Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian kolesterol

Kolesterol adalah suatu substansi seperti lilin yang berwarna putih, secara alami
ditemukan didalam tubuh. Sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merup
akan zat yang dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk membentuk dinding sel – sel dalam
tubuh ( Nurrahmani, 2012 ). Sedangkan menurut Heslet dalam kotiah 2007) kolesterol
adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh,
terutama di dalam hati.

Menurut Nurrahmani, dalam tinjauan ilmiah kolesterol adalah senyawa lemak


kompleks yang 80% dihasilkan di dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya di luar tubuh
(zat makanan). Itu artinya, kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Kolesterol merupakan prekursor hormon – hormon steroid dan asam lemak dan
merupakan unsur pokok yang penting di membran sel. Zat ini hanya ditemukan pada
hewan.Sterol yang serupa ditemukan pada tumbuhan, tetapi sterol tumbuhan normalnya
tidak diabsorpsi di dalam saluran cerna. Kebanyakan kolesterol dalam diat terkandung
didalam kuning telur dan lemak hewani ( Ganong, 1995 ).

2.2 Sifat dan struktur kolesterol

Lipid didalam semua bagian tubuh manusia dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses metabolisme tubuh. Lipid yang terdapat didalam tubuh tidak berbentuk
bebas, akan tetapi terikat dengan protein spesifik membentuk suatu lipoprotein yang larut
dalam air. Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber
kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak, dan sebagainya
terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian di hidrolisis oleh
kolesterol esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol bebas yang terbentuk di serap
oleh mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat transport ke sistim limfatik dan akhirnya
ke sirkulasi vena. Kira kira 70% kolesterol yang di esterifikasi (dikombinasikan dengan
asam lemak), serta 30% dalam bentuk bebas.
Kolesterol merupakan suatu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak
merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi
seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak juga merupakan salah satu sumber
energy yang memberikan kalori penting yang tinggi. Di samping sebagai sumber energi,
sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita terutama untuk membentuk dinding sel yang ada di dalam darah. Pada hakikatnya
semua jaringan yang mengandung sel-sel berinti mampu mensintesis kolesterol. Retikulum
endoplasma dan sitosol sel bertanggung jawab atas sintesis kolesterol (Peter A. Mayer,
2003).
Molekul kolesterol memiliki gugus polar pada bagian kepalanya yaitu gugus
hidroksil pada posisi 3. Bagian yang lain merupakan struktur non polar yang relatif kaku.
Kolesterol dan turunan esternya, dengan lemak berantai panjang adalah komponen penting
dari lipoprotein plasma dan membran sel (Lehninger, 1990).
Struktur lipid dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1. Struktur lipid (Dawn B. Marks:2000)


Sifat kolesterol tidak larut dalam cairan darah sehingga untuk mengangkutnya ke
seluruh tubuh dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein yang bisa
dianggap sebagai pembawa kolesterol didalam darah.
Apabila seseorang tidak mengkonsumsi kolesterol maka hati akan mensintesisnya
dari asam lemak. Masukan kolesterol merupakan faktor terpenting yang menentukan kadar
kolesterol dalam darah. Peningkatan kolesterol dalam darah merupakan faktor resiko yang
penting pada penyakit jantung, terutama yang berhubungan dengan peningkatan kadar LDL
dan penurunan kadar HDL-kolesterol (Krisnatuti dan Rina, 1999).
Makanan yang mengandung Kolesterol adalah makanan yang berasal dari hewani,
seperti kulit ayam, kuning telur, dan makanan produk susu. Makanan yang mengandung
karbohidrat dan lemak seperti daging, margarine, mentega, keju, dan minyak kelapa dapat
pula dibntuk dari hati atau lever.

