Anda di halaman 1dari 3

Makalah

SindromMetabolik

Rendy Singgih
406162036
Ilmu Penyakit Dalam RS Bhayangkara
A. LATAR BELAKANG
Pasien – pasien dengan kumpulan ganguan nmetabolik dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kardiovaskuler dan diabeter mellitus yang disebut sebagai sindrom metabolik, hal
tersebut ditunjukkan oleh Reaven pada tahun 1988. Sindrom metabolik sendiri dikenal
sebagai sindrom resistensi insulin atau sindom X. Secara umum, prevalensi sindrom
metabolic meningkat seiring bertambahnya usia. Prevalensi tertinggi di dunia yang pernah
tercatat, terdapat pada orang Amerika dengan hampir 60% perempuan usia 45-49 tahun dan
45% laki – laki usia 45-49 tahun dengan kriteria yang digunakanya itu National Cholesterol
Education Program and Adult Treatment Panel III (NCEP;ATPIII).

B. DEFINISI
Sindrom metabolik(sindrom X atau sindrom resistensi insulin) merupakan sekumpulan
gejala, dimana dapat dikatakan sebagai sindrom metabolic apabila memenuhi beberapa
criteria sebagai berikut

Tabel.1 Kriteria Sindrom Metabolik

Kriteria NCEP/ATP III Kriteria WHO


Tiga dari kriteria sindrom metabolik berikut TGT, DM tipe II, GDPT, atau
sensitivitas insulin menurun plus 2
kriteria sindrom metabolik berikut
Lingkaran perut lebih dari >88 cm (wanita), dan BMI >30 dan atau rasio pinggang
>102 cm (pria) pinggul > 0,9 (pria), >0,85 (wanita)
Tigliserida ≥150 mg/dl Trigliserida ≥ 150 mg/dl
HDL <40mg/dl (pria), <50mg/dl (wanita) HDL <35mg/dl (pria), <39mg/dl
(wanita)
Tekanan darah ≥ 130/85 mmHg Tekanan darah ≥140/90 mmHg
Gula darah puasa ≥110 mg/dl Mikroalbuminuria (ekskresi albumin
urin >20µg/menit), dan rasio albumin/
kreatinin ≥30 mg/g
C. ETIOLOGI

Obesitas sentral, gaya hidup, penuaan, diabetes mellitus dan penyakit jantung adalah faktor
risiko terjadinya sindrom metabolik. Penyebab pasti terjadinya sindrom metabolic diduga
multi faktorial dengan resistensi insulin adalah penyebab utama terjadinya sindrom
metabolik.

D. GAMBARAN KLINIS

Gambaran utama sindrom metabolic seperti obesitas sentral, hipertrigliserida, kadar HDL
rendah, hiperglikemia, danhipertensi. Namun untuk gejala spesifik sindrom metabolic tidak
ada. Terdapat kondisi – kondisi yang berhubungan dengan sindrom ini seperti penyakit
kardiovaskuler, DM tipe 2, perlemakan hati non-alkohol, hiperurisemia, sindrom ovarium
polikistik,dan sumbatan nafas ketika tidur.

E. TATA LAKSANA

Manajemen berat badan merupakan cara utama yang digunakan untuk kelainan ini.
Penurunan berat badan termasuk didalamnya kombinasi dari restriksi kalori, meningkatkan
aktivitas fisik, dan modifikasi kebiasaan. Perlu dilakukan penurunan kadar LDL, trigliserida
dan peningkatan kadar kolestrol HDL dengan masing – masing regimen yang tersedia.
Regimen antihipertensi perlu diberikans eperti ACE inhibitor atau penghambat reseptor
angiotensin II. Pada pasien dengan sindrom metabolic dan DM tipe 2 perlu ditangani kadar
gula darahnya dengan penggunaan metformin dan keadaan resistensi insulin dengan regimen
seperti biguanid dan tiazolamid yang dapat meningkatkan sensitivitas dari insulin.

F. KESIMPULAN
Sindrom metabolic disebut juga sebagai sindrom X atau sindrom resistensi insulin merupakan
kondisi yang diakibatkan oleh kelainan metabolik yang meliputi :

 Obesitassentral
 Hipertrigliserida
 Kadar HDL yang rendah
 Hipertensi
 Kadar gula darah abnormal
Karena obesitas merupakan hal utama dibalik terjadinya sindrom metabolik, kelainan ini
dapat dicegah dengan mengatur gaya hidup seperti penurunan berat badan dikombinasikan
dengan restriksi kalori, peningkatan aktivitas fisik dan modifikasi kebiasaan.

Anda mungkin juga menyukai