PENDAHULUAN
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk
meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik
samping karena obat untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga
kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin. Pelayanan farmasi klinik yang
visite, pemantauan terapi obat (PTO), monitoring efek samping obat (MESO),
evaluasi penggunaan obat (EPO), dispensing sediaan steril dan pemantauan kadar
produk juga orientasi pasien. Untuk itu kompetensi apoteker perlu ditingkatkan
1
diimplementasikan. Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar terhindar
dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum. Dengan demikian,
para Apoteker Indonesia dapat berkompetisi dan menjadi tuan rumah di negara
mahasiswa calon Apoteker perlu diberi pembekalan dalam bentuk praktik kerja
profesi di rumah sakit. Praktik kerja profesi di rumah sakit menerapkan salah satu
dan menyelesaikan masalah terkait obat dan masalah yang berhubungan dengan
(PPOSR) yang dilaksanakan pada bagian ICU Anak. Studi kasus yang dipilih
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bronkopneumonia
bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-
anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam- macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh
mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu
terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga
sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang
30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan risiko kematian yang tinggi,
pada anak di bawah umur 2 tahun. Insiden pneumonia pada anak ≤5 tahun di
3
2.1.2 Klasifikasi Bronkopneuminia
berdasarkan:
1. Bronkopneumonia sangat berat: bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak
sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotik.
sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotik.
cepat yakni >60 x/menit pada anak usia kurang dari dua bulan; >50
x/menit pada anak usia 2 bulan-1 tahun; >40 x/menit pada anak usia 1-5
tahun.
seperti di atas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotik (WHO,
2012)
1. Sesak nafas.
3. Pernafasan cepat, dangkal disertai cuping hidung dan pucat disekitar mulut dan
hidung.
4
5. Batuk mula -mula kering menjadi produktif.
beberapa hari
predominan PMN
diudara, aspirasi organisme dari nasofaring atau penyebaran hematogen. Selain itu
juga berhasilnya kuman pathogen seperti virus, bakteri, jamur, mycoplasma dan
5
benda asing masuk kesaluran pernafasan yaitu ke bronkus sehingga terserap ke
fibrin, eritrosit, cairan edema dan kuman di alveoli. Proses ini termasuk dalam
proses infeksi berupa deposisi fibrin ke permukaan pleura. Ditemukan pula fibrin
dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang cepat. Dilanjutkan
1. Foto thoraks.
5. Kultur sputum.
6. Kultur darah.
7. Pemeriksaan serologi.
8. Pemeriksaan antigen.
6
2.1.6 Penatalaksanaan Bronkopneumonia
1. Penatalaksanaan medis
hal itu perlu waktu dan pasien perlu secepatnya, maka biasanya yang
hari.
2. Penatalaksanaan terapeutik
b. Istirahat.
d. Mengontrol suhu.
1997:41-43)
a. Farmakoterapi
- Ekspektoran.
- Antipiretik.
7
- Analgetik.
Gagal nafas adalah suatu kondisi dimana sistem respirasi gagal untuk
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik
adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang memiliki struktural dan
fungsional paru yang normal sebelum awitan penyakit muncul. Sedangkan gagal
nafas kronis adalah gagal nafas yang terjadi pada pasien dengan penyakit paru
Gagal nafas dapat diakibatkan oleh kelainan pada paru, jantung, dinding
oblongata.
8
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat
dimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan
Bayi khususnya neonatus rentan terhadap kejadian gagal nafas akibat: (1)
ukuran jalan nafas yang kecil dan resistensi yang besar terhadap aliran udara, (2)
compliance paru yang lebih besar, (3) otot pernafasan dan diafragma cenderung
yang lebih mudah lelah, serta (4) predisposisi terjadinya apnea yang lebih besar.
1. Hipoventilasi
9
2. Ketidakseimbangan ventilasi atau perfusi
4. Gangguan difusi.
kegagalan oksigenasi.
aliran udara antara atmosfer dengan paru tanpa kelainan pertukaran gas di
parenkim paru.
