Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

Kolesterol (Yun :chole = empedu, stereos = padat) adalah zat

alamiah dengan sifat fisik serupa lemak tetapi berumus steroida, seperti

banyak senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangunan

esensial bagi tubuh untuk sintesa zat- zat penting, seperti membran sel

dan bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormon kelamin dan

anak ginjal, vitamin D serta asam empedu. Kolesterol terdapat pula dalam

lemak hewani, kuning telur, dan batu empedu.

Kolesterol dan telur sejak lama sekali telah dicurigai bahwa telur

dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, maka asupannya harus

dibatasi sampai 1 telur seminggu. Dewasa ini diketahui bahwa orang

sehat dapat setiap hari mengkonsumsi telur tanpa meningkatkan resiko

PJP atau stroke. Mungkin sekali kadar asam lemak jenuh yang tinggi

dalam telur juga memegang peranan dalam kasus ini.

(Tjay,2002)

Di dalam tubuh, kolesterol diangkut ke dalam darah oleh suatu

jenis lemak yang disebut lipoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein,

antara lain High Density Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein

(LDL). HDL dikenal sebagai kolesterol “baik”, karena membawa kolesterol

yang berlebihan dari sel kembali ke hati untuk diekskresi dalam tubuh.
Sedangkan LDL membawa kolesterol dari hati ke jaringan lainnya dan jika

jumlahnya berlebihan akan didepositkan pada dinding arteri yang dapat

membentuk plak. Inilah yang dapat menyumbat arteri dan menghalangi

aliran darah dan oksigen ke jantung atau otak sehingga dapat terjadi

serangan jantung atau stroke. LDL ini dikenal sebagai kolesterol jahat.

Oleh karena itu LDL perlu dihindari. Kadar LDL dapat ditingkatkan dengan

jalan mengurangi konsumsi lemak dan kolesterol, melakukan latihan

aerobik, tidak merokok dan mempertahankan berat badan ideal

(Anonim,2012)

Adapun maksud dari percobaan yaitu untuk mengetahui efek

antihiperlipidemik pada sediaan obat terhadap hewan uji mencit (Mus

musculus)

Adapun tujuan dari percobaan yaitu untuk mengetahui dan

mengamati efek antihiperlipidemik pada sediaan obat yang diberikan

secara oral terhadap hewan uji mencit (Mus musculus) dengan mengukur

kadar kolesterol darah menggunakan alat glukometer sebelum maupun

sesudah diinduksi dengan propiltiourasil (PTU) delama 3 hari.

Adapun prinsip dari percobaan yaitu berdasarkan percobaan

yang dilakukan dengan menentukan efek antihiperlipidemik suatu sediaan

obat yaitu Gemfibrozil dan Simvastatin serta Na.CMC 1% sebagai kontrol

negatif yang sebelumnya diinduksi dengan propiltiourasil 0,01% selama 3

hari dengan mengukur kadar kolesterol darah dalam plasma terhadap

hewan uji mencit (Mus musculus) dengan menggunakan alat glukometer.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Antihiperlipidemik

Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan

kadar lipid plasma. Tindakan menurunkan kadar lipid plasma

merupakan salah satu tindakan yang ditujukan untuk menurunkan

resiko penyakit ateriosklerosis.

Ateriosklerosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri.

(Tanu,2005).

Peningkatan kadar lipoprotein dalam darah dapat berupa :

1. Kadar LDL dan kolesterol total (Hiperkolesterolemia)

2. Kadar trigliserida atau minyak (Hipertrigliseridemia)

(Anonim,2012)

Lipida darah terutama terdiri atas kolesterol, trigliserida

(minyak), asam lemak bebas, dan fosfolipida yang semuanya tidak

dapat larut dalam darah (>50% terdiri dari air).

Oleh karena itu lipida diangkutt melalui plasma darah dalam

inti partikel- partikel yang memiliki kulit (shell) hidrofil yang terdiri dari

fosfolipida dan kolesterol bebas. Lapisan permukaan ini juga terdiri dari

apolipoprotein yang berfungsi sebagai “etiket/ label” untuk reseptor-

reseptor sel. Senyawa kompleks dengan protein transport ini disebut


lipoprotein yang dapat bercampur, baik dengan darah dua pertiga dari

plasma lipoprotein disintesa dalam hati.

(Tjay,2002)

Dengan elektroforesis lipoprotein dibedakan menjadi 5

golongan besar:

1. Kilomikron

Lipoprotein dengan berat molekul terbesar ini lebih dari

80% komponennya dari 5% kolestrol ester. Kilomikron membawa

trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot rangka, juga

membawa kolesterol makanan ke hati. Adanya kilomikron dalam

plasma sewaktu puasa dianggap abnormal. Kilomikron membentuk

lapisan krim di atas plasma yang diinginkan.

2. Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL, Very Low Density

Lipoprotein)

Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida (endogen) dan

10- 15% kolesterol. Lipoprotein ini dibentuk dari asam lemak di hati.

Karena asam lemak bebas dan gliserol dapat disintesis dari

karbohidrat, maka makanan kaya karbohidrat akan meningkatkan

jumlah VLDL. Kadar trigliserida juga mungkin berubah oleh pengaruh

berat badan, minum alkohol, stress dan latihan fisik.

Efek aterogenik VLDL begitu belum jelas, tetapi

hipertrigliseridemia mungkin merupakan tanda bahwa kadar HDL


kolesterol rendah dan sering dihubungkan dengan kegemukan,

intoleransi glukosa dan hiperirisemia

3. Lipoprotein densitas sedang (IDL, Intermediate Density Lipoprotein)

IDL ini kurang mengandung trigliserida (30%), lebih banyak

kolesterol (20%) dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B

dan E. IDL adalah zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL

dikatabolisme menjadi IDL, tidak terdapat dalam kadar yang besar

kecuali bila terjadi hambatan konvensi lebih lanjut. Bila terdapat

dalam jumlah banyak IDL akan terlihat sebagai kekeruhan dalam

plasma yang didinginkan meskipun ultra sentrifugasi perlu dilakukan

untuk memastikan adanya IDL.

