Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Sari Tebu Terhadap Kadar

Kolesterol Darah

Ninda Azharina

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Kolesterol adalah salah satu komponen dalam pembentukan lemak yang
memiliki rumus steroida.(1) Kolesterol merupakan bahan pembangun esensial bagi
tubuh yang berfungsi untuk menjalankan fungsi saraf dan otak, mempertahankan
permeabilitas dan fluiditas membran sel, serta mensintesis zat-zat penting bagi
tubuh seperti hormon seks, vitamin D, dan asam empedu.(2) Apabila dikonsumsi
berlebihan dapat menyebabkan penimbunan lemak pada pembuluh darah serta
peningkatan kolesterol dalam darah yang disebut hiperkolesterolemia. Lemak ini
akan menempel pada dinding pembuluh darah yang disebut plaque. Plaque dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah yang disebut aterosklerosis
sehingga keelastisan pembuluh darah akan berkurang dan aliran darah ke seluruh
tubuh dapat terganggu yang dapat memicu peningkatan volume darah dan tekanan
darah sehingga mengakibatkan terjadinya hipertensi.(3)
Hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit
gangguan pembuluh darah seperti PJK (Penyakit Jantung Koroner) dan stroke.(4)
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2011 memperlihatkan
bahwa PJK merupakan penyebab kematian pertama di dunia, sedangkan di
Indonesia merupakan penyebab kematian ke 8.(5) Sementara itu, stroke menempati
posisi ketiga setelah penyakit jantung dan kanker pada tahun 2011. 25% angka
kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan stroke.(4)
Aceh termasuk salah satu provinsi di Indonesia dengan prevalensi
hiperkolesterolemia yang tinggi yaitu ≥50%.(6) Gaya hidup (life style) yang tidak
sehat seperti kurang berolahraga serta pola makan masyarakat aceh yang gemar
mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan garam menjadi faktor tingginya
angka hiperkolesteronemia di Aceh.
Salah satu tanaman yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah
adalah tebu. Tebu termasuk jenis rumput-rumputan yang banyak ditanam di
daerah beriklim tropis untuk bahan baku pembuatan gula, vetsin, maupun
minuman penghilang dahaga. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau
Jawa dan Sumatra. Sari tebu dikenal masyarakat luas sebagai minuman manis
menyegarkan dengan harga yang ekonomis. Tebu mengandung senyawa
octacosanol sejenis alkohol rantai panjang sehingga mampu menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Tebu sangat mudah dijumpai di kalangan masyarakat
sehingga diharapkan dapat mempermudah edukasi dan pengenalan khasiat tebu
untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah yang dapat memicu timbulnya
hiperkolesterolemia.(4)
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat Karya
Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Sari Tebu Terhadap Kadar Kolesterol
Darah” dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang kadar kolesterol darah.
BAB II
ISI

A. Kolesterol
1. Pengertian
Kolesterol adalah lipid amfipatik yang merupakan komponen
struktural esensial pada membran (mempertahankan permeabilitas dan
fluiditas yang tepat) serta pada lapisan luar lipo-protein plasma.
Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas
atau dalam bentuk simpanan, yang berikatan dengan asam lemak
rantai-panjang sebagai ester kolestril. Di dalam plasma, kedua bentuk
tersebut diangkut dalam lipoprotein.(7)
Kolesterol merupakan prekursor semua steroid lain di tubuh,
termasuk kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan vitamin D.
Kolesterol terdapat dalam makanan yang berasal hewan misalnya
kuning telur, daging, hati, dan otak.(7)
Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis
(sekitar 700 mg/hari) dan sisanya diperoleh dari makanan. Hati dan
usus masing-masing menghasilkan sekitar 10% dari sintesis total pada
manusia. Hampir semua jaringan yang mengandung sel berinti mampu
membentuk kolesterol, yang berlangsung di kompartemen retikulum
endoplasma dan sitosol.(7)
2. Klasifikasi
Klasifikasi kolestrol dapat dibedakan berdasarkan jenis kolesterol
dan kadar kolesterol.
a. Jenis Kolesterol
1. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL sering disebut kolesterol jahat yang berfungsi sebagai
kendaraan untuk membawa kolesterol dan ester kolesteril ke
banyak jaringan.(7) LDL dapat menyebabkan terjadinya
pembentukan zat yang keras dan tebal yang disebut plakat
kolesterol. Lama kelamaan zat tersebut dapat menempel di
dalam dinding pembuluh darah sehingga pembuluh darah arteri
menyempit.(8)
2. High Density Lipoprotein (HDL)
HDL sering disebut kolesterol baik yang bermanfaat bagi
tubuh untuk mengangkut LDL di dalam jaringan perifer ke
hepar dan membersihkan lemak-lemak yang menempel di
pembuluh darah untuk selanjutnya dikeluarkan melalui saluran
empedu dalam bentuk lemak empedu.(9)

b. Kadar Kolesterol
Tabel Pengelompokan Kadar Kolesterol
Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total
Kurang dari 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang Batas Atas
240 mg/dl dan lebih Tinggi

