PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar lipid darah yang
ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein
(LDL), dan trigliserida dalam darah yang melebihi batas normal. Hiperlipidemia
dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis, yaitu proses penebalan lapisan dinding
pembuluh darah yang akibatnya akan menghambat aliran darah dan mengurangi
elastisitas pembuluh darah serta merangsang pembekuan darah. Aterosklerosis
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinyapenyakit jantung koroner (PJK)
(Adams, 2005).
Lipid merupakan senyawa yang memiliki peranan penting dalam struktur dan
fungsi sel. Lipid plasma yang utama terdiri atas kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan
asam lemak bebas. Lipid yang bersifat hidrofobik ini dalam sirkulasi berada dalam
bentuk kompleks lipid protein atau lipoprotein. Lipoprotein plasma terdiri atas :
Kilomikron,Very Low Density Lipoprotein (VLDL), LDL, dan High Density
Lipoprotein (HDL). Komposisi dan fungsi dari tiap lipoprotein ini berbeda-beda
(Guyton & Hall, 2008).
LDL berasal dari lipoprotein yang berdensitas sedang dengan mengeluarkan
hampir semua trigliseridanya, dan menyebabkan konsentrasi kolesterol menjadi
sangat tinggi dan konsentrasi fosfolipid menjadi cukup tinggi. Faktor penting
yang menyebabkan aterosklerosis adalah konsentrasi kolesterol yang tinggi dalam
plasma darah dalam bentuk lipoprotein berdensitas rendah. Konsentrasi plasma
dari lipoprotein berdensitas rendah yang tinggi kolesterol ini ditingkatkan oleh
beberapa faktor meliputi : tingginya lemak jenuh dalam diet sehari-hari, obesitas dan
kurangnya aktivitas fisik (Guyton & Hall, 2008).
Penyakit yang diakibatkan hiperlipidemia merupakan masalah yang serius pada
negara maju bahkan saat ini muncul sebagai penyebab kematian dini dan
ketidakmampuan fisik di negara berkembang. Penyakit jantung merupakan
penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, 60%
dari seluruh penyebab kematian akibat penyakit jantung adalah penyakit jantung koroner
(PJK) (Delima et al, 2009). Pada penelitian Multinational Monitoring of Trends
Determinants in Cardiovascular Disease(MONICA) I di Indonesia menunjukkan angka
kejadian hiperlipidemia sebesar 13,4% untuk wanita dan 11,4% untuk pria. Pada MONICA II
(1994) meningkat menjadi 16,2% untuk wanita dan 14% untuk pria (Anwar, 2004. Angka
kematian penyakit kardiovaskular di Indonesia cenderung meningkat terlihat dari hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 angka kematian penyakit kardiovaskular hanya
sebesar 2,8%, mengalami peningkatan menjadi 3% pada SKRT 1995. Hasil Sensus Kesehatan
Masyarakat tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian karena penyakit kardiovaskular adalah
sebesar 14,9% (Depkes RI, 2006)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi kadar normalnya.
Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena sering disertai
peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemik
dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia (Kumalasari, 2005) Lemak (disebut
juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk
proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh,
terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari.
Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap
cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang
membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan
trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah;
gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah :
A. Kilomikron
B. VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
C. LDL (Low Density Lipoproteins)
D. HDL (High Density Lipoproteins)
A. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan membawa
trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga terdapat pada kilomikron.
Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah. Trigliserida dikeluarkan dari
kilomikron pada jaringan ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan VLDL
yang mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan progresif pada
diameter partikel terjadi ketika trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan. Lipid
permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit
Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian besar sel
bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor berafinitas tinggi. Ester
kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis, yang menghasilkan kolesterol bebas untuk
sintesis membrane sel. Ses-sel juga mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui suatu
jalur yang melibatkan pembentukan asam mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA reduktase.
Hati memainkan peran utama dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel lainnya,
hepatosit mampu mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol dalam empedu
dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu yang juga disekresikan dalam empedu.
Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari permukaan satu
lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga mendapatkan kolesterol dari jaringan
perifer dari suatu jalur yang melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat membawa
ester kolestril langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking (reseptor scavenger, SR-
BI) yang tidak melakukan endositosis terhadap lipoprotein. (Betram,Katzung, 2001).
