Anda di halaman 1dari 35

ASMA BRONKIAL

Nur’azmira Desika Putri Wahyudi


Definisi Asma
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas
yang melibatkan banyak sel dan elemennya.

Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan


hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala
episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa
berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari.

Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan


napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat
reversibel dengan atau tanpa pengobatan.
Asma merupakan penyakit saluran napas kronik
yang penting dan merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh
dunia.
Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu
aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan
mengganggu aktivitas bahkan kegiatan harian.

Produktivitas menurun akibat mangkir kerja atau


sekolah, dan dapat menimbulkan disability
(kecacatan), sehingga menambah penurunan
produktivitas serta menurunkan kualitas hidup.
Klasifikasi Asma
Asma dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi,
berat penyakit dan pola keterbatasan aliran udara.
Klasifikasi asma berdasarkan berat penyakit
penting bagi pengobatan dan perencanaan
penatalaksanaan jangka panjang, semakin berat
asma semakin tinggi tingkat pengobatan.
Berat penyakit asma diklasifikasikan
berdasarkan gambaran klinis sebelum pengobatan
dimulai
Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran
klinis(Sebelum Pengobatan)
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru
I. Intermiten Bulanan APE 3 80%
* Gejala < 1x/minggu * £ 2 kali sebulan * VEP1 * VEP1
* Tanpa gejala di luar 3 80% nilai prediksi
serangan APE 3 80% nilai
* Serangan singkat terbaik
* Variabiliti APE <
20%

II. Persisten Mingguan APE > 80%


Ringan
* Gejala > *>2 kali sebulan * VEP1
1x/minggu,
tetapi < 1x/ hari 3 80% nilai prediksi
* Serangan dapat APE 3 80% nilai
mengganggu aktiviti terbaik
dan tidur * Variabiliti APE 20-
30%
III. Persisten Sedang Harian APE 60-80%

* Gejala setiap hari * > 1x / seminggu * VEP1 60-80% nilai


* Serangan
mengganggu prediksi
aktiviti dan tidur APE 60-80% nilai
*Membutuhkan terbaik
Bronkodilator setiap * Variabiliti APE >
hari 30%

IV. Persisten Berat Kontinyu APE £ 60%

* Gejala terus * Sering * VEP1 £ 60% nilai


menerus prediksi
* Sering kambuh APE £ 60% nilai
* Aktiviti fisik terbaik
terbatas * Variabiliti APE >
30%
Klasifikasi derajat berat asma pada penderita dalam
pengobatan
Tahapan Pengobatan yang digunakan saat penilaian
Gejala dan Faal paru Tahap I Tahap 2 Tahap 3 Persisten
dalam Pengobatan Intermiten Persisten sedang
Ringan
Tahap I : Intermiten Intermiten Persisten Ringan Persisten Sedang
Gejala < 1x/ mgg
Serangan singkat
Gejala malam < 2x/
bln
Faal paru normal di
luar serangan
Tahap II : Persisten Persisten Ringan Persisten Sedang Persisten Berat
Ringan
Gejala >1x/ mgg,
tetapi <1x/ hari
Gejala malam
>2x/bln, tetapi
<1x/mgg
Faal paru normal di
luar serangan
Tahap III: Persisten Persisten Sedang Persisten Berat Persisten Berat
Sedang
Gejala setiap hari
Serangan
mempengaruhi
aktiviti dan
tidur
Gejala malam >
1x/mgg
60%<VEP1<80% nilai
prediksi
60%<APE<80% nilai
terbaik
Tahap IV: Persisten Persisten Berat Persisten Berat Persisten Berat
Berat
Gejala terus menerus
Serangan sering
Gejala malam sering
VEP1 ≤ 60% nilai
prediksi, atau
APE ≤ 60% nilai
terbaik
Etiologi Asma Bronkial

•Asma ekstrinsik / alergi


Asma yang sering ditemukan pada anak, gejala awal yang ditemukan:
-Hay fever atau ekzema yang timbul karena alergi (imunologi individu peka
terhadap alergen) dan dalam keadaan atopi.
Terajadi karena adanya alergen yang menyebkan asma, berupa protein
dalam bentuk serbuk sari yang dihirup, buli halus binatang, dan lain-lain.

