Anda di halaman 1dari 16

MODEL TERBUKA SATU

KOMPARTEMEN INFUS
INTRAVENA
RAHMI HUTABARAT
PRODI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
Tujuan
• Mahasiswa dapat menjelaskan konsep kondisi tunak (steady
state) dan bagaimana hubungan dengan dosis yang kontinu.

• Mahasiswa dapat menentukan dosis optimum untuk obat


yang diinfuskan dengan menghitung parameter dari data
klinis.
• Mahasiswa dapat menjelaskan dan menghitung dosis
muatan (loading dose) yang akan digunakan dengan infus
intravena.
Rute pemberian intravena

Bolus
Intravena
Infus
INFUS
 Infus diberikan secara lambat melalui vena ke dalam plasma pada
suatu laju yang konstan atau orde nol.
 Keuntungan:
dapat mengendalikan konsentrasi obat dalam plasma terutama
obat yang mempunyai indeks terapi sempit seperti heparin.
Menghilangkan fluktuasi yang lebar antara Cmax dan Cmin.
Obat, elektrolit, nutrien dapat diberikan dengan cairan infus.
Lama terapi dapat dipertahankan atau diakhiri sesuai kebutuhan
Kurva kadar plasma-waktu untuk infus iv konstan
• Pada waktu t = 0, tidak ada obat
dalam tubuh.
• Kadar obat meningkat dari 0 &
secara bertahap menjadi tetap pada
keadaan tunak.
• Keadaan tunak: laju masuk = laju
Fase akumulasi
keluar
Obat dengan model satu kompartemen
• Obat yang dinfuskan mengikuti masukan orde nol dan keluaran orde
satu.
• Perubahan jumlah obat dalam tubuh pada berbagai waktu (dDB/dt)
selama infus merupakan laju masukan dikurangi laju keluaran.
………………… persamaan 1
dimana: DB = jumlah obat dalam tubuh, R = laju infus (orde nol),
K = tetapan laju eliminasi (orde satu)
• Integrasi persamaan 1 dan substitusi DB = CpVD memberikan
……………… persamaan 2
Saat obat diinfuskan, harga t dalam persamaan 2 meningkat. Pada
waktu tak terhingga, t = ∞, e-Kt mendekati nol, sehingga persamaan 2
menjadi persamaan 4.

……………… persamaan 3

……………… persamaan 4

……………… persamaan 5
Profil konsentrasi obat dalam
plasma versus waktu setelah
infus intravena. Infus
intravena dihentikan pada
keadaan tunak (A) & sebelum
keadaan tunak (B). Pada
kedua kasus tersebut
konsentrasi obat dalam
plasma menurun secara
eksponensial (orde satu)
mengikuti slope yang sama.
Konsentrasi obat dalam keadaan tunak (Css)
dan waktu untuk mencapai Css
• Pada keadaan tunak laju obat meninggalkan tubuh sama dengan laju
obat yang masuk ke dalam tubuh (laju infus)
• Tidak ada penambahan jumlah obat dalam tubuh (DB) sebagai fungsi
waktu
• Jika infus dihentikan kapanpun, maka laju eliminasi merupakan orde
satu dan slope = -K/2,303
• Dalam praktik klinis aktivitas obat akan teramati saat konsentrasi obat
mendekati konsentrasi obat dalam plasma yang diharapkan, yang
biasanya merupakan konsentrasi obat target atau konsentrasi
keadaan tunak yang diharapkan
Jumlah t1/2 untuk mencapai suatu fraksi Css
Kurva kadar plasma waktu untuk infus
intravena yang diberikan pada laju R dan 2R
• Css bergantung pada volume
distribusi, tetapan laju eliminasi, dan
laju infus.
• Perubahan salah satu dari faktor
tersebut maka akan mempengaruhi
konsentrasi tunak.
• Dari kurva waktu untuk mencapai Css
tidak berubah walaupun R nya
berubah 2 kali
Metode infus untuk perhitungan waktu paruh
eliminasi pada pasien
• Persamaan 2 dapat digunakan untuk menghitung K dan waktu paruh
eliminasi.

SUBSTITUSI
Karena

Pengaturan kembali dan menggunakan log pada kedua sisi, maka


dan
Infus intravena ditambah dosis muatan:
model satu kompartemen
• Dosis muatan (Loading dose) DL atau dosis bolus awal dari suatu obat
digunakan untuk memperoleh konsentrasi tunak secepat mungkin.

Dari persamaan
• Infus intravena dengan dosis
muatan DL.
• Dosis muatan diberikan
dengan injeksi iv bolus pada
awal infus.
• Konsentrasi obat dalam
plasma menurun secara
eksponensial setelah DL dan
meningkat secara
eksponensial selama infus.
• Kurva konsentrasi obat dalam
plasma waktu merupakan
garis lurus karena
penjumlahan kedua kurva.

Anda mungkin juga menyukai