B. Patofisiologi
Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang disebut LDL (Low Density
Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung,
otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan
diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa
kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu
sebagai asam (cairan) empedu. Maka apabila terjadi penurunan HDL pengangkutan kelebihan
kolesterol dalam darah ke hati untuk diuraikan menjadi menurun. LDL mengandung lebih
banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang
membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat"
karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya,
HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan
kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama
yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak
lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.
1. Sakit dada
2. Jantung berdebar
3. Berkeringat
4. Cemas
5. Nafas pendek
6. Hilangnya kesadaran atau kesulitan berbicara atau bergerak
7. Sakit abdominal
8. Kematian mendadak
D. Klasifikasi Hiperlipidemia
1. Hiperlipoproteinemia
5. Hiperlipoproteinemia tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak mampu
memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya. Selain diturunkan,
penyakit ini juga bisa terjadi akibat :
- Penyalahgunaan alkohol
- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
- Gagal ginjal
- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal. Ditemukan sejumlah
besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran hati dan limpa serta nyeri perut.
Biasanya terjadi diabetes ringan dan peningkatan asam urat. Banyak penderita yang mengalami
kelebihan berat badan. Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali terjadi setelah
penderita makan lemak dan bisa berakibat fatal. Pengobatannya berupa penurunan berat badan,
menghindari lemak dalam makanan dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat penurun
kadar lemak.
A. Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu
seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia :
1. Diabetus melitus
Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya hipertrigliseridemia.
Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan glukosa akan
dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan prekusor utama dalam
biosintesis kolesterol. Sehingga akan menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang
berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses lipolisis pada lipoprotein yang kaya
trigliserida.
2. Hipotiroidisme
Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar
kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor LDL, sehingga
kadar-LDL akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di samping itu, bila penderita ini menjadi
gemuk kaqrena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini
akan merangsang hati untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan
peningkatan kadar trigliserida juga.
3. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini diakibatkan
oleh adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk memproduksi lipoprotein
berlebih.
4. Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat menyebabakan
hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang berhubungan dengan
abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat menyebabakan penurunan kadar
kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan
kerusakan formasi LCAT.
5. Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer
akan meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk menungkatkan produksi
VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.
Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002)
Penyebab
Penyakit Obat-obatan
Hipotiroidisme, penyakit hati Progestin, diuretik tiazid,
obstruktif, sindrom nefrotik, glukokortikoid, -bloker,
anorexia nervosa, intermiten isotretionin, inhibitor
Hiperkolesterolemia
porphyria akut protease,siklosforin,
mirtazapin, sirolimus
Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap tindakan
diatas, maka dicari penyebabnya yang spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus
sehingga bisa diberikan pengobatan yang khusus (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009).
3. Terapi farmakologi
Obat antihiperlipidemia digunakan untuk pengobatan atersklerosis, suatu penyakit yang
disebabkan oleh endapan plasma lipid, terutama ester kolesterol, yang terlokalisasi pada dinding
arteri membentuk plaque ateromateus ata ateroma, suatu karakteristik luka pada aterosklerosis.
6. Golongan Lain-lain
Contoh : noretindron asetat, oksandrolon, probukol, neomisin sulfat, asam salisilat,
sitosterol dan dekstrotiroksin.
a. Noretindron asetat dan oksandrolon, dapat menurunkan kadar trigliserida, VLDL dan
chylomicron kemungkinan dengan cara meningkatkan aktivitas enzim trigliserida lipase
dan mempercepat pengeluaran trigliserida dari plasma.
b. Probukol (Lurselle), dapat menurunkan kadar kolesterol serum dengan menurunkan kadar
LDL. Selama pengobatan tidak terjadi penumpukan desmosterol dan 7-dehidrokolesterol,
suatu prekusor kolesterol. Hal ini menunjukkan bahwa probukol memblok salah satu proses
pada tahap awal biosintesis kolesterol. Dosis 500 mg 2 dd.
c. Asam Salisilat dan turunnya, menghambat absorpsi kolesterol dan biosintesis 8trigliserida
pada penderita hipokolesterolemik dan menghambat biosintesis VLDL pada
hipertrigliseridemik.
d. B-Sitosterol, digunakan untuk pengobatan hiper B-lipoproteinemia, seperti juga neomisin
sulfat, karena dapat berkompetisi dengan kolesterol pada tempat absorpsi di usus. Dosis 3-
18 g per hari.
e. Dekstrotiroksin Na dan turunannya, dapat menurunkan kadar LI plasma dan LDL-
Kolesterol dengan cara meningkatkan aktivitas reseptor LI perifer. Mekanisme aksi D-
tiroksin adalah dengan merangsang katabolisr oksidatif kolesterol di hati, melalui
rangsangan 7a-kolesterol hidroksilat enzim yang mengkatalisa pengubahan kolesterol
menjadi empedu. Dosis 1-8 mg per hari.