Pada gagal nafas tipe hipoksemia, PaCO2 adalah normal atau menurun,
PaO2 adalah menurun dan peningkatan (A-a) DO. Gagal nafas tipe ini terjadi pada
nafas frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal ialah
10
16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan
tipe:
Hg), dan diikuti secara simultan dengan turunnya PAO2 dan PaO2, oleh
peningkatan PaCO2
nafas yang berat, dan cairan intravena dapat segera diberikan, untuk mencegah
11
mulai dari 60 ml/kgBB/hari dengan Dekstrose 10% atau ¾ dari kebutuhan cairan
harian. Kalsium glukonas dengan dosis 6-8 ml/kgBB/hari dapat ditambahkan pada
infus cairan yang diberikan. Pemberian nutrisi parenteral dapat dimulai sejak hari
pertama. Pemberian protein dapat dimulai dari 3,5 g/kgBB/hari dan lipid mulai
dari 3 g/kgBB/hari.
oksigen pada bayi. Gejala dan hasil pemeriksaan radiologis pada bayi yang
mengalami distress nafas. sering tidak spesifik sehingga penyebab lain terjadinya
spektrum luas sedini mungkin harus dimulai sampai hasil kultur terbukti negatif.
b. Penatalaksanaan Respiratorik
dibersihkan dari lendir atau sekret yang dapat menghalangi jalan nafas selama
Semua bayi yang mengalami distress nafas dengan atau tanpa sianosis
12
2.3 Tinjauan Terapi
basa, dan tekanan osmotik. Klorida adalah anion utama pada cairan ekstraselular
13
homeostasis. Penyerapan: Diserap dengan baik setelah pemberian oral. Larutan
pengganti NaCl diberikan hanya untuk IV. Distribusi: Cepat dan tersebar luas.
Metabolisme dan Ekskresi: Ekskresi terutama oleh ginjal. Waktu paruh: tidak
2.3.2 Ampisilin
2.3.3 Gentamisin
14
Efek samping: nefrotoksisitas, hipomagnesemia pada pemberian jangka
reversibel lainnya.
Efek samping: Tremor, sakit kepala, kram otot, palpitasi, takikardi (Tim
yang berat: Dewasa dan Anak di atas 18 bulan 2,5 mg, diberikan sampai 4
kali sehari, atau 5 kali bila perlu, tetapi perlu segera dipantau hasilnya,
15
2.3.5 Parasetamol
Efek samping: Reaksi alergi, ruamkulit, kerusakan hati (Tim Medical Mini
Notes, 2017).
Dosis : Neonatus 28-31 minggu : 10-15 mg/kg bb/ 12jam prn; dosis awal
2.3.6 Furosemid
Indikasi: Pasien dengan retensi cairan yang berat (edema, ascites), edema
dosis awal 20-40 mg, dosis dapat ditingkatkan sebesar 20 mg tiap interval
16
sehari. Pemberian injeksi intravena harus perlahan dengan kecepatan tidak
elektrolit. Bayi dan anak <15 tahun, pemberian secara parenteral hanya
2.3.7 Fentanyl
Efek samping: mual dan muntah, rasa ngantuk, ruam kulit, urtikaria dan
pruritus
17
0,3-3,5 mg; kemudian 100-200 mcg sesuai dengan kebutuhan; anak: 15
2.3.8 Midazolam
pada pemberian dosis tinggi atau pada injeksi cepat, nyeri, thromboflebitis
(loading dose) 0,03-0,3 mg/kg bb; dosis penunjang 0,03-0,2 mg/kg bb/jam.
2.3.9 Ceftazidim
Indikasi: infeksi bakteri gram positif dan gram negatif, lihat keterangan di
atas.
a karena penggunaan dosis tinggi), mual dan muntah, rasa tidak enak pada
18
saluran cerna, sakit kepala, reaksi alergi berupa ruam, pruritus,
Dosis : bayi sampai 2 bulan: 25-60 mg/kg bb/hari dalam 2 kali pemberian.
2.3.10 Budesonid
Efek Samping: Iritasi ringan pada tenggorokan, batuk, suara serak, infeksi
pertumbuhan.