2.3 Jenis kolesterol

Jenis kolesterol dalam tubuh terbagi dalam tiga jenis. Jenis-jenis kolesterol tersebut
tersusun dari kolesterol, protein, dan trigliserida. Tetapi dalam tiap jenis kolesterol susunan
ketiga faktor yang menyusunnya itu memiliki jumlah yang berbeda. Jenis kolesterol yang
dimaksud antara lain sebagai berikut :
a. Kolesterol LDL: Kolesterol adalah singkatan dari kolesterol Low Density
Lipoprotein. Kolesterol ini memiliki jumlah kolesterol yang terbanyak
disbanding protein dan trigliserida. Kolesterol LDL ini berfungsi untuk
menyebarkan kolesterol yang telah di produksi oleh sel hati ke jaringan-jaringan
tubuh.
b. Kolesterol VLDL: Kolesterol VLDL adalah singkatan dati kolesterol Very Low
Density Lipoprotein. Kolesterol VLDL memiliki jumlah trigliserida yang
terbanyak disbanding protein dan kolesterol. Kolesteol VLDL memiliki sifat
seperti kolesterol LDL tetapi kandungan terbesar yang dimilikinya bukan
kolesterol tetapi trigliserida, sebagai salah satu jenis lemak yang ada di dalam
darah.
c. Kolesterol HDL: Kolesterol HDL adalah singkatan dari kolesterol High Density
Lipoprotein. Kolesterol HDL memiliki jumlah protein yang terbanyak
dibandingkan trigliserida dan juga kolesterol.(Graha, Chairinnisa. 2010).

2.4 Fungsi kolesterol

Fungsi kolesterol antara lain adalah sebagai berikut :


a. Untuk membentuk struktural khusus di seluruh sel tubuh, terutama untuk
pembentukan membran.
b. .Kolesterol berkonjungasi dengan zat lain untuk membentuk garam empedu yang
membantu pencernaan dan absorpsi.
c. Kolesterol dipakai oleh kelenjar adrenal untuk membentuk hormon adrenokartikal,
ovarium untuk membentuk progesteron dan esterogen, oleh testis untuk membentuk
testosteron.
d. Membantu mencegah evaporasi air dan kulit.(Guyton, 1997).