4. Lipoprotein densitas rendah (LDL, Low Density Lipoprotein)

LDL merupakan lipoprotein penyangkut kolesterol terbesar

pada manusia (70% total). Partikel LDL mengandung trigliserida

sebanyak 10% dan kolesterol 50%. LDL merupakan metabolit VLDL,

fungsinya membawa kolesterol ke jaringan perifer (untuk sintesis

membran plasma dan hormon steroid). Kadar LDL plasma

tergantung dari banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan,

asupan lemak jenuh, kecepatan produksi, dan eliminasi LDL dan

VLDL. LDL adalah komponen normal plasma dalam keadaan puasa

5. Lipoprotein densitas tinggi (HDL, High Density Lipoprotein)

HDL berfungsi mengangkut kolesterol dari jaringan perifer

ke hati, sehingga penimbunan kolesterol di perifer berkurang. Kadar


HDL menurunkan pada kegemukan, penderita diabetes yang tidak

terkontrol dan pada pemakai kombinasi estrogen- progestin. HDL

secara normal terdapat dalam plasma puasa.

Lipid darah diangkut dengan 2 cara, yaitu :

1. Jalur eksogen

Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan

dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron ini akan diangkut

dalam saluran limfe lalu ke dalam darah via duktus torasikus. Di

dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron mengalami

hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel

endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan

kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus endotel dan

masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi

trigliserida kembali (cadangan) atau dioksidasi (energi).

2. Jalur endogen

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut

secara endogen dalam bentul VLDL kaya trigliserida dan mengalami

hidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu

IDL dan LDL. LDL merupakan lipoprotein yang mengandung

kolesterol paling banyak (60 - 70%). LDL mengalami katabolisme

melalui reseptor dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor

dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen.


Tipe- tipe hiperlipidemia :

1. Tipe I. Tipe ini memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu

puasa bahkan dengan diet lemak normal dan biasanya disebabkan

oleh defisiensi lipoprotein lipase yang dibutuhkan untuk metabolisme

kilomikron

2. Tipe II. Pada tipe ini terjadi peninggian LDL dan apoprotein B dengan

VLDL kadar normal (tipe IIa) atau meningkat sedikit (tipe IIb). Bentuk

paling umum hiperlipidemia tipe II diduga disebabkan oleh

penurunan jumlah reseptor LDL berafinitas tinggi. Pada heterozigot

jumlah reseptor LDL primer fungsional kira- kira setengah nilai

normal dan homozigot lebih sedikit lagi. Blokade degradasi LDL

menyebabkan penimbunan LDL dalam plasma yang kemudian

meningkatkan deposit lemak di dinding arteri.

3. Tipe III. Penimbunan IDL pada tipe ini mungkin disebabkan oleh

blokade parsial dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan

produksi apoprotein B atau peningkatan kadar apoprotein E total.

Pada beberapa penderita dengan kelainan familial tipe III ditemukan

defisiensi atau hilangnya apoprotein E - III yang tinggi afinitasnya

terhadap hati. Pada penderita ini sisa VLDL dan sisa kilomikron oleh

hati dihambat dan terjadi kumulasi di darah dan jaringan. Pada

kelainan kolesterol serum dan trigliserida meningkat (350 - 800

mg/dl).
4. Tipe IV. Tipe ini mungkin merupakan hiperlipidemia yang terbanyak

dijumpai di Negara Barat. Di sini terjadi peningkatan VLDL dengan

hipertrigliseridemia. Gejala klinik muncul pada usia pertengahan.

Mekanisme kelainan yang familial tidak diketahui, tetapi tipe IV yang

didapat biasanya bersifat sekunder akibat penyakit lain, alkoholisme

berat atau diet kaya karbohidrat, dan biasanya penderita gemuk.

5. Tipe V. Tipe ini memperlihatkan kumulasi VLDL dan kilomikron,

mungkin karena gangguan katabolisme trigliserida eksogen dan

endogen. Karena semua lipoprotein terdiri dari kolesterol, kadar

kolesterol mungkin meningkat jika kadar trigliserida terlalu tinggi.

(Tanu,2005)

Jenis- jenis hiperlipidemia yang dapat terjadi adalah :

1. HLD keturunan

2. HLD akibat susunan pangan

3. HLD sekunder akibat penyakit

Hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia merupakan faktor

resiko bagi atheroselerosis dan akhirnya penyakit jantung dan

pembuluh (PJP), khususnya angina dan infark jantung. Faktor resiko

lainnya adalah merokok, diabetes, dan hipertensi, selain itu juga dapat

dissebabkan oleh :

1. Stress
2. LDL tinggi (>175 mg %)

Dapat diturunkan dengan penurunan berat badan dan diet

dengan mengurangi lemak jenuh dan kolesterol serta peningkatan

asupan lemak tak- jenuh, serat dan protein nabati

3. HDL rendah (<35 mg%)

Dapat disebabkan oleh merokok, obesitas dan kurang

gerak badan , juga akibat obat- obat seperti diuretika dan β- blokers,

hormon kelamin (anabolika) dan hormon stress (adrenalin dan

kortisol).

Nilai kolesterol dan trigliserida normal untuk Indonesia dan

Negara Barat :

Kadar Ideal mg% Normal (mg Meningkat Sangat


plasma (mmol) %) sedang
Kolesterol <200 200 - 225 >225 >250
total <195,5 195 - 250 >250 (6,5) >310 (8,0)
Trigliserida <200 200 - 240 >240 >1000
(puasa) <90 (1,0) 90 - 180 >180 (2,0) >550 (6,0)
LDL- Kol <130 130 - 160 >160 >200
<140 (3,6) 140 - 175 >175 (4,5) >220 (5,7)
HDL-Kol >60 35 - 60 <35
(puasa) >4,5 30 - 75
Kol.Total: <4,5
HDL
Faktor perhitungan : kolesterol: mmol/l = 0,00259x mg%
Trigliserida: mmol/l = 0,011x mg%

(Tjay,2002)
B. Penggolongan Obat

Antilipemika adalah obat yang dapat menurunkan kadar

kolesterol dan atau trigliserida darah yang tinggi. Obat- obat tersebut

sekarang ini tersedia dalam 4 kelompok utama :

1. Damar penukar- anion/ pengikat asam empedu

Berdaya mengikat asam empedu sehingga sekresi

kolestreol ditingkatkan. Khususnya menurunkan LDL - kolesterol

(Tipe IIa) dan kolesterol total dengan 8 - 15%, bersama nikotinat

sampai 40% dan bekerja sinergistis dengan penghambat HMG - CoA

reduktase. Contoh : kolestiramin dan kolestipol

2. Derivate nikotinat

Terutama menurunkan trigliserida (TG) dan VLDL, efeknya

terhadap kolesterol total dan LDL lebih ringan. Berhubung efek

sampingnya yang tidak nyaman (vasodilatasi pembuluh muka,

flushing), khususnya digunakan sebagai obat tambahan pada damar

dan fibrat. Contoh : asam nikotinat (Niacin), Acipimox (Olbetam,

Nedios)

3. Fibrat

Berkhasiat menurunkan trigliserida (TG) dan VLDL dengan

kuat, kolesterol total hanya sedikit, LDL dapat diturunkan pula.