19
Dosis : Anak 2 bulan – 11 tahun: 250-500 mikrogram dua kali sehari
(BNF, 2017)
2.3.11 Dopamin
hipertensi, takikardia.
cahaya matahari disimpan dalam rak high alert, ditempel stiker high alert
2.3.12 Dobutamin
cahaya matahari disimpan dalam rak high alert, ditempel stiker high alert
20
Merupakan terapi sinergis yang meningkatkan efek simpatetik, sehingga dapat
21
BAB III
PENATALAKSANAAN UMUM
Nama : AC
Nomor RM : 00.79.10.72
Tanggal lahir : 03 Juni 2019
Umur : 0 tahun 2 bulan 19 hari (Neonatal)
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Dibawah umur
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Di bawah umur
Alamat : Kampung keling
Berat badan : 4,8 kg
Panjang badan : 55 cm
Ruangan : PICU
Pembayaran : BPJS
Tanggal masuk : 22 September 2019
Pukul : 10.30 WIB
22
Tidak ada.
Tidak ada.
Pasien dengan status ekonomi cukup. Ibu pasien mengatakan bahwa kamar
dari pasien di rumah tidak memiliki ventilasi yang cukup baik. Pasien tinggal
September 2019 Pukul 10:30 dan masuk ke ruangan ICU anakpada tanggal 23
September 2019. Pasien masuk dengan keluhan sesak napas dan memberat sejak 1
hari ini. Riwayat batuk berdahak dijumpai sejak 4 hari. Riwayat demam dijumpai
sejak 4 minggu ini demam tidak terlalu tinggi dan demam turun dengan obat
penurun panas. Saat di IGD suhu 37,5oC. Muntah dialami 2 hari yang lalu,
muntah berisi sel-sel dengan lendir dahak. Kejang dirasakan saat di IGD, kejang
bersifat seluruh tubuh, mata terbelalak ke atas, kaki dan tangan kaku dan
23
3.4 Pemeriksaaan Penunjang
Tanggal TD HR RR
(60–90 / T (36,5-
Sensorium (80-100 (40-60
Pemeriksaan 20-60 37,5oC)
x/menit) x/menit)
mmHg)
24
Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan patologi klinik
a. Hematologi
22/09-
No Data Lab Rujukan Satuan
2019
Darah
1 Hb 10.8-15.6 g/dL 10,3
2 Eritrosit 4.50-6.50 106/mm3 3,54
3 Leukosit 4.500-13.500 103/mm3 8,210
6 Hematokrit 33-45 % 30
7 Trombosit 181.000-521.000 /µL 260.000
7 MCV 69-93 fL 84
8 MCH 22-34 Pg 29,1
9 MCHC 32-36 g/dL 34,8
10 RDW 11-15 % 13,5
11 PCT 0.1-0.5 0,280
12 PDW 10-18 10,9
Hitung Jenis:
Rujukan Satuan
1 Neutrofil 25-60 % 63,5
2 Limfosit 25-50 % 22,80
3 Monosit 1-6 % 13,50
4 Eosinofil 1-5 % 0,10
5 Basofil 0-1 % 0,10
Neutrofil
6 2,4-7.3 103/µL 5,21
Absolut
Limfosit
7 1,7-5.1 103/µL 1,87
Absolut
Monosit
8 0,2-0,6 103/µL 1,11
Absolut
Eosinofil
9 0.1-0.3 103/µL 0,01
Absolut
Basofil
10 0-0,1 103/µL 0,01
Absolut
b. Metabolisme Karbohidrat
c. Ginjal
Jenis Pemeriksaan Satuan Unit Tanggal Rujukan
Pemeriksaan
25
23/09-2019
Ureum mg/dL 15 15-40
d. Elektrolit
Tanggal Pemeriksaan Rujukan
Jenis Satuan
Pemeriksaan Unit 22/09- 23/09- 24/09-
2019 2019 2019
26
f. Lain-lain
Tanggal Pemeriksaan Rujukan
Jenis Satua
Pemeriksaan n Unit 22/09- 23/09- 25/09-
2019 2019 2019
alkalosis respiratorik.
