Status asmatikus
Etiologi
Alergen :
– Serbuk sari
– Debu, piaraan, serangga
– Makanan seperti : ikan, telur, kacang, susu,
kedelai
– Zat adiktif
– Getah
Diagnosis asma dibuat berdasarkan
manifestasi klinis, hasil spirometri dan
respon terhadap terapi. Spirometri
menunjukan penurunan aliran udara
ekspirasi puncak (peak expiratory flow rate
(PEFR), volume ekspirasi paksa (force
expiratory volume, FEV), dan kapasitas
vital paksa (force vital capacity (FVC).
Kapasitas residu fungsional, kapasitas total
paru dan volume residual meningkat
karena adanya udara yang terperangkap
didalam paru. Asma di definisikan sebagai
peningkatan volume ekspirasi paksa dalam
1 detik (FEV1), setelah inhalasi preparat
bronkodilator beta-agonis sehingga
menimbulkan obstruksi jalan napas yang
reversible.
Klasifikasi
Ekstrinsik (alergi) Instrinsik (non alergi)
– 90 % kasus – 10 % kasus
– Khas pada masa anak2 – Berkembang setelah
– Riwayat keluarga : ada usia 30 th
alergi – Lebih banyak wanita
– Exzema – Biasanya mengikuti
– Berkurang saat remaja infeksi pernafasan
– 75 % dapat muncul
dikemudian hari
Etiologi
Iritan :
– Infeksi : pilek karena virus, bronkhitis,
sinusitis
– Obat : aspirin, NSAID, Beta Bloker
– Asap rokok
– Faktor lingkungan : kabut, perubahan cuaca,
asap
– Faktor dalam rumah : cat, deterjen, deodoran,
parfum
Etiologi
– Waktu malam
– Latihan, terutama dalam kondisi dingin
– Faktor pekerjaan : zat kimia, debu, gas, logam
– Faktor emosional : tertawa, menangis,
berteriak, tertekan
– Faktor hormonal : sindrom premenstrual
Patofisiologi
Alergen CO2
Mediator Kimiawi:
Iritan histamin, leukotrin dll
Infeksi Sesak nafas
Peradangan Udema
Penyempitan
Mukus
Spasme
Bronkhus Wheezing
Batuk
Steroid
Stimulasi IgE
Stabilisator sel
mast Pengubah
Anti Histamine Degranulasi sel mast leukotri en
Bronkhodilator
Batuk non Steroid Beta2 agonis
produktif metilxantine Mengi
manifestasi Aliran
variabilitas
terapi puncak
pathofisologi
Sebelum serangan Asthma
Selama Serangan Asthma
Tanda dan Gejala
Tanda Utama :
– Nafas cepat, terutama saat aktivitas atau
malam hari
– Wheezing, suara mengi saat ekspirasi
– Batuk, mungkin kronik, biasanya memburuk
saat malam atau pagi hari. Mungkin terjadi
setelah aktivitas, atau terpapar udara dingin
– Sesak nafas, mungkin disertai atau tidak tanda
di atas
Prosedur Diagnostik
Laboratorium
– Pada pemeriksaan AGD (gas darah Arteri)
mungkin didapatkan hipoksemia, hiperkarbia,
asidosis respiratorik
– Bila disertai infeksi akan terjadi leukositosis,
peningkatan eosinofil pada asthma tipe alergi
– Pemeriksaan darah merah terjadi polisitemia
Prosedur Diagnostik
Radiografi
– Foto Rontgen dada diperlukan untuk
mengetahui adanya infeksi dan kemungkinan
penyakit kronik
Tes Fungsi Paru (TFP)
– Pada asthma didapatkan volume-volume paru
meningkat, tetapi kapasitas paru normal
Penatalaksanaan
Bronchodilator : menyebabkan otot
bronkhus relaks
Anticholinegic : sama dengan
bronkhodilator
Anti-inflamatory Agent (Kortikosteroid) :
Menurunkan udema dan iritasi pada
bronkhus
Chromolyn Sodium : Mencegah serangan
Penatalaksanaan
“Jika pasien mengalami serangan asma
akut dan tidak ada obat didekatnya, maka
serangan kadang berkurang dengan
pernapasan mengerucutkan bibir (pursed
lips breathing) yang dapat meningkatkan
tekanan dalam jalan napas, sehingga tetap
terbuka dan udara yang terjebak dapat
dikeluarkan dengan lebih mudah”.