Kadar Kolesterol LDL Kategori Kadar Kolesterol LDL


Kurang adri 100 mg/dl Optimal
100-129 mg/dl Hampir optimal/ diatas optimal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
190 mg/dl dan lebih Sangat tinggi

Kadar Kolesterol HDL Kategori Kadar Kolesterol HDL


Kurang dari 40 mg/dl Rendah
60 mg/dl Tinggi
Sumber : National Institutes Of Health, Detection, Evaluation, dan
Treatment Of High Blood Cholesterol in Adults III.(1)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol


a. Obesitas
Obesitas adalah keadaan tertimbunnya lemak dalam tubuh
yang menyebabkan peningkatan berat tubuh, untuk pria dan wanita
masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh. Penyebab
obesitas adalah ketidakseimbangan antara asupan energi dan
pengeluaran energi. Obesitas memiliki profil lipid yang tinggi
dalam darah sehingga dapat memicu terbentuknya aterosklerosis.
Profil lipid adalah keadaan lemak dalam darah yang dapat ditinjau
dari kandungan total kolesterol dalam darah, LDL, HDL, dan
Trigliserida.(10)
b. Jenis Kelamin
Wanita lebih berisiko mengalami peningkatan kadar kolesterol
dibandingkan laki-laki. Beberapa wanita penggunan oral
kontrasepsi atau dalam keadaan hamil dapat meningkatkan kadar
kolesterol namun dalam 20 minggu setelah melahirkan kadar
kolesterol tersebut dapat kembali normal. Pada wanita menopause
terjadi pengurangan produksi hormon estrogen sehingga dapat
menurunkan kadar HDL serta memicu oksidasi LDL untuk
menembus plak.(11)
c. Aktifitas Fisik
Olahraga secara teratur telah terbukti mampu meningkat kadar
HDL dan menurunkan kadar LDL serta trigkiserida. Peningkatan
HDL disebakan oleh berkurangnya aktivitas enzim lipase hati
yang berfungsi untuk mengkatabolisme HDL, sementara
penurunan trigliserida disebebakn oleh bertambahnya aktivitas
lipoprotein lipase.(11)
d. Konsumsi Serat
Makanan serat adalah makanan yang secara struktur kimia
tidak berubah dan mampu bertahan sampai di usus besar. Konsumsi
serat dapat menurunkan kadar kolesterol dikarenakan serat
memiliki kemampuan untuk mengikat asam-asam empedu di
intestin, menunda pengosongan gastrin serta memperlambat
absorpsi glukosa. Serat juga mampu meningkatkan viskositas dari
isi pencernaan, peningkatan ekskresi feses, dan asam empedu serta
kolesterol. Peningkatan ekskresi asam empedu dapat mencegah
peningktan kadar kolesterol.(11)
e. Perokok
Merokok dapat menyebabkan gangguan metabolisme lemak,
mempercepat denyut jantung sehingga kemampuan jantung
membawa oksigen berkurang yang mengakibatkan HDL menurun
dan mengaktifkan platelet yaitu sel-sel penggumpal darah.(11)
4. Proses Terbentuknya Kolesterol Dalam Tubuh
Lemak dalam darah mengandung kolesterol, triglisrida,
fosfplipid, dan asam lemak bebas. Hanya seperempat kolesterol dalam
darah berasal dari sari makanan yang diserap oleh saluran pencernaan
sementara sisanya akan diproduksi oleh tubuh melalui sel-sel hati.
Lemak dalam makanan yang dicerna di dalam usus akan diurakan
menjadi kolesterol, triglisrida, fosfplipid, dan asam lemak bebas.
Selanjutnya keempat zat tersebut akan diserap oleh usus dan masuk ke
dalam darah, namun kolesterol dan unsur lemak lainnya tidak larut
dalam darah sehingga akan berikatan dengan protein agar larut dalam
darah yang disebut dengan lipoprotein.(11)
Lipoprotein mengangkut lemak ke hati yang disebut juga
dengan kilomikron. Ikatan lemak tersebut akan diuraikan di dalam hati
sehingga akan berubah kembali menjadi empat unsur tersebut.
Kemudian asam lemak akan digunakan sebagi sumber energi, apabila
jumlahnya berlebih akan disimpan dalam jaringan lemak. Bila
kebutuhan kolesterol tidak mencukupi, maka sel hati akan
memproduksinya. Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein dan
jika jumlahnya berlebih maka akan diangkut kembali oleh lipoprotein
yang disebut dengan HDL untuk dibawa ke hati yang akan diuraikan
dibuang ke dalam kandung empedu. HDL mengandung sedikit lemak,
mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat dibandingkan HDL.
Protein utama yang membentuk LDL adalah apolipoprotein B,
sementara apolipoprotein A akan membentuk HDL.(9)
Proses sintesis kolesterol terdiri dari lima tahapan utama antara
lain :
1. Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA
(HMGCoA)
2. Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate
3. Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene, isopentenyl
pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO2
4. IPP diubah menjadi squalene
5. Squalene diubah menjadi kolesterol.(12)
5. Manifestasi Klinis
Pada pemulaan mungkin belum terlihat gejala apapun. Apabila
berlangsung lama, bisa ditemukan, antara lain:

a. Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut


xanthoma

b. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada


pemeriksaan palpasi
c. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas
(pancreastitis) akibat dari pengendapan trigliserida pada
pancreas. Hal ini terjadi apabila kadar trigliserida lebih atau
sebesar 800 mg/dL.
d. Nyeri dada kiri pertanda mulai ada serangan jantung koroner
karena lembaran-lembaran kolesterol menyumbat pembuluh
darah jantung.(13)

Namun apabila kadar kolesterol yang dirasakan sudah memasuki


stadium yang cukup parah atau semakin tinggi kadar kolesterolnya
baru akan memperlihatkan gejala-gejala sebagai berikut:

a. Sakit kepala terutama sangat dirasakan pada bagian tengkuk dan


kepala bagian belakang sekitar ulang leher bagian belakang.

b. Merasa pegal-pegal hingga bagian pundak.

c. Sering merasa cepat lelah dan capek.


d. Sendi terasa sakit.

e. Kaki terkadang membengkak

f. Mudah mengantuk.

g. Merasakan vertigo atau migraine yang sering kambuh.(8)


6. Cara Mengukur Kadar Kolesterol
Untuk mengukur kadar kolesterol pasien apakah dalam batas
normal, batas ambang atas, ataupun tinggi dapat menggunakan
cholesterol meter yang dijual bebas diapotik. Sebelum melakukan
pemeriksaan pasien diminta untuk puasa sepanjang malam kurang
lebih 9-12 jam untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran akibat
lemak yang baru dikonsumsi serta selama 24 jam pasien tidak
diperbolehkan untuk melakukan aktivitas fisik yang berat karena
kelelahan dapat mempengaruhi hasil. Pada saat pemeriksaan darah
akan diambil dan akan diukur kadarnya menggunakan alat tersebut.(1)
7. Cara Mengatasi Kolesterol
Beberapa cara untuk mengurangi kolestrol yaitu :
a. Edukasi dan penyuluhan
b. Olahraga
c. Pemeriksaan kolesterol rutin
d. Kurangi merokok
e. Mengurangi asupan lemak jenuh (saturated fat) dan
kolesterol
f. Mengonsumsi sumber makanan yang dapat menurunkan
kadar kolesterol seperti makanan kaya serat dan protein
soya
g. Menurunkan berat badan(1)
B. Tebu
1. Pengertian
Tebu merupakan tanaman perkebunan musiman yang dipanen
satu kali dalam satu kali siklus hidupnya. Tebu ter masuk ke dalam
famili poaceae atau lebih dikenal sebagai kelompom rumput-
rumputan. Tebu dapat tumbuh di daerah dataran rendah beriklim
tropis namun dapat tumbuh juga di sebagian daerah subtropika.(14)
Selain berfungsi sebagai bahan baku pembuatan gula, vestin, dan
minuman penghilang dahaga, tebu juga mengandung asam lemak yang
memiliki efek anti radang dan analgetik serta dapat menurunkan kadar
kolesterol darah.
2. Klasifikasi
Menurut United States Department Of Agriculture tahun 2018,
klasifikasi tebu yaitu sebagai berikut(14) :
Kingdom Plantae - Plants
Subkingdom Tracheobionta - Vascular Plants
Superdivision Spermatophyta - Seed Plants
Division Magnoliophyta - Flowering Plants
Class Liliopsida - Monocotyledons
Subclass Commelinidae
Order Cyperales
Familiy Poaceae - Grass Family
Genus Saccharum L. - sugarcane P
Species Saccharum officinarum L. - sugarcane P
3. Bagian-Bagian Tebu
1. Batang
Tebu memiliku struktur batang yang tinggi, kurus, tidak
bercabang, dan tumbuh tegak. Tingginya mencapai kurang lebih
3-5 m. Kulit batang keras yang berwarna hijau, kuning, merah tua
atau kombinasi. Pada tanaman tebu muda terdapat lapisan lilin
yang berwarna putih keabu-abuan.(15)
2. Daun
Daun tebu termasuk daun jenis tidak lengkap karena hanya
memiliki pelepah dan helaian daun tanpa tungkai daun. Daun
berpangkal pada buku batang dengan kedudukan yang berseling.
Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin sempit. Pada
pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun.( 15)
3. Akar
Tebu memiliki akar serabut yang panjangnya dapat
mencapai satu meter. Ketika tanaman masih muda atau berupa
bibit, ada 2 macam akar yaitu akar setek dan akar tunas. Akar
setek berumur tidak panjang dan hanya berfungsi sewaktu
tanaman masih muda. Sementara akar tunas berumur panjang dan
tetap ada selama tanaman masih tumbuh.(15)
4. Bunga
Bunga tebu merupakan bunga majemuk yang tersusun atas
