Sindroma Asma:
Exercise-induced asthma
Nocturnal asthma
Occupational asthma
Aspirin-induced asthma
Fatal & near fatal asthma
Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik:
Anak & dewasa muda
Serangan mendadak stl terpapar alergen, dpt
pulih tanpa obat
Sering didahului influenza
Keturunan (+), eksim saat kanak2
Skin test (+), Ig E & eosinofil
Sering alergi aspirin
Respons tx baik
Asma Nonatopik/Intrinsik:
Dewasa atau usia pertengahan
Faktor imunologi (?)
Sering disebabkan infeksi, dahak purulen
Riwayat atopi (±)
Skin test (-), Ig E & eosinofil normal
Respons tx kurang
Prognose lebih jelek
Sindroma Asma:
Exercise-induced asthma (EIA):
- Pencetus latihan fisik sedang - berat
- Usia muda
- Mekanisme: ventilasi udara kering &
dingin masuk jln napas pengeringan &
pendinginan mukosa jln napas inflamamasi
(sel mast melepas mediator) br. spasme,
edema, hipersekresi mukus
- Makin kering & dingin, makin berat br.spasme
Exercise-induced asthma…
- Faktor yg dpt memperberat atau memperingan
EIA:
- Asma yg tdk terkontrol baik
- Berlatih di udara kering & dingin
- Jenis & beratnya latihan fisik
- Warming-up seblm berlatih
- Terapi: 2-agonis & cromolyn inhalasi
sebelum berlatih
Nocturnal asthma:
- Keluhan batuk / sesak terutama timbul pd
malam – dini hari
- Mekanisme perubahan suhu yg
ekstrim,
pe kadar hormon adreno-corticotropin
pd
dini hari
- Terapi: Theophylline SR, LABA + steroid
inh.
Occupational asthma:
- Penyebab alergen atau iritan di lingkungan
kerja
- Keluhan timbul bila px berada di
lingkungan kerja & menghilang setelah px
pulang
- Terapi: masker, pindah tempat kerja, 2-
agonis & steroid inhalasi sebelum bekerja
Pengkajian
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang:
- Radiologis: foto toraks
- Test faal paru, uji provokasi bronkus
- Laboratorium: status alergi (darah tepi,
Ig E total, eosinofil count, Ig E Atopy,
skin test, sputum charcot leyden)
Anamnesa:
Serangan bersifat episodik/berulang
/kumat-kumatan, reversibel
Memburuk malam & dini hari
Pencetus/trigger (+)
Respons thd br.dilator (+)
Riwayat asma dlm keluarga
Riwayat alergi, sinusitis
Pemeriksaan fisik:
Dpt normal, kadang wheezing (+), eks-pirasi
memanjang
Serangan ringan wheezing akhir eks-pirasi
paksa
Serangan berat wheezing dapat tidak
terdengar, px sianosis, gelisah, taki-kardi,
retraksi ics, penggunaan otot bantu napas
Pemeriksaan penunjang:
Foto toraks normal diluar serangan, hi-
perinflasi saat serangan, adanya penyakit lain
Faal paru (spirometri / PEFR) menilai berat
obstruksi, reversibilitas, variabilitas
Uji provokasi bronkus membantu dx
Status alergi skin prick test, Ig E total, eosinofil
count, Ig E Atopy
Diagnosa Banding:
Dewasa:
PPOK, bronkitis kronis, gagal jantung kongestif,
obstruksi krn tumor, disfungsi larings, emboli paru
Anak:
Corpus alienum, laringotrakeomalasia,
limfadenopati, bronkiolitis, stenosis trakea, tumor
Tingkat Kontrol Asma menurut GINA 2008
- Intervensi
- Auskultasi bunyi nafas,
- catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki
- Kaji/pantau frekuensi pernafasan
- Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres
pernafasan, penggunaan otot bantu
- Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat
tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
- Pertahankan polusi lingkungan minimum
- Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
- Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
- Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan
memberikan air hangat,
- anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan Berikan obat
sesuai indikasi
- Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada
Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen,
kerusakan alveoli d.d..........
Intervensi
• Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori,
nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang
• Tinggikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir
sesuai kebutuhan / toleransi individu.
• Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
• Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi
tambahan.
• Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
• Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
• Awasi tanda vital dan irama jantung.
• Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
• Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d penurunan masukan oral d.d .....
Intervensi :
• Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat
kesulitan makan, evaluasi BB.
• Auskultasi bunyi usus.
• Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
• Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan
berikan makan porsi kecil tapi sering.
• Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
• Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
• Timbang BB sesuai induikasi.
• Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.
Kurang pengetahuan d.d kurang informasi/tidak
mengenal sumber informasi
Tujuan : Pengetahuan miningkat
KH :
- Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan
tindakan.
- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses
penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab.
- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam
program pengobatan.
Intervensi:
• Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
• Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
• Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan
reaksi yang tidak diinginkan
• Beritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang,
interval semprotan, cara membersihkan.
• Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi
• Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti
merokok pada klien atau orang terdekat
• Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas
TERIMA KASIH