•Asma instrinsik / idopatik


sering tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas. Faktor yang non
spesifik seperti flu biasa, latihan fisik atau emosi dapat memicu serangan
asma. Asma ini cenderung berlangsung lebih lama disertai mengi tanpa
faktor atopi. Lebih sering timbul di usia 40 tahun, biasanya juga terserang
polip hidung, sinusitis berulang, dan obstruksi saluran pernafasan berat.
Faktor Resiko Asma Bronkial
Risiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor penjamu
(host factor) dan faktor lingkungan.
• a. Faktor host (tidak dapat diubah)
Genetik
Jenis kelamin

• b. Faktor lingkungan (dapat diubah)


Rangsangan alergen (dalam rumah) tungau debu rumah, alergen
hewan
Rangsangan bahan-bahan di tempat kerja (dari luar rumah)polusi udara
Infeksi saluran nafasinfeksi virus, infeksi bakteri, infeksi parasit
Makanan tertentu seafood, dan lain-lain.
Merokok/asap rokok
Asma kambuh ketika melakukan aktivitas fisik tertentu berlari
Obat-obatan aspirin, antibiotic, steroid
Ekspresi emosi yang berlebihan marah
Penyebab lain atau faktor lainnya
Manifestasi klinis asma bronkial
Manifestasi Klinis Skor 0 Skor 1
infeksi virus, infeksi Ya Tidak
bakteri, infeksi
parasit
Penurunan Tidak ada ada
toleransi aktivitas
Whezzing Tidak ada Ada
Respiratory Rate <25 >25
per menit
Pulse rate per <120 >120
menit
Teraba pulsus Tidak ada Ada
paradoksus
Puncak expiratory >100 <100
flow rate (L/Menit)

Keterangan: jika terdapat skor 4 atau


lebih, maka pasien diperkirakan
mengalami asma berat. Selanjutnya
pasien harus diobservasi untuk
menentukan ada tidaknya respon dari
terapi atau segera dikirim ke rumah sakit.
Adapun manifestasi
klinis yang ditimbulkan
antara lain:
 mengi/ whezzing
 sesak nafas
 dada terasa tertekan atau  nafas cuping hidung
sesak  Takipnea
 batuk produktif  Kelelahan
 Pilek  Lemah
 nyeri dada  Anoreksia
 Takikardi  Sianosis
 retraksi otot dada  Berkeringat
 ekspirasi memanjang dan
gelisah.
Patofisiologi Asma Bronkial
CMD Asma Bronkial
1. Anamnesis
Tanyakan tanda dan gejala serta faktor risiko asma
• Apakah ada batuk yang berulang terutama pada malam hari menjelang
dini hari?
• apakah mengalami mengi atau dada terasa berat atau batuk setelah
terpajan alergen atau polutan?
• apakah pada waktu pasien mengalami selesma (common cold)
merasakan sesak di dada dan selesmanya menjadi berkepanjangan (10
hari atau lebih)?
• apakah ada mengi atau rasa berat di dada atau batuk setelah
melakukan aktifitas atau olahraga?
• apakah ada gejala-gejala tersebut di atas berkurang/hilang setelah
pemberian obat pelega (bronkodilator)?
• apakah ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi perubahan
musim/cuaca atau suhu yang ekstrim (tiba-tiba)?
• apakah ada penyakit alergi lainnya?
• apakah dalam keluarga?
2. Pemeriksaan fisik

• Periksa tanda dan gejala yang mendukung diagnosis

• Inpeksi : pasien terlihat gelisah, sesak, sianosis


• Palpasi : biasanya (-) gejala, berat (pulsus paradoksus)
• Perkusi : biasanya (-) gejala
• Auskultasi : ekspirasi memanjang (bronchial), mengi,
suara, lendir
3. Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana Asma Bronkial
Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan berat
serangan

Serangan Pengobatan
RINGAN Terbaik:
Aktiviti relatif normal Inhalasi agonis beta-2
Berbicara satu kalimat Alternatif:
dalam satu napas Kombinasi oral agonis beta-2
Nadi <100 dan teofilin
APE > 80%
SEDANG: Terbaik:
Jalan jarak jauh Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam
timbulkan gejala Alternatif:
Berbicara beberapa -Agonis beta-2 subkutan
kata dalam satu napas -Aminofilin IV
Nadi 100-120 -Adrenalin 1/1000 0,3ml SK
APE 60-80% Oksigen bila mungkin
Kortikosteroid sistemik
BERAT Terbaik
Sesak saat istirahat Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam
Berbicara kata perkata Alternatif:
dalam satu napas -Agonis beta-2 SK/ IV
Nadi >120 -Adrenalin 1/1000 0,3ml SK
APE<60% atau Aminofilin bolus dilanjutkan drip
100 l/dtk Oksigen
Kortikosteroid IV