mulai dengan pertumbuhan terbatas. Panjang bunga majemuk 70-
90 cm. Setiap bunga mempunyai tiga daun kelopak, satu daun
mahkota, tiga benang sari dan dua kepala putik.(15)
4. Kandungan Tebu
Berikut adalah beberapa kandung dari tebu(16) :
1. Air (75-85%)
Air merupakan komponen paling banyak dalam tebu
sehingga untuk mendapatkan gula harus dilakukan proses
penguapan dan kristalisasi.
2. Sukrosa (10-12%)
Kandungan sukrosa paling banyak ditemukan pada bagian
batang. Sukrosa memiliki sifat stabil dalam suasana alkalis.
3. Gula Reduksi (0,5-2%)
Gula reduksi merupakan perbandingan yang berlebihan satu
sama lain pada glukosa dan fruktosa. Semakin masak tebu,
semakin banyak gula reduksinya. Suhu tinggi dan pH tinggi dapat
mempercepat perpecahan gula reduksi.
4. Senyawa Organik (0,5-1%)
Senyawa organik dalam tebu berbentuk asam laktat, asam
suksinat, serta asam glukonat. Tebu yang busuk akan
mengoksidasi asam menjadi asam laktat. Asam laktat yang tinggi
dapat dapat mempercepat proses inverse. Inverse dicegah dengan
mempertahankan pH >7 dengan suhu yang tidak terlalu tinggi.
5. Senyawa Anorganik (0,2-0,6%)
Senyawa anorganik yang ada dalam tebu antara lain Fe2O3,
Al2O3, MgO, CaO, K2O, SO3, dan HSO4. Senyawa ini berasal dari
tanah dan dari pupuk yang dipisahkan saat proses pemurnian tebu.
6. Senyawa Phospate
Senyawa phospate berfungsi menarik dan mengendapkan
kotoran dalam proses pemurnian.
7. Serabut
Serabut adalah semua bagian tebu tanpa nira berfungsi
menjadi rangka tanaman tebu yang terdiri dari selulosa atau
hemiselulosa. Adanya lignin dan pektin membuat serabut tebu
keras.
8. Octacosanol
Octacosanol adalah alkohol alifatik rantai panjang yang
merupakan komponen utama dari policosanol yang berfungsi
sebagai agen normolipidemik.(17) Senyawa ini diekstrasi dari
tumbuhan seperti gandum dan tebu. Secara kimiawi, octacosanol
mirip dengan vitamin E.
c. Pengaruh Sari Tebu Terhadap Kadar Kolesterol Darah
Kolesterol terjadi diakibatkan adanya timbunan lemak pada
pembuluh darah sehingga menyebabkan berkurangnya elastisitas
pembuluh darah serta mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh yang
dapat menjadi faktor pemicu timbulnya peningkatan tekanan darah
sehingga terjadi hipertensi. Salah satu tanaman yang diketahui mampu
menurunkan kadar kolesterol darah adalah tebu. Tebu mengandung
senyawa Octacosanol yang merupakan alkohol lemak rantai panjang.
Berdasarkan hasil riset National Center For Scientifis Research Havana
Kuba. Senyawa Octacosanol yang ditemukan dalam sari tebu dapat
menekan sintesa kolesterol yang diproduksi di hati. Hal ini dikarenakan
adanya pengaturan enzim reductase HMG-CoA-Enzim yang membatasi
laju sintesa kolesterol. Konsumsi jangka panjang sari tebu ini diketahui
dapat menurunkan dan mengontrol kadar kolesterol darah tanpa efek
samping. Pemberian Octacosanol per hari menunjukkan penurunan
kolesterol 17,5% dan LDL-kolesterol 21,8%, tetapi kadar HDL-kolesterol
meningkat 11,3%.(4)
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Karya Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Sari
Tebu Terhadap Kadar Kolesterol Darah” adalah sebagai berikut :
a. Terdapat pengaruh pemberian sari tebu terhadap kadar kolesterol
darah.
b. Senyawa octacosanol yang ditemukan pada sari tebu mampu
menurunkan kadar kolesterol darah.
B. Saran
Adapun saran dari Karya Ilmiah ini adalah :
a. Bagi Penderita Hiperkolesterolemia
Untuk penderita hiperkolesterolemia disarankan lebih berhati-hati
dan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu peningkatan kadar
kolesterol darah seperti merokok dan makan makanan yang
mengandung kolesterol tinggi. Pola makan yang baik dan olahraga
yang teratur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan
kadar kolesterol.
b. Bagi orang yang berisiko tinggi terkena hiperkolesterolemia
Disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin kadar kolesterol
darah setiap setahun sekali atau sebulan sekali dan juga tetap
mengatur pola makan yang sehat serta olahraga yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mumpuni Y., Wulandari A., 2011. Cara Jitu Mengatasi


