oleh awan hitam yang akan menyelimuti desa kami. Pak wa dan mak wa mulai
menata kembali dagangannya untuk dijual kembali esok hari. Dipojok lorong,
ada seorang anak lelaki yang memandangiku tiada hentinya. Setelah kulihat,
ternyata sosok itu adalah sari bulan, anak tukang sayur disamping rumahku. Dia
Tetapi kali ini, dia hanya memandangiku dan melihatku dari jauh.
Matanya seakan-akan ingin berkata kepadaku tetapi aku tak dapat membaca
maksud dari tatapannya. Tanpa berpikir panjang, tak kuhiraukan sari bulan yang
“Eneng, kenapa kau berlari? Ada apa? Apa sari bulan mengganggu mu
lagi?”
“Tidak bang jek, aku ingin cepat sampai ke tempat persalinan Bu Suci,
“Betul itu neng? Yasudah, naik saja ke motor bang jek, nanti abang antar
“Terima kasih atas tawarannya bang jek, tetapi maaf , saya hanya ingin
berlari bang, tempat persalinannya juga tidak terlalu jauh, sebentar lagi juga
akan sampai.Lagipula tidak baik dilihat orang jika laki-laki dan wanita duduk
berdekatan.”
“Oh kalau begitu, yasudahlah, abang mau ke rumah Mak cik Salamah
“Walaikumsalam, mari.”
kak Mai, perawat yang membantu Bu bidan Suci mengurusi para pasiennya
setiap hari. Aku melihat disekelilingku, para ibu yang menahan sakit demi
yang memberikan semangat serta doa menjadikan seluruh ibu yang tampak
lemah ini menjadi seperti wanita tangguh yang mampu dan rela
desa kami karena dari lima desa yang ada di daerah kami hanya didesa kami
persalinan tersebut. Ayah terus menurus mengucapkan dzikir kepada tuhan dan
menunggu kedatangan putri kecilnya yang sebentar lagi akan menjadi bagian
dari keluarga kami dan Baim tampak kelelahan menunggu adiknya yang tak
“walaikumsalam eneng, iya letakkan saja disini, nanti ayah dan Baim
akan memakannya.”
Tak lama kemudian, terdengar suara tangisan bayi perempuan. Ayah dan
aku langsung bersujud mengucapkan ribuan rasa terima kasih kepada tuhan
karna memberikan hadiah terindah yang telah kami nanti kedatangannya setiap
hari hingga pada akhirnya, terjawablah sudah penantian kami. Baim yang
tadinya tertidur pulas akhirnya bangun dan berkata “alhamdulillah, aim punya
adik baru.”
kecilnya dipelukannya.
kesayangannya. Tak lupa, Ibu memeluk erat putri kecilnya dengan penuh kasih
sayang dan cinta. Cinta yang tulus dari seorang ibu dan tak pernah tergantikan
oleh apapun yang ada didunia ini. Sesampainya dirumah, aku membersihkan
tempat tidur untuk ibu, membuatkannya minuman dan tak lupa menyuapkannya
ujung desa kami. Setelah membersihkan badan, aku dan keluarga langsung
semangat. Hingga akhirnya salat pun selesai lalu ayah dan aku berdoa. Didalam
“Tuhan, hari ini adalah hari yang paling indah yang engkau ciptakan untuk
seorang adik kecil yang cantik dan sehat. Terima kasih tuhan, bimbinglah selalu
keluarga kami menuju jalan suci yang telah engkau persembahkan untuk
kelurga kami. Ridhai lah dan terimalah rasa syukurku yang kupanjatkan
bahan kue yang akan kujual di warung kak siti esok hari. Tiba-tiba Baim
lalu bergegas menuju dapur untuk melihat persediaan susu untuk Baim. Tak
kulihat kaleng susu di meja dapur. Setelah kucari-cari tak kunjung dapat juga.
Dengan berat hati, aku membuatkannya teh manis pengganti susu kesukaannya
Suci.
“Baim, maafkan kakak ya, di meja hanya ada teh, susu kesukaan Baim
lupa kakak ambil di warung kak Siti, besok pagi, Insya allah, kita ambil ya
susunya. Tapi malam ini, kakak ganti susunya dengan teh manis, boleh ya?”
“iya kakak, tidak apa-apa, aim juga suka teh manis, terima kasih ya kak
“iya adik kakak tersayang,sekarang Baim tidur ya, besok pagi kakak antar
diluar rumahku untuk mengambil air wudhu. Gelap, sepi dan menakutkan ketika
berada diluar rumah di malam hari. Lalu kulaksanakan salat dan kutunggu
mushola itu.
Waktu terus berjalan, sampai akhirnya ku tak sadar aku tertidur lelap di
lantai ruang tamuku. Tak lama kemudian, ku dengar suara ketukan dan
serak dan masih dalam bayang-bayang mimpi, aku mencoba bangun dan
Ayah pun tampak kelelahan hingga akhirnya masuk menuju kamar dan aku juga
menuju kamar untuk tidur bersama Baim yang sedari tadi telah tertidur.
Part 2
Suara gema adzan subuh, membangunkan tidurku yang lelap. Aku
yang akan kuantar ke warung kak Siti. Tak lupa kusiapkan sarapan pagi yang
sederhana untuk keluargaku. Tempe goreng dan ikan goreng, sisa lauk kemarin,
mereka. Mereka tampak bersenda gurau diiringi lagu dangdut yang diputarkan
oleh Cek pon setiap akan membersihkan becak. Cek pon adalah pecinta dangdut
sejati. Konon katanya, lagu dangdut itu lagu khas dari Indonesia yang dapat