SINDROM METABOLIK
Sekelompok abnormalitas yang berhubungan dengan resistensi insulin, namun tidak memerlukan pengukuran sensitivitas insulin Ada banyak definisi sindroma metabolik yang praktis berdasarkan NCEP/ATP III
Sindrom Metabolik disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom X merupakan suatu kumpulan faktor2 risiko yang bertanggung jawab terhadap peningkatan morbiditas penyakit kardiovaskular pada obesitas dan DM tipe 2
The National Cholesterol Education ProgramAdult Treatment Panel (NCEP-ATP III) melaporkan bahwa sindrom metabolik merupakan faktor risiko independen terhadap penyakit kardiovaskular, sehingga memerlukan intervensi modifikasi gaya hidup yang ketat (intensif).
Hipertensi
Dislipidemia:
Resistensi insulin
Penurunan kadar kolestrol HDL (, 40 mg/dL pada pria, dan <50 mg/ dL pada wanita
Kriteria sindrom metabolik diatas tidak mengikutsertakan kriteria obesitas, jika kriteria lainnya telah ada sebab terdapat individu yang tidak obes, tapi memiliki resistensi insulin dan faktor resiko metabolik, terutama pada individu yang memiliki kedua orang tua yang diabetes atau keluarga inti maupun tingkat kedua yang diabetes.
Type 2 DM. Impaired glucose tolerance (IGT) or normal glucose tolerance with insulin resistence together with 2 of the following: - Eleveted blood pressure 140/90 mm/hg - Abdominal obesity and/or BML > 30Kg/m2 WHR >0,9 men >0,8 women - Low HDL cholesterol < 0,9 mmol/2 (men) < 1.0 mmol/2 (women) - High trigly cerides > 1,7 mmol /2 - Microalbuminuria (AER 20 g/min or A/C 20mg/g)
Faktor resiko
> 102 cm > 88 cm > 150 mg/dL Atau dalam pengobatan hipertrigliserida < 40 mg/dL < 50 mg/dL Atau dalam pengobatan HDL rendah Sistolik > 130 mmHg Atau Diastolik > 85 mmHg atau dalam pengobatan dengan antihipertensi > 110 mg/dL atau dalam terapi dengan antihiperglikemik
Glukosa puasa
Diagnosis Diagnosis bila bila > >3 3 kriteria kriteria ditemukan ditem
Mikroalbu minuria
Sindrom Metabolik disertai dengan keadaan proinflammasi /prothrombotik yang dapat menimbulkan
Hiperfibri nogenemia
Sindrom Metabolik
Suatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom metabolik adalah resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai korelasi dengan timbunan lemak viseral yang dapat ditentukan dengan pengukuran lingkar pinggang atau waist to hip ratio. Hubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular diduga dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang menimbulkan disfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vaskular dan pembentukan atheroma.
Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi perubahan hormonal yang mendasari terjadinya obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwa pada individu yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum (yang disebabkan oleh stres kronik) mengalami obesitas abdominal, resistensi insulin dan dislipidemia. Para peneliti juga mendapatkan bahwa ketidakseimbangan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal yang terjadi akibat stres akan menyebabkan terbentuknya hubungan antara gangguan psikososial dan infark miokard.
Hiperglikemi
Obesitas
Dislipidemia
Hipertensi
Mikroalbuminuria
SINDROM METABOLIK
Arterosklerosis
Penyakit jantung
Pengaturan berat badan merupakan dasar tidak hanya pada obesitas tetapi juga pada sindrom metabolik. Penurunan berat badan 5-10% dapat memberikan perbaikan profil darah. 2 obat yg biasa dgunakan untuk menurunkan nerat badan adalah :sibutramin dan orlistat. Tiozilindindion dan metformin dpt menurunkan kadar asam lemak bebas. Pada diabetes prevention program, metformin dpt mengurangi progresi diabetes sebesar 31% dan efektif pada pasien muda dan obesitas.
Pada dislipidemia , terapi nya adalah perubahan gaya hidup diikuti dengan medikasi. Terapi dengan gemfibrozil tidak hanya menurunkan profil lipid darah melainkan dpt jg menurunkan risiko kardiovaskular. Fenofibrat untuk menurunkan trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL, jg dpt menurunkan kadar fibrinogen. Kombinasi fenofibrat dan statin memperbaiki kadar trigliserida, HDL, dan LDL.
Evaluasi Klinis
Terhadap individu yang dicurigai mengalami Sindrom Metabolik hendaklah dilakukan evaluasi klinis, yang meliputi : Anamnesis, tentang : Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya. Riwayat adanya perubahan berat badan. Aktifitas fisik sehari-hari. Asupan makanan sehari-hari Pemeriksaan fisik, meliputi : Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) , menggunakan rumus :
EVALUASI KLINIS
Pengukuran lingkaran pinggang merupakan prediktor yang lebih baik terhadap risiko kardiovaskular daripada pengukuran waist-tohip ratio. Pemeriksaan laboratorium, meliputi : 1. Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa. 2. Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA (homeostasis model assessment) untuk menilai resistensi insulin secara akurat biasanya hanya dilakukan dalam penelitian dan tidak praktis diterapkan dalam penilaian klinis. 3. Highly sensitive C-reactive protein 4. Kadar asam urat dan tes faal hati dapat menilai adanya NASH.
USG abdomen diperlukan untuk mendiagnosis adanya fatty liver karena kelainan ini dapat dijumpai walaupun tanpa adanya gangguan faal hati.
Turunkan LDL kolesterol , risiko PJK dan ekivalennya (10-year risk for CHD > 20%) Sedikitnya 2 faktor risiko dan 10-year risk < 20% Pengendalian berat badan Aktivitas fisik Obat hipertensi Turunkan kadar TG : Sasaran pada pasien dgn TG 200 mg/dl ( 5.20 mmol/L) dan 499 mg/dl ( 12.90 mmol/L)
= 10% dari BB awal 20 40 menit per hari, 3 5 hari per minggu < 120/85 mmHg Risiko PJK tinggi : < 130 mg/dl Risiko PJK sedang : < 160 mg/dl Risiko PJK ringan : < 190 mg/dl
KESIMPULAN
Metabolik sindrom bukan satu penyakit kumpulan fenomena klinis terkait resistensi insulin Metabolik sindrom risiko tinggi PKV Intervensi terhadap metabolik sindrom termasuk penurunan berat badan (perubahan gaya hidup, obat) dapat menunda ataupun mencegah DM tipe 2 serta menurunkan resiko PKV. Pengidap Diabetes mempunyai resiko yg disamakan dg penderita PJK.
TERIMA KASIH