Teknik (pursed lips breathing)
Penatalaksanaan
Bronkhodilator
– Menyebabkan otot bronkhus relaks
– Dibagi menjadi :
• Obat-obat simpatomimetik (Ventolin)
• methyl-xanthine (Aminophylline)
– Disarankan diberikan secara inhalasi karena
langsung bekerja di paru dan efek samping
yang rendah
Penatalaksanaan
– Mekanisme kerja bronkhodilator
Penatalaksanaan
Anti-inflamatory Agents (Kortikosteroid) :
– Menurunkan udema dan iritasi pada bronkhus
– Contoh : Prednisone
– Mekanisme kerja :
Penatalaksanaan
Chromolyn Sodium
– Tidak berguna untuk menghentikan serangan,
hanya digunakan untuk profilaksis atau
diberikan awal sebelum bronkhodilator
– Mekanisme kerja : mencegah pelepasan
histamin sehingga menurunkan
bronkhospasme
– Efektif digunakan 5 – 60 menit sebelum
kontak dengan faktor pencetus. Lama aksi 3 –
4 jam
Pengkajian
Keluhan
– Sesak nafas yang dapat disertai batuk, RR
meningkat dan suara mengi
Riwayat :
– Biasa terjadi masa anak-anak (2 – 6 tahun)
– Pada usia paruh baya lebih banyak perempuan
– Riwayat paparan : alergen, asap rokok, debu,
infeksi pernafasan karena virus
Klasifikasi keparahan asma
Stadium Gejala Gejala malam hari Fungsi paru-paru
Stadium 4 Gejala terus menerus timbul sering FEV1, atau PEF ≤ 60%
Persisten berat Aktifitas fisik terbatas prediksi
Eksaserbasi sering terjadi Variabilitas PEF>30%
Stadium 3 Gejala terjadi setiap hari >1 kali seminggu FEV1 atau FEV> 60%
Persisten sedang Harus menggunakan obat hirup hingga <80% prediksi
agonis beta2 kerja pendek setiap Variabilitas PEF >30%
hari
Eksaserbasi mempengaruhi
aktifitas
Eksaserbasi ≥2 kali seminggu :
dapat berlangsung beberapa hari
Stadium 2 Gejala >2 kali seminggu tetapi < 1 >2 kali sebulan FEV1, atau PEF ≥80%
Persisten ringan kali sehari prediksi
Eksaserbasi dapat mempengaruhi Variabilitas PEF 20-
aktifitas 30%
Stadium 1 Gejala ≤ 2 kali seminggu < 2 kali sebulan FEV1, atau PEF ≥80%
Intermiten Diantara eksaserbasi akan prediksi
ringan asimtimatik dan PEF normal Variabilitas PEF >20%
Eksaserbasi hanya singkat (beberapa
jam – beberapa hari); intensitas
bervariasi
*FEV1 volume ekspirasi paksa dalam 1 detik; PEF aliran ekspirasi puncak
Pengkajian dasar untuk status pulmonal
meliputi oksimetri nadi (pulse oximetri)
dan analisa gas darah arteri (AGD).
Oksimetri nadi biasanya menunjukan
saturasi oksigen yang rendah. Sedangkan
hasil AGD biasanya menunjukan beberapa
derajat hipoksemia, pada kasus yang berat
terjadi peningkatan tekanan partial karbon
diaoskida arteri (PaCO2).
Pengkajian
Pengkajian Fisik
– Selama serangan perawat mengkaji adanya
dispneu, wheezing dan batuk
– Bila ada infeksi batuk biasanya produktif
– Mengeluh dada sesak dan lemas
– Di antara serangan tanda-tanda hilang
Pengkajian
Pengkajian Psikososial
– Aspek sosial
– Aspek ekonomi
– Aspek psikologis
Pengkajian
Pengkajian Psikososial
– Aspek sosial :
• klien mungkin memilih mengisolasi diri karena
dispneu berhubungan dengan kemampuan
bersosialisasi dengan temannya. Teman-teman
klien mungkin menghindar karena gangguan
batuk-batuk, sputum berlebihan dan sesak yang
dialami klien
Pengkajian
Pengkajian Psikososial
– Aspek ekonomi :
• Status ekonomi mungkin dipengaruhi oleh
penyakit. Adanya pendapatan atau asuransi
kesehatan akan menyelesaikan masalah ini.
