Disusun oleh :
Rangkay Hadiwati, NPM 2006508564
Indah Kusumawati S, NPM 206621631
Pendahuluan
Larutan obat intravena (IV) dapat diberikan baik sebagai dosis bolus (
diinjeksikan sekaligus) atau infus secara lambat melalui vena kedalam
plasma pada suatu laju yang konstan atau order nol
Tidak ada obat dalam tubuh pada waktu nol, kadar obat meningkat
dari konsentrasi obat nol dan secara bertahap menjadi tetap saat
konsentrasi obat plateu atau tunak dicapai
Keuntungan Pemberian Infus
Selama infusi pada laju yang konstan, konsentrasi obat pada setiap waktu (t)
dapat dihitung jika laju infusi (R), volume distribusi (Vd), dan tetapan kecepatan
eliminasi (k) diketahui :
R
Cp = ------ (1 )
Vd k
Pada keadaan tunak (waktu tidak terbatas setelah infusi dimulai), t =
sangat besar → mendekati nol → maka kadar obat dalam plasma saat
keadaan tunak (Cpss)
R
Cpss = --------
Vd k
Infus dengan IV dengan dosis muatan diberikan dengan injeksi bolus IV pada awal infuse, konsentrasi obat pada
plasma menurun secara eksponensial setelah DL yang meningkat secara eksponensial selama infuse. Kurva konsentrasi
obat dalam plasma-waktu merupakan garis lurus oleh penjumlahan kedua kurva
Cp = Konsentrasi totalplasma
DL = Dosis muatan /dosis bolus
awal suatu obat
VD = VolumeDiatribusi
t= waktu infuse
R = Laju infuse (orde nol)
k= tetapan laju eliminasi (orde satu)
Konsentrasi Obat Keadaan tunak (Css) dan waktu yang
diperlukan untuk mencapai Css
Pada Keadaan tunak, laju obat meninggalkan tubuh sama dengan laju obat masuk
tubuh (laju infusi), jadi selama keadaan tunak tidak ada penambahan jumlah obat
dalam tubuh.
Eliminasi obat terjadi menurut laju eliminasi orde satu, kapanpun infus
dihentikan, sebelum keadaan tunak, slop kurva eliminasi tetap sama
Untuk suatu proses eliminasi orde nol, jika laju masukan lebih besar dari laju
eliminasi ,konsentrasi obat dalam plasma tetap meningkat dan keadaan tunak
tidak tercapai
Konsentrasi Obat Keadaan tunak (Css) dan waktu yang
diperlukan untuk mencapai Css
Pada infusi konstan, larutan obat diinfuskan pada laju tetap atau orde nol (R)
selama infusi IV, konsentrasi obat dalam plasma meningkat dan dan laju eliminasi
obat meningkat oleh karena laju eliminasi bergantung konsentrasi ( yakni laju
eliminasi obat =kCp).Cp tetap meningkat sampai keadaan tunak dicapai, waktu
laju masukan obat (laju infus IV)sama dengan laju keluaran obat (laju eliminasi),
kons obat plasma tunak (Css)berkaitan dengan laju infusi dan berbanding terbalik
dengan klirens obat.
WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK MENCAPAI
KONSENTRASI OBAT DALAM PLASMA ( CSS)
Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat tunak dalam plasma bergantung pada tetapan laju eliminasi obat
untukvolume distribusi yang konstan
Css = R
Vdk
• Jika laju masukan lebih besar dari laju eliminasi, konsentrasi obat dalam plasma akan tetep meningkat dan keadaan tunak tidak
tercapai,hal ini merupakan keadaan yang potensial berbahaya yang akan terjadi bila terjadi kejenuhan proses metabolic
• Waktu untuk mencapai konsentrasi tunak, Css, 90%, 95%, 99% dapat dihitung
DB =R-kDB DB= perubahan jumlah obat dalam tubuh pada berbagai waktu selama dt dt infus/laju masukan dikurangi laju
keluaran
R = Laju infusi
Volume Distribusi keadaan tunak, Model
Kompartemen dua
Konsentrsi obat dalam plasma selama infusi konstan, Vol distribusi dan tetapan eliminasi k,
klirens deangn subtitusi k dengan k = Cl/VD
Vol distribusi (VD) dan klirens tubuh total (Cl)
Obat-obatan dengan klirens yang kecil akan memerlukan waktu yang Panjang untuk mencapai
tunak
R
Cp=-----(1-)
Css
Keterangan :
a dan b : tetapan laju hibrida
R : laju infusi
Pada keadaan tunak yakni t = ∞ persamaannya =
Css =
Laju infuse untuk konsentrasi obat dalam plasma tunak dapat dihitung
R = Cssk
INFUSI IV DARI OBAT-OBATAN PADA
MODEL KOMPARTEMEN DUA
Beberapa obat yang diberikan melalui infus intravena mengikuti kinetika model kompartemen 2.