Sedangkan HDL dinaikkan sedikit, kecuali Gemfibrozil yang

menaikkan HDL dengan kuat. Obat- obat ini dapat menurunkan

secara efektif terutama kadar TG yang tinggi (k.l.30%) berdasarkan


penghambatan pemasukan kilomikron dari usus ke darah dan

inaktivasi lipoprotein yang meningkatkan katabolisme dari lipoprotein

lipase yang meningkatkan katabolisme dari lipoprotein yang kaya

akan TG. Juga digunakan pada HDL campuran. Singkatnya fibrat

meningkatkan kadar HDL (k.l.10%) dan menurunkan kadar LDL

dengan 10-15%. Contoh : klofibrat, simfibrat, fenofibrat, dan

bezofibrat.

4. Statin

Senyawa penghambat- reduktase (HMG-CoA-reduktase-

Inhibitors) ini berdaya menurunkan sintesa kolesterol endogen dalam

hati dan demikian terjadi penurunan kolesterol total dengan kuat,

LDL (dg 30-40%), TG dan VLDL lebih ringan, sedangkan HDL

dinaikkan. Dapat dikombinasi dengan damar untuk pengobatan

hiperlipidemia yang parah. Statin juga berkhasiat antitrombotis, anti-

aritmia, dan antiradang dengan jalan menghambat sitokin- sitokin

tertentu. Contoh : lovastatin, simvastatin, pravastatin, atorvastatin,

dan rosuvastatin.

5. Obat lainnya

Neomisin sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan

damar, bawang putih, minyak ikan, dan sterol serta stanol nabati.

Kedua zat terakhir termasuk kelompok penghambat- absorpsi

kolesterol yang berdaya menurunkan LDL kolesterol.


Tabel antilipemika dan daya kerjanya

TG TK VLDL LDL HDL Mekanisme kerja

Damar-damar + -- + -- - Mengikat asam

- kolestiramin empedu:

- kolestipol pencegahan

reabsorpsinya.

Sintesa

VLDL/TG>

Asam nikotinat - - - -- - + Menaikkan

- acipimox ekskresi KT via

hati

Fibrat -- o -- - o Ekskresi TG>

- klofibrat Perombakan

- bezafibrat VLDL >

- simfibrat Sintesa KT <.


-- - -- - ++
Gemfibrozil Lipoproteinlipase

>, sintesa VLDL <

Statin

-l ovastatin - -- - --- + Menghambat

- pravastatin - -- - --- + sintesa kolesterol

- simvastatin + -- - --- + Sintesa reseptor

- atorvastatin + -- - --- + LDL >

fluvastatin + -- - --- +
TG= Trigliserida, KT = Kolesterol total

+ = Peningkatan, ++ = Peningkatan kuat, o = netral

- = Penurunan, + = Penurunan kuat, - - - = p, kuat sekali

(Tjay,2002)
C. Pengobatan Hiperlipidemik

1. HLD Ringan dengan nilai kolesterol k.l 240 mg% atau TG k.l 310 mg

%) akibat kebiasaan dan susunan makanan salah, biasanya dimulai

dengan diet. Bahan makanan hendaknya miskin lemak jenuh dan

kolesterol serta kaya serat nabati (lebih kurang 200 g sayuran, 2-3

butir buah- buahan sehari). Dengan diet tersebut dapat dicapai

penurunan kolesterol sekitar 10%.

2. HLD Berat. Bila efeknya belum memuaskan atau bila kadar

kolesterol > 310 mg% perlu diberikan suatu obat antilipemik,yakni

damar,statin atau kombinasinya. Derivat nikotinat yang dapat di

gunakan pada hiperlipidemia jenis familial tertentu dianjurkan suatu

statin.

(Tjay,2002).
D. Uraian Bahan dan Uraian Obat

1. Alkohol (Depkes RI 1979 Hal.63)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol

Berat Molekul : 46,07

Rumus Molekul : C2H6O

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah

menguap dan mudah bergerak, bau khas,

rasa panas. Mudah terbakar dengan

memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kloroform P

dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

Khasiat/penggunaan : Zat tambahan.

2. Aquadest (Depkes RI 1979 Hal.96)

Nama Resmi : AQUADESTILLATA

Nama Lain : Air suling

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau

dan tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


Khasiat/penggunaan : Sebagai pelarut.

3. Gemfibrozil (Depkes RI 1995 Hal. 406)

Nama Resmi : GEMFIBROZILUM

Nama Lain : Gemfibrozil

Rumus molekul : C15H22O3

Berat molekul : 250,34

Pemerian : Hablur padat serupa lilin, putih

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam

etanol, dalam metanol dan dalam kloroform.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Farmakokinetik : Kadar puncak Gemfibrozil dalam plasma di

capai dalam 1 – 2 jam dan keadaan mantap

tercapai dalam 7 – 14 hari pada pemberian 2

x 600 mg sehari, masa paruhnya kira-kira 1 ½

jam. 70% dari obat ini di ekskresi secara utuh

terutama dalam urin.

Efek Samping : gangguan saluran cerna (sakit perut, mual,

dan diare)

Indikasi :untuk hiperlipidemia (tipe III, IV, atau V) yaitu

pasien-pasien dengan kadar trigliserida >750

mg/dl yang tidak bisa diatasi dengan diet dan

obat penurun trigliserida yang lain.

Kontra indikasi : Gemfibrozil dikontraindikasikan pada pasien


dengan gangguan fungsi ginjal dan empedu,

wanita hamil dan menyusui.

