Anda di halaman 1dari 16

PERSALINAN PRETERM

Agus Abadi
Berat bayi lahir rendah ( BBLR) , adalah istilah untuk bayi yang lahir terlalu kecil ( dalam ukuran berat ). Persalinan preterm adalah istilah yang digunakan untuk persalinan yang terjadi terlalu awal ( dalam ukuran waktu/usia hamil ). Pada tahun 1 !" setiap bayi lahir tidak pernah ditimbang. Rans#n ( 1$%% ) mengemukakan bahwa di &'( saat itu beribu)ribu bayi lahir prematur, sebagian besar mati begitu saja tanpa tindakan)tindakan penyelamatan yang berarti. *engan kemajuan ilmu diabad "%, maka kita makin sadar bahwa bayi)bayi preterm memerlukan perawatan khusus , dibuktikan dengan pengembangan dibidang perawatan intensi+ ne#natal. Prematuritas ini menjadi masalah nasi#nal #leh karena memberikan k#ntribusi pada kematian bayi yang cukup tinggi , padahal kematian bayi ini menjadi t#l#k ukur untuk sistem pelayanan kesehatan secara internati#nal. 'ebagai c#nt#h tahun 1$$, , &'( menempati urutan ke "" setelah -epang, 'ingapura, -erman dan sebagian besar negara )negara 'kandina.ia ( Paneth 1$$/ ). 0egara)negara yang mempunyai angka persalinan preterm yang cukup tinggi makin tinggi pula angka kematian bayinya. 1ahun 1$$2 di &'( ditemukan ,1%%% bayi meninggal, dimana 3,4 meninggal dalam 2 minggu pertama kelahiran ( %)"! hari ) dan prematuritas memberikan k#ntribusi paling sedikit "/, dari kematian bayi ini. Definisi 1ahun 1$,/ (kademi Pediatric (merika mende+inisikan prematuritas adalah kelahiran hidup bayi dengan berat 5 "/%% gram ( 6#ne 1$ / ). 7riteria ini dipakai terus secara luas ,sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang disebabkan adanya hambatan pertumbuhan janin. 89: 1$31 menambahkan bahwa usia hamil sebagai kriteria untuk bayi prematur adalah yang lahir sebelum ,! minggu dengan berat lahir dibawah "/%% gram. (6:; 1$$/ mengusulkan bahwa persalinan preterm apabila bayi lahir sebelum usia ,! minggu. *engan perbaikan perawatan pada bayi prematur maka kel#mp#k kerjasama peng#batan ster#id antenatal ( 1$ 1 ) melap#rkan bahwa m#rbiditas dan m#rtalitas terbesar pada bayi yang lahir preterm adalah pada usia hamil dibawah ,2 minggu. Pengel#mp#kan bayi)bayi yang lahir preterm antara lain < ) L#w Birth 8eight ( LB8 ) bila berat lahir 5 "/%% gram ) =ery L#w Birth 8eight ( =LB8 ) bila berat lahir 5 1/%% gram. ) >?treemly L#w Birth 8eight ( >LB8 ) bila berat lahir 5 1%%% gram. *ari pandangan usia hamil janin bisa lahir preterm, term dan p#st term. 'edangkan dari sudut pandang berat lahir maka janin bisa lahir (;( ( (ppr#priate +#r ;estati#nal (ge ) , ';( ( 'mall +#r ;estati#nal (ge ) dan L;( ( Large +#r ;estati#nal (ge ). ';( yang lahir dibawah 1% persentile disebut juga @&;R ( @ntra &terine ;r#wth Retardati#n ). *alam / tahun terakhir ini istilah A retardasi A telah dirubah menjadi A restriksi A #leh karena retardasi lebih ditekankan untuk mental.

L;( adalah bayi yang lahir diatas $% persentile , sedangkan bayi yang lahir diantara 1%)$% persentile disebut dengan (;(. Permasalahan. Bang menjadi masalah dalam persalinan preterm adalah < 1. 'eberapa jauh kemampuan se#rang ahli kebidanan dalam mengupayakan agar bayi yang lahir tersebut mempunyai kemampuan hidup yang cukup tinggi diluar rahim dengan jalan < ) menunda persalinan sehingga mencapai usia hamil yang cukup bulan. ) pemberian #bat)#bat untuk memacu kematangan paru janin didalam rahim. ) merencanakan cara persalinan preterm yang tepat. ". 'eberapa jauh kemampuan se#rang ne#nat#l#gist merawat bayi yang lahir preterm antara lain dengan upaya)upaya < ) perawatan intensi+ untuk bayi prematur yang baru lahir ( 0@6& ). ) pemberian #bat)#bat yang mampu menanggulangi k#mplikasi kegagalan napas pada bayi ( R*' ), misalnya pemberian sur+aktan intratracheal pada ne#natus preterm. ,. 'eberapa besar dana yang diperlukan untuk merawat bayi)bayi yang lahir preterm , dengan perencanaan perawatan intensi+ ne#natus. 2. 'eberapa jauh kemampuan kita untuk menanggulangi masalah)masalah yang berkaitan dengan kualitas hidup bayi ) bayi yang berhasil diselamatkan baik akibat dari k#ndisi yang berkaitan dengan prematuritas maupun akibat dari perawatan yang dilakukan dirumah sakit. *engan kemajuan dalam perawatan intensi+ ne#natus maka makin tinggi kemungkinan hidup bayi)bayi dengan berat badan lahir rendah ( BBLR ) terutama dengan berat lahir yang sangat rendah ( 6#pper 1$$, ). Dampak dari bayi yang lahir preterm. Dampak jangka pendek. 7#mplikasi jangka pendek pada bayi yang lahir preterm selalu dikaitkan dengan pematangan paru janin yang belum sempurna, antara lain Respirat#ry *istress 'yndr#me (R*'), @ntra =entricular 9aem#rrhaghe (@=9) dan 0ecr#tiCing >nter#c#litis (0>6). Pada ketiga k#mdisi ini, hip#ksia memegang peran yang sangat d#minan. Dampak jangka panjang. (llen dkk ( 1$$, ), mengemukakann bahwa bayi)bayi yang lahir pada usia hamil ",) "2 minggu yang berhasil diselamatkan menunjukkan k#mplikasi kelainan #tak yang cukup berarti ( !$ 4 atau lebih ). 9ack dkk ( 1$$2 ) melakukan pengamatan terhadap 3% anak yang lahir dengan berat !/% gr. sampai dengan usia sek#lah ternyata mempunyai masalah dalam hal ketrampilan. 2/ 4 dari bayi ) bayi preterm yang hidup memerlukan sarana penddikan khusus , dimana "1 4 mempunyai @D 5 !% dan banyak yang mengalami hambatan pertumbuhan dan daya penglihatan yang dibawah n#rmal.