27
12.00-18.00 96,4 98 1,6
18.00-00.00 103,4 138 -34,6
25/09-2019 06.00-12.00 96,4 138 -41,6
12.00-18.00 90,4 248 -157,6
18.00-00.00 202,4 63 139,4
26/09-2019 06.00-06.00 187,4 258 -70,6
27/09-2019 06.00-06.00 634 772 -138
28/09-2019 06.00-06.00 607,1 622 -14,9
penegakan diagnosis serta terapi pada penyakit infeksi. Hasil pemeriksaan yang
28
Paru aktif.
Emfisema basal paru kanan
dan kiri
untuk memeriksa adanya kelainan pada fungsi dan struktur jantung. Pemeriksaan
pasien. Hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.5.
obatan yang sesuai dengan daftar obat di Formularium Nasional. Pemberian terapi
29
0,9% Jam
3 Fentanyl IV Dlm 50cc 1,4ml √ √ √ √ √ √ √
50mcg/ml Nacl 0,9% Tiap
jam
3 Paracetamol IV 50mg 8 jam √ √ √ √
10mg/ml
4 Atracurium IV 25mg 24jam √ √
10mg/ml
5 Ampicilin 1g IV 240mg 6 jam √ √ √ √ √ √
6 Gentamicin IV 40mg 24 jam √
40mg
Gentamicin IV 30mg 24 jam √ √ √ √ √
40mg
7 Ventolin Nebul 1 resp 8jam √ √ √ √
2,5mg (selan
g
seling
denga
n
pulmi
cort)
8 Furosemide IV 5mg 12 jam √ √ √
10mg/ml
9 Dopamin IV 150mg/ 50 1cc/ √ √ √ √
200mg/5ml cc NaCl jam
10 Dobutamin IV 150mg/ 50 1cc/ √ √ √ √
250mg/5ml cc NaCl jam
11 Pulmicort Nebul 1 resp 8 jam √ √ √ √
0,5mg/2ml
12 Ceftazidim 1g IV 120mg 8 jam √ √ √
13 NaCl 0,9 % Nebul 1 resp Tiap 8 √ √ √ √
jam (sela
ng
selin
g
deng
an
pul
mico
rt)
30
Catatan perkembangan kondisi klinis dapat dilihat pada Catatan
yang merupakan hasil pengamatan yang dilakukan setiap harinya dalam format
perkembangan kondisi klinis pasien AAS dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah
ini:
Tanggal Profesi Subjective (S) Objective (O) Assesment (A) Plan (P)
22/09/2019 Perawat Keadaan Jalan nafas -Pantau vital
umum sesak tidak efektif sign.
nafas, -observasi
demam, pernafasan
riwayat
kejang
31
100mcg dalam
50ml NaCl 0,9%
-injeksi amicilin
240mg/6jam
-injeksi
gentamisin
40mg/24jam
hari pertama
berikutnya
30mg/24jam
-foto thorax
-atracurium
5mcg/kgbb
24/09/19 dokter Sesak nafas Sistem SSP gagal nafas ec -IVFD D5 NaCl
dan demam belum tabil dd/ 0,225% 4cc/jam
dijumpai sens : sopor Bronkopneum -nebul NaCl
T:38,30C onia 0,9%
TD: 101/55 -injeksi
mmHg midazolam
HR: 129 15mg dalam
kali/menit 50ml NaCl 0,9%
RR: 62 : 1ml/jam
kali/menit -cek lab
procalsitonin
-Fentanyl
100mcg dalam
50ml NaCl 0,9%
-injeksi amicilin
240mg/6jam
-injeksi
gentamisin
30mg/24jam
-kultur darah
suptum
25/09/19 dokter Sesak dan Sens : Coma gagal nafas ec -IVFD D5 NaCl
demam tidak T : 36,8 dd/ 0,225% 4cc/jam