(Tanu, Ian, 2005)

4. Na.CMC (Depkes RI 1979Hal. 401)

Nama Resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELULLOSUM

Nama Lain : Natrium Karboksimetil selulosa

Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning

gading,tidak berbau atau hampir tidak berbau

higroskopik.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air membentuk

koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P,

dalam eter P, dan dalam pelarut organik lain.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat/penggunaan : Zat tambahan

5. Propiltiourasil (Depkes RI 1979 Hal.535)

Nama Resmi : PROPYLTHIOURACILUM

Nama Lain : propiltiourasil

Rumus molekul : C7H10N2OS

Berat molekul : 170,23

Rumus Molekul :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih atau kuning


gading muda, tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; agak sukar larut

dalam etanol (95%); larut dalam larutan alkali

hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Antitiroidum

6. Simvastatin (Depkes RI 2007)

Nama resmi : SIMVASTATIN

Nama lain : Butanoid acid

Rumus molekul : C25H38O5

Sifat Fisikokimia : Simvastatin merupakan serbuk kristal warna

putih, nonhigroskopis. Praktis tidak larut

dalam air dan sangat larut dalam kloroform,

metanol dan etanol.

Indikasi : hiperkolesterolemia primer, heterozygous

familail hiperkoleterolemia, homozygous

familial hiperkolesterolemia, atau tipe

hiperkolesterolemia campuran pada pasien

yang tidak menunjukkan respon yang adekuat

terhadap diet dan tindakan lain yang sesuai.

Dosis : Hyperkolesterolemia primer, hyperlipidemia

kombinasi , 10 – 20 mg sehari pada malam

hari, interval disesuaikan paling sedikit 4


minggu; kisaran dosis lazim 10 – 80 mg sekali

sehari pada malam hari. Hyperkolesterolemia

familial homozygous , 40 mg sehari pada

malam hari atau 80 mg sehari terbagi dalam 3

dosis (dengan dosis terbesar pada malam

hari).

Famakologi : Farmakodinamik/Farmakokinetik

Onset kerja : > 3 hari. Efek puncak : 2

minggu. Absorpsi : 85%.

Metabolisme : Dihati melalui CPY3 A$,first

pass effect. Bioavailabilitas : < 5 %.

T ½ eliminasi : tidak diketahui, waktu untuk

mencapai puncak : 1,3-2,4 jam.

Ekskresi : Feses (60%), Urine (13%).

Penyimpanan : Tablet harus disimpan dalam wadah yang

tertutup rapat pada suhu antara 5°C hingga

30°C (41°F hingga 86°F).

Kontra Indikasi : Statin kontraindikasi pada pasien dengan

penyakit hati yang aktif (tes fungsi hati

abnormal yang persisten) , pada kehamilan

dan menyusui, porphyria

Mekanisme aksi : Simvastatin adalah turunan metilasi dari

lovastatin yang bekerja secara kompetitif


menghambat 3-hydroxy-3 methylglutaryl-

coenzyme A (HMG CoA) reduktase, enzim

yang sangat berperan dalan katalisasi

biosintesis kolesterol.

Indikasi :Hiperkolesterolemia primer, heterozygous

familial hiperkolesterolemia atau tipe

hiperkolesterolemia campuran pada pasien

yang tidak menunjukkan respon yang ada

kuat terhadap diet dan tindakan lain yang

sesuai.

Kontra indikasi : Statin kontra indikasi pada pasien dengan

penyakit hati yang aktif (tes fungsi hati yang

abnormal yang persisten), pada kehamilan

dan menyusui.

Efek samping : Myositis reversibel merupakan efek samping

yang jarang tetapi bermakna ( significant side

effect). Statin juga menyebabkan sakit kepala,

mempengaruhi hasil fungsi fungsi hati

(hepatitis jarang terjadi). Paraesthasin dan

efek pada saluran cerna termasuk nyeri

abdomen, mual dan muntah.


E. Metode Pengujian

Telah diketahui bahwa kolesterol dapat mengendap pada

dinding arteri yang makin lama semakin banyak, sehingga dapat

menyebabkan terjadinya penyempitan dan penyumbatan dinding arteri

dengan akibat terjadi oterosklorosis. Karena itu penurunan kadar

kolesterol yang meningkat atau penghambatan terhadap kemungkinan

peningkatan kadar kolesterol dalam darah diperlukan agar diperoleh

kadar yang normal. Hiperlipidemik adalah Obat yang digunakan untuk

menurunkan kadar lipid dalam plasma. Hipolipidemik dapat berasal dari

senyawa kimia sintetik hormon, maupun bahan alam. Obat yang

dipakai bekerja antara lain menaikkan aktivitas lipoprotein, menurunkan

esterifikasi dari trigliserida dan meningkatkan up take LDL dari plasma.

Ada beberapa metode percobaan yang dapat digunakan

antaranya dengan pemberian kolesterol dalam diet, trikom,

propiltiourasil untuk meningkatkan kadar lemak darah yang kemudian

diupayakan penurunannya dengan pemberian sediaan uji yang bersifat

antihiperlipidemia, sebagai hewan uji dapat di gunakan Tikus atau

Kelinci.

Metode yang dipakai disini mencakup :

1. Induksi peningkatan kolesterol secara eksogen dan endogen

Prinsip Metode:

Tikus diberi bahan uji secara oral selama 2 minggu. Di

samping itu diberi diet dengan kadar kolesterol tinggi dan air minum
yang mengandung propiltiourasil. Ditentukan kemudian kadar

kolesterol darah.

2. Induksi peningkatan kolesterol secara endogen

Prinsip metode :

Kepada hewan uji hanya diberi larutan propiltiourasil

0,001% tanpa diet setelah ditentukan kadar kolesterol awal.

Pemberian dilakukan selama 10 hari sebagai pengganti diet

diberikan makanan standar dari laboratorium hewan. Setelah

diinduksi dilakukan pengambilan darah ekor dan dilakukan kadar

kolesterol darah secara spektrofotometris pada panjang gelombang

tertentu. Bahan uji diberikan secara oral juga selama 10 hari.

(Santoso,B.1993).
F. Uraian Hewan Uji

1. Klasifikasi Mencit (Anonim,2012)

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

2. Morfologi Mencit (Malole, 1989)

Mencit atau mouse adalah hewan pengerat (rodentia) yang

cepat berbiak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi

genetiknya cukup besar, serta sifat anatomis dan fisiologisnya

terkarakterisasi dengan baik.

Mencit hidup dalam daerah yang cukup luas

penyebarannya mulai dari iklim dingin, sedang maupun panas dan

dapat hidup terus menerus dalam kandang atau secara bebas

sebagai hewan liar. Mencit paling banyak digunakan dilaboratorium,

untuk sebagai penelitian yang sering digunakan adalah mencit albino

swiss (swiss albino mice) yang dibagi berdasarkan sifat genetik dan

sifat lingkungan hidupnya.

