Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tasya Nurhasyanah

Kelas : B/ semester lll


Nim : 1011201121

RINGKASAN DISLIPIDEMIA & ATHEROSKLEROSIS

I. Pengertian

Risiko munculnya penyakit kardiovaskular berhubungan dengan meningkatnya kadar


kolesterol total dan LDL, dimana resiko penyakit kardiovaskular akan meningkat seiring
dengan meningkatnya kadar kolesterol total dan LDL. Nilai LDL dapat menjadi salah satu
prediktor morbiditas dan mortalitas untuk beberapa penyakit kardiovaskular. Peningkatan
kadar kolesterol total, LDL-C atau kadar trigliserida, penurunan konsentrasi HDL-C, atau
beberapa kombinasi dari abnormalitas tersebut didefinisikan sebagai dislipidemia.
Atau lebih singkatnya Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai
oleh peningkatan ataupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol low density lipoprotein (LDL),
trigliserida, serta penurunan kolesterol high density lipoprotein (HDL). Beberapa kelainan
Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total
(>240mg/dl), kolesterol LDL (>160mg/dl) dan atau trigliserida (>200mg/dl) serta penurunan
kolesterol HDL (<40mg/dl).

Dislipidemia sangat berkaitan dengan aterosklerosis, baik sebagai faktor risiko maupun
dalam proses terjadinya.

Aterosklerosis merupakan suatu kondisi pengerasan arteri yang disebabkan oleh


timbunan plak kolesterol. Seiring berjalannya waktu, plak ini bersama dengan kalsium dan
trombosit, dapat terus menebal hingga akhirnya menyumbat total pembuluh darah arteri.
II. Etiologi Dan Patofisiologi
Faktor resiko terjadinya dislipidemia termasuk diantaranya adalah diet, stress, tidak
aktif secara fisik dan merokok. Dislipidemia dapat bersifat primer atau genetik dan bersifat
sekunder yang merupakan pengaruh dari suatu kondisi tertentu atau pengaruh dari
penggunaan suatu obat yang dapat meningkatkan kadar lipid plasma.
Dislipidemia yang menyertai beberapa penyakit yang ditimbulkan seperti diabetes
melitus, hipotiroidisme, gagal ginjal kronik, dan sindrom nefrotik disebut dislipidemia
sekunder. Dislipidemia selain sebagai salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan
penyakit jantung koroner. Dislipidemia juga menjadi salah satu komponen dalam trias
sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi.
Gangguan abnormalitas lipid apabila tidak terkontrol dapat menyebabkan mortalitas
pada pasien, dimana mortalitas tertinggi muncul dari penyakit kardiovaskular dan
serebrovaskular. Hipotesis “response-to-injury” menyatakan bahwa faktor resiko seperti LDL
teroksidasi, cedera mekanik pada endotelium, homosistein yang berlebih,serangan
imunologik dan induksi infeksi dapat menyebabkan perubahan endotelial dan fungsi intimal,
menyebabkan disfungsi endotelial dan serangkaian interaksi seluler yang berujung pada
atherosklerosis.


PROSES ATHEROSKLEROSIS
Lesi atherosklerosis diperkirakan muncul dari transport dan retensi dari LDL-C
plasma melalui lapisan sel endotelial menuju matriks ekstraselular pada ruang
subendothelial. Sekali berada pada dinding arteri, LDL akan termodifikasi secara kimia
melalui oksidasi dan glikasi nonenzimatik. LDL teroksidasi akan menyebabkan penarikan
monosit ke dinding arteri, dimana monosit akan berubah menjadi makrofag. Makrofag
memiliki potensi untuk mempercepat oksidasi LDL danakumulasi ApoB dan merubah uptake
LDL yang dimediasi reseptor pada dinding arteri dari yang mula-mula reseptor LDL biasa
menjadi “reseptor scavenger” yang tidak bergantung pada kadar kolesterol dalam sel. LDL
teroksidasi akan meningkatkan level inhibitor plasminogen (promosi koagulasi),
menginduksi ekspresi endotelin (substansi vasokontriksi), menghambat ekspresi nitrit okside
(vasodilator dan inhibitor platelet) dan bersifat toksik bagi makrofag bila sangat teroksidasi.
LDL teroksidasi akan memprovokasi respon inflamasi yang dimediasi oleh berbagai
kemoatraktan dan sitokin, yang mana kemudian dapat menyebabkan akumulasi masif dari
kolesterol. Sel yang sarat kolesterol disebut sel busa (foam cells) yang merupakan
komponen yang menyebabkan endapan lemak pada dinding arteri.
Abnormalitas yang muncul pada sistem vaskular akibat adanya atherosklerosis antara lain
adalah penyakit jantung iskemik.
III. Klasifikasi Dislipidemia