Contohnya :lidokain dan teofilin
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar tunak dalam darah bergantung pada waktu paruh
obat distribusi obat waktu paruh panjang makin butuh dosis muatan untuk mempercepat
pencapaian kadar tunak
MENGHITUNG KONSENTRASI OBAT SETELAH
INFUS DIHENTIKAN
a. R = Css
= (10 μg/mL) (10)() mL (0,2/jam) = 20 mg/jam
Seorang dokter ingin memberikan suatu bahan anestesi pada laju 2 mg/jam dengan infus IV. Tetapan laju
eliminasi 0,1 dan volume distribusi (kompartemen satu) 10 L. Berapa dosis muatan yang hendak saudara
rekomendasikan?, jika dokter menginginkan kadar obat 2 μg/L segera dicapai?
Css = R= =2μg/ml
Untuk mencapai Css segera
DL= =
DL = 20 mg
Soal Latihan
Berapakah konsentrasi suatu obat pada 6 jam setelah pemberian suatu dosis muatan 10 mg dan infusi 2 mg/jam
(obat memiliki t ½ 3 jam dan volume distribusi 10 L)?
T ½ =0,693/k →k = 0,693/3 jam
Cp = + (1-
Cp = +
Cp = 0.90 μg/ml
Vancomycin
Administrasi : Intermittern infusion (II)
dan Continuous Infusion (CI)
Diperlukan TDM : untuk menurunkan
risiko nefrotoksik
CI : target konsentrasi loading dose 20 –
30 mg?L (untuk mencapai MIC 1 – 2
mg/L)
Loasing dose yang disarankan 10 – 20
mg/kg (sering konsentrasi subterapeutik
35 mg/kg supraterapeutik
Karakteristik pasien
TDM
Simulasi
Simulasi Monte-Carlo, dalam 2 tahapan
Tahap 1 : optimasi loading dose
dilakukan pada 1000 pasien, 3 kelompok :
1. menerima 10 dan 15 mg/kg infused selama 1 jam
2. menerima 20 dan 25 mg/kg infused selama 1.5
dan 2 jam
3. menerima 30, 35, atau 40 mg/kg infused selama 3
jam
Tujuan : untuk memilih regimen mana yg dapat
mencapai konsentrasi target
Simulasi
Kelompok CLCr Simulasi Monte-Carlo, dalam 2
tahapan
1 < 10
Tahap 2 : optimasi dosis
2 10 – 20
pemeliharaan
3 21 – 30
Dilakukan pada optimal loading
4 31 – 45 dose
5 46 – 60 Rentang dosis pemeliharaan 300 –
4500 mg
6 61 – 68
Ditentukan berdasarkan CLCr
7 86 – 110
pasien
8 111 – 130 24 Jam setelahnya, kadar obat
9 131 – 180 dalam darah ditentukan untuk
menentukan dosis pemeliharaan
10 181 – 240 yang optimal
Hasil dan Diskusi
V1 : central volume distribution
V2 : peripheral volume distribution
Q : Inter-compartmental clearance
CL : Total Body Clearence
Maintenance dose
Introduction :
- Efek antibakteri Meropenem tergantung pada fraksi
bebas
- Rekomendasi pemberian 2 – 5 kali dari MIC
- Dosis standar yang direkomendasikan tidak memadai
pada pasien tertentu, dan ditemukan banyak variasi.
- TDM diperlukan
a
P
a
s
i
e
Kriteria Pasien :
n Inklusi :
- Mengalami Sepsis
: - Usia lebih dari 18 tahun
- Enggunakan Meropenem
Eksklusi :
- Hamil
- Pernah mengalami transplantasi organ