2.5 Metabolisme kolesterol

Pengaturan metabolisme kolesterol akan berjalan normal apabila jumlah kolesterol


dalam darah mencukupi kebutuhan dan tidak melebihi jumlah normal yang dibutuhkan.
Kadar kolesterol normal pada manusia adalah < 200 mg%. Kadar kolesterol dikatakan tinggi
apabila kadarnya melebihi 240 mg% maka beresiko terserang penyakit jantung koroner
(Alhanin, 2001).
Bambang (2004) menyebutkan bahwa selama dalam peredaran darah, ada
kecenderungan kolesterol menempel pada dinding prmbuluh darah sehingga mempersempit
pembuluh tersebut. Proses ini terjadi karena sifat dari LDL yang sangat arterogenik. Kondisi
demikian akan membuat aliran darah menjadi tidak lancar dan lemak terlarut dalam darah
semakin tidak mencukupi proses metabolisme sehingga mengganggu keseimbangan
kebutuhan oksigen dan penyediaan oksigen.
Kolesterol diserap oleh usus dan digabung kedalam kilomikron yang dibentuk
didalam mukosa. Setelah kilomikron melepaskan trigliseridanya didalam jaringan adiposus,
maka sisa kilomikron membawa kolesterol ke dalam hati. Hati dan jaringan lain juga
mensintesis kolesterol. Sebagian kolesterol di dalam hati di ekskresikan didalam empedu,
keduanya dalam bentuk bebas dan sebagai asam empedu. Sejumlah kolesterol empedu
diserap oleh usus. Kebanyakan kolesterol didalam hati di gabung ke dalam VLDL dan
semuanya bersirkulasi di dalam komplek lipoprotein.
Kilomikron merupakan lipoprotein yang mengangkut lemak menuju ke hati. Dalam
hati, ikatan lemak tersebut akan diuraikan sehingga terbentuk kembali keempat unsur lemak
tersebut, dan asam lemak yang terbentuk akan dipakai sebagai sumber energi atau bila
jumlahnya berlebih akan disimpan dalam jaringan lemak. Bila asupan kolesterol tidak
mencukupi sel hati akan memproduksinya. Dari hati, kolesterol diangkat oleh lipoprotein
yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang
memerlukan termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Apabila kandungan kolesterol yang dibawa oleh lipoprotein terlalu
banyak ke jaringan tubuh, maka akan diangkat kembali atau diuraikan dan dibuang ke
kandungan empedu sebagai cairan empedu (Nurrahmani, 2012).
Kolesterol memberikan umpan balik menghambat sintesisnya yang mengubah β –
hidroksi – βmetilglutarin – KoA ke asam mevalonat. Jadi, kalau intake kolesteroldiet tinggi,
sintesis kolesterol hati menurun serta sebaliknya. Akan tetapi, kompensasi umpan balik tidak
sempurna, karena diet yang rendah kolesterol dan lemak jenuh hanya menyebabkan
penurunan dalam kolesterol darah yang bersirkulasi (Ganong, 1995).
Seperempat dari kolesterol yang terkandung dalam darah berasal langsung dari
saluran pencernaan yang diserap oleh makanan, sisanya merupakan hasil produksi tubuh
sendiri oleh sel-sel hati. Lemak yang masuk kedalam tubuh bersama makanan akan diubah
menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Pengubahan ini terjadi
pada saat proses pencernaan didalam usus. Keempat unsur lemak tersebut diserap dalam
usus dan masuk kedalam darah. Kolesterol dan unsur lemak lain tidak larut dalam darah.
Supaya kolesterol dan lemak yang lain (trigliserida dan fospolipid) dapat diangkut dalam
darah, maka mereka harus saling mengikat diri. Tujuannya untuk membentuk senyawa yang
larut.
2.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol adalah sebagai berikut :


a. Pola makan.
Kolesterol dalam darah umumnya berasal dari menu makanan yang dikonsumsi.
Semakin banyak konsumsi makanan yang berlemak, maka akan semakin besar
peluangnya untuk menaikkan kadar kolesterol (Kartikawati, 2012)
b. Kegemukan.
Kegemukan memerlukan kolesterol 20% lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah (Sitepoe, 1992).
c. Kurang bergerak
Ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran kalori, sehingga terjadi
penumpukan kalori ( Sitepoe, 1992).
d. Umur dan jenis kelamin
Kadar kolesterol dalam darah manusia beragam dan mengalami peningkatan dengan
bertambahnya umur. Penambahan kolesterol darah berbeda menurut jenis kelamin.
Pada wanita dimulai umur dua puluhan, sementara pada pria dapat lebih awal
(Departemen gizi dan Departemen Kesehatan Masyarakat, 2013).
e. Penyakit tertentu
Kekurangan insulin atau hormon tiroid meningkatkan konsentrasi kolesterol darah,
sedangkan kelebihan hormon tiroid menurunkan konsentrasi (Guyton, 1997).

2.7 Bahan Uji Pemeriksaan Kolesterol

Bahan uji pemeriksan kolesterol dalam darah adalah sebagai berikut :