'edangkan bayi)bayi preterm yang lahir lebih tua ( ,"),2 minggu ) dan mempunyai berat lahir yang lebih besar masih juga mempunyai risik# jangka pendek yang berupa R*' , bahkan k#mplikasi jagnka pendek ini masih bisa terjadi pada 34 bayi yang lahir dengan usia hamil ,/), minggu. Dampak dalam segi ekonomi dari persalinan preterm. *i &'( untuk !4 persalinan preterm, memerlukan 1/, dari pembiayaan kesehatan untuk tahun pertama kehidupan. Perawatan bayi preterm dengan berat lahir 5 "/%% gr. memerlukan biaya kali lebih besar dibandingkan dengan bayi n#rmal sedangkan bila berat lahir 5 1/%% gr. memerlukan biaya E 13 kali dibanding bayi n#rmal. Penyebab dari persalinan preterm. Beberapa +akt#r yang berkaitan dengan kejadian persalinan preterm antara lain < 1. 7#mplikasi medis maupun #bstetrik . 7urang lebih 1/, dari kejadian persalinan preterm disebabkan #leh hal)hal yang berkaitan dengan k#mplikasi medis ataupun #bstetrik tertentu misalnya pada kasus)kasus perdarahan antepartum ataupun hipertensi dalam kehamilan yang sebagian besar memerlukan tindakan terminasi saat kehamilan preterm . (kan tetapi "/, dari kejadian persalinan preterm tidak diketahui secara jelas +akt#r)+akt#r penyebabnya , karena persalinan preterm pada kel#mp#k ini terjadi persalinan preterm yang sp#ntan ( @di#+atik ). ". Fakt#r gaya hidup. 7ebiasaan mer#k#k ( *iFr#nCa G Lew 1$$/ ), kenaikan berat badan ibu selama hamil yang kurang ( 9ickey 1$$/ ) serta penyalahgunaan #bat ( k#kain ) dan alk#h#l merupakan +akt#r yang berkaitan dengan gaya hidup sese#rang yang bisa dihubungkan dengan persalinan preterm. Henurut 9alCman dkk ( 1$$/), alk#h#l tidak hanya meningkatkan kejadian persalinan preterm saja akan tetapi juga meningkatkan risik# terjadinya kerusakan #tak pada bayi yang jang lahir preterm. 'elain itu kehamilan pada usia muda ( 'atin dkk 1$$2), s#sial ek#n#mi rendah ( Heis 1$$/ ), ibu yang pendek ( 7ramer 1$$/ ), stres kejiwaan ( 9edegaard 1$$, ), juga merupakan +akt#r yang bisa dihubungkan dengan kejadian persalinan preterm meskipun kesemuanya belum dibuktikan secara k#nseptual sebagai penyebab persalinan preterm akan tetapi secara empirik dari penelitian epidemi#l#gik ,statistik membuktikan adanyan k#relasi antara +akt#r)+akt#r diatas dengan kejadian persalinan preterm. ,. @n+eksi dalam air ketuban ( (mni#tic Fluid @n+ecti#n ). @n+eksi pada jaringan k#ri#amni#tik ( k#ri#amni#nitis ), yang disebabkan berbagai jenis mikr##rganisme pada alat repr#duksi wanita dikaitkan dengan kejadian persalinan preterm pertamakali dikemukakan #leh 7n#? G 9aernes ( 1$/% ). B#bbit G Ledger (1$!!) memperkenalkan in+eksi subklinik dari cairan ketuban sebagai penyebab persalinan preterm . Pada akhirnya 6#? dkk. ( 1$$3 ), menemukan bahwa pemeriksaan bakteri#l#gik yang p#sitip didalam cairan ketuban ditemukan

pada "% 4 kasus persalinan preterm tanpa disertai dengan tanda)tanda klinik in+eksi. Pat#genesis dari in+eksi ini sehingga menyebabkan persalinan preterm pertamakali dikemukakan #leh 'chwarC dkk. ( 1$!3 ) yang memperkirakan bahwa pr#ses persalinan pada persalinan preterm diawali dengan akti+asi dari ph#sph#lipase (" (PL()") yang melepaskan bahan asam arakid#nik ( (( ) dari selaput amni#n janin sehingga meningkatkan penyediaan (( yang bebas untuk sintesa pr#staglandin ( P;). Bejar dkk. ( 1$ 1 ), melap#rkan bahwa beberapa mikr##rganisme menghasilkan PL(" dan ini pula yang mengawali pr#ses terjadinya persalinan preterm. 6#? dkk ( 1$ $) menunjukkan data)data bahwa end#t#ksin ( lip#p#lisakarida ) masuk kedalam air ketuban merangsang sel desidua untuk menghasilkan sit#kin dan pr#staglandin yang bisa mengawali pr#ses persalinan ( k#ntraksi #t#t rahim ). Beberapa sarjana lain menguatkan pendapat diatas dengan mengemukakan adanya end#t#?in didalam air ketuban (R#mer# et al., 1$ ). 'aat ini telah ditemukan bahwa pr#duk)pr#duk dari tubuh dikeluarkan sebagai resp#n dari in+eksi . 'ebagai c#nt#h adalah pada end#t#ksin sj#k , disini end#t#?in dari bakteri memberikan semua akibat melalui pelepasan dari mediat#r)mediat#r sel tubuh ( end#gen ), seperti sit#kin , sebagai resp#n terhadap in+lamasi. Pada pr#ses persalinan preterm yang dikaitkan dengan in+eksi , diperkirakan diawali dengan pengeluaran pr#duk sebagai hasil dari akti+asi m#n#sit. @nterleukin )1 ( @L)1 ), 1um#r 0ecr#sis Fact#rs ( 10F ), @nterleukin )3 ( @L)3), sit#kin ) sit#kin yang diekspresikan tubuh berkaitan dengan persalinan preterm ini ((badi, "%%"). 0arahara G -#hnst#n ( 1$$, ) mengemukakan bahwa Platelet (cti.ating Fact#rs ( P(F), ditemukan dalam cairan ketuban bekerja secara sinergistik dengan akti+itas jalinan kerja sit#kin ( 6yt#kine 0etw#rk ). P(F ini diperkirakan dihasilkan dalam paru dan ginjal dari janin. *engan demikian maka janin memainkan peran yang sinergistik ddalam mengawali pr#ses persalinan preterm yang disebabkan karena in+eksi. Hungkin secara tele#l#gical hal ini menguntungkan janin dalam melindungi diri dari lingkungan yang terin+eksi. ;ra.ett dkk. ( 1$$2 ) melakukan perc#baan binatang (kera ), untuk membuktikan bahwa in+eksi merangsang terjadinya persalinan (pada persalinan preterm ). 'trept#k#kus grup B disuntikkan kedalam kantung air ketuban pada binatang c#ba yang sedang hamil preterm. 7emudian kadar sit#kin dan pr#staglandin diukur secara serial didalam air ketuban . 1ernyata kadar sit#kin dalam air ketuban meningkat $ jam setelah penyuntikkan yang diikuti peningkatan kadar P;>" dan P;F" , akhirnya diikuti #leh k#ntraksi #t#t rahim . 'eperti pada manusia , pada binatang c#ba inipun tidak ditemukan bukti)bukti klinis adanya k#ri#amni#nitis sampai dengan pr#ses persalinan preterm terjadi. Bang masih belum jelas benar adalah bagaimana jalur in+eksi kedalam air ketuban pada hal selaput ketuban masih utuh. ;yr dkk. ( 1$$2 ) menunjukkan bahwa >)6#li bisa menembus melalui membran k#ri#amni#n yang masih utuh , sehingga dengan demikian bisa disimpulkan bahwa selaput yang utuh pada ser.ik tidak bisa dipakai sebagai barier terhadap in.asi kuman dari bawah.