MENGANCAM JIWA Seperti serangan akut berat


Kesadaran berubah/ Pertimbangkan intubasi dan
menurun ventilasi mekanis gawat darurat/ ICU RS
Gelisah
Sianosis
Gagal napas
Prognosis dan Komplikasi Asma
Bronkial
Komplikasi Asma Bronkial
• a. Pneumotoraks.
• b. Pneumomediastinum.
• c. Gagalnapas.
• d. Asma resisten terhadap steroid.
Edukasi dan Pencegahan Asma Bronkial
Edukasi Asma Bronkial

• Edukasi yang baik akan menurunkan morbiditi


dan mortaliti, menjaga penderita agar tetap
masuk sekolah/ kerja dan mengurangi biaya
pengobatan karena berkurangnya serangan
akut terutama bila membutuhkan kunjungan ke
unit gawat darurat/ perawatan rumah sakit.

• Edukasi juga bukan hanya ditujukan pada pasien


tetapi kepada keluarga nya juga.
Memberi edukasi dengan “7 langkah mengatasi
asma”, yaitu :
1. Mengenal seluk beluk asma
2. Menentukan klasifikasi
3. Mengenali dan menghindari pencetus
4. Merencanakan pengobatan jangka panjang
5. Mengatasi serangan asma dengan tepat
6. Memeriksakan diri dengan teratur
7. Menjaga kebugaran dan olahraga
• Edukasi harus dilakukan terus menerus, dapat
dilakukan secara perorangan maupun
berkelompok dengan berbagai metode. Pada
prinsipnya edukasi diberikan pada :
· Kunjungan awal (I)
· Kunjungan kemudian (II) yaitu 1-2 minggu
kemudian dari kunjungan pertama
· Kunjungan berikut (III)
· Kunjungan-kunjungan berikutnya
Waktu dan bahan edukasi , saat kunjungan berobat

Waktu Berkunjung Bahan Edukasi Demonstrasi

1. Penggunaan obat
1 . Apa itu asma inhalasi/ spacer
2. Diagnosis asma
3. Identifikasi dan 2. Monitor asma sendiri
Kunjungan awal mengontrol melalui :
pencetus a. mengenali intensiti &
4. Dua tipe pengobatan frekuensi gejala
asma b. tanda perburukan asma
(pengontrol & pelega) untuk
5. Tujuan pengobatan reevaluasi pengobatan
6. Kualiti hidup -asma malam
-kebutuhan obat meningkat
-toleransi aktiviti menurun
· Identifikasi & mengontrol · Penderita menunjukkan
pencetus cara
· Penilaian berat asma menggunakan obat inhalasi/
· Medikasi (apa yang spacer, koreksi oleh dokter
Kunjungan dipakai, bila
pertama bagaimana & kapan, adakah perlu
(First follow-up) masalah dengan · Penggunaan peak flow
pengobatan meter
tsb.) · Monitor asma & tindakan
· Penanganan serangan apa yang
asma di dapat dilakukan (idem di
rumah atas)
· Identifikasi & mengontrol · Penderita menunjukkan
pencetus cara
· Penanganan serangan asma menggunakan obat inhalasi
di &
Kunjungan ke rumah koreksi bila perlu
dua (second · Medikasi · Demonstrasi penggunaan
follow-up) · Monitor asma (gejala & faal peak
paru/ APE) flow meter (oleh penderita/
· Penanganan asma mandiri/ dokter)
pelangi asma (bila penderita · Pelangi asma (bila
mampu) dilakukan)
· Strategi mengontrol · Obat inhalasi
Setiap pencetus · Peak flow meter
kunjungan · Medikasi · Monitor pelangi asma (bila
Berikut · Monitoring asma. dilakukan)
· Pelangi asma bila penderita
mampu
Pencegahan
Referensi
• Liwang F, Yuswar PW, Wijaya E, Sanjaya NP. Kapita Selekta Kedokteran
Ed. V Jilid I. 2020
• keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1023/MENKES/SK/XI/2008
tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma, Menteri Kesehatan RI
• Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI. Lokakarya Tahunan,
Jakarta 2001
• Fajriwan, Yunus F, Wiyono WH, Wawolumaja C, Jusuf A. Manfaat
pemberian antagonis-H1 (loratadin) pada penderita asma alergi
persisten ringan yang mendapat pengobatan salbutamol inhaler di
RSUP Persahabatan. Maj Kedokt Indon 2001; 51:284-92.
• Yunus F, Anwar J, Fachrurodji H, Wiyono WH, Jusuf A. Pengaruh Senam
Asma Indonesia terhadap penderita asma. J Respir Indo 2001; 22:118-
25.

Anda mungkin juga menyukai