Anda di halaman 1dari 36

ASMA

Laporan Kasus
Oleh: dr. Ridhola Fitbriansyah

Pembimbing :dr. Nur Aisyah M.Kes

PROGRAM INTERNSIP
PERIODE NOVEMBER 2019-2020
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
KABUPATEN KAMPAR
2019
LATAR BELAKANG • penyakit inflamasi kronik saluran
napas
• adanya penyempitan saluran
pernafasan
Pengertian • Tanda: mengi, batuk, dan rasa
sesak di dada
• adanya suatu pencetus karena
• Secara reversible

• World Health Report di tahun


2000 menunjukkan asma
menduduki peringkat ke-5
penyebab kematian
Epidemiologi • Penderita adalah semua umur
• Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2005 mencatat
225.000 orang meninggal karena
asma.

• Kelompok umur terbanyak 25-34


Prevalensi di tahun
RSUD AA • perempuan lebih banyak dari
pada laki-laki
TINJAUAN PUSTAKA…

Definisi
Menurut Global Initiative For Asthma (GINA)
asma adalah suatu penyakit kronik yang di
tandai dengan mengi, sesak napas, dada terasa
berat dan batuk yang terjadi secara episodik
dan dipengaruhi oleh faktor pencetus.
• Terjadinya kesulitan udara masuk saat bernafas
karena obstruksi jalan napas, hiperesponsif
jalan nafas dan peningkatan sekresi mukus.
KLASIFIKASI (gambaran klinis)

Derajat asma Gejala Gejala malam Faal Paru


Intermittent - Bulanan ≤ 2 kali sebulan -APE ≥ 80%
- Gejala<1x/minggu tanpa gejala - VEP1 > 80% nilai prediksi APE
diluar serangan > 80% nilai terbaik
- Serangan singkat - Variabiliti APE < 20%

Persisten Ringan - Mingguan >2 kali sebulan APE ≥ 80%


- Gejala>1x/minggu tetapi <1x/hari - VEP1 > 80% nilai prediksi APE
- Serangan dapat menggangu > 80% nilai terbaik
aktivitas dan tidur - Variabiliti APE 20-30%

Persisten sedang - Harian >2 kali sebulan APE 60-80%


- Gejala setiap hari. Serangan - VEP1 60-80% nilai prediksi
mengganggu aktivitas dan tidur APE 60-80% nilai terbaik
- Bronkodilator tiap hari - Variabiliti APE >30%

Persisten - Kontinyu Sering APE <60%


Berat - Gejala terus menerus - VEP1 <60% nilai prediksi APE
- Sering kambuh <60% nilai terbaik
- Aktivitas fisik terbatas - Variabiliti APE >30%
Derajat beratnya asma
Gejala dan Berat Serangan Akut Keadaan
Tanda Ringan Sedang Berat Mengancam jiwa
Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat  

 
Posisi Dapat tidur terlentang Duduk Duduk membungkuk  

Cara berbicara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi kata  

Kesadaran Mungkin gelisah Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah,


kesadaran menurun

Frekuensi napas <20/ menit 20-30/ menit > 30/menit  


Nadi < 100 100 –120 > 120 Bradikardia

Otot Bantu Napas dan - + + Torakoabdominal


retraksi suprasternal paradoksal

Mengi Akhir ekspirasi paksa Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi Silent Chest

APE > 80% 60 – 80% < 60%  

PaO2 > 80 mHg 80-60 mmHg < 60 mmHg  

PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg  

SaO2 > 95% 91 – 95% < 90%  


Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisik
penunjang
Diagnosis Banding

Dewasa:
◦ Penyakit Paru Obstruksi Kronis
◦ Bronkitis kronik
◦ Gagal jantung kongestif
◦ Disfungsi laring
◦ Obstruksi mekanis (misalnya tumor
laring atau benda asing)
◦ Emboli paru
Penatalaksanaan Asma Stabil

Non farmakologi
◦ Meningkatkan kebugaran fisis
◦ Menghindari pencetus
◦ Pengaturan stress emosi

Farmakologi
• Pelega
◦ Pengontrol
• Kortikosteroid (inhalasi / Sistemik) • β2 agonis kerja singkat
• Sosium Kromoglikat • Kortikosteroid sistemik
• Nedokromil sodium
• Antikolinergik
• Metilsantin
• β2 agonis kerja lama (inhalasi / oral) • Aminofilin
• Leukotriene modifiers • Adrenalin
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. EA
• NO RM : 0912xx
• Umur : 27 tahun
• Alamat : Bangkinang
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Tanggal masuk RS : 16 Desember 2019
Keluhan Utama :
Sesak nafas yang memberat sejak 6 jam SMRS
Riwayat penyakit sekarang