2. 7etuban pecah prematur pada kehamilan preterm ( 7PP preterm ). 'uatu reaksi in+lamasi yang ditemukan pada tempat pecahnya selaput amni#n pada 7PP preterm telah diketahui sejak 1$/% dan ini memberikan gambaran yang lebih nyata tentang in+eksi. Hc ;reg#r dkk. ( 1$ ! ), dengan menunjukkkan bahwa pr#tease yang dikeluarkan #leh kuman bisa mengurangi elatisitas selaput amni#n ( in .itr# ). *engan demikian mikr##rganisme telah memberi akses pada selaput ketuban untuk terjadi 7PP dengan / tanpa diikuti tanda)tanda adanya pr#ses persalinan pada kehamilan preterm. /. =agin#sis Bakterial. =agin#sis Bakterial ( B= ), adalah k#ndisi dimana +l#ra n#rmal .agina Lakt#basilus digantikan dengan bakteri anaer#be ;ardnerella .aginalis dan Hyc#plasma h#minis ( 9illier dkk 1$$/ ). *iagn#sa dari B= ini didasarkan atas pemeriksaan < ) P9 .agina E 2,/ ) Bau amine bila lendir .agina ditambah 7:9. ) 'el 6lue ( sel epitel .agina diliputi bakteri ). ) Pengecatan dengan gram tampak adanya sel putih dengan +l#ra campuran. Heskipun beberapa penulis menghubungkan B= ini dengan persalinan preterm atau 7PP preterm, akan tetapi 1h#rsten ( 1$$3) yang meneliti ,3%% wanita hamil "2 minggu dengan B= (I) tidak ada hubungannya dengan 7PP pada kehamilan 5 ,! minggu atau berat bayi lahir rendah ( BBLR ). 3. 1rik#m#niasis dan 7andidiasis . Heis dkk. ( 1$$/ ), mengemukakan bahwa tidak ada hubungan yang signi+ikan antara 1rik#m#niasis dan 7andidiasis dengan kejadian persalinan preterm. !. 6hlamydiasis. 'ering dikemukakan #leh sejumlah peneliti tentang adanya gangguan terhadap +ungsi repr#duksi wanita ( in+ertility ) sebagai akibat dari in+eksi #leh kuman 6hlamydia 1rach#matis , akan tetapi Hc ;reg#r G French (1$$1) serta Ryan dkk ( 1$$% ), menunjukkkan bahwa tidak jelas adanya hubungan antara in+eksi ini dengan pr#ses persalinan preterm. Faktor risiko terjadinya persalinan preterm. Pendekatan #bstetrik untuk persalinan preterm masih dipusatkan pada inter.ensi terhadap persalinan preterm yang sudah terjadi dan perawatan ne#natal dini untuk bayi)bayi yang lahir preterm. Papiernik G 7aminski ( 1$!2 ) dan 6reasy dkk. ( 1$ % ) , memperkenalkan upaya untuk identi+ikasi dan pencegahan pada wanita)wanita yang mempunyai risik# terjadinya persalinan preterm. 1. Sistem skoring risiko pada persalinan preterm . Pertamakali diperkenalkan #leh Papiernik (1$!2 ) dan dim#di+ikasi #leh 6reasy dkk. 1$ %. *alam sistem ini sk#r 1)1% diberikan pada bermacam)macam +akt#r dalam

kehamilan termasuk s#si#ek#n#mi , hist#ri repr#duksi , kebiasaan , k#mplikasi selama kehamilan dan sebagainya. 8anita dengan sk#r 1% atau lebih dipertimbangkan mempunyai risik# tinggi terjadinya persalinan preterm . Heskipun antara 1$ %)1$ $ 6reasy G 6#rringt#n dkk. Helap#rkan hasil yang memuaskan ,akan tetapi H#in dkk. (1$ $ ) di Philadelphia melap#rkan hasil yang mengecewakan dalam menggunakan sistem sk#ring ini untuk meramalkan kejadian persalinan preterm. 'elanjutnya sampai dengan tahun 1$$3 Hercer dkk. Henunjukkan bahwa sistem sk#ring untuk +akt#r risik# persalinan preterm gagal mengidenti+ikasikan persalinan preterm tersebut. 2. Persalinan preterm yang berulang Pada anamnesa persalinan preterm yang terjadi saat ini sangat berkaitan erat dengan kejadian persalinan preterm sebelumnya. *i 'c#tlandia diteliti pada 3%%% wanita ternyata risik# terjadinya persalinan pretem meningkat , kali pada wanita )wanita yang sebelumnya sudah pernah terjadi persalinan preterm. 9al tersebut sama dengan hasil penelitian dari 7ristensen dkk. ( 1$$/) di *enmark. 8ang ( 1$$/ ) dan P#rter ( 1$$3 ) menemukan suatu tendensi persalinan preterm dalam keluarga. . !ilatasi ser"ik. *ilatasi ser.ik yang tanpa gejala klinis sebelumnya ( asimpt#matik ) setelah 1rimester @@ merupakan suatu +akt#r risik# untuk terjadinya persalinan preterm. Beberapa pakar memberikan suatu pertimbangan bahwa pembukaan ser.ik yang terjadi adalah .ariasi n#rmal pada multipara. (kan tetapi sebagian lain men#lak pendapat tersebut. 6##k G >lw##d ( 1$$3 ) , melakukan penelitian l#ngitudinal tentang ser.ik pada kehamilan 1 ),% minggu dengan menggunakan &'; pada primi G multigra.ida ternyata tidak ada perbedaan yang berarti untuk panjang dan diameter ser.ik pada kedua kel#mp#k paritas tersebut. Paperniek dkk. ( 1$ 3 ) mengemukakan bahwa dilatasi ser.ik yang terjadi pada kehamilan sebelum ,! minggu pada 22,% wanita , ternyata meningkatkan risik# terjadinya persalinan preterm. 'edangkan 'tubbs dkk. ( 1$ 3 ) melakukan pemeriksaan ser.ik pada 1$1 wanita hamil antara " ) ,2 minggu menemukan bahwa yang terjadi dilatasi E 1 cm dengan pendataran ser.ik E ,% 4 , risik# terjadinya persalinan preterm meningkat. 6#pper dkk. ( 1$$/ ), memeriksa /!% wanita yang mempunyai risik# terjadinya persalinan preterm pada lehamilan " minggu menemukan bahwa keadaan ser.ik bisa meramalkan persalinan sebelum ,! minggu. @ams dkk. ( 1$$2 ) menggunakan &'; trans.aginal untuk mengukur panjang ser.ik pada "$1/ wanita hamil "2 minggu dan diulang pada usia kehamilan " minggu , mendapatkan hasil bahwa panjang rata)rata ( mean ) pada hamil "2 minggu adalah ,/ mm dan bila terjadi pemendekan ser.ik yang pr#gresi+ akan meningkatkan kejadian persalinan preterm. Bueken dkk. ( 1$$2 ), mengemukakan bahwa pemeriksaan ser.ik selama kehamilan ternyata tidak merubah #utc#me kehamilan yang berhubungan dengan persalinan preterm. Gejala klinis dari persalinan preterm. 1anda)tanda klinis dari persalinan preterm adalah didahului dengan adanya k#ntraksi uterus dan rasa menekan pada panggul ( menstrual like cramp , l#w back pain ) kemudian diikuti dengan keluarnya cairan .agina yang mengandung darah ( @ams dkk 1$$% J 7ragt G 7eirse 1$$% ) .

