PERCOBAAN VI
“ASMA”
NIM : 61608100816028
Kelompok : IV (Empat)
BATAM
2019
PERCOBAAN VI
ASMA
I. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan skrining resep pasien
asma kondisi khusus
2. Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan dosis dan bahan
dalam resep pasien asma kondisi khusus
3. Untuk mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat dan
konseling pasien asma kondisi khusus
Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan pengobatan jangka panjang yang paling efektif
untuk mengontrol asma dan memiliki efek utama mengurangi proses inflamasi
pada dinding saluran nafas, menekan ekspresi berbagai gen inflamasi pada saluran
nafas dan memperbaiki hiperesponsif bronkus (Rozaliyani dkk, 2011).
Macam-macam obat golongan kortikosteroid yang sering digunakan dalam
terapi asma adalah sebagai berikut :
Deksametason
Indikasi deksametason adalah terapi pemeliharaan dan profilaksis asma.
Dosis yang digunakan untuk dewasa : 0,75 - 9 mg dalam 2 – 4 dosis terbagi
dan untuk anak – anak : 0,024 – 0,34 mg/kg berat badan dalam 4 dosis
terbagi (Depkes, 2007).
Metil Prednisolon
Indikasi metil prednisolon adalah terapi pemeliharaan dan profilaksis asma.
Dosis yang digunakan untuk dewasa : 2 – 60 mg dalam 4 dosis terbagi dan
untuk anakanak : 0,117 – 1,60 mg/kg berat badan setiap hari dalam 4 dosis
terbagi (Depkes, 2007).
Prednison
Indikasi prednison adalah terapi pemeliharaan dan profilaksis asma. Dosis
yang digunakan untuk dewasa : 5 – 60 mg dalam 2 – 4 dosis terbagi dan
untuk anakanak : 0,14 – 2 mg/kg berat badan setiap hari dalam 4 dosis
terbagi (Depkes, 2007).
Triamsinolon
Indikasi triamsinolon adalah terapi pemeliharaan dan profilaksis asma.
Dosis yang digunakan untuk dewasa : 2 inhalasi (kira-kira 200 mcg), 3
sampai 4 kali sehari atau 4 inhalasi (400 mcg) dua kali sehari. Dosis harian
maksimum adalah 16 inhalasi (1600 mcg). Dosis untuk anak-anak 6-12
tahun : Dosis umum adalah 1-2 inhalasi (100-200 mcg), 3 sampai 4 kali
sehari atau 2-4 inhalasi (200-400 mcg) dua kali sehari. Dosis harian
maksimum adalah 12 inhalasi (1200 mcg) (Depkes, 2007).
Beklometason
Indikasi beklometason adalah terapi pemeliharaan dan profilaksis
asma.Penggunaan obat ini harus benar-benar diperhatikan karena dapat
terjadi supresi adrenal dan memberatkan kondisi pasien yang mempunyai
riwayat penyakit infeksi. Dosis yang digunakan untuk dewasa dan anak >12
tahun :Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan bronkodilator
saja: 40 – 80 mcg sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma
dengankortikosteroid inhalasi : 40 -160 mcg sehari. Anak 5 – 11 tahun :
Pasien yang sebelumnya menjalani terapiasma dengan bronkodilator saja :
40 mcg sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan
kortikosteroid inhalasi : 40 mcg sehari (Depkes, 2007).
Budesonid
Indikasi budesonid adalah terapi pemeliharaan dan profilaksis asma. Dosis
yang digunakan untuk dewasa : Pasien yang sebelumnya menjalani terapi
asma dengan bronkodilator saja : 200 – 400 mcg sehari. Pasien yang
sebelumnya menjalani terapi asma dengan kortikosteroid inhalasi : 200–400
mcg sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan
kortikosteroid oral 200 – 400 mcg sehari. Anak >6 tahun : Pasien yang
sebelumnya menjalani terapi asma dengan bronkodilator saja : 200 mcg dua
kali sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan
kortikosteroid inhalasi:200 mcg sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani
terapi asma dengan kortikosteroid oral , dosis maksimum 400 mcg dua kali
sehari (Depkes, 2007).
Flutikason
Indikasi flutikason adalah terapi pemeliharaan dan profilaksis asma. Dosis
yang digunakan yaitu untukusia >12 tahun :Pasien yang sebelumnya
menjalani terapi asma dengan bronkodilator saja : 88 mcg dua kali sehari.
Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan kortikosteroid
inhalasi : 88 – 220 mcg sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi
asma dengan kortikosteroid oral, dosis maksimum 880 mcg dua kali sehari
(Depkes, 2007).
Flunisolid
Indikasi flunisolid adalah terapi pemeliharaan dan profilaksis asma. Dosis
yang digunakan untuk dewasa : 2 inhalasi (500 mcg) dua kali sehari, pada
pagi dan malam (total dosis dalam sehari 1000 mcg). Jangan melebihi dosis
4 inhalasi dua kali sehari (2000 mcg). Anak 6 – 15 tahun :2 inhalasi dua kali
sehari (total dosis dalam sehari 1000 mcg) (Depkes, 2007).
Mometason
Indikasi mometason adalah terapi pemeliharaan dan profilaksis asma. Dosis
yang digunakan untuk dewasa dan anak lebih dari 12 tahun : Pasien yang
sebelumnya menjalani terapi asma dengan bronkodilator saja : 220mcg dua
kali sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan
kortikosteroid inhalasi : 220 mcg sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani
terapi asma dengan kortikosteroid oral, dosis maksimum 440 mcg dua kali
sehari (Depkes, 2007).
Rasionalitas Pengobatan Asma
Menurut definisi dari WHO, pengobatan obat yang rasional berarti
mensyaratkan bahwa pasien menerima obat-obatan yang sesuai pada kebutuhan
klinik mereka, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan individu mereka sendiri,
untuk suatu periode waktu yang memadai, dan pada harga terendah untuk mereka
dan masyarakatnya (Depkes, 2008).
Kriteria penggunaan obat yang rasional:
Tepat indikasi yaitu pemberian obat yang diberikan pada pasien harus
yang tepat bagi suatu penyakit sesuai dengan gejala yang timbul.
Tepat obat yaitu pemberian obat yang dipilih harus memiliki efek terapi
sesuai dengan penyakit.
Tepat dosis yaitu pemberian obat yang meliputi : Dosis, jumlah, cara,
waktu dan lama pemberian obat harus tepat. Apabila salah satu dari empat
hal tersebut tidak dipenuhi menyebabkan efek terapi tidak tercapai.
1) Tepat Jumlah
Jumlah obat yang diberikan harus dalam jumlah yang cukup.
2) Tepat cara pemberian
Cara pemberian obat yang tepat adalah Obat Antasida seharusnya
dikunyah dulu baru ditelan. Demikian pula antibiotik tidak boleh
dicampur dengan susu karena akan membentuk ikatan sehingga
menjadi tidak dapat diabsorpsi sehingga menurunkan
efektifitasnya.
3) Tepat interval waktu pemberian
Cara Pemberian obat hendaknya dibuat sederhana mungkin dan
praktis agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi
pemberian obat per hari (misalnya 4 kali sehari) semakin rendah
tingkat ketaatan minum obat. Obat yang harus diminum 3 x sehari
harus diartikan bahwa obat tersebut harus diminum dengan interval
setiap 8 jam.
4) Tepat lama pemberian
Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya masing –
masing Untuk Tuberkulosis lama pemberian paling singkat adalah
6 bulan, sedangkan untuk kusta paling singkat 6 bulan. Lama
pemberian kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10 – 14 hari. d.
Tepat pasien yaitu pemilihan obat yang diberikan sesuai dengan
kondisi pasien dengan memperhatikan kontraindikasi obat.
(Depkes, 2008)
III. Alat dan Bahan
1. Resep
2. Etiket
3. Copy resep
4. Lembar kerja
5. Sampel obat
6. Zat obat
R/ Asam mefenamat no XV
S. 3 dd 1
R/ Bisoprolol no LX
S. 1 dd 1
R/ Stimuno no X
S. 1 dd 1
TD : 160/100 mmHg
2. Etiket
Inhaler Methyl Prednisolone
APOTEK LENNI FARMA APOTEK LENNI FARMA
Kampung Seraya No 1 Batam Kampung Seraya No 1 Batam
Apoteker : Lenni Dwi Ulfah, S.Farm., Apt Apoteker : Lenni Dwi Ulfah, S.Farm., Apt
SIPA : 125/PER/XII/2018 SIPA : 125/PER/XII/2018
No : 03 Tgl : 30/11/19 No : 03 Tgl : 30/11/19
Nama : Thok Ngah Nama : Thok Ngah
3 x Sehari 1 Tablet
1 x sehari (Bila sesak)
Sesudah Makan
Amlodipine Stimuno
APOTEK LENNI FARMA APOTEK LENNI FARMA
Kampung Seraya No 1 Batam Kampung Seraya No 1 Batam
Apoteker : Lenni Dwi Ulfah, S.Farm., Apt Apoteker : Lenni Dwi Ulfah, S.Farm., Apt
SIPA : 125/PER/XII/2018 SIPA : 125/PER/XII/2018
No : 03 Tgl : 30/11/19 No : 03 Tgl : 30/11/19
Nama : Thok Ngah Nama : Thok Ngah
Copy Resep
Dari Dokter : Dr. Pratama Purba, Sp.PD
No Resep : 03
Tgl Resep : 28 November 2019
Tgl Pengambilan Resep : 30 November 2019
Nama Pasien : Thok Ngah
Umur Pasien : 60 thn
R/ Inhaler no 1
S. 1 dd 1 (bila sesak)
________________________det
R/ Asam mefenamat no XV
S. 3 dd 1
________________________det metil prednisolon
R/ Bisoprolol no LX
S. 1 dd 1
________________________det amlodipine
R/ Stimuno no X
S. 1 dd 1
________________________det
Pcc
4. Skrining Resep
Aspek Administrasi
No Kajian Ada Tidak
Inscription
1 Nama Dokter
2 SIP Dokter
3 Alamat Dokter
4 Nomor Telepon
5 Tempat dan Tanggal
Penulisan Resep
Invocation
6 Tanda Resep diambil
Penulisan R/
Prescriptio
7 Nama Obat
8 Kekuatan Obat
9 Jumlah Obat
Signatura
10 Nama Pasien
11 Jenis Kelamin
12 Nomor Pasien
13 Berat Badan
14 Alamat Pasien
15 Aturan Pakai Obat
16 Iter/Tanda Lain
17 Tanda Tangan/Paraf Dokter
Aspek Farmasetik
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
1 Bentuk Sediaan - -
2 Stabilitas Obat - -
3 Inkompatibilitas - -
4 Cara Pemberian - -
5 Jumlah atau Aturan - -
Pakai
Dosis
Nama Indikasi Kontraindika Efek Dosis
Obat si Samping Dosis Dosis Bentuk
5. Metode SOAP
Subjek
Pasien bernama Thok Ngah
Usia : 60 th
Objek
TD : 160/100 mmHg
Assasment
Diagnosa : Asma dan Hipertensi
Plan
Terapi Farmakologi :
Inhaler 1 x sehari (Bila sesak)
Methyl prednisolone 3 x sehari 1 tablet (Sesudah makan)
Amlodipine 1 x sehari pada pagi hari
Stimuno 1 x sehari
Terapi Non-Farmakologi :
Pola hidup sehat (berhenti merokok, menghindari obesitas,
kegiatan fisik misalnya senam asma)
Kontrol secara teratur
Meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam
penanganan asma sendiri / asma mandiri)
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami membahas tentang asma. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan dosis dan bahan
dalam resep pasien asma kondisi khusus, mengetahui dan memahami cara
pelayanan informasi obat dan konseling pasien asma kondisi khusus.
Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai
dengan peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus dan sumbatan
saluran napas yang bisa kembali spontan atau dengan pengobatan yang sesuai.
Pada praktikum ini setiap masing-masing kelompok diberi satu buah resep.
Resep yang kami dapat yaitu atas nama pasien Thok Ngah berusia 60 tahun dan
mendapatkan resep yang berisi obat inhaler, asam mefenamat, bisoprolol dan
stimuno. Dan hasil laboratorium pasien yang di ketahui TD 160/100 mmHg.
Dari hasil laboratorium tersebut dapat di ketahui bahwa tekanan darah pasien
tinggi. Diketahui juga bahwa pasien tersebut menderita penyakit asma.
Penggunaan obat pada pasien yaitu inhaler yang digunakan 1 x sehari bila
sesak, indikasi untuk meredakan asma. Asam mefenamat yang digunakan 3 x
sehari sesudah makan, indikasinya untuk meredakan nyeri. Tapi penggunaan
asam mefenamat pada pasien asma tidak dianjurkan karna dapat menyebabkan
asma menjadi kambuh maka harus konsultasikan dulu kedokter, dan setelah
dikonsultasikan maka disarankan untuk menggantinya dengan methyl
prednisolon yang digunakan 3 x sehari sesudah makan. Kemudian bisoprolol
yang digunakan 1 x sehari sesudah makan pada pagi hari, indikasinya untuk
obat hipertensi. Namun, penggunaan bisoprolol jika digunakan bersama obat
golongan antiinflamasi non-steroid dapat menurunkan efektivitas dari bisoprolol
maka disarankan untuk menggantinya dengan obat amlodipine karna amlodipine
juga aman untuk lansia. Selanjutnya yaitu stimuno digunakan 1 x sehari
indikasinya untuk memperbaiki sistem imun.
Selain mengkonsumsi obat-obat diatas maka disarankan juga untuk
melakukan terapi sebagai berikut yaitu pola hidup sehat (berhenti merokok,
menghindari obesitas, kegiatan fisik misalnya senam asma), selalu datang
kontrol secara teratur, meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam
penanganan asma sendiri / asma mandiri).
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai
dengan peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus dan sumbatan
saluran napas yang bisa kembali spontan atau dengan pengobatan yang
sesuai.
Penanda utama untuk mendiagnosis adanya asma antara lain : mengi
pada saat menghirup nafas, riwayat batuk yang memburuk pada malam
hari, dada sesak yang terjadi berulang dan nafas tersenggal-senggal,
hambatan pernafasan yang reversible secara bervariasi selama siang hari,
adanya peningkatan gejala pada saat olahraga, infeksi virus, eksposur
terhadap alergen dan perubahan musim dan erbangun malam-malam
dengan gejala seperti di atas.
Penggunaan asam mefenamat pada pasien asma tidak dianjurkan karna
dapat menyebabkan asma menjadi kambuh.
Penggunaan obat bisoprolol jika digunakan bersama obat golongan
antiinflamasi non-steroid dapat menurunkan efektivitas dari bisoprolol.
Terapi non-farmakologi untuk pasien asma yaitu pola hidup sehat
(berhenti merokok, menghindari obesitas, kegiatan fisik misalnya senam
asma), selalu datang kontrol secara teratur, meningkatkan keterampilan
(kemampuan dalam penanganan asma sendiri / asma mandiri).
Daftar Pustaka
Anonim, 2002, Guidelines for the Diagnosis and Management of Asthma, The
National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP), Update on
Selected Topics 2002, National Institute Of Health, Lung, and Blood
Depkes RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta : Depkes
RI
Depkes RI, 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Jakarta