3. Karakteristik Mencit (Malole, 1989)

Berat badan dewasa : - jantan : 20-40 g


-betina: 25-40 g

Berat lahir : 0,5-1,5 g

Luas permukaan tubuh : 20 g : 36 cm2

Temperatur tubuh : 36,5-38,0 ͦC

Jumlah diploid : 40

Harapan hidup : 1,5-3,0 tahun

Konsumsi makanan : 15 g/100 g/hari

Konsumsi air minum : 15 ml/100 g/hari

Mulai dikawinkan : -jantan : 50 hari

-betina : 50-60 hari

Siklus birahi : 4-5 hari

Lama kebuntingan : 19-21 hari

Jumlah anak perkelahiran : 10-12

Produksi anak : 8/bulan

Jumlah pernapasan : 94-163/menit

Komposisi air susu : Lemak 12,1 %

Protein 9,0 %

Laktosa 3,2 %

Penggunaan oksigen : 1.63-2,17 ml/g/jam

Detak jantung : 325-780/menit

Volume darah : 76-80 mg/kg

Tekanan darah : 113-147/81-106 mmHg


BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

a. Batang pengaduk

b. Bisturi (pisau bedah)

c. Botol obat

d. Etiket

e. Gelas ukur

f. Gelas kimia

g. Labu ukur

h. Spidol

i. Spoit oral

j. Glukometer

k. Sendok tanduk

l. Timbangan analitik

m. Timbangan digital

2. Bahan yang digunakan

a. Aquadest

b. Alkohol

c. Simvastatin 20 mg

d. Gemfibrozil 300 mg

e. Hewan uji Mencit (Mus musculus)


f. Propiltiurasil (PTU) 100 mg (0,01%)

g. Na. CMC 1 %

h. Kapas

B. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Anti hiperlipidemik dilaksanakan pada hari sabtu

24 januari 2016 pada pukul 12.00 WITA – selesai. Di laboratorium

Biofarmaseutika, Universitas Indonesia Timur, Makassar.

C. Prosedur Kerja

1. Pengambilan Sampel atau Obat

Sampel obat Simvastatin, gemfibrozil serta Na. CMC 1%

sebagai pembanding dan PTU (propiltiurasil) sebagai penginduksi

di ambil dari Laboratorium Biofarmaseutika, Universitas Indonesia

Timur, Makassar.

2. Pembuatan Pensuspensi

a. Pembuatan Suspensi Na.cmc 1%

1). Disiapkan alat dan bahan.

2). Ditimbang 1 gram serbuk Na. CMC lalu dilarutkan dalam 100

ml air panas dan di aduk homogen.

3). Dimasukkan ke dalam wadah diberi etiket.

b. Pembuatan Suspensi Propiltiurasil (PTU) 0,01 %

1). Disiapkan alat dan bahan.

2). Ditimbang 10 mg serbuk Propiltiurasil (PTU) lalu dilarutkan

dalam 100 ml Na. CMC dan kocok homogen.


3). Dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket.

3. Pembuatan Suspensi Obat

a. Pembuatan Suspensi Gemfibrozil

1).Disiapkan alat dan bahan.

2).Ditimbang serbuk Gemfibrozil sebanyak 105,3 mg lalu

disuspensikan dengan 100 ml Na.cmc 1% b/v, kocok

homogen.

3).Dimasukkan ke dalam botol allu diberi etiket.

b. Pembuatan suspensi Simvastatin

1).Disiapkan alat dan bahan.

2).Ditimbang serbuk Simvastatin sebanyak 76 mg lalu

disuspensikan dengan 100 ml Na.cmc 1% b/v, kocok

homogen.

3). Dimasukkan ke dalam botol lalu diberi etiket.

4. Penyiapan Hewan Uji

a. Disiapkan hewan uji Mencit (Mus musculus).

b. Di pilih 9 ekor Mencit yang baik dan sehat.

c. Dipuasakan hewan uji Mencit 2-8 jam lalu ditimbang berat

badan Mencit dan dibagikan ke dalam 3 kelompok (1 kelompok

3 ekor hewan uji).

5. Perlakuan

a. Untuk Gemfibrozil

1). Disiapkan alat dan bahan.


2). Diambil darah Mencit dengan cara pada ujung ekor dipotong

sedikit dengan bisturi lalu diteteskan pada strip kemudian

diukur kadar kolesterol darahnya pada masing-masing hewan

uji Mencit.

3). Diinduksikan dengan Propiltiurasil secara oral sebanyak 0,86

ml untuk Mencit I (26 g) , 0,8 ml untuk Mencit II (24 g) dan

0,96 ml untuk mencit III (29 g)

4). Setelah hari ketiga diberikan suspensi obat Gemfibrazil 0,86

ml untuk Mencit I (26 g) dan 0,8 ml pada Mencit II (24 g) dan

0,96 ml untuk mencit III (29 g)

5). Diukur kembali kadar kolesterol darah pada masing-masing

Mencit.

b. Untuk Simvastatin

1). Disiapkan alat dan bahan

2). Diambil darah Mencit dengan cara pada ujung ekor dipotong

sedikit dengan bisturi lalu diteteskan pada strip kemudian

diukur kadar kolesterol darahnya pada masing-masing hewan

uji Mencit.

3). Diinduksikan dengan Propiltiurasil secara oral sebanyak 0,8

ml untuk Mencit I (24 g) , 0,7 ml untuk Mencit II (21 g) dan 0,7

ml untuk mencit III (21 g) selama 3 hari berturut-turut (3x24

jam).
4). Setelah hari ketiga diberikan suspense simvastatin sebanyak

0,8 ml untuk Mencit I (24 g) , 0,7 ml untuk Mencit II (21 g) dan

0,7 ml untuk mencit ke III (21 g)

5). Diukur kembali kadar kolesterol darah pada masing-masing

Mencit.

c. Untuk Na.CMC 1%

1). Disiapkan alat dan bahan.

2). Diambil darah Mencit dengan cara pada ujung ekor dipotong

sedikit dengan bisturi lalu diteteskan pada strip kemudian

diukur kadar kolesterol darahnya pada masing-masing hewan

uji Mencit.

3). Diinduksikan dengan Propiltiurasil secara oral sebanyak 0,76

ml untuk Mencit I (23 g) , 0,8 ml untuk Mencit II (24 g) dan

0,98 ml untuk menci ke III ( 29 G) selama 3 hari berturut-turut

(3x24 jam).