'elanjutnya @ams dkk. ( 1$$2 ), mengemukakan bahwa gejala klinis tersebut merupakan tanda)tanda terakhir dari pr#ses persalinan preterm #leh karena hal tersebut terjadi pada "2 jam sebelum terjadinya persalinan. Indikator-indikator untuk meramalkan terjadinya persalinan preterm. Pengenalan dini wanita yang berisik# untuk terjadinya persalinan preterm dalam hal ini sangat penting artinya. Berbagai indikat#r telah dikemukakan untuk pengenalan dini risik# terjadinya persalinan preterm antara lain < 1. Indikator klinik. 'eperti persalinan pada umumnya k#ntraksi uterus, penipisan atau pemendekan ser.ik baik dengan pemeriksaan klinis (manual) ataupun dengan alat t#k#dinam#meter (untuk mengetahui adanya k#ntraksi uterus yang adekuat) serta ultras#n#gra+i ( untuk mengetahui pemendekan ser.ik) merupakan indikat#r klinis yang sangat penting diketahui untuk meramalkan apakah persalinan perterm akan terjadi dalam waktu singkat ataukah masih bisa dipertahankan untuk meningkatkan usia hamil. *ikemukakan bahwa adanya penipisan ser.ik dengan pemeriksaan .aginal pada kasus dengan tanda)tanda persalinan preterm membakat dengan ketuban intak dapat meramalkan peningkatan kejadian persalinan preterm " sampai / kali lipat. *engan pemeriksan ultras#n#gra+i .aginal pada kasus)kasus usia hamil antara 12) "2 minggu, bila didapatkan panjang ser.ik kurang dari 1/ mm akan meramalkan terjadinya persalinan prematur dengan nilai prediksi p#sitip 2 4 (9assan, "%%%). Penelitian terakhir di R'&*. *r. '#et#m# 'urabaya ditemukan bahwa pada kasus)kasus dengan usia hamil antara " ),2 minggu dengan tanda)tanda persalinan preterm membakat (partus prematurus iminens) bila ditemukan penipisan ser.ik lebih dari /%4 (dengan pemeriksaan .aginal) meramalkan terjadinya persalinan dalam waktu 3 jam sampai 11 hari (/, /," hari) dengan nilai prediksi p#sitip !24 ( RR. ",/! ). Pemeriksaan dengan t#k#dinam#meter pada kasus tersebut diatas bila ditemukan , k#ntraksi atau lebih dalam 1% menit akan meningkatkan kejadian persalinan preterm dengan nilai prediksi p#sitip !24 (RR. ,,,% ). *ikemukakan pula pada penelitian diatas bahwa dengan indikat#r k#mbinasi antara k#ntraksi uterus dan penipisan ser.ik akan meningkatkan nilai prediksi indikat#r tersebut untuk meramlkan terjadinya persalinan preterm ((badi, 1$$$). 2. Indikator laboratorik. -umlah leuk#sit dalam air ketuban dengan nilai batas "% atau lebih per ml mempunyai arti dalam menentukan adanya k#ri#amni#nitis dengan :R. !2,%. *ibanding dengan pemeriksaan 6RP ( %,! mg/ml), lek#sit dalam serum ibu (1,%%% /ml) pemeriksaan tersebut diatas lebih bermakna (B##n, 1$$3). *i R'&*. *r. '#et#m# 'urabaya penelitian semacam ini telah dilakukan dan mendapatkan hasil bahwa bila ditemukan jumlah lek#sit dalam serum ibu 11./%% / ml atau lebih akan berisik# terjadinya persalinan preterm dengan nila prediksi p#sitip !/4 (RR. ",13). 3. Indikator Biokimiawi. .1 #ibronektin $anin.

Fibr#nektin -anin adalah pr#tein pada selaput k#ri#amni#n, desidua dan dalam air ketuban. Fungsinya sebagai perekat antara buah kehamilan dengan permukaan dalam dinding uterus. Pr#duksi +ibr#nektin janin #leh sel k#ri#n manusia akan meningkat #leh reaksi keradangan. Beberapa peneliti telah membuktikan peran +ibr#nektin janin ini untuk meramalkan kejadian persalinan preterm ((rms#n, 1$$$). Peningkatan kadar +ibr#nektin janin pada .agina, ser.ik dan air ketuban membrikan indikasi adanya gangguan pada hubungan antara k#ri#n dan desidua. Pada kehamilan "2 minggu atau lebih kadar +ibr#nektin janin dalan cairan ser.ik#.aginal /% ng/ml atau lebih, akan meningkatkan risik# terjadinya persalinan preterm denmga sensiti.itas %4 dan nilai prediksi p#sitip ,4 (0#.i, 1$$/). Lebih jauh peningkatan kadar +ibr#nektin janin pada kehamilan )"" minggu pada wanita)wanita yang berisik# tinggi akan meningkatkan risik# terjadinya persalinan preterm secara bermakna (Leitich, 1$$$J ;#ldenberg, "%%%). .2 %orti&otropin Releasing 'ormon (%R'). 'tress pada ibu dan janin telah diketahui berkaitan dengan kejadian persalinan preterm. Pada awalnya 6R9 yang diekspresikan di 9yp#thallamus dan merupakan mediat#r stress. (kan tetapi 6R9 juga diekspresikan #leh sel tr#p#blast, plasenta, k#ri#n, amni#n dan desidua. 7adar 6R9 dlam serum ibu akan meningkat secara pr#gresi+ selama trimester " sampai dengan trimester ,, mencapai puncaknya pada saat persalinan dan menurun dengan cepat pasca persalinan. 7emungkinan besar stress pada ibu maupun janin akan memicu terjadinya persalinan preterm melalui mekanisme pelepasan mediat#r stress yang dapat menyebabkan peningkatan pelepasan pr#stan#ids pada plasenta dan selaput ketuban. Penelitian in .itr#, menunjukkan bahwa 6R9 merangsang pr#duksi pr#stan#ids #leh sel amni#n, k#ri#n dan desidua. 'ebaliknya bahan pr#stan#ids dan #ksit#sin merangsang pelepasan 6R9 #leh sel plasenta. *engan demikian pada kasus)kasus persalinan preterm yang berkaitan dengan stress ini akan disertai dengan peningkatan dini dari kadar 6R9 dalam serum ibu. Peningkatan kada 6R9 pada kehamilan trimester " merupakan indikat#r kuat untuk persalinan preterm (Hc Lean, 1$$$). . Sitokin in*lamasi. Peran sit#kin in+lamasi seperti @L)1, @L)3, @L) dan 10F), telah diteliti sebagai mediat#r yang mungkin berperan dalam sintesa pr#staglandin. Pada kasus persalinan preterm ekspresi sit#kin ini meningkat secara bermakna dibandingbdengan persalinan aterm. Penelitian di R'&*. *r. '#et#m# 'urabaya, menunjukkan bahwa @L)3 merupakan sit#kin yang paling d#minan diekspresikan dalam air ketuban yang merupakan +akt#r penentu terjadinya persalinan preterm pada kasus)kasus persalinan preterm membakat dengan ketuban yang masih intak. *engan nilai batas (cut#++) ,%%% pg/ml @L)3 dalam air ketuban akan berisik# untuk terjadinya persalinan preterm dengan RR 3,/" ( 6@. $/4. "," )1 ,3!), sensiti.itas $%4, spesi+itas $%4 dan nilai prediksi p#sitip $,4. .+ Iso*erritin Plasenta. @s#+erritin Plasenta adalah pr#tein yang diekspresi #leh sel lim+#sit 1 (1)6ell / 6*)2) pada plasenta. 'el lim+#sit 1 (6*) ) mengekspresi resept#r dari is#+erritin ini. @katan bahan is#+erritin ini dengan resept#rnya akan mampu menghambat reakti.itas 6*)2 terhadap embryoni& alloantigen dan melindungi kehamilan dari reaksi pen#lakan dari tubuh ibu (immunosuppresant). 7egagalan ekspresi bahan ini #leh plasenta akan berakibat pen#lakan buah