Kolesterol. Yogyakarta : Andi
2. Listiyana AD., Mardiana., Prameswari GN. 2013. Obesitas Sentral Dan
Kadar Kolesterol Darah Total. Semarang : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Semarang.
3. Fikri, Fairuz. 2013. Bahaya Kolesterol : Memahami, Mendeteksi, dan
Mengontrol Kolesterol. Jogjakarta : Katahati.
4. Widyastuti, Rahma. 2017. Pengaruh Pemberian Sari Tebu Terhadap
Kadar Kolesterol Darah Pada Mencit. Surabaya : The Journal Of
Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol 2, No.1 (31-37)
5. NCD Country Profiles. World Health Organization. 2011.
(http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf) akses 14 Desember 2019
6. Ayu, Meilina. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar
Kolesterol Darah Pegawai Dikantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2007. Thesis. Padang : Universitas
Andalas
7. Murray, Robert K. 2014. Biokimia Harper. Alih bahasa, Lilian Roma
Manurung, Lydia I. Mandera; editor edisi bahasa Indonesia, Ricky
Soeharsono, Ferdy Sandra, Herman Oktavius Ong. Ed 29. Jakarta : EGC
8. Yovina, S. 2012. Kolesterol. Yogyakarta : Pinang Merah Publisher
9. Sutanto. 2010. Cekal Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung,
Kolesteroldan Diabetes. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET
10. Ercho, N. C., Berawi, K., & Susantiningsih, T. 2013. Hubungan Obesitas
Dengan Kadar LDL Dan HDL Pada Mahasiswa Preklinik Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung 2013. Majority, 87–92.
11. Mamat. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar
Kolesterol Hdl Di Indonesia. Thesis. Jakarta : Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat UI.
12. King, M. W. 2010. The Medical Biochemistry : Cholesterol and Bile
Synthesis and Metabolism. Available at:
http://themedicalbiochemistrypage.org/ cholesterol.Ml. Diakses 14
Desember 2019
13. Ekawati, Luluk Rina. 2017. Pengaruh Prolanis Terhadap Kolesterol Pada
Penderita Hipertensi Di Puskesmas Banjardawa Kabupaten
Pemalang. Thesis. Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang.
14. Sari, Rafinda. 2018. Variasi Vegetatif, Tingkat Serangan Hama Dan
Penyakit 14 Klon Tebu Unggul Harapan (Saccharum Spp. Hybrid) P3GI
Di Lumajang Dan Pasuruan. Thesis. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang
15. Zanuardi M. 2018. Klasifikasi Kematangan Tebu Berdasarkan Tekstur
Batang Menggunakan Metode K-NEARST Neighbor (KNN). Gresik :
Universitas Muhammadiyah Gresik
16. Haryanti, Novi. 2015. pembuatan Asam Oksalat Dari Ampas TEbu.
Thesis. Sriwijaya : Politeknik Negeri Sriwijaya
17.Thippeswamy, G., Sheela, M. L., & Salimath, B. P. 2008. Octacosanol
isolated from Tinospora cordifolia downregulates VEGF gene expression
by inhibiting nuclear translocation of NF-<kappa>B and its DNA binding
activity. European Journal of Pharmacology, 588(2–3), 141–150.

Anda mungkin juga menyukai