dijumpai TD: 99/49 Bronkopneum -injeksi
mmHg onia midazolam
HR: 152 15mg dalam
kali/menit 50ml NaCl 0,9%
RR: 42 : 1ml/jam
kali/menit -Fentanyl
Procalsitonin 100mcg dalam
>100 50ml NaCl 0,9%
-injeksi amicilin
240mg/6jam
-injeksi
32
gentamisin
30mg/24jam
- injeksi
furosemid
-nebul meptin 1
resp /18 jam
26/09/19 Dokter Sesak TD: 80/39 gagal nafas ec -IVFD D5 NaCl
dijumpai, mmHg dd/ 0,225% 4cc/jam
demam, HR: 148 Bronkopneum -injeksi
takikardia kali/menit onia midazolam
tidak dijumapi, RR: 42-45 15mg dalam
slym banyak kali/menit 50ml NaCl 0,9%
Procalsitonin : 1ml/jam
>100 -Fentanyl
100mcg dalam
50ml NaCl 0,9%
-injeksi amicilin
240mg/6jam
-injeksi
gentamisin
30mg/24jam
- injeksi
furosemid
-nebul meptin 1
resp /18 jam
27/09/19 Dokter Sesak TD: 80/39 gagal nafas ec -IVFD D5 NaCl
dijumpai, mmHg dd/ 0,225% 4cc/jam
demam, HR: 148 Bronkopneum -injeksi
takikardia kali/menit onia midazolam
tidak dijumapi, RR: 42-45 15mg dalam
slym banyak kali/menit 50ml NaCl 0,9%
Procalsitonin : 1ml/jam
>100 -Fentanyl
100mcg dalam
50ml NaCl 0,9%
-injeksi amicilin
240mg/6jam
-injeksi
gentamisin
30mg/24jam
- injeksi
furosemid
-nebul meptin 1
resp /18 jam
-injeksi
dobutamin
-injeksi dopamin
-injeksi
33
ceftazidim
120mg/8jam
28/09/19 Dokter Penurunan T: 380C gagal nafas ec -IVFD D5 NaCl
kesadaran HR: dd/ 0,225% 4cc/jam
dijumpai, 100x/menit Bronkopneum -injeksi
demam RR: 28 onia midazolam
dijumpai x/menit 15mg dalam
TD: 160/90 50ml NaCl 0,9%
mmHg : 1ml/jam
-Fentanyl
100mcg dalam
50ml NaCl 0,9%
-injeksi amicilin
240mg/6jam
-injeksi
gentamisin
30mg/24jam
- injeksi
furosemid
-nebul meptin 1
resp /18 jam 11
-injeksi
ceftazidim
120mg/8jam
34
yang tiak 28 September 2019 suhu
diketahui badan pasien normal 37,3 oC
namun pasien diberikan
Apakah kondisi Injeksi Paracetamol sebagai
medis tidak antipiretik obat diberikan
terobati tanpa adanya indikasi
demam.
Apakah Pada tanggal 22 September
memerlukan
2019 TD pasien
terapi obat
100/70mmHg yang
menunjukkan indikasi
hipertensi namun tidak
diberikan antihipertensi
Pada tanggal 27 dan 28
September 2019 TD pasien
117/78mmHg, pasien
mengalami hipertensi
namun tidak diberikan
antihipertensi
2 . Pemilihan obat yang Ada Masalah ? - furosemid dan gentamisin
sesuai memiliki interaksi yang bersifat
nefrotoksik dan ototoksik
Apa manfaat
dibutuhkan (medscape,2019) disarankan
komperatif dari
pengobatan yang informasi lebih mengganti pemilihan obat
dipilih ? lanjut ? furosemid atau gentamisin.
Apa keamanan
relative dari obat
yang dipilih tidak ada
masalah atau
intervensi tidak
diperlukan
3 . Rigmen obat BB Pasien : 4,8kg
Dosis ampisilin : bayi 1-3
Apakah terap Ada Masalah ? bulan, 50-100 mg/kg bb
telah sesuai setiap 6 jam (PIONAS,
untuk pasien
2019) 50x4,8= 240mg,
tersebut ?
dibutuhkan 100x4,8=480mg / 6jam
Apakah dosis informasi lebih Dosis yang diberikan
yang ditentukan lanjut ? 240mg/6 jam (SESUAI)
dan frekuensi Dosis gentamisin: anak 2
dosis dalam minggu sampai 2 tahun, 2
rentang terapi
tidak ada mg/kg bb tiap 8 jam
yanh biasa sudah
35
tepat atau di masalah atau (PIONAS, 2019).
modifikasi untuk intervensi tidak 2x4,8x3untuk 24jam =
factor pasien diperlukan 28,8mg. 28,8
tertentu ?
Dosis paracetamol : 10-15
mg/kg bb/ 12jam prn
Apakah rute/ (PIONAS, 2019)
dosis/ bentuk/ 10x4,8=48mg
cara pemberian 15x4,8=72mg, dosis
yang tepat, diberikan 50mg (SESUAI)
khasiat,
Dosis fentanyl: 1-3 mcg/kg
keamanan ,
kenyaman, bb sesuai dengan
pembatasam kebutuhan. 1x4,8=4,8 mcg
pasien dan 3x4,8=14,4mcg dosis yang
biaya ? diberikan 1mcg. (terlalu
kecil).
Dosis midazolam : 0,03-0,2
Adakah mg/kg bb/jam (PIONAS,
penjadwalan 2019) 0,03x4,8=0,14mg
dosis untuk 0,2x4,8=0,96mg/jam. Dosis
memaksimalkan diberikan 3,6mg/jam
(terlalu besar).
Efek terapi dan
kepatuhan dan
memenimalkan
efek samping,
rejimen obat
yang kompleks ?
4. Duplikasi terapi Pada tanggal 26 dan 27
September 2019 terjadi
Apakah ada Ada Masalah ?
duplikasi antibiotik, dimana
duplikasi terapi ?
ampisilin dan gentamisin masih
tetap dipakai, namun seharusnya
dibutuhkan diganti dengan ceftazidim
informasi lebih karena telah dilakukan uji kultur
lanjut ?
dan konsul PPRA.
tidak ada
masalah atau
intervensi tidak
diperlukan
36
5. Alergi Obat Pasien tidak memiliki riwayat
alergi obat tertentu.
Ada Masalah ?
Adakah alergi
pada pasien atau
intoleran
terhadap obat- dibutuhkan
obatan ? informasi lebih
lanjut ?
tidak ada
masalah atau
intervensi tidak
diperlukan
Apa
kemungkinan
ada masalah tidak ada
yang terkait obat masalah atau
? intervensi tidak
diperlukan
7. Interaksi : obat-obat,
Obat-Penyakit, Obat-
makanan , dan obat+
Tes Laboratorium
Obat-obat
Ada Masalah ?
Apakah ada
interaksi obat - gentamisin meningkatkan efek
dengan obat ? dibutuhkan atracurium melalui sinergisme
informasi lebih farmakodinamik. Resiko apnea
Apakah
lanjut ?
signifikan ? (Medscape, 2019).
37
- Furosemid dan gentamisin
Adakah bersifat nefrotoksik dan ototoksik
kontraindikasi (Medscape, 2019).
dari obat tidak ada
masalah atau - Atracurium dan fentanyl bersifat
( relative absolut
yang diberikan intervensi tidak sinergis
pada diperlukan - Norepinefrin dan dobutamin
karakteristik menurunkan serum kalium dalam
pasien tertentu tubuh (Medscape, 2019).
saat ini ?
Obat+penyakit
Obat+makanan
Adakah interaksi
obat dengan
nutrian
( makanan )?
Apakah
signifikan ?
Adakah interaksi
obat dengan
pemeriksaan
laboratorium ?
Apakah
signifikan ?
8. Kegagalan terapi
Ada Masalah ?
apakah pasien Pada tanggal 22 september
gagal menerima
pengobatan 2019 Kadar hemoglobin
karena kesalaha dibutuhkan pasien dibawah normal
sistem atau informasi lebih yaitu 10.3 g/dL dan eritrosit
ketidakpatuhan ? lanjut ? 3.54 (dibawah normal).