kehamilan #leh tubuh ibu sehingga terjadi ab#rtus atau persalinan preterm. *alam keadaan nprmal (tidak hamil) kadar is#+erritin ini 1% &/ml. 7adarnya meningkat secara bermakna selama kehamilan dan mencapai puncaknya pada trimester terakhir yakni /2, /, &/ml. Penurunan kadar is#+erritin dalam serum kurang dari 1/, 1/,! &/ml akan berisik# untuk terjadinya persalinan preterm dengan nilai prediksi p#sitip /$4 .(Haym#n, 1$$3). ., #erritin. Ferritin adalah suatu bahan pr#tein kaya Cat besi (iron storage protein) yang diekspresi #leh berbagai jaringan antara lain li.er, limpa, tulang dan plasenta. Rendahnya kadar +erritin merupakan indikat#r yang sensiti+ untuk keadaan kekurangan Cat besi. Peningkatan ekspresi +erritin ini berkaitan dengan berbagai keadaan reaksi +ase akut (acute phase reacti#n) termasuk k#ndisi in+lamasi. Beberapa peneliti telah mengemukakan adanya hubungan antara peningkatan kadar serum +erritin dengan kejadinan penyulit)penyulit kehamilan antara lain persalinan preterm, berat bayi lahir rendah dan pre) eklamsi. *ikemukakan juga bahwa peningkatan kadar +erritin serum pada kehamilan trimester " merupakan predikt#r yang berarti untuk terjadinya persalinan preterm sp#ntan terutama pada usia kehamilan yang masih sangat awal ( Ramsey, et al. "%%"). *ari semua indikat#r yang telah diteliti diatas maka indikat#r klinis (k#ntraksi uterus dan penipisan ser.ik) dan indikat#r lab#rat#rik sederhana (lek#sit serum) merupakan indikat#r yang sangat berman+aat #leh karena murah dan sangat mudah dilaksanakan di lapangan dibanding dengan pemeriksaan bi#kimiawi ( sit#kin ) yang sangat mahal dan tidak selalu bisa diperiksa disetiap tempat. Penggunaan k#mbinasi dari " atau lebih indikat#r diatas akan meningkatkan nilai prediksi untuk terjadinya persalinan preterm. 1abel 1. Risik# relati+ dan nilai prediksi p#sitip indikat#r tunggal ((badi, "%%%). @ndikat#r @L)3 7#ntr. &terus >++acement Leuk#sit 0ilai Batas ,%%% pg/ml , /1% mt E /%4 11/%%/ml Risik# Relati+ 3,/" ,,,% ",/! ",13 0ilai Prediksi P#sitip $, 4 !2 4 !2 4 !/ 4

Diagnosis dari persalinan preterm. Henurut 9err#n dkk ( 1$ " ) diagn#sis suatu persalinan preterm yang membakat ( Preterm Lab#r ) didasarkan atas gejala klinis yang ditandai dengan suatu k#ntraksi rahim yang teratur dengan inter.al 5 /) menit pada kehamilan "%),! minggu , yang disertai dengan satu atau lebih gejala)gejala berikut < 1. perubahan ser.ik yang pr#gresi+ ". pembukaan ser.ik " cm atau lebih ,. pendataran ser.ik %4 atau lebih @ams dkk. ( 1$$2 ) mengemukakan tentang cara menentukan risik# terjadinya persalinan preterm dengan &'; dan pemeriksaan .aginal pada kehamilan "2),2 minggu dan sebelum ,3 minggu. *ikemukakan apabila ditemukan panjang ser.ik

( secara &'; ) 5 , cm maka risik# terjadinya persalinan preterm 1%% 4 . *ibanding pada pemeriksaan dalam bila ditemukan pembukaan " cm atau lebih atau pendataran ser.ik /%4 atau lebih diramalkan akan terjadi persalinan preterm pada 3"4 dan , 4. Pada kehamilan " K,2 minggu apabila ditemukan tanda)tanda adanya k#ntraksi uterus , kali / lebih per 1% menit, penipisan ser.ik E /%4 dan k#nsentrasi @L)3 dalam air ketuban ,%%% pg/ml atau lebih (pemeriksaan air ketuban dengan met#da >lisa) dapat diramalkan bahwa persalinan akan terjadi dalam waktu 3 jam sampai dengan 11 hari ( (badi, 1$$$). 'elanjutnya dikemukakan bahwa apabila ditemukan petanda) petanda diatas, usia hamil dan #utc#me perinatal tidak akan terpengaruh dengan pemberian t#k#litik, k#rtik#ster#id dan antibi#tika Pengelolaan persalinan preterm.

-le. karena usia .amil dan berat la.ir merupakan *aktor penentu dari *etal sur"i"al maka
Bang menjadi tujuan utama pengel#laan persalinan adalah < 1. Heningkatkan usia hamil ". Heningkatkan berat lahir ,. Henurunkan m#rbiditas dan m#rtalitas perinatal Prinsip pengel#laan persalinan preterm yang membakat adalah tergantung pada < 1. 7#ndisi ketuban masih utuh atau sudah pecah. ". &sia kehamilan dan perkiraan berat janin. ,. (da atau tidak adanya gejala klinis dari in+eksi intra uterin. 2. (da atau tidak petanda)petanda yang meramalkan persalinan dalam waktu yang relati+ dekat (k#ntraksi, penipisan ser.ik dan kadar @L)3 dalam air ketuban ). Pengelolaan persalinan preterm dengan ketuban yang masih intak. Pada dasarnya apabila tidak ada bahaya untuk ibu dan/atau janin maka pengel#laan persalinan preterm yang membakat adalah k#nser.ati+, yakni < 1. Henunda persalinan dengan tirah baring dan pemberian #bat)#bat t#k#litik. ". Hemberikan #bat)#bat untuk memacu pematangan paru janin. ,. Hemberikan #bat)#bat antibi#tika untuk mencegah risik# terjadinya in+eksi perinatal. 2. Herencanakan cara persalinan prterm yang aman dan dengan trauma yang minimal. /. Hempersiapkan perawatan ne#natal dini yang intensi+ untuk bayi)bayi prematur. I. usia hamil < 34 minggu 1. Tokolitik untuk meng.entikan kontraksi uterus. Bermacam)macam t#k#litik yang dikenal dengan titik tangkap dan cara kerja yang berbeda bisa diberikan baik secara tunggal maupun k#mbinasi sesuai dengan pr#sedur pemberian yang dianjurkan dengan tetap memperhatikan kemungkinan e+ek samping yang dapat timbul pada ibu dan / atau janin. 1.1 Beta)" (g#nis. - 1erbutalin Pr#sedur peng#batan dengan 1erbutalin.