• Jika klien adalah kepala keluarga, mungkin
diperlukan peran pengganti. Perubahan ini dapat
mempengaruhi harga diri klien
Pengkajian
Pengkajian Psikososial
– Aspek psikologis :
• Perawat mengkaji pengaruh psikologis dan
kemampuan penyelesaian masalahnya
• Cemas dan takut karena dispneu dan perasaan
ketidakmampuan bernafas mempengaruhi
partisipasi klien
Pengkajian
Pemeriksaan Penunjang
– Pengkajian laboratorium
– Pengkajian radiografi
– Pengkajian lain-lain
Dignosa Keperawatan
Diagnosa Utama
– Gangguan pertukaran gas b.d udara yang terjebak,
limitasi airflow, kelemahan otot pernafasan, produksi
mukus berlebihan
– Pola nafas tidak efektif s.d. obstruktif airflow
(penyempitan airway), fatigue, penurunan energi
– Bersihan jalan nafas tidak efektif s.d. sekresi
berlebihan, fatigue dan penurunan energi, batuk
inefektif
– Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuhs.d.
dispneu, sekresi berlebihan, anoreksia, fatigue
Dignosa Keperawatan
Diagnosa Utama
– Cemas s.d. hilangnya kontrol selama episode dispneu,
serangan asma, perubahan status kesehatan, krisis
situasi
– Intoleransi aktivitas s.d. fatigue, dispneu dan tidak
seimbangnya suplay dan kebutuhan oksigen
– Resiko tinggi terhadap infeksi s.d. sekresi yang
terhambat, bersihan jalan nafas tidak efektif
– Kelemahan s.d. kesulitan melaksanakan perawatan diri
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Tambahan :
– Fatigue s.d. perubahan dalam energi
metabolik, hipoksemia
– Defisit pengetahuan s.d. tidak mengetahui
sumber-sumber informasi
– Perubahan pola seksual s.d. fatigue
– Ketidakmampuan mempertahankan ventilasi
spontan s.d. kelemahan otot-otot pernafasan
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Tambahan :
– Tidak efektifnya managemen terapi s.d. defisit
pengetahuan, penurunan suport sistem
– Gangguan pola tidur s.d. dispneu, hospitalisasi
– Perubahan proses berfikir s.d. hipoksemia,
deprivasi tidur
Intervensi Keperawatan
Dx Kep : gangguan pertukaran gas
– Tujuan :
• Klien dapat mendemonstrasikan tehnik dan
metode yang benar yang dapat mendukung
perbaikan oksigenasi
• Klien mendemonstrasikan tehnik yang
benar untuk menormalkan PaCO2
Data pendukung
Data mayor : Dispneu, PCO2
meningkat/menurun, PO2 menurun,
takhikardia, pH arteri menurun/meningkat,
bunyi napas tambahan
Data minor : pusing, pandangan kabur,
sianosis, daiforesis, gelisah, pch, pola
napas abnormal (cepat/lambat,
regular/ireguler, dalam/dangkal), warna
kulit abnormal (pucat/kebiruan), kesadaran
Hasil yang diharapkan
: pertukaran gas adekuat dapat dibuktikan
dengan : 1) berkurangnya mengi saat
ekspirasi/inspirasi, 2) berkurangnya ronkhi,
3) saturasi oksigen>95%, 4) PaO2 >60
mmHg, PaCO2 <45 mmHg, pH 7,35-7,45,
5)tidak ada sianosis, 6) berkurangnya batuk
tidak produktif
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan :
– Kaji oksigenasi pasien meliputi :
• Tingkat kesadaran
• Warna kulit, sianosis, membran mukosa
• Pulse oksimetry
• Pola nafas, RR, dan kedalamannya,
Ekspansi dada, dispneu, cuping hidung,
pernafasan bibir, fase ekspirasi yang
memanjang dan penggunaan otot-otot bantu
– Instruksikan klien dan monitor
penempatan alat-alat oksigen (mis :
kanul nasal)
Intervensi Keperawatan
Ajarkan tehnik konservasi energi :
– Anjurkan duduk saat beraktivitas (telpon, mengupas
dll)
– Ajari pasien tidak menahan nafas saat beraktivitas
– Beritahukan bahwa aktivitas yang melibatkan tangan
mungkin meningkatkan aktivitas
– Rencanakan istirahat diantara periode aktivitas
Ajari klien melakukan :
– Nafas bibir
– Pernafasan diafragma
– Terapi relaksasi
– Teknik mengontrol batuk
Intervensi Keperawatan
Rencanakan dengan Pasien dan keluarga aktivitas
harian
Kaji kualitas dan kauntitas sputum
Kelolah medikasi (bronkhodilator ddan steroid)
Ajari Pasien dan keluarga bahaya dari oksigen
yang berlebihan
Ajari Pasien tanda-tanda hiperkapnea : pusing
dan bingung
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d
produksi secret dan bronkospasme