1. Serum
Serum yaitu cairan yang tersisa setelah darah dibiarkan membeku di dalam
sebuah tabung. Darah yang telah membeku didalam tabung akan mengalami retraksi
bekuan dengan akibat terperasnya cairan dalam bekuan tersebut, atau darah dalam
tabung yang di sentrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu sehingga akan
terbentuk tiga bagian yaitu serum, buffycoat dan eritrosit.
Serum di dapat dengan cara membiarkan darah dalam tabung tanpa
antikoagulan membeku dan kemudian di sentrifuge dengan kecepatan tinggi untuk
mengendapkan semua sel-selnya.Cairan diatasnya yang berwarna kuning jernih di
sebut serum. Pada proses pembekuan darah fibrinogen diubah menjadi fibrin maka
serum tidak mengandung fibrinogen lagi tetapi zat-zat lainnya masih tetap terdapat
didalamnya (Santoso, 1989).
Fibrinogen adalah protein dalam plasma darah yang berubah menjadi fibrin
sehingga menimbulkan pembekuan darah. Menurut Widmann (1995) serum pada
hakikatnya mempunyai susunan yang sama seperti plasma, kecuali fibrinogen dan
faktor pembekuan II, V, VIII, XIII yang sudah tidak ada.
2. Plasma
Plasma adalah darah dalam tabung yang berisi antikoagulan lalu disentrifuge
dalam waktu dan kecepatan tertentu, sehingga terpisah plasma dan bagian yang
lainnya. Plasma masih mengandung fibrinogen, tidak mengandung factor-faktor
pembekuan antara lain : faktor II, faktor V dan faktor VIII, serta mengandung
serotinin tinggi oleh karena perusakan platelete. Menurut Santoso (1989) plasma
masih mengandung fibrinogen, karena disebabkan penambahan antikoagulan yang
mencegah terjadinya pembekuan darah tersebut.
3. Perbedaan serum dan plasma
Berdasarkan pernyataan diatas yaitu tentang serum dan plasma, maka dapat
disimpulkan bahwa serum dan plasma diperoleh dengan cara pemisahan yang
berbeda. Perbedaan tersebut dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Serum dan Plasma

Serum Plasma
Rangkuman pemisahan cairan darah menjadi plasma dan serum diringkas dalam tabel 1.
Tabel 1 ciri-ciri plasma dan serum (Sadikin, 2001).

Ciri-ciri Plasma Serum


Warna Agak kuning dan jernih Agak kuning dan jernih
Kekeruhan Lebih kental dari air Lebih kental dari air
Fibrinogen Masih ada Tidak ada lagi
Antikoagulan Pakai Tidak pakai
Serat fibrin Tidak ada Ada dalam gumpalan
Pemisahan sel Pemusingan Penggumpalan spontan
Sel terkumpul
Endapan (sedimen) Gumpalan
didalam

Suspensi kembali sel Dapat Tidak dapat

Dari tabel satu tampak bahwa sel-sel yang terpisah dalam proses pembuatan
serum atau plasma berada dalam keadaan berbeda. Perbedaan itu terjadi karena cara
pemisahan cairan yang berbeda. Serum dipisahkan dengan cara membiarkan darah
beberapa lama dalam tabung kemudian darahtersebut akan membeku dan selanjutnya
akan mengalami penggumpalan dengan akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan.

Darah biasanya sudah membeku dalam jangka waktu 10 menit dan


pembekuan sempurna terjdi dalam waktu 24 jam (Depkes RI).Pemisahan tersebut
dapat dilakukan dngan alat sentrifuge dengan kecepatan 6000 rpm selama 10 menit.
Sedangkan plasma menurut Depkes RI dipisahkan dengan cara menambahkan
antikoagulan secukupnya pada wadah misalnya tabung yang kemudian diisi sejumlah
volume darah lalu di sentifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.

Menurut Sadikin (2001:6) dalam pembuatan serum, sel-sel darah


menggumpal secara baur dan terjebak dalam suatu anyaman yang luas dan kontraktif
dari jarring serat-serat fibrin. Sebaliknya, dalam penyiapan plasma, sel-sel darah
terendapkan dengan jelas didasar tabung, seperti pengendapan suspensi partikel lain.
Bahkan dengan jelas sekali pengendapan sel-sel darah pada pembuatan plasma
tersebut menghasilkan pemisahan sel berdasarkan masa jenis menjadi 2 bagian.
Sel-sel darah dengan cara ini akan terpisah menjadi lapisan eritrosit atau sel
darah merah yang merupakan lapisan yang tebal yang dapat mencapai hampir
separuh volume darah. Selain itu, ada pula lapisan yang tipis dan putih diatas lapisan
eritrosit. yaitu terdiri atas sel-sel leukosit dan sejumlah trombosit atau keeping darah
(Flatelete). Secara garis besar, plasma atau serum terdiri atas air pelarut dan berbagai
bahan terlarut yang ada didalamnya.
Menurut Sacher (2004:168) Perbandingan antara plasma dan serum yaitu
plasma adalah bagian cair dari darah. Diluar sistem vasculer, darah dapat tetap cair
dengan mengeluarkan fibrinogen atau menambahkan antikoagulan, yang sebagian
besar mencegah koagulasi dengan mengelasi atau menyingkirkan ion-ion kalsium.
Sitrat, oksalat, dan EDTA (Ethyline Diamine Tetra Acetat Acid) adalah
antikoagulandari golongan kelasi. Plasma yang baru diambil mengandung semua
protein yang terdapat di dalam darah yang bersirkulasi. Sedangkan serum adalah
cairan yang tersisa setelah darah menggumpal atau membeku. Koagulasi mengubah
semua fibrinogen menjadi fibrin yang padat. Serum normal tidak mengandung
fibrinogen dan beberapa factor koagulasi lainnya.
4. Antikoagulan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)
Antikoagulan dipakai untuk menghambat pembentukan bekuan darah. Tidak
seperti trombolitik, zat ini tidak melarutkan bekuan yang sudah ada tetapi bekerja
sebagai pencegahan pembentukan bekuan baru (Evelyn, 1996).
Antikoagulan EDTA (Ethylene Diamine TetraAcetic Acid) , sebagai garam
natrium atau kaliumnya. Garam-garam itu mengubah ion calcium dan darah menjadi
bentuk ion. EDTA tidak berpengaruh terhadap ukuran dan bentuknya eritrosit dan
tidak juga terhadap bentuk leukosit. Tiap 1 mg EDTA menghindarkan membekunya
1 ml darah. EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan 10%. Kalau ingin
menghindari terjadinya pengenceran darah, zat keringpun bisa dipakai, akan tetapi
harus diperhatikan untuk mengocok tabung yang berisi darah dan EDTA selama 1-2
menit sebab EDTA kering lambat melarut (Gandasoebrata, 2007).
2.8 Metode pemeriksaan kolesterol

Pemeriksaan kolesterol dilakukan dengan metode Enzimatik CHOD-PAP


(Cholesterol Oksidase Para Amino Phenazone) dan prinsipnya yaitu Ester diurai menjadi
kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol esterase. Kolesterol yang
terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one dan hydrogen peroksida oleh enzim
kolesterol oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk beserta fenol dan 4-
aminoantipirinoleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna merah. Intensitas warna
yang terbentuk sebanding dengan kadar koleterol total dalam sampel, diukur pada panjang
gelombang 546 nm. Adapun reaksi dari metode ini yaitu (Hardjoeno, 2003) :

Kolesterol Esterase
Ester Kolesterol Kolesterol + As. Lemak bebas
Kolesterol Esterase
Kolesterol + O2 Kolesten-3,4 on +H2O2
Peroksidase
2H2O2 + 4-amino Kuinoneimine + H2O
Phenazon + Phenol

2.9 Harga normal kolesterol

Menurut Kee, berikut adalah daftar nilai kadar kolesterol total dalam mg/dl

Normal < 200 mg/dl

Resiko sedang 200 – 240 mg/dl

Resiko tinggi ≥ 240 mg/dl

Bila kolesterol dalam tubuh berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh
darah dan menimbulkan suatu kondisi yang di sebut aterokierosis yaitu penyempitan atau
pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung
dan stroke (Kartikawati, 2012).

Anda mungkin juga menyukai