1%%% mcg (" amp.) 1erbutalin dalam /%% ml 0a6L sehingga diper#leh k#nsentrasi " mcg/ml atau %,/ mcg / / tetes. *#sis awal diberikan 1 mcg/menit atau 1% tetes/mt. *#sis dinaikkan setiap 1/ menit dengan #,/ mcg (/ tetes) sampai his menghilang atau timbul tanda)tanda e+ek samping yang dirasakan membahayakan ibu dan / atau janin. *#sis maksimum yang dianjurkan adalah / mcg/mt (/% tetes/menit). Bila his berhenti maka d#sis dipertahankan pada kecepatan tersebut selama 1 jam, kemudian diturunkan %,/ mcg atau / tetes setiap 1/ menit sampai d#sis pemeliharaan (maintenance) sebesar " mcg/menit atau "% tetes/. Ht dan dipertahankan sampai jam kemudian. Bila sebelum jam terjadi k#ntraksi lagi maka d#sisdinaikkan lagi seperti diatas. *#sis t#tal yang dianjurkan sampai dengan "%%%mcg (2 amp.) dalam 1%%% ml 0a6L. Bila tidak timbul his lagi, setengah jam sebelum pemberian parenteral dihentikan ( !,/ jam dalam d#sis pemeliharaan), penderita b#leh mulkai diberikan 1erbutalin #ral (",/ mg/tabl.) setiap jam sampai / hari atau sampai ada tanda)tanda e+ek samping yang membahayakan ibu dan / atau janin. Beta)" (g#nis yang lain bisa diberikan sesuai dengan pr#sedur yang dianjurkan pada masing)masing #bat . >+ek samping < ) @bu < e+ek Beta)1 terhadap jantung ibu berupa palpitasi hebat. ) -anin < gangguan pada sirkulasi +et#)plasental yang mengakibatkan hip#ksi janin intrauterin. 1.". 0#n 'ter#id (nti @n+lamat#ry (gents. - 6#?)" @nhibit#r ( 0imesulid ) #ral dengan d#sis , L 1%% mg / hari. :bat)#bat 0'(@(s yang lain ( seperti @nd#methasin dll. saat ini tidak dianjurkan lagi terutama pada kehamilan E ," minggu #leh karena e+ek samping penutupan dini *uktus (rteri#sus). 1., 6alsium (ntag#nis. 0i+edipine #ral dengan d#sis , L 1% mg/hari. Pada dasarnya #bat ini cukup aman terhadap ibu dan janin, akan tetapi dalam beberapa penelitian pernah ditemukan e+ek samping pada ibu berupa sakit kepala dan hip#tensi. 1.2 Pr#gester#n. :bat)#bat Pr#gester#n diberikan parenteral maupun #ral sesuai dengan d#sis yang dianjurkan. 1./ :?yt#cin (nal#g. (t#siban ( belum beredar di @nd#nesia ). 2. /ortikosteroid untuk mema&u pematangan paru 0anin intrauterin. Betamethas#n 1")13 mg (,) 2 amp) / im / hari diberikan selama " hari (Liggin G 9#wie 1$!") atau *e?amethas#n 3 mg /im, diberikan 2 d#sis tiap 3 jam sekali (Parkland 9#spital, 1$$2). Pemberian ini hanya dianjurkan sekali saja, tidak dianjurkan untuk mengulangi pemberian setelah ini #leh karena e+ek samping terhadap ibu (hipertensi) dan janin ( gangguan perkembangan syara+) (0@96*6) "%%%).

. Antibiotika untuk men&ega. in*eksi perinatal (ibu dan bayi). (mpisilin 'ulbactam parenteral " L 1,/ gr. selama " hari , kemudian dilanjutkan #ral , L ,!/ mg./hari selama / hari. :bat antibi#tik yang lain sebaiknya dipilih #bat)#bat ;#l. B ( 7lasi+ikasi F*( untuk #bat)#bat untuk ibu hamil) terutama dianjurkan deri.at penisilin / ampisilin mengingat e+ek terat#genik terhadap janin. Pemberian antibi#tika ini masih banyak k#ntr#.ersi #leh karena satu pihak berhasil menurunkan kejadian in+eksi pada amni#n/janin dan memperpanjang usia hamil ( #leh karena bisa meningkatkan e+ek #bat)#bat t#k#litik ), akan tetapi pihak lain men#lak memberikan #leh karena ternyata pemberian antibi#tika ini tidak memperbaiki hasil akhir ( #utc#me ) janin seperti kejadian) kejadian 0ecr#tiCing >nter#c#litis ( 0>6 ) ), Respirat#ry *istress syndr#me ( R*' ) dan @ntracranial 9aem#rhage ( Hercer G (rheart 1$$/ ). 7yle G 1urner ( 1$$3 ) men#lak memberikan antibi#tika dalam jangka waktu lama #leh karena alasan meningkatkan risik# terjadinya in+eksi dari bakteri lain dan resistensi bakteri terhadap antibi#tika. +. %ara persalinan. &payakan persalinan preterm yang aman dan n#n traumatis serta perawatan intesi+ untuk bayi prematur. 6ara persalinan yang dianjurkan adalah sp#ntan per.aginam atau '6 atas indikasi #bstetrik yang ada ( kelainan letak , gawat janin). II. usia .amil + minggu 1 lebi. :leh karena sur"i"al rate dan angka kejadian R!S bayi prematur dengan usia hamil ,2 minggu tidak berbeda secara bermakna maka pada kasus demikian menunda persalinan untuk meningkatkan usia hamil tidak terlalu diutamakan akan tetapi pemberian t#k#tilik hanya untuk menunda sampai dengan 2 jam dengan tujuan untuk memberi kesempatan memberikan #bat)#bat k#rtik#ster#id kecuali bila pada pemeriksaan ditemukan L/' rati# E " atau test lain yang menunjukkan maturitas paru janin. 'elanjutnya pemberian antibi#tika serta mengupayakan persalinan yang aman, menghindari trauma persalinan yang berisik# untuk terjadinya hip#ksi janin selama persalinan. ehamilan preterm dengan ketuban pe!ah prematur. .*ari semua persalinan preterm yang tertjadi maka persalinan preterm sp#ntan terjadi pada 2%4 kasus, ,%4 merupakan persalinan preterm atas indikasi (9*7, Plasenta Pre.ia, '#lusi# Plasenta) sedangkam ketuban pecah prematur pada kehamilan preterm terjadi pada ,%4 kasus (;#ldenberg et al. "%%%J Re+uerC# et al. "%%%). 7etuban pecah prematur pada preterm dengan usia hamil "3 minggu atau kurang, /%4 kasus pr#ses persalinan akan terjadi dalam 1 minggu dengan usia hamil " ),2 minggu /%4 akan terjadi dalam "2 jam dan %)$%4 akan terjadi pr#ses persalinan dalam 1 minggu dan pada usia hamil ,! minggu atau kurang , /%4 akan terjadi persalinan dalam 2 jam dan 1,4 adalam ! hari ( 0els#n et al. 1$$2). Bang sering menjadi masalah adalah bila ketuban pecah prematur terjadi pada usia hamil trimester @@ yakni antara "%)"3

