KELOMPOK 6
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan Hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan proposal pengabdian masyarakat yang berjudul ” Peran
Edukator Dan Pelatihan Senam Kaki Diabetes Melitus Pada Masyarakat Di Wilayah
Mulyorejo RT03 RW05 Surabaya”
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
Keperawatan Komunitas. Proposal ini banyak memanfaatkan berbagai literatur serta
mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis menyadari
tentang segala keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan literatur, sehingga proposal ini
dibuat dengan sangat sederhana baik dari segi sistematika maupun isinya jauh dari
sempurna.
Dalam penyusunan proposal ini, kelompok mendapat banyak pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini perkenankanlah kami
mengucapkan terima kasih kepada :
2. Dhian Satya Rachmawati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kepala Program Studi S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.
3. Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep, Sp.Kep.Kom selaku dosen pembimbing
Kami menyadari proposal ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan proposal ini. Semuga proposal ini bisa
berguna bagi kami dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
SUSUNAN KEPANITIAAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Pola Makan
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pola makan dengan kejadian DM. Dapat diketahui bahwa
jumlah yang memiliki pola makan tidak sehat sedikit lebih banyak pada kelompok
kasus. Probabilitas untuk terjadinya DM pada orang dengan pola makan tidak sehat
dan pola makan sehat adalah lebih kurang sama atau 1 banding 1. Selanjutnya dari
nilai PAR diketahui sekitar 6% kasus DM dapat dicegah dengan menghilangkan
faktor risiko adanya pola makan yang tidak sehat.
5. Pola Kepribadian
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pola kepribadian dengan kejadian DM. Dapat diketahui pula
bahwa jumlah yang memiliki kepribadian tipe A lebih banyak pada kelompok kasus.
Pendugaan faktor risiko pola kepribadian responden diperoleh bahwa OR sebesar
50,4 yang artinya probabilitas untuk terjadinya DM pada orang dengan tipe
kepribadian A/B dan B dan tipe kepribadian A adalah lebih kurang 1 banding 50
dimana dari nilai PAR diperoleh sekitar 98% (kasus DM dapat dicegah dengan
menghilangkan faktor risiko adanya pola kepribadian tipe A). Hal ini sesuai dengan
teori yang mengatakan bahwa orang dengan aktivitas fisik yang kurang dan
mengalami stress psikososial serta individu dengan gaya hidup yang agresif, selalu
berkompetisi (type A personality) atau biasa juga disebut dengan sedentary person
merupakan faktor risiko menderita DM (pre-diabetic risk factor)
2.3 Penyebab
1. Diabetes Melitus tipe 1
Pada diabetes tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Penyandang tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi
untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktifitas
limfosit,antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri
(Misnadiarly,2006).
2. Diabetes Melits tipe 2
Pada diabetes tipe 2, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin
yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke
dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat. (Misnadiarly,2006).
3. Diabetes melitus Tipe Spesifik Lain
Penyebab bagi diabetes tipe ini merupakan defek spesifik pada sekresi atau
fungsi insulin, kelainan metabolik yang menyebabkan gangguan sekresi insulin,
kelainan mitokondria, dan keadaan-keadaan yang lainnya yang menyebabkan IGT
(Powers,2005).
2.4 Tanda dan gejala
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus
apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu:
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
2. Kronik :
a. Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik adalah kerusakan progresif pembuluh darah di retina yang
disebabkan oleh kadar gula darah tinggi (hiperglikemia). Sebagai komplikasi
umum dari diabetes mellitus, penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan dan
gangguan penglihatan lainnya
b. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan,
penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau
penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering
ditandai dengan rasa nyeri.
c. Neuropati Diabetik
Neuropati Diabetik adalah suatu gangguan pada syaraf perifer, otonom dan
syaraf cranial yang ada hubunganya dengan diabetes mellitus.Keadaan ini
disebabkan oleh kerusakan mikrovaskuler yang disebabkan oleh diabetes yang
meliputi pembuluh darah yang kecil-kecil yang memperdarahi syaraf(vasa
nervorum).
d. Rentan Infeksi
e. Kaki Diabetik
2. Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan
keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10
kali.
3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai
dan tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini dilakukan secara bersamaan
pada kaki kanan dan kiri bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki diangkat ke
atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
6. Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan jari-jari kaki
kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan.
Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.
7. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah ke-8,
namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan. Ulangi gerakan
tersebut sebanyak 10 kali.
9. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Kemudian
gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
10. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki dari
angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
11. Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran tersebut
menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka kembali bola tersebut
menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Gerakan ini
dilakukan hanya sekali saja.
12. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran
tersebut.
13. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
14. Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki
lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh tadi.
15. Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki kanan dan kiri
menjadi bentuk bola.
BAB III
METODE PENGABDIAN MASYARAKAT
Penyuluhan
Pemeriksaan TTV
Pengukuran gula
darah
Penyuluhan dan senam
kaki diabetik
Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan senam kaki terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
1) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital sebelum melakukan tindakan, cek status
respiratori (dispnea atau nyeri dada), serta mengkaji status emosi responden
(suasana hati/mood, motivasi).
2) Mengukur sirkulasi darah sebelum melakukan senam kaki diabetes (pre test) dengan
menggunakan tensimeter dan vascular doppler di lengan dan kaki hingga diperoleh
tekanan sistolik lengan dan kaki. Lalu dihitung berdasarkan rumus ABPI dan
mencatat hasil pengukuran sirkulasi darah ke dalam lembar observasi.
3) Penyuluhan
Memberikan penyuluhan tentang :
a. Pengertian senam kaki
b. Tujuan senam kaki
c. Manfaat senam kaki
d. Indikasi dan kontraindikasi senam kaki
e. Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki
4) Pelatihan dan pelaksanaan senam kaki :
a. Mengajarkan senam kaki sesuai dengan standar operasional prosedur.
b. Senam kaki dilakukan dengan menggunakan alat berupa kursi untuk tempat
duduk responden dan Koran bekas
c. Senam kaki dilaksanakan selama 30-45 menit,.
5) Mengukur kembali sirkulasi darah sesudah melakukan senam kaki (post test) dengan
menggunakan tensimeter dan vascular doppler di lengan dan kaki hingga diperoleh
tekanan sistolik lengan dan kaki. Lalu dihitung berdasarkan rumus ABPI dan
mencatat hasil pengukuran sirkulasi darah ke dalam lembar observasi.
Asdie, A.H. 2000. Patogenesis dan Terapi Diabetes Melitus Tipe 2. Yogyakarta:
Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Dewi, Rifka Kumala. 2014. Diabetes Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta : Fmedia
Kemenkes RI. 2011. Petunjuk teknis : Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus
Edisi 3. Jakarta : Depkes RI
Powers, A.C., 2005. Diabetes Melitus. In: Gibson, R.J., ed. The 16th Edition Of
Harrison’s Principles Of Internal Medicine. USA: The McGraw-Hill
Companies.