4). Setelah hari ketiga diberikan suspensi Na.CMC 1 %

sebanyak 0,76 ml untuk Mencit I (23 g) 0,8 ml untuk Mencit II

(24 g) dan 0,98 ml untuk mencit ke III ( 29 g)

5). Diukur kembali kadar kolesterol darah pada masing-masing

mencit.

6. Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan dilakukan dengan mengukur kadar kolesterol

darah pada hewan uji mencit (Mus musculus) sebelum maupun


sesudah diinduksi Propiltiurasil (PTU) 0,01 % dan pemberian

sediaan obat antihiperlipidemik.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan hasil

pengamatan lalu dilakukan pengolahan uji ANAVA.

7. Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu analisis rancangan

acak lengkap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Perlakuan
BB Kolester Setelah (mmHg) Total Rata- rata
Perlakuan No H.U ol awal induksi
perlakuan perlakuan
(g) (mmHg) (mmHg)
I II III

1 23 38 148 145 144 144 433 144,333


Na.CMC
2 24 26 129 125 124 123 372 124
1%
3 29 45 154 150 149 148 447 149

1 24 28 123 120 94 85 299 99,666

Simvastatin 2 21 29 119 115 99 97 311 103,666

3 21 38 118 116 110 75 301 100,333

1 26 80 124 115 96 88 299 99,666

Gemfibrozil 2 24 76 159 138 89 77 304 101,333

3 29 42 132 128 75 50 253 84,333

Х
B. Pembahasan

Hiperlipidemia adalah keadaan dimana lipoprotein darah

meningkat akibat predisposisi genetik (keturunan) atau yang

berhubungan dengan diet individual.

Dalam keadaan normal hati melepaskan kolesterol ke darah

sesuai kebutuhan. Tetapi bila diet mengandung terlampau banyak

kolesterol atau lemak hewani jenuh maka kadar kolesterol darah akan

meningkat.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efek-

efek obat antihiperlipidemia yaitu simvastatin dan gemfibrozil dalam

menurunkan kadar kolesterol darah pada hewan uji mencit (Mus

musculus) dimana sebelumnya mencit diinduksi dengan propiltiourasil

(PTU) selama 3 hari. Propiltiourasil digunakan sebagai penginduksi

karena propiltiourasil adalah zat antitiroid yang berfungsi menekan

hormon tiroid sehingga kadar kolesterol naik, dimana salah satu fungsi

kolesterol adalah membentuk hormon tiroid.

Percobaan ini dilakukan dengan cara 9 ekor hewan uji mencit

yang telah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yang dipuasakan

terlebih dahulu selama 2- 8 jam untuk mengurangi variasi biologis yang

mungkin dapat terjadi sehingga efek obat yang diinginkan dapat cepat

diamati. Setelah itu, masing- masing hewan uji diinduksi dengan

propiltiourasil (PTU) sesuiai dengan volume pemberian masing- masing

hewan uji, yang sebelumnya diukur terlebih dahulu kadar kolesterol


awal masing- masing mencit dengan menggunakan glukometer.

Penginduksian PTU dilakukan selama 3 hari karena efeknya yang

dapat meningkatkan kadar kolesterol baru muncul setelah pemberian

PTU dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus. Setelah

diinduksi PTU pada hari ke-4 mencit diukur kadar kolesterol darahnya

kemudian disuntikkan dengan sediaan obat yaitu gemfibrozil dan

simvastatin dan Na.CMC 1% sebagai kontrol negatif (zat pembanding)

secara oral selama 3 hari berturut- turut, lalu diukur kembali kadar

kolesterol darah akhir mencit dan dihitung persen (%) penurunan rata-

rata kadar kolesterol dari masing- masing mencit.

Dari hasil pengamatan , untuk sediaan simvastatin kadar

kolesterol darah mencit rata- rata sebelum penginduksian PTU sebesar

31,666 mmHg dan nilai kolesterol darah setelah diinduksi PTU sebesar

120 mmHg dan % penurunan kadar kolesterol darah sebesar

21,227,karena simvastatin merupakan golongan obat statin

(penghambat reduktase) yang berkhasiat menurunkan kadar LDL dan

kolesterol total, kadar VLDL dan TG juga diturunkan, sedangkan HDL

dinaikkan sedikit, dengan mekanisme kerja berdasarkan penghambatan

enzim HMG-CoA-reduktase yang berperan esensial dalam hati untuk

pengubahan HMG-CoA menjadi asam mevalonat yang dapat

membentuk kolesterol. Sedangkan untuk gemfibrozil, kadar kolesterol

darah mencit sebelum diinduksi PTU sebesar 66 mmHg, setelah

induksi 138,333 dan % penurunann kadar kolesterol darah mencit


sebesar 59,248%. Karena gemgibrozil merupakan golongan fibrat yang

berdaya menurunkan kadar trigliserida (VLDL) dan kolesterol darah

(LDL), sedangkan HDL dinaikkan. Mekanisme kerjanya berdasarkan

penghambatan produksi VLDL dan stimulasi lipase untuk merombak

trigliserida. Sedangkan untuk Na.CMC 1% tidak terlalu mempengaruhi

% penurunan kadar kolestreol karena hanya merupakan zat

pembanding atau sebagai kontrol negatif.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan analisis data dan pembahasan

dapat disimpulkan bahwa :

1. Obat simvastatin dan gemfibrozil dapat menurunkan kadar kolesterol

darah pada mencit dimana simvastatin dapat menurunkan kadar

kolesterol sebesar 21,227% dan gemfibrozil sebesar 59,248%.

2. Gemfibrozil bekerja lebih baik dalam menurunkan kadar kolesterol

mencit disbanding simvastatin, dimana gemfibrozil merupakan

golongan fibrat dengan mekanisme kerja berdasarkan

penghambatan produksi VLDL dan stimulasi lipase untuk merombak

trigliserida, sedangkan simvastatin merupakan golongan statin

dengan mekanisme kerja menghambat enzim HMG-CoA-reduktase

yang akan membentuk asam mevalonat, sedangkan, dan Na.CMC

1% tidak terlalu memberikan efek yang besar karena hanya

digunakan sebagai kontrol negatif (zat pembanding).

B. Saran

Disarankan pada percobaan antihiperlipidemik dilakukan

sesuai dengan prosedur dan metode berdasarkan literatur yang ada

dan untuk percobaan berikutnya diharapkan menggunakan metode lain

dengan menggunakan hewan uji yang bervariasi seperti tikus, marmut,

atau kelinci.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Mencit. (Online) http://wikipedia.org


Diakses tanggal 18 November 2012
Anonim. 2012. Tidak Semua Kolesterol Itu Jahat. (Online)
http://bangka.tribunnews.com
Diakses tanggal 18 November 2012
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Dirjen POM; Jakarta
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Dirjen POM; Jakarta
Depkes RI. 2007. Pelayanan Informasi Obat. Dirjen POM; Jakarta
Malole. 1989. Penggunaan Hewan- Hewan Percobaan di Laboratorium.
Institut Pertanian Bogor; Bogor
Santoso. 1993. Penapisan Farmakologi- Pengujian Fitokimia dan
Pengujian Klinik. Kelompok Kerja Ilmiah; Jakarta
Tanu. 2005. Farmakologi dan Terapi Edisi V. FK- UI; Jakarta
Tjay. 2002. Obat- Obat Penting. Penerbit Elex Media Komputindo; Jakarta
SKEMA KERJA

Kontrol Negatif Obat Antihipelipidemik

Diberikan makan dan minum Di buat suspensi obat


Selama 3 hari Simvastatin dan

Gemfibrozil

Pengukuran kadar Di beri diet kolesterol tinggi,


kolesterol dalam darah makanan standar dan air
minum yang mengandung
Propiltiourasil 0,01% selama
3 hari

Na. CMC 1% Simvastatin 20 mg Gemfibrozil 300 mg

Pengamatan/Pengukuran kembali kadar kolesterol dalam darah

Pengumpulan data

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan
LAMPIRAN

A. Perhitungan Bahan

1. Gemfibrozil 300 mg

Dik : Berat badan mencit standar = 20-30 gram

Fk Mencit = 0,0026

Volume pemberian mencit per oral = 1 ml

Berat 20 tablet = 10,6 gram

Berat rata-rata tablet = 0,53 gram = 530 mg

Dit : Volume pemberian masing-masing mencit = .....?

Penyelesaian :

Dosis untuk BB mencit 20 gram = 0,0026 x 300 mg

= 0,78 mg/20 gBB/1 ml

30 g
Dosis untuk BB mencit 30 gram = x 0,78 mg
20 g

= 1,17 mg/ 30 gBB/1 ml

530 mg
Berat serbuk yang ditimbang =
300 mg
x 1,17 mg

= 2,06 mg

100 ml
Untuk suspensi 100 ml b/v = x 2,06 mg
1ml

= 105,3 mg

Volume pemberian (Vp) :

26 g
Vp Mencit I = x 1 ml = 0,86 ml
30 g
24 g
Vp Mencit II = x 1 ml = 0,8 ml
30 g

29 g
Vp Mencit III = x 1 ml = 0,96 ml
30 g

2. Simvastatin 20 mg

Dik : Berat badan mencit standar = 20-30 gram

Fk Mencit = 0,0026

Volume pemberian mencit per oral = 1 ml

Berat 20 tablet = 3,92 gram

Berat rata-rata tablet = 0,196 gram = 196 mg

Dit : Volume pemberian masing-masing mencit = .....?

Penyelesaian :

Dosis untuk BB mencit 20 gram = 0,0026 x 20 mg

= 0,052 mg/20 gBB/1 ml

30 g
Dosis untuk BB mencit 30 gram = x 0,052 mg
20 g

= 0,078 mg/ 30 gBB/1 ml

196 mg
Berat serbuk yang ditimbang =
20 mg
x 0,078 mg

= 0,76 mg

100 ml
Untuk suspensi 100 ml b/v = x 0,76 mg
1ml

= 76 mg

Volume pemberian (Vp) :


24 g
Vp Mencit I = x 1 ml = 0,8 ml
30 g

21 g
Vp Mencit II = x 1 ml = 0,7 ml
30 g

21 g
Vp Mencit III = x 1 ml = 0,7 ml
30 g

3. Na. CMC 1%

Ditimbang Na. CMC 1 gram, lalu dilarutkan dalam 100 ml air

panas, aduk homogen.

Volume pemberian (Vp) :

23 g
Vp Mencit I = x 1 ml = 0,76 ml
30 g

24 g
Vp Mencit II = x 1 ml = 0,8 ml
30 g

29 g
Vp Mencit III = x 1 ml = 0,98 ml
30 g

4. Propiltiourasil (PTU) 10 %

Dtimbang 10 mg PTU, lalu dilarutkan dalam 100 ml Na. CMC.

Volume pemberian (Vp)

 Gemfibrozil

26 g
Vp Mencit I = x 1 ml = 0,86 ml
30 g

24 g
Vp Mencit II = x 1 ml = 0,8 ml
30 g
29 g
Vp Mencit III = x 1 ml = 0,96 ml
30 g

 Simvastatin

24 g
Vp Mencit I = x 1 ml = 0,8 ml
30 g

21 g
Vp Mencit II = x 1 ml = 0,7 ml
30 g

21 g
Vp Mencit III = x 1 ml = 0,7 ml
30 g

 Na.CMC

23 g
Vp Mencit I = x 1 ml = 0,76 ml
30 g

24 g
Vp Mencit II = x 1 ml = 0,8 ml
30 g

29 g
Vp Mencit III = x 1 ml = 0,98 ml
30 g

B. Statistik Data

Tabel I : Perhitungan statistik data perubahan kadar kolesterol Mencit


(Mus musculus) menggunakan analisis varians dan uji rentang

Newman-Keuls.

Kolesterol Rata-rata
% penurunan
Kolesterol Setelah kolesterol
kadar kolesterol
Perlakuan N awal (mmHg) diinduksi perlakuan
(%)
(mmHg) (mmHg)

1 38 148 144,333 3.333


Na. CMC
2 26 129 124 4,854
1% 3 45 154 149 4.587

∑ 109 431 417,333 12,774

X 36,333 143,666 139,111 4,258


1. 28 123 99,666 24,562
Simvastatin 2. 29 119 103,666 17,037
3. 38 118 100,333 22,038
∑ 95 360 303,666 63,682

X 31,666 120 101,222 21,227


1. 80 124 99,666 55,304
Gemfibrozil 2. 76 159 101,333 69,478
3. 42 132 84,333 52,963
∑ 198 415 285,333 177,745