Klasifikasi Dislipidemia menurut patogeniknya dibagi menjadi 2, yaitu:


1. Dislipidemia Primer
Dislipidemia Primer disebabkan oleh kelainan genetik. Dislipidemia berkaitan dengan
gen yang mengatur enzim dan apoprotein yang terlibat dalam metabolism
lipoprotein maupun reseptornya. Kelainan ini biasanya disebabkan oleh mutasi
genetik. Dislipidemia primer meliputi:
- Hiperkolesterolemia Poligenik
- Hiperkolesterolemia Familial
- Dislipidemia Remnant
- Hiperlipidemia Kombinasi Familial
- Sindroma chylomicron
- Hypertriglyceridemia familial
- Peningkatan kolesterol HDL
- Peningkatan Apolipoprotein B

2. Dislipidemia Sekunder
Dislipidemia sekunder disebabkan oleh faktor gaya hidup atau kondisi kesehatan
yang dapat memengaruhi kadar lipid di dalam tubuh. Penyebab umum dislipidemia
sekunder adalah:
o Obesitas.
o Diabetes.
o Hipotiroidisme.
o Minum alkohol berlebihan.
o Sindrom PCOS.
o Sindrom metabolik.
o Banyak mengonsumsi makanan berlemak.
o Sindrom Cushing.
o Penyakit radang pencernaan (IBS).

BEBERAPA KEADAAN DISLIPIDEMIA YANG MERUPAKAN FAKTOR RISIKO PJK :


• Peningkatan Kadar Kolesterol – LDL
• Kadar Kolesterol – HDL Rendah
• Peningkatan Kadar Trigliserida
• Peningkatan Kadar Kolesterol Non – HDL
• Jenis Terapi Dislipidemia

IV. Diagnosis Dislipidemia
        Dislipidemia ditegakkan pada pengidap yang dicurigai memiliki tanda dan gejala umum
dari dislipidemia atau riwayat penyakit jantung dan dislipidemia pada keluarga terdekat.
pemeriksaan profil lipid pada penderita untuk memastikan diagnosis minimal meliputi
pemeriksaan kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida.
Diagnosis ditegakkan jika hasil pemeriksaan darah didapatkan salah satu dari keadaan
berikut:
• Kolesterol total > 200mg/dL
• LDL (lemak jahat) > 160mg/dL
• HDL (lemak baik) < 40mg/dL (laki-laki) dan < 50mg/dL (perempuan)
• Kolesterol total > 150mg/dL

V. Pencegahan Dislipidemia
Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi ini, yaitu:
• Mengurangi konsumsi lemak jahat, yang ditemukan pada daging merah, jeroan, coklat,
dan gorengan.
• Olahraga rutin.
• Mengurangi konsumsi alkohol.
• Berhenti merokok dan menggunakan produk pengganti rokok lainnya.
• Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh yang dapat ditemukan di kacang-kacangan, ikan
salmon, minyak zaitun, dan buah alpukat.
• Perbanyak serat dari buah-buahan dan sayur.
• Perbanyak minum air putih.

DAFTAR PUSTAKA
 http://eprints.umm.ac.id/56085/4/BAB%20II.pdf
 https://www.informasikedokteran.com/2017/02/dislipidemia-bagian-pertama-
definisi.html?m=1
 http://eprints.undip.ac.id/43699/3/AderiestaP_G2A009039_BabIIKTI.pdf
 https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0b523549585b1fee9e3185
725e724400.pdf

Anda mungkin juga menyukai