minggu. *ikemukakan bahawa /4 kasus kpp pada trimester @@ dengan .#lume air ketuban yang masih adekuat akan terjadi persalinan pada trimester @@@. (kan tetapi bila jaumlah air ketuban sudah sangat berkurang (#lig#hidramni#s) maka 1%%4 akan terjadi persalinan pada usia hamil kurang dari "/ minggu (9adi et al. 1$$2). Risik# yang sering terjadi pada janin dengan kpp pada trimester @@ adalah in+eksi intra uterin, hip#plasia paru dan de+#rmitas akibat penekanan. Pengelolaan kpp preterm. 1entang pengel#laan pada kpp preterm masih banayak hal)hal yang k#ntr#.ersi. Pemakaian t#k#litic dengan tujuan mempertahankan kehamilan agar usia hamil meningkat ternyata sangat mengecewakan #leh karena meskipun dikatakan ada hasil yang bermakna secara statistik akan tetapi tidak bermakna secara klinis #leh karena upaya tersebut hanya mampu memperpanjang usia hamil rata)rata 2 jam sampai 11 hari diamna janin akan tetap lahir prematur. Penggunaan k#rtik#ster#id selama antenatal dengan tujuan untuk memacu pematangan paru janin dianjurkan hanya 1 kali saja (single c#urse antenatal c#rtic#ster#ids) pada kpp preterm dengan usia hamil ," minggu atau kurang (0@96*61$$/). 'edangkan penggunaan berulang tidak dianjurkan #leh karena e+ek samping pada ibu dan anak yang masih harus dipertimbangkan (0@96*6)"%%%). Penggunaan antibi#tika (mpisilin dan >ritr#misisn pada kpp preterm hanya berman+aat untuk menurunkan k#mplikasi perinatal (in+eksi ne#natal, R*' dan 0>6) (Hercer et al. 1$$!). Pengel#laan kasus dengan kpp preterm ini harus dimulai dengan menegakkan diagn#sa pasti pecahnya ketuban, menentukan usia hamil dan maturasi paru janin, menentukan ada tidaknya in+eksi intrauterin, tanda)tanda inpartu dan menentukan jumlah air ketuban masih cukup adekuat atau sudah ada tanda)tanda #lig#hiramni#s (;arite 1$$$). 1. Menegakkan diagnosa pasti ketuban suda. pe&a.. Pemeriksaan yang dianjurkan adalah inspekul# untuk melihat adanya cairan ketuban di+#rniks p#steri#r. Bila ditemukan cairan harus dilakukan test apakah cairan tersebut air ketuban atau bukan, dengan memeriksa p9 (0itraCin test), memeriksa lanug# dan .erniks dibawah mikr#sk#p. Bila perlu melakukan test dengan @ndig# 6armine yang dimasukkan kedalam r#ngga rahim dengan amni#sentesis kemudian dilihat inspekul# apakah warna biru air ketuban ada pada cairan di+#rniks p#steri#r. 'edapat mungkin jangan melakukan pemeriksaan .aginal kecuali memang sudah pasti kehamilan akan diakhiri, untuk mencegah in+eksi intrauterin. Bila cairan di+#rniks sudah pasti air ketuban maka sekaligus dilakukan pemeriksaan maturasi paru. 2. Menentukan usia .amil dan maturasi paru 0anin. Penentuan usia hamil dengan menentukan kapan hari pertama haid terakhirnya. Helakukan pemeriksaan ultras#n#gra+i selain untuk menentukan usia hamil juga untuk menentukan letak janin, perkiraan berat janindan yang penting lagi adalah menentukan

ada/tidaknya tanda)tanda #lig#hidramni#s. Haturasi paru janin diperiksa dengan mengukur Lesitin / 'ping#myelin rasi# (L/' " < sens. "4, spec. /4), kadar ph#sphatidyl ;liser#l, penghitungan badan lamelar dalam air ketuban ( $/%%/ml < sens. 1%%4, spec. 1, 4, PP=. %4 ) dan test yang paling mudah dilakukan adalah +#am stability test dari air ketuban ( I atau II < sens. !/4, spec. !",!4, PP=. %4) yang lebih bersi+at kualitati+ ( (badi, "%%" ). . Menentukan in*eksi intrauterin. Henentukan in+eksi intrauterin secara klinis dengan tanda)tanda adanya +ebris 1%2F takhikardi pada ibu dan/atau janin, pengeluaran cairan dari .agina yang keruh dan berbau. 'ecara lab#rat#rik in+eksi intrauterin ditentukan dengan adanya peningkatan kadar 6RP ( E %./ ) dan lek#sit ( 11./%% /ml) dalam serum ibu. 'edangkan dalam cairan ketuban yang diambil dengan cara amni#sentesis, in+eksi intraamni#tik ditentukan dengan cara kultur kuman, pengecatan gram, gas li2uid &.romatograp.y3 lym#lus lysate, lek#sit ( E "%/ml), kadar gluc#se, lek#sit esterase dan peningkatan kadar sit#kin pr#in+lamasi ( 10F , @L)1, @L)3 dan @L) ). Bila ditemukan tanda) tanda ini penundaan persalinan tidak lagi dianjurkan #leh karena bahaya terhadap ibu dan /atau anak. +. Menentukan tanda4tanda inpartu. Henentukan tanda)tanda inpartu ini untuk menentukan apakah persalinan dapat ditunda secara bermakna untuk meningkatkan usia hamil dan berat lahir (selama tidak ada hal) hal yang membahayakan anak dan/atau ibu) ataukah persalinan sudah tidak mungkin lagi ditunda #leh karena dapat dipastikan akan lahir preterm. (kan tetapi Far##Mi (1$$ ) mengemukakan dari pengamatan yang dilakukan bahwa kasus)kasus kpp pada trimester @@ yang dirawat k#nser.ati+ akan terjadi persalinan paling lama 11 hari dengan risik# k#mplikasi hip#plasia paru, de+#rmitas bayi karena k#mpresi serta in+eksi intraamni#tik (Far##Mi, 1$$ ). 1anda)tanda inpartu dapat berdasarkan gejala klinis k#ntraksi uterus, penipisan ser.ik dan dilatasi. (kan tetapi pemeriksaan bi#+isik janin yakni adanya .ariabel deselerasi pada kpp trimester @@ merupakan tanda inpartu yang paling awal ( H#berg, 1$ !). (badi (1$$$) dalam penelitiannya pada kasus)kasus persalinan preterm membakat, usia hamil antara " K ,2 minggu dengan ketuban yang masih utuh, menemukan petanda)petanda klinis yakni k#ntraksi uterus , kali atau lebih per 1% menit, penipisan ser.ik /%4 atau lebih, jumlah lek#sit dalam serum 11/%%/ml atau lebih serta petanda bi#kimiawi yakni kadar @L)3 dalam air ketuban ,%%% pg/ml