• Pasien mengeluhkan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu, sesak


semakin memberat sejak 6 jam SMRS. Sesak dirasakan terus
menerus. Sesak mulai dirasakan saat pasien batuk batuk, cuaca
dingin, kelelahan dan saat terkena debu. Sesak disertai bunyi
“ngik”. Pasien lebih nyaman dalam posisi duduk. Pasien masih
bisa menjawab pertanyaan beberapa kata. Sesak membuat
pasien sulit beraktivitas dan sulit tidur. Pasien sudah berobat
ke Puskesmas 1 hari yang lalu dan dilakukan tindakan
nebulisasi 1x. Sesak berkurang namun muncul lagi setelah
pasien pulang ke rumah. Pasien mengkonsumsi obat makan
yang diberikan di Puskesmas namun sesak tidak berkurang.
Pasien tidak ada menggunakan inhaler.
Riwayat penyakit sekarang

• Pasien juga mengeluhkan adanya batuk berdahak


warna putih sejak 1 minggu SMRS, tidak disertai
dengan darah (-). Demam (-) Pilek (+). Keluhan
nyeri dada, nyeri pada ulu hati, mual, muntah
tidak ada. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
ANAMNESIS
RPD :
• Riwayat Asma ± 10 tahun SMRS RPK :
• Sesak napas muncul malam • Ibu kandung pasien memiliki
hari kurang lebih 1 kali dalam riwayat asma dan alergi
seminggu. • Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat alergi terhadap cuaca • Riwayat penyakit jantung (-)
dingin debu dan makanan laut
• Riwayat konsumsi obat 6 bulan
disangkal.
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat diabetes militus(-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat Pengobatan
• Mengkonsumsi obat salbutamol jika sesak
• Menggunakan nebu di puskesmas jika sesak
Riwayat sosial ekonomi dan
kebiasaan
• Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
• Pasien tidak ada kebiasaan merokok.
• Riwayat konsumsi alkohol (-)
• Riwayat konsumsi jamu-jamuan (-)
• Pasien mengaku jarang berolahraga
PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN UMUM
• Keadaan Umum : tampak sakit sedang,
gelisah
• Kesadaran : compomentis
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 104 x/menit
• Suhu : 37,0 °C
• Napas : 36x/ menit
• Berat Badan : 57 kg
• Tinggi Badan : 160 cm
• IMT : 22,2 (Normoweight)
PEMERIKSAAN FISIK Kepala dan leher:
Mata : Konjungtiva anemis
(-/-)Sklera ikterik (-/-)
Normocephal Mulut :
Pursed-lip breathing (+)
Leher :
Pembesaran KGB (-)
JVP tidak meningkat

Paru :
Inspeksi : normochest, gerakan
dinding dada normal, simetris
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat kiri dan kanan, penggunaan
Palpasi: Ictus cordis teraba di SIK V otot bantu pernapasan (+)
linea midclavicula sinistra retraksi intercostal(-), pelebaran
Perkusi: sela iga (-).
Batas jantung kanan : Linea Palpasi : vocal fremitus simetris
parasternal dekstra dan normal kanan-kiri(+)
Batas jantung kiri : Linea Perkusi : sonor pada kedua
midclavicula sinistra lapangan paru
Auskultasi : S1 dan S2 reguler, gallop Auskultasi : suara nafas
(-), murmur (-) vesikuler (+/+), wheezing(+/+),
ronkhi (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi: perut tampak datar,
venektasi vena (-), scar(-)
Auskultasi: BU (+) 10x/menit
Palpasi: nyeri tekan (+), organo-
megali(-), refluks hepatojugular
(-), massa (-)
 Genitalia : Perkusi: timpani di semua
Perempuan, Normal kuadran abdomen, shifting
dullnes (-)

Hangat, CRT <2 detik,


oedema (-), pallor (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan
Asma bronkial eksaserbasi akut
sedang pada asma persisten sedang DIAGNOSIS
 
Masalah : ISPA

 
TATALAKSANA

Non Farmakologi
Farmakologi
• Bed rest posisi setengah • Nebulisasi combivent setiap 20
duduk menit dalam 1 jam (2x
• Oksigen 3 lpm NK pemberian)
• Nebulisasi pulmicort 1x
• Monitoring tanda-tanda
vital • Asetil sistein Tab 3 x 200mg (di
rumah)
• Edukasi Pasien Asma • Salbutamol Tab 3 x 4mg
• Dexamethason Tab 3 x 0,5mg
• Cetirizin Tab 1 x 10 mg
Edukasi

 Hindari faktor pencetus sesak


 Olahraga senam Asma
Pembahasan
ANAMNESIS :

Sesak napas posisi duