Anda di halaman 1dari 4

ASMA BRONKIAL

No. Dokumen : SOP/ C7/135/I/2023


No. Revisi : 03
SOP
Tanggal Terbit : 02 Januari 2023
Halaman : 1/4

UPTD Ikhsan Zuarsa


PUSKESMAS NIP.197309181995031001
KALAPANUNGGAL

1. Pengertian - No. ICPC-2 : R96 Asthma


- No. ICD-X : J45 Asthma
- Tingkat kemampuan 4A
- Merupakan penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan inflamasi
kronis di saluran nafas. Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi,
sesak, rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berbeda-beda
berdasarkan variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalkasanaan asma bronkial
2. Tujuan
sesuai prosedur.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kalapanunggal Nomor


440/33/SK.C7/PKM-KLP/I/2019 Tentang Kebijakan Layanan Klinis

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/1936/2022 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
Anamnesis (Subjective)
5. Langkah-
Gejala khas asma, yaitu :
Langkah/
1. Terdapat lebih dari satu gejala (mengi, sesak, dada terasa berat) khususnya pada
Prosedur
dewasa muda
2. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari
3. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
4. Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajnan allergen, perubahan cuaca, tertawa,
atau iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau yang sangat tajam.
Pemeriksaan (Objective)
Pemeriksaan Fisik :
Adanya mengi ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi, tetapi ini bisa saja hanya
terdengar saat ekspirasi paksa. Mengi dapat juga tidak terdengar selama eksaserbasi
asma yang berat karena penurunan aliran nafas yang dikenal dengan :silent chest”.
Pemeriksaan Penunjang :
1. Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak Flowmeter
2. Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)
Diagnosis (Assesment)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, yaitu terdapat kenaikan ≥15% rasio APE sebelum dan sesudah pemberian
inhalasi salbutamol.
Derajat Gejala Gejala Faal Paru
Asma Malam
Intermitten Bulanan APE ≥80%
Gejala <1x/minggu ≤2 kali VEP1≥ 80% nilai prediksi
Tanpa gejala di luar sebulan APE ≥80% nilai terbaik
serangan
Variabiliti APE <20%
Serangan singkat
Persisten Mingguan APE > 80%
Ringan Gejala > 1x/minggu, tetapi >2 kali VEP1≥ 80% nilai prediksi
< 1x/hari sebulan
Serangan dapat APE ≥80% nilai terbaik
mengganggu aktivitas
tidur Variabiliti APE 20% -
30%
Persiten Harian APE 60-80%
Sedang Gejala setiap hari >1x/minggu VEP1 60-80% nilai
Serangan mengganggu prediksi
aktivitas tidur APE 60-80% nilai terbaik

Membutuhkan Variabiliti APE >30%


bronkodilator setiap hari
Persisten Kontinyu ≤APE 60%
Berat Gejala terus menerus Sering VEP1 ≤60 nilai prediksi
Sering kambuh APE ≤60- nilai terbaik
Aktifitas fisik terbatas Variabiliti APE >30%
Diagnosis Banding:
1. Disfungsi pita suara
2. Hiperventilasi
3. Bronkiektasis
4. Kistik fibrosis
5. Gagal jantung
Penatalaksanaan (Plan)
Pengobatan asthma secara garis besar dibagi dalam:
Pengobatan non farmakologi
a. Penyuluhan, penjelasan penyakit, pengobatan, gejala, hidup sehat.
b. Menghindari factor pencetus
c. Fisioterapi/ terapi inhalasi (nebulizer) :
1. Albuterol 0,25-1 ml dalam 2 ml NaCl
2. Steroid inhalasi 400µg/ hari
3. Ipratorium
2. Pengobatan farmakologi
- Aminophilin 3 x 200 mg atau salbutamol 3 x 2 mg
- Dexametason 3 x 1 tab
3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus
- Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
- Inform Concern tentang penyakit pasien dan penanganan yang akan dilakukan
selanjutnya (persetujuan untuk pemasangan infuse dan pemberian obat injeksi)
- Aminophilin bolus 5 mg /KgBB diberikan pelan selama
20 enit dilanjutkan drip RL maintenance dengan dosis 20mg/KgBB/24 jam.
- Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena
- Bila keluhan semakin berat segera rujuk ke rumah sakit terdekat

6. Diagram Alir
Pasien Datang

Anamnesis (Subjective) :

1. Terdapat lebih dari satu gejala (mengi, sesak, dada


terasa berat)
2. Gejala memburuk di malam hari atau pagi dini hari
3. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya

Pemeriksaan (Objective)

Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Penunjang :


 Auskultasi dada :  Arus Puncak Ekspirasi
wheezing (APE)

Diagnosis (Assesment)

Berdasarkan Derajat Asma Diagnosis Banding :


 Intermitten  Disfungsi pita suara
 Persisten Ringan  Hiperventilasi
 Persisten Sedang  Bronkiektasis
 Persisten Berat  Kistik fibrosis
 Gagal jantung

Lanjut…..
Penatalaksanaan (Plan)

Non Farmakologi Farmakologi :


a. Penyuluhan, penjelasan a. Aminophilin 3x200 mg
penyakit, pengobatan, atau salbutamol 3x2 mg
gejala, hidup sehat. b. Dexamethason 3x1 tab
b. Menghindari faktor
pencetus
c. Fisioterapi/ terapi
inhalasi

7. Hal-hal yang
Form Rujukan Jika kondisi pasien terjadi perburukan
harus
diperhatikan

8. Unit Terkait R. Pemeriksaan Umum, R. Pemeriksaan Lansia, R. Pemeriksaan KIA, R.


Tindakan, PONED
9. Dokumen Rekam Medis
Terkait

10. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan


Historis 1. Tata Naskah Mengikuti 2 Januari 2019
Sesuai SK Prosedur
Perubahan
Tata Naskah Pengisian SOP
2018 10 Langkah
2. Referensi KMK No 2 Januari 2019
yang HK.02.02/Menk
digunakan es/514/2015
3. Referensi KMK 2 Januari 2023
yang No.HK.01.07/M
digunakan ENKES/1936/20
22

Anda mungkin juga menyukai