisi hormon jenis
Progesteron levebogestrol yang ditanamkan dibawah kulit yang bekerja
mengurangi transportasi sperma dan menganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
g. Kontrasepsi Mantap
1) Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seseorang secara permanen dengan cara mengoklusi tuba falopii
(mengikat dan memotong/memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat
bertemu dengan ovum.
2) Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan oklusi vasa diferensia sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan ovum) tidak terjadi.
h. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam rongga rahim wanita yang
bekerja menghambat sperma untuk masuk ke tuba fallopii.
Etiologi
Human Papilloma Virus(HPV) merupakan virus penyebab utama dari kanker
serviks, khususnya virus HPV tipe 16 dan 18 .Virus ini sangat mudah berpindah dan
menyebar, tidak hanya melalui cairan, tetapi juga dapatberpindah melalui sentuhan kulit.
Selain itu, penggunaan toiletumum yang sudah terkena virus HPV dapat menjangkit
seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik. Faktor lain
yang menjadi penyebab kanker serviks menurut Tim Kanker-Serviks pada Panduan
Lengkap Menghadapi Bahaya Kanker Serviks sebagai berikut :
a. Kurangnya tes Pap Smear secara teratur.
Kanker leher rahim lebih sering terjadi pada wanita yang tidak menjalani tes Pap
Smear secara teratur. Dengan melakukan tes ini dapat membantu dokter
menemukan sel abnormal pada serviks.
b. Seringnya merokok
Merokok dapat meningkatkan kemungkinan resiko kanker leher rahim untuk
wanita yang terinfeksi virus HPV.
c. Melemahnya sistem kekebalan tubuh karena sejarah kehidupan seksual.
Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risikotinggi terkena
kanker serviks. Selain itu, seorang wanita yang telah berhubungan seks dengan pria
yang memiliki banyak pasangan seksual juga memiliki risiko tinggi untuk
mengalami kanker serviks.
d. Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama atau memiliki banyak anak.
Penelitian menunjukkan bahwa melahirkan banyak anak (5 atau lebih)
meningkatkan resiko kanker leher rahim pada wanita dengan infeksi HPV.
e. Wanita yang yang terkena obat dietilstil bestrol (DES) sebelum kelahiran.
f. Faktor kemiskinan dan kebersihan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan klinik ini meliputi inspeksi, kolposkopi, biopsi serviks, sistoskopi,
rektoskopi, USG, BNO -IVP, foto toraks dan bone scan , CT scan atau MRI, PET scan.
Kecurigaan metastasis ke kandung kemih atau rektum harus dikonfirmasi dengan biopsi
dan histologik. Konisasi dan amputasi serviks dianggap sebagai pemeriksaan klinik.
Khusus pemeriksaan sistoskopi dan rektoskopi dilakukan hanya pada kasus dengan
stadium IB2 atau lebih.