MAKALAH
Disusun oleh :
Nur Hamzah
AK.1.13.036
Kelas : A
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah orang yang telah
sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit dan menghindarkan komplikasi.
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan
pengobatan secara cepat dan tepat.
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk mencegah orang yang telah sakit agar
sembuh, menghambat progresifitas penyakit dan menghindari komplikasi.
Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mengobati penderita dan mengurangi akibat-akibat
yang lebih serius dari penyakit yaitu melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan.
a. Diagnosis Dini
Untuk menetapkan diagnosis dini pada pasien adalah dengan pemeriksaan faal paru,
radiologis, analisis gas darah, dan defisiensi AAT.
1) Pemeriksaan Faal Paru
Pemeriksaan faal paru adalah pemeriksaan untuk mengetahui apakah seseorang
mempunyai faal paru yang normal atau mengalami gangguan. Gangguan faal paru
pada PPOK adalah obstruksi (hambatan aliran udara ekspirasi). Faal paru
seseorang meningkat mulai sejak dilahirkan sampai mencapai nilai maksimal
pada umur antara 19-21 tahun, kemudian menurun secara berlahan. Penurunan
faal paru juga terjadi pada orang normal sebesar 30 ml pertahun untuk nilai
Volume Ekspirasi Paksa detik pertama (VEP1).
Pemeriksaan faal paru sangat berguna untuk menunjang diagnosa penyakit,
melihat laju perjalanan penyakit, evaluasi pengobatan, dan menentukan prognosis
penyakit. Pemeriksaan dengan menggunakan alat spirometri sangat dianjurkan
karena sederhana dan akurat.
2). Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto dada sangat membantu dalam menegakkan atau menyokong
diagnosis dan menyingkirkan penyakit-penyakit lain. Pada emfisema gambaran
yang paling dominana adalah radiolusen paru yang bertambah, dan pembuluh
darah paru mengalami penipisan atau menghilang. Selain itu dapat juga
ditemukan pendataran diafragma dan pembesaran rongga retrosternal. Pada
bronkhitis kronik tampak adanya penambahan bronkovaskular dan pelebaran dari
arteri pulmonalis, disamping itu ukuran jantung juga mengalami pembesaran.
satu
obat
yang
sering
digunakan
dalam
Penderita PPOK akan mengalami penurunan kemampuan aktivitas fisik serta diikuti
oleh gangguan pergerakan yang mengakibatkan kondisi inaktif dan berakhir dengan
keadaan yang tidak terkondisi. Tujuan rehabilitasi fisik yang utama adalah
memutuskan rantai tersebut sehingga penderita tetap aktif.