Tetapi pasien tidak
38
-adakah factor-faktor diberikan transfusi atau
yang menghambat tidak ada terapi penambah darah.
pencapaian keberhasilan masalah atau Disarankan untuk diberikan
terapi ? intervensi tidak
terapi penambah darah
diperlukan
seperti asam folat atau
erythropoetin.
Pada tanggal 22 September
2019 TD pasien
100/70mmHg yang
menunjukkan indikasi
hipertensi namun tidak
diberikan antihipertensi
Pada tanggal 27 dan 28
September 2019 TD pasien
117/78mmHg, pasien
mengalami hipertensi
namun tidak diberikan
antihipertensi
Apakah pasien
gagal menerima
pengobatan yang dibutuhkan
dipilih sudah informasi lebih
efektif ? lanjut ?
Pembiayaan pengobatan pasien
Apakah biaya ditanggung oleh BPJS
terapi obat
merupakan
kesulitan
tidak ada
keuangan bagi
masalah atau
pasien ?
intervensi tidak
diperlukan
10. Pengetahuan pasien Ada Masalah ? Apoteker telah menjelaskan kepasa
terhadapa terapi obat keluarga pasien mengenai obat
yang diberikan dan manfaat
-apakh pasien mengerti
dibutuhkan pemberian obat.
tujuan terapi obat ?
Bagimana menggunakan informasi lebih
potensial efek terapi ? lanjut ?
39
tidak ada
masalah atau
intervensi tidak
diperlukan
40
diberikan tanpa adanya
indikasi demam.
41
salbutamol 1 pO2: 85-100 hari nafas tidak
resp/ 8 jam bunyi/ rongki
Tidak infeksi Antibiotik procalcitonin Procalcitoni Setiap 3-5 Procalcitonin
setelah n: <0,5 hari <0,5
dilakukan uji
kutur darah dan
konsul PPRA
Tidak demam Paracetamol Suhu tubuh 37ºC Setiap hari Suhu tubuh
drip normal
50mg/8jam
42
3.11.1 Tanggal 22 September 2019
Subjective : Sesak nafas dan demam dijumpai, keadaan pasien pucat dan
lemas
Assesment Planning
2019)
43
3.11.2 Tanggal 23 September 2019
30mg/24jam
- atracurium 5mcg/kgbb
Assesment Planning
dijumpai
44
tanpa adanya indikasi indikasi demam
demam.
Objective : Sistem SSP belum tabil sens : sopor T:38,30C TD: 101/55
mmHg HR: 129 kali/menit RR: 62 kali/menit
30mg/24jam
- atracurium 5mcg/kgbb
Assesment Planning
konsul PPRA.
45
Subjective : Penurunan kesadaran dijumpai
Objective : Sens : Coma T : 36,8 TD: 99/49 mmHg HR: 152 kali/menit RR:
42 kali/menit Procalsitonin >100
- injeksi furosemid
Assesment Planning
tingginamun diberikan
untuk meningkatkan
frekuensi jantung
Objective : TD: 80/39 mmHg HR: 148 kali/menit RR: 42-45 kali/menit
46
- IVFD D5 NaCl 0,225% 4cc/jam
- injeksi furosemid
Assesment Planning
untuk meningkatkan
Subjective : Kesadaran pasien masih lemah, pasien terlihat lemas dan jantung
berdetak cepat
47
- IVFD D5 NaCl 0,225% 4cc/jam
- injeksi furosemid
Assesment Planning
untuk meningkatkan
frekuensi jantung
48
- injeksi Fentanyl 100mcg dalam 50ml NaCl 0,9%
- injeksi furosemid
Assesment Planning
midazolam.
49
BAB IV
PENUTUP
Terapi Obat, Drug Related Proble list (DRP List), Pharmacist’s Care Plan
Assesment, Planning).
terapi obat: meliputi rasionalitas penggunaan obat pada pasien, dan memberikan
kepada pasien untuk tetap mematuhi terapi yang telah ditetapkan dokter.
50