5. Terapi obat kombinasi
Kadang-kadang perlu memberikan 2 antihiperlipidemia untuk mendapatkan penurunan
kadar lipid plasma yang signifikan. Sebagai contoh, pada hiperlipidemia terapi II, pasien sering
diobati dengan kombinasai niasin ditambah obat pengikat asam empedu, seperti kolestiramin.
Kombinasi inhibitor HMG-CoA reduktase dengan zat pengikat asam empedu juga telah
menunjukkan manfaat dalam menurunkan kolesterol LDL.
Efek Terapi Obat Lipid dan Lipoprotein
Permasalahan akibat
Naiknya katabolisme
Cholestyramine, Turunnya komplikasi, ikatan
LDL, turunnya Turunnya LDL
colestipol, colesevam kolesterol dengan beberapa obat
Absorpsi kolesterol,
golongan asam
Masalah dengan
penerimaan pasaien,
Turunnya
kombinasi yg baik
Turunnya LDL, trigliserida Turunnya
Niacin dengan resin
sintesis VLDL dan VLDL,LDL,HDL
obat,menyebabkan
kolesterol
hepatotoksik yang
rendah
Menurunnya HDL,
efikasi dengan
Naiknya bersihan Turunnya Turunnya LDL
Probucol menghambat oksidasi
LDL kolesterol dan HDL
LDL dan fasilitator
bolak balik kolesterol
Menyebabkan
kolesterol, rendahnya
Turunnya lDL akibat HDL,
Naiknya bersihan Turunnya VLDL,
Gemfibrozil, trigliserida Gemfibrosil
VLDL dan turunnya LDL dan naiknya
fenofibrate, clofibrate dan menghambat
sintesis VLDL HDL
kolesterol glukoronidasi oleh
simvastatin, lovastatin,
atorvastatin
Lomvastatin, Naiknya aktivitas family
Naiknya katabolisme
pravastatin, heterozygote
LDL dan Turunnya
simvastatin,fluvastati Turunnya LDL hiperkolestrolemia
menghambat sintesis kolesterol
n, atrovastatin, dengan kombinasi
LDL
furvastatin beberapa agen
Ezetimibe Menghambat Turunnya Turunnya LDL Menimbulkan reaksi
absorpsi koloesterol efek samping dan reaksi
dan melewati saluran kolesterol additive dengan obat
intestinal lain
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
No. RM : 13.23.45.11
Bangsal : Mawar 1
Nama : Ny.SH
Tgl Lahir/Umur : 24 Maret 1950/ 66 th.
TB / BB :-
MRS : 25 Mei 2016
Riwayat Alergi :-
Riwayat Penyakit : CKD stage 5, Penyakit jantung terpasang PPM (Permanent Pace
Maker). Hipertensi (- ), DM (-).
Subyektif :
Keluhan : pasien kontrol untuk CAPD pasien CKD stage V on HD rutin di Health Care
Nitipuran, 2 x seminggu, selasa dan sabtu, mulai dilakukan HD mulai Maret 2016. Pasien
menyatakan pernah dirawat di RSS dikatakan penyakit jantung berdetak pelan dan terpasang
PPM di dada sebelah kiri. Pasien periksa di poli nefro, direncanakan pasang CAPD, BAK
mulai berkurang akhir2 ini, demam (-), mual (-), muntah (-), BAB dbn, sesak nafas terutama
padamalam hari.