atau lebih merupakan penentu terjadinya persalinan dalam waktu antara 3 jam sampai dengan 11 hari dengan sensiti+itas, spesi+itas dan nilai prediksi p#siti+ yang cukup tinggi ((badi, 1$$$). ,. Menentukan 0umla. air ketuban dan tanda4tanda ga5at 0anin. *iagn#sis #lig#hidramni#n dapat ditegakkan dengan pemeriksan &'; dengan ketentuan bahwa dengan memperhatikan usia hamil maka #lig#hidramni#n apabila jumlah air ketuban kurang dari / precentile, sedangkan tanpa memperhatikan usia hamil maka #lig#hidramni#n apabila jumlah air ketuban pada 2 kwadran 5 / cm ( (F@ 5 /cm ) (6hauhan, 1$$!). ;arite (1$$$) mengemukakan bila ditemukan kpp disertai #lig#hidramni#n sebaiknya direncanakan untuk mengakhiri kehamilan dengan pemantauan janin lebih dahulu untuk menentukan cara persalinan yang memadai. :lig#hidramni#n pada trimester @@ bila disertai dengan .ariabel deselerasi maka kematian perinatal mencapai %)$%4 (H##re,1$ $). Amnioin*usion dengan 1/%),%%ml larutan garam +isi#l#gis pada saat ini akan memperbaiki .ariabilitas denyut jantung janin dan memperpanjang peri#de latent (;arite, 1$ !). (kan tetapi meskipun amnioin*usion merupakan tindakan yang relati+ aman akan tetapi mengingat e+ek samping yang bisa terjadi misalnya tekanan ibtrauterin yang mendadak meningkat dan ruptura uteri pada bekas '6, maka penggunaan secara rutin di kamar bersalin belum direk#mendasikan dan sebaiknya tindakan ini hanya dalam kerangka penelitian klinis. *ari apa yang telah dibahas diatas maka tampaknya pada kasus)kasus kpp preterm, usia hamil dan .#lume air ketuban merupakan +akt#r penentu dari pr#gn#sa dan *etal sur"i"al ( 8inn)"%%%). *ikemukakan pula bahwa kpp pada kehamilam preterm akan menurunkan angka kejadian R*' pada ne#natus ( 'ims, "%%"). @nilah yang menyebabkan sampai saat ini masih banyak pendapat yang bertentangan tentang man+aat pemberian k#rtik#ster#id pada kpp preterm ( 5 ,2 minggu). "paya pen!egahan dalam masalah yang berkaitan dengan persalinan preterm Berbagai upaya pencegahan yang ditujukan pada ibu)ibu dengan risik# terjadinya persalinan preterm telah diteliti dan juga bermacam)macam inter.ensi telah dilakukan, seperti klinik risik# tinggi yang khusus untuk masalah prematuritas, perawatan antenatal yang intensi+, penyuluhan)penyuluhan pada ibu risik# tinggi tidak menunjukkan penurunan persalinan preterm yang bermakna Pendekatan yang menjanjikan untuk mengidenti+ikasikan secara dini tanda)tanda persalinan preterm yang membakat yakni indikat#r lab#rat#rik yang berkaitan dengan pr#ses pat#genesis dari persalinan preterm termasuk peningkatan kadar @L)3, +ibr#nektin janin, 6R9, lek#sit dan is#+eritin plasenta, serta indikat#r klinis seperti penipisan ser.ik dan k#ntraksi uterus, meskipun dikatakan cukup sensiti+ dan spesi+ik akan tetapi kenyataannya petanda)petanda tersebut menunjukkan +ase lanjut dari pr#ses pat#genesis dari persalinan preterm. 'alah satu alternati+ pendekatan yang sudah pernah dilakukan dengan angka keberhasilan yang cukup memadai adalah suatu pr#gram pencegahan yang melakukan inter.ensi pada maslah)masalah yang berkaitan dengan bidang #bstetri dan ne#nat#l#gi.

Primary pre"ention yang menekankan pada eradikasi in+eksi alat kelamin, eliminasi +akt#r risik# persalinan preterm yang lain dan edukasi pda ibu)ibu dengan risik# sebelum tanda)tanda pr#ses persalinan timbul (8ignj#sastr#, 1$$ ). Se&ondary pre"ention 3 yang menggunakan indikat#r)indikat#r klinis, lab#rat#rik serta bi#kimiawi untuk meramalkan terjadinya persalinan pada kasus)kasus persalinan preterm membakat dengan ketuban yang masih utuh. Bila nilai dari indikat#r) indikat#r tersebut diatas masih belum melampaui &uto** yang dipersyaratkan maka pemberian #bat t#k#litik masih berguna untuk menunda persalinan dan meningkatkan usia hamil serta berat lahir. (kan tetapi meskipun indikat#r)indikat#r ini cukup berarti untuk memperkirakan waktu terjadinya persalinan, hal tersebut tergantung apakah peng#batan yang kita berikan memang sudah cukup rasi#nal sesuai dengan penyebab persalinan preterm yang kita hadapi. 'ehingga hal ini memang sangat tergantung pada pat#genesis terjadinya persalinan preterm yang pada umumnya menyangkut penyebab yang memicu akti.asi dari sel ch#ri#amni#tik dan desidua misalnya in+eksi,stres, iskemia uter#plsental, perdarahan dan end#krin#pati ( (rms#n, 1$$$). Tertiary pre"ention , khususnya ditujukan pada kasus)kasus persalinan preterm pada +ase lanjut (establis.ed preterm labor) dimana persalinan preterm sudah tidak mungkin lagi dicegah yakni apabila tanda)tanda klinis, lab#rat#rik dan bi#kimiawi sudah melampaui &uto** yang dipersyaratkan atau pada persalinan preterm yang memang harus terjadi atas indikasi #bstetrik atau medik (plasenta pre.ia, hipertensi dalam kehamilan dsb.) (indi&ated preterm deli"ery). Pada k#ndisi tersebut upaya pencegahan ditujukan terutama pada pencegahan terhadap trauma persalinan dan hip#ksia intrauterin untuk mengurangi risik# m#rbiditas perinatal yang berupa k#mplikasi jangka pendek termasuk sindr#ma gawat napas pada ne#natus, 0ecr#tiCing >nter#c#litis (0>6) dan perdarahan dalam .entrikel #tak ( 'aling, "%%%). Pada pencegahan tingkat ini yang harus dilakukan adalah merencanakan persalinan yang aman untuk bayi prematur dengan cara yang tepat, ditangan yang ahli, pada saat yang tepat serta ditempat yang memadai untuk perawatan intensi+ bayi prematur. (kan tetapi bagaimanapun upaya kita untuk menangani masalah prematuritas ini masih juga timbul pertanyaan besar yang harus dijawab yaitu A perlukah menunda persalinan pada kasus persalinan preterm atau biarkan persalinan terjadi #leh karena mungkin hal itu merupakan mekanisme pertahanan bagi janin terhadap situasi yang membahayakan kehidupannya didalam uterus N ( (badi, "%%% ).

Anda mungkin juga menyukai