Kelompok :
Widya Triandriani
Meila Sumita
Boni Santoso
Rikto Jaya Putra
Abdul Rasyid Lubis
Januar Ishak
Edwin Apriansyah
PRATIKUM KERJA PROFESI
APOTEKER UNIVERSITAS 17 AGUSTUS
1945 JAKARTA DI RS.SUYOTO
Pendahuluan
Manfaat
• Untuk mengoptimalkan terapi obat dengan memastikan
secara epektif, efesien dan efikasi.
KLASIFIKASI DERAJAT BERAT ASMA BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru
Identitas Pasien
Nama pasien Ny. M
Tanggal lahir 16 Desember 1950
Umur 69 tahun
No. RM 24-40-XX
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk 19 Oktober 2019
22/10/19 Batuk berkurang, sesak berkurang, Mual dan nyeri ulu hati
20.00 06.00 14.00 20.30 10.53 14.00 05.30 14.00 07.00 20.30 -
Suhu 36- 36.5° 36.5° 36.2° 36°C 36.2° 36.3° 37.3° 36.5° 36.3° 36.6° 36°C
37,5˚C C C C C C C C C C
Tekanan 128/90 115/70 115/75 85/58 123/7 110/80 143/73 137/81 135/78 134/77 131/82 140/80
Darah mmHg 2
Nadi 60-100 72 82 75 70 80 64 78 81 82 76 82
x/menit
Hasil Pemeriksaan Laboratorium 19 Oktober 2019
Pemeriksaan Nilai normal 19/10/19 Keterangan
Hematokrit 35 – 47 % 39 Normal
Lama Pemberian
Nama Obat Rute
20/10/2019 21/10/2019 22/10/2019 23/10/2019 24/10/2019
No AspekTelaah Ya Tidak
1. Tepat Pasien √
2. Tepat Obat √
3. Tepat Dosis √
4. Tepat Frekuensi √
5. Tepat Pemberian √
6. Duplikasi √
7. Interaksi Obat √
8. Kontraindikasi √
9. Alergi Obat √
Kesesuain Dosis
Dosis
Nama Obat Indikasi Obat Dosis literature Penilaian
Pemberian
Combivent Mengatasi penyempitan saluran napas (bronkospasme 1 ampul, maintenance : 1 ampul dipakai 4x1 amp sesuai
reversibel) yang berhubungan dengan penyakit paru 3 4 x sehari
obstruktif kronik (PPOK) dan serangan asma akut.
Ceftriaxone Antibiotik 1-2 gr/ hari 1x2gr sesuai
Flixotid Meredakan gejala dan eksaserbasi asma pada 0.5 mg/2 ml 2x1 sesuai
pasien yang sebelumnya diterapi dengan 16 thn : 1-4 ampul 2x sehari, 4-16 thn : 2
bronkodilator saja atau dengan terapi ampul 2x sehari
pencegahan lain, pencegahan asma berat Aturan Pakai
pada pasien > 16 thn, terapi eksaserbasi akut
asma ringan sampai sedang pada anak-remaja
Pulmicort Asma bronkial > 12 th : 2 x sehari 1-2 mg. 3x1 Tidak sesuai
Pemeliharaan : 2 x sehari 0,5-1 mg.
Anak 3 bln- 12 th: 2 x sehari 0,5-1 mg.
Pemeliharaan : 2 x sehari 0,25-0,5mg
Laxadin Syr >12 th: 1 x sehari 1-2 sendok makan, 6- 3xcth Tidak sesuai
12 th: 1 x sehari 0.5-1 sendok makan
Sucralfat syr Tukak lambung, tukak duodenum 500 mg/ 10mL 3xcth Tidak sesuai
Dewasa: 1 gram (2 sendok takar) 4 x
sehari selama 4 - 8 minggu
Omeprazol Tukak lambung, tuka duodenum, GERD. 40mg/ hari 1x40mg Sesuai
Ondansetron 8mg Mual dan muntah akibat kemotrapi dan radiotrapi, 3x 8mg 3x1 Sesuai
pencegahan mual dan muntah pasca oprasi.
methylprednisoslon Gangguan alergi, supresi inflamasi, udema serebral, 3omg/BB 3x1 Sesuai
penyakit kulit, dan penyakit rematik
9k
n
e-
nen
n2
asi
z4l
PEMBAHASAN
iia f
sim
m
O
upk
en
uto
m
orlh
abm
aa
kn
ae
tl
ra
i
ndT
2e,
aC
0k
ar1
Y
dni
9P
ai
3n
rp
sA
eD
e4
ak
m
lr
oaae
h
m
m
ra
h
aei
t1
nk2
id
s8
i/a
a/9
sa0
R
in
um
k
sm
m
aaH
fu
nhgi
s
s,d
su
ii
an
kd
n
tk
y
iai
upt
rt
kaa
ek
skpa
pin
oa
ee
m
st
nn
eie
g
ASUHAN KEFARMASIAN
Kesim
• Adanya DRP (Drug Related Problem) diantaranya
yaitu:
• Indikasi tidak ada terapi obat : batuk berdahak tidak
mendapatkan terapi obat batuk.
• Adanya intraksi aminophyllin dengan combiven
dapat menyebabkan hipokalemia, sehingga pasien
pulan
mengalami mual dan susah BAB
• Adanya intraksi mathylprednisollone dengan
combiven dapat menyebabkan lemes dan kurang
nafsu makan.
• Terapi methylprednisolon dengan pulmicort
bersamaan dapat mengurangi efek
methylprednisolone.
Saran
• Pemberian Aminophyllin distop.
• Pemberian Methyprednisolone dengan Combiven
diberi jedah
• Pemberian Methylprednisolon dengan Pulmicort
dijedah atau pemberian Methylprednisolone di stop
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3.
Jakarta :EGC
Bradley JS et al. 2011. The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children Older than 3 Months of Age :
Clinical Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect
Dis. 53 (7): 617-630.
Drugs.com. 2019. combivent. Jakarta 19 November 2019.
Drugs.com. 2019. Methylprednisolon. Jakarta 19 November 2019.
Drugs.com. 2019.aminophylline. Jakarta 19 November 2019.
Drugs.com.2019. Ambroxol.Jakrta 20 November 2019.
Ikawati, Zullies. 2010. Cerdas Mengenali Obat. Yogyakarta: Kanisius. Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Hal. 85.
Jeremy P.T., 2007, At Glance Sistem Respirasi, Edisi Kedua, Erlangga Medical Series, Jakarta, pp. 76-77.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik
Kumar, Y. A., Ahmad, A., Kumar, V. R., Mohanta, G. P., dan Manna, K. P., 2012, Pharmacist Interventions and Pharmaceutical
Care in an Indoan Teaching Hospital, International Journal of Advanced Research in Pharmaceutical and Bio Science Vol 2 (3),
392-394.
Medscape. 2019. Methylprednisolon. Jakarta 19 November 2019.
Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Imunologi. Jakarta: Salemba Medika
Ngastiyah. 2005. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta: EGC.
Nicholson, Walter. 2008. Micreconomic Theory. Basic Principle and Extensions. New York: Harcort Brace Colege Publishers
PDPI. 2006. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Indah Offset Citra Grafika. Jakarta.
Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, (terjemahan),
Peter Anugrah, EGC, Jakarta
Republik Indonesia, 2016, Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta
Sundaru, Heru, 2007. Kontrol Asma Sebagai Tujuan Pengobatan Asma Masa Kini. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Disertasi.
World Health Organization (WHO) 2007. Maternal Mortality in 2005. Geneva : Departement of Reproductive Health and Research
WHO
TERIMAKASIH