Obyektif :
TTV MRS
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin
USG Abdomen
Urinalisi
PengawasanTerapi Obat Berdasarkan Hasil Lab
Tanggal
Parameter
25 26 26 27 27 30 31
3
WBC (4,4 11 x 10 /UL) 9,99 HD 7,3
6
Eritrosit (4 5,4 x 10 L) 3,24 2,51
HbA1c (4,0-6,5 %)
Glukosa Puasa (< 100
mg/Dl)
GDS 109
Kolesterol total (<200
198 198
mg/Dl)
HDL (>40 mg/Dl) 35 36
Tanggal
Tanda vital
Pre hd Post
25 26 27 28 29 30 31 hd 1 2
hd
Tekanan darah 90/60 100/60 110/70 168/83 128/67 100/60 100/60 110/60 110/60 100/60 100/60
Nadi 68 64 76 92 63 64 70 71 71 70 64
RR 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SPO2 99 99 99 99 99
Uf: UF:
sirs
2000 3500
Kondisi klinik
Nyeri 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mual +
Muntah - - - - - - - -
Memba memba
Hiperkalemia + + + + + +
ik ik
29
Pengobatan Selama Dirawat
30
Dosis& Jam &Tgl. Tgl. & Jam
Ru
NO NamaObat Interval teMulaiStop25262829303123
27881 1816228162281622s
D40 2 flash+ rapid 62281 topstop8
141insulin 10 unit +Caiv251917Gluconas
622
8
8
8
8
2
Digoxin
po
125 g/48 jam
25
8
8
3
Asam folat
po
1 mg/8 jam
25
16
16
16
16
16
20
22
22
22
22
8
8
8
8
8
4
CaCO3
po
1 tab/8 jam
25
16
16
16
16
16
22
22
22
22
22
8
8
8
8
5
paracetamol
po 1 gr loading
7500 mg/8 jam
Ceftazidim iv 30 31
28 dose
16
16
16 20
24
22
22
822 Ceftazidim iv 500 g/12 jam 31 8 8
8
8
6
Ceftriaxon
iv
1 gr/12 jam
29
20
30
20
20
9 PRC IV 1 kolf 1
32
A. Analisa Problem Pengobatan
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SH No Rek Medik : 13.23.45.11
Tempt/tgl lahir: 24 Maret 1950 Dokter yg merawat : -
Alamat : -
Ras : -
Pekerjaan : -
Sosial : -
Riwayat masuk RS : -
Riwayat penyakit terdahulu :
CKD stage 5, Penyakit jantung terpasang PPM (Permanent Pace Maker),
Hipertensi (-), DM (-)
Riwayat Sosial : Pasien JKN non PBI
Kegiatan
Pola makan/diet
- Vegetarian Ya / tidak
- Merokok Ya / Tidak
- Meminum Alkohol Ya/ tidak
- Meminum Obat herbal Ya/ tidak
Riwayat Alergi : -
folat 3 x 1 mg tab
33
No Nama obat Indikasi Dosis Rute Interaksi ESO O
pemberian
1 D40 2
flash+napid
insulin 10 unit
+ Ca Gluconas
2 Digoxin Gagal jantung 125g/48 Oral - Pruritus, mual,
kongestif akut dan jam muntah,
kronik anoreksia
3 Asam folat Kekurangan asam 3 x sehari/ Oral - Ruam,
folat 1mg gatal/bengkak,
pusing atau
kesulitan
bernafas
4 CaCo3 3x sehari/ Intravena
1tab
5 Paracetamol Menurunkan 3x sehari/ Oral - Gangguan Me
demam, 1tab ginjal, dem
menghilangkan gangguan hati,
nyeri reaksi alergi
dan gangguan
darah
6 Ceftriaxon Infeksi bakteri 2x sehari 1 grIntravena - Mual, muntah, Me
pada saluran sakit perut, pad
kemih pusing
berkeringat
7 Ceftazidim Infeksi bakteri 1 gr loading Intravena - Diare Me
pada saluran dose cair/berdarah, pad
kemih kejang, mual,
muntah
8 Ceftazidim Infeksi bakteri 2x sehari 1 Oral - Diare Me
pada saluran tab cair/berdarah, pad
kemih kejang, mual,
muntah
9 PRC Untuk menaikkan 1 kolf Intravena - Ruam kulit Hb
34
hemoglobin
pasien tanpa
menaikkan
volume darah
Assessment
Plan
35
e. Memperbaiki jeni makanan yang dikosumsi, makan sayur dan buah-
buahan, hindari daging berlemak
f. Tranplatasi ginjal
DAFTAR PUSTAKA
ATP III, 2002, US Departemen of Health and Human Service Public Health
Service, National Institut of Health, National Health and blood Institut.
Kumalasari, N.D. 2005. Pengaruh Berbagai Dosis Filtrat Daun Putri Malu
(Mimosa pudica) terhadap Kadar Glukosa Darah pada Tikus (Rattus norvegicus).
Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang : Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
MIPA FKIP U MM
36
Siswandono dan Bambang, S. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya : Airlangga
University Press
37