Anda di halaman 1dari 8

Asma Bronchial

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :

KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP
MILLA HUSADA
dr. DIDIK SUPRAPTO

1/2
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menentukan
diagnosis dan penatalaksanaan asma bronkial.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 445/029 Tahun 2016


tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Pandak II

4. Referensi KMK Nomor 514 Tahun 2015

5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis ( keluhan utama, riwayat


penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi
dan riwayat penyakit keluarga ), apakah batuk berdahak
kronik yang sering memburuk pada malam dan dini hari,
sesak napas yang episodik, mengi, rasa berat di dada, nyeri
dada dan factor resiko.
2. Petugas melakukan pemeriksaan Vital Sign yang diperlukan,
terutama respirasi, nadi, suhu tubuh
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang harus
dilakukan/yang sesuai, terutama pemeriksaan paru.
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang : angka leukosit,
angka jenis lekosit (eosinophil dalam darah ), spirometri
5. Petugas menegakkan diagnosis dan atau differential
diagnosis berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital
sign, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (jika
diperlukan).
6. Petugas mengklasifikasikan derajat asma :

Gejala Derajat Asma Fungsi paru


I. Intermiten - Siang hari<2 kali per - Variabilitas
minggu APE <20 %
- Malam hari<2 kali per - VEP1>80%
bulan nilai
- Serangan singkat prediksi
- Tidak ada gejala antar - APE>80%
serangan nilai terbaik
- Intensitas serangan
bervariasi
II. Persisten - Siang hari>2 kali per - Variabilitas
Ringan minggu, tetapi<1 kali APE 20-
per hari 30%
- Malam hari> 2 kali per - VEP1>80%
bulan nilai
- Serangan dapat prediksi
mempengaruhi - APE>80%
aktifitas nilai terbaik
III. Persisten - Siang hari ada gejala - Variabilitas
Sedang - Malam hari> 1 kali per APE>30%
minggu - VEP1 60-
- Serangan 80% nilai
mempengaruhi prediksi
aktifitas
- Serangan berlangsung
berhari-hari
- Sehari-hari
menggunakan inhalasi
- ≥ 2-agonis short acting
Asma Bronchial

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :

KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP
MILLA HUSADA
dr. DIDIK SUPRAPTO

IV. Persisten - Siang hari terus- - Variabilitas


Berat menerus ada gejala APE > 30%
- Setiap malam hari - VEP1 <60%
sering timbul gejala nilai
- Aktifitas fisik terbatas prediksi
- Sering timbul - APE <60%
serangan nilai terbaik

7. Petugas memberikan terapi penatalaksanaan asma bronchial


sesuai dengan derajatnya :
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat
untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari

Berat Medikasi Alternatif/pili Alternatif lain


asma pengontrol han lain
harian
Asma Tidak perlu - -
Intermiten

Asma Glukokortikoster Teofilin lepas Ditambah


Persisten oid inhalasi lambat agonis beta-2
Ringan (200-400 μg • Kromolin kerja lama
BB/hari atau • Leukotriene oral, atau
ekuivalennya modifiers • Ditambah
teofilin lepas
lambat

Asma Kombinasi Glukokortikost Ditambah


Persisten inhalasi eroid inhalasi agonis beta-2
Sedang glukokortikoster (400-800 μg kerja lama
oid (400-800 μg BB atau oral, atau
BB/hari atau ekuivalennya) •
ekuivalennya) ditambah Ditambahteofil
dan agonis beta- Teofilin lepas in lepas
2 kerja lama lambat, atau lambat

Glukokortikost
eroid inhalasi
(400-800 μg
BB/hari atau
ekuivalennya)
ditambah
agonis beta-2

3/2
kerja lama
oral, atau

Glukokortikost
eroid inhalasi
dosis tinggi
(>800 μg BB
atau
ekuivalennya)
atau

Glukokortikost
eroid inhalasi
(400-800 μg
BB atau
ekuivalennya)
ditambah
leukotriene
modifiers

Asma Kombinasi Prednisolon/


Persisten inhalasi metal
Berat glukokortikoster prednisolon
oid (> 800 μg BB oral selang
atau sehari 10 mg
ekuivalennya) ditambah
dan agonis beta- agonis beta-2
2 kerja lama. kerja lama
Ditambah ≥ 1 di oral, ditambah
bawah ini : teofilin lepas
- lambat
teofilinlepaslamb
at
- leukotriene
modifiers
-
glukokortikoster
oid oral
Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan
terapi paling tidak 3 bulan, kemudian turunkan bertahap
sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi
asma tetap terkontrol
8. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau
keluarganya mengenai penyakitnya, obat-obatan,control
teratur, pola hidup sehat, pentingnya melakukan
pencegahan : menghindari setiap pencetus, menggunakan
bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan exercise
untuk mencegah exercise induced asthma.
9. Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan kepelayanan
kesehatan yang lebih tinggi ( Rumah Sakit ):
a. Bila sering terjadi eksaserbasi
b. Pada serangan asma akut sedang dan berat
c. Asma dengan komplikasi
10. Petugas memberikan resep untuk diserahkan ke unit farmasi
Asma Bronchial

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :

KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP
MILLA HUSADA
dr. DIDIK SUPRAPTO

11. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,


pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan
dalam rekam medis pasien.
12. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk
di entry.
13. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnose
dan terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data
simpus.
6. Diagram Alir

7. Unit Terkait

8. Rekaman
History

5/2
[Type text]

7/2

Anda mungkin juga menyukai