X 66 138,333 95,111 59,248

Rumus % penurunan kadar kolesterol dalam darah :

kolesterol setela h induksi – kolesterol ak h ir


%= x 100 %
kolesterol setela h induksi – kolesterol awal

1. % penurunan kadar kolesterol untuk Na. CMC 1%

a. Untuk hewan uji 1


148 – 144,33 3,667
%= x 100 % = x 100 % = 3,333 %
148 – 38 110

b. Untuk hewan uji 2

129 – 124 5
%= x 100 % = x 100 % = 4,854 %
129 – 26 103

c. Untuk hewan uji 3

154 – 149 5
%= x 100 % = x 100 % = 4,587 %
154 – 45 109

2. % penurunan kadar kolesterol untuk Simvastatin

a. Untuk hewan uji 1

123 – 99,666 23,334


%= x 100 % = x 100 % = 24,562 %
123 – 28 95

b. Untuk hewan uji 2

119 – 103,666 15,334


%= x 100 % = x 100 % = 17,037%
119 – 29 90

c. Untuk hewan uji 3

118 – 100,333 17,667


%= x 100 % = x 100 % = 22,083 %
118 – 38 80

3. % penurunan kadar kolesterol untuk Gemfibrozil

a. Untuk hewan uji 1

124 – 99,666 24,334


%= x 100 % = x 100 % = 55,304 %
124 – 80 44

b. Untuk hewan uji 2

159 – 101,333 57,667


%= x 100 % = x 100 % = 69,478 %
159 – 76 83
c. Untuk hewan uji 3

132 – 84,333 47,667


%= x 100 % = x 100 % = 52,963 %
132 – 42 90

Tabel II : Persen penurunan rata-rata kadar kolesterol dalam darah

setelah perlakuan pada hewan uji Mencit (Mus musculus)


No. Na. CMC 1% Simvastatin Gemfibrozil Total
(%) (%) (%)
1. 3,333 24,562 55,304 83,109
2. 4,854 17,037 69,478 91,369
3. 4,587 22,083 52,963 79,633

∑ 12,774 63,682 177,745 254,201


X 4,258 21,227 59,248 84,733

Perhitungan

1. Perhitungan Derajat Bebas (db)

a. db total = total banyaknya pengamatan – 1

= (3 x 3) – 1

=9–1

=8

b. db perlakuan = banyaknya perlakuan – 1

=3–1

=2

c. db galat = db total – db perlakuan

=8–2

=6

2. Perhitungan Jumlah Kuadrat (jk)

a. ∑ (total)2 = (Y)2ij
= (3,333)2 + (4,854)2 + (4,587)2 + (24,562)2+

(17,037)2 + (22,083)2 + (55,304)2 + (69,478)2 +

(52,963)2

= 11,108 + 23,561 + 21,04 + 603,291 +

290,259 + 487,658 + 3058,532 + 4827,192 +

2805,079

= 12127,72
2
(total)
b. Rata-rata =
total banyaknya pengamatan
2
(254,201)
=
3x3

64618,148
= 9

= 7179,794
2
( total perlakuan)
c. Perlakuan = - rata-rata
banyaknya replikasi

2 2 2
(12,774) +(63,682) +(177,745)
= – 7179,794
3

35811,857
=
3
– 7179,794

= 11937,285-7179,794

= 4757,491

d. Galat = total – total rata-rata – perlakuan


= 12127,72 – 7179,794 – 4757,491

= 190,435

3. Perhitungan Jumlah Kuadrat Total (JKT)

jumlah kudrat perlakuan


a. JKT Perlakuan =
db perlakuan

4757,4991
=
2

= 2378,745

jumlah kudrat galat


b. JKT Galat =
db galat

190,435
=
6

= 31,739

4. Perhitungan Nilai Distribusi F (Fh)

JKT Perlakuan
F hitung =
JKT Galat

2378,745
=
31,739

= 74,974

Tabel ANAVA
Sumber db Jk JKT Fh FT
Variasi 0,05 0,01
Rata-rata 1 7179,794
Perlakuan 2 4757,491 2378,745 74,947** 5,14 10,92
Kekeliruan 6 190,435 31,739
Jumlah 9 12127,72

Fh > Ft (α 0,05 - 0,01) = 74,947 > 5,14

Keterangan : ** = Sangat signifikan atau sangat berbeda nyata


Hasil analisis varians (ANAVA) adalah H 0 di tolak

pada taraf α 0,05 dan 0,01sehingga hasil

pengujiannya bersifat signifikan. Oleh karena itu

dilanjutkan dengan uji Newman-Keuls.

Uji Newman-Keuls

Sy = kekeliruan baku untuk setiap kekeliruan

N = banyaknya pengamatan tiap perlakuan

RJK = jumlah kuadrat rata-rata kekeliruan

Sy =
√ RJK (Kekeliruan)
n

=
√ 31,739
3

= √ 10,579

= 3,252

Dari data E dalam apendiks dengan V = 6 dan α = 0,05 di dapat :

P = 2 3

Rentang = 3,46 4,34

Harga rentang yang diperoleh dikalikan dengan 3,252 maka di dapat

RST (Rentang Signifikan Terkecil) untuk tiap P sebagai berikut :

P = 2 3

RST = 11,252 14,113

Dari rata-rata perlakuan disusun mulai daru data terkecil sampai yang

terbesar :

Perlakuan A B C
Rata-rata 4,258 21,227 59,248

A Lawan B = 16,969 > 11,252 (Signifikan)

A Lawan C = 54,99 > 14,113 (Signifikan)

B Lawan C = 38,021 > 11,252 (Signifikan)

Keterangan :

A = Na. CMC 1%

B = Gemfibrozil

C = Simvastatin

Signifikan = ada perbedaan efek atau tidak sama efeknya dari

tiap perlakuan.

Non Signifikan = tidak ada perbedaan efek atau sama efeknya dari

tiap perlakuan.

C.Histogram dan Grafik

1. Histogram
% PENURUNAN KADAR KOLESTEROL
70

60

50

40

30

20

10

Na.CMC Simvastatin Gemfibrozil

2. Grafik

% PENURUNAN KADAR KOLESTEROL


70

60

50

40

30

20

10

0
Na.CMC Simvastatin Gemfibrozil

D. Foto Perlakuan

1. Pengukuran kadar glukosa darah pada Mencit (Mus musculus)


a

Keterangan :

a. Glukometer

b. Hewan uji Mencit (Mus musculus)

c. Chip Glukometer

2. Pemberian Suspensi PTU, Gemfibrozil, Simvastatin, dan Na. CMC

1%

keterangan :
a. Spoit Oral
b. Hewan uji Mencit (Mus musculus)

Anda mungkin juga menyukai