RESPIRATORY FAILURE
Dosen Pengampu:
Mira,Ns.,M.Kep
OLEH
KELOMPOK 1
RESPIRATORY FAILURE
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk mencegah orang yang telah sakit
agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit dan menghindari komplikasi.
a. Diagnosis Dini
Untuk menetapkan diagnosis dini pada pasien adalah dengan pemeriksaan
faal paru, radiologis, analisis gas darah, dan defisiensi AAT.
1) Pemeriksaan Faal Paru
Pemeriksaan faal paru adalah pemeriksaan untuk mengetahui apakah
seseorang mempunyai faal paru yang normal atau mengalami
gangguan. Gangguan faal paru pada PPOK adalah obstruksi (hambatan
aliran udara ekspirasi). Faal paru seseorang meningkat mulai sejak
dilahirkan sampai mencapai nilai maksimal pada umur antara 19-21
tahun, kemudian menurun secara berlahan. Penurunan faal paru juga
terjadi pada orang normal sebesar 30 ml pertahun untuk nilai Volume
Ekspirasi Paksa detik pertama (VEP1).
Pemeriksaan faal paru sangat berguna untuk menunjang diagnosa
penyakit, melihat laju perjalanan penyakit, evaluasi pengobatan, dan
menentukan prognosis penyakit. Pemeriksaan dengan menggunakan
alat spirometri sangat dianjurkan karena sederhana dan akurat.
2) Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto dada sangat membantu dalam menegakkan atau
menyokong diagnosis dan menyingkirkan penyakit-penyakit lain.
Pada emfisema gambaran yang paling dominana adalah radiolusen
paru yang bertambah, dan pembuluh darah paru mengalami penipisan
atau menghilang. Selain itu dapat juga ditemukan pendataran
diafragma dan pembesaran rongga retrosternal. Pada bronkhitis kronik
tampak adanya penambahan bronkovaskular dan pelebaran dari arteri
pulmonalis, disamping itu ukuran jantung juga mengalami
pembesaran.
a. Rehabilitasi Psikis
Rehabilitasi psikis bertujuan memberikan motivasi pada penderita untuk dapat
menerima kenyataan bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan bahkan akan
mengalami kecemasan, takut dan depresi terutama saat eksaserbasi. Rehabilitasi
psikis juga bertujuan mengurangi bahkan menghilangkan perasaaan tersebut.
b. Rehabilitasi Pekerjaan
Rehabilitasi pekerjaan dilakukan untuk menyelaraskan pekerjaan yang dapat
dilakukan penderita sesuai dengan gejala dan fungsi paru penderita. Diusahakan
menghindari pekerjaan yang memiliki risiko terjadi perburukan penyakit.
c. Rehabilitasi Fisik
Penderita PPOK akan mengalami penurunan kemampuan aktivitas fisik serta diikuti
oleh gangguan pergerakan yang mengakibatkan kondisi inaktif dan berakhir dengan
keadaan yang tidak terkondisi. Tujuan rehabilitasi fisik yang utama adalah
memutuskan rantai tersebut sehingga penderita tetap aktif.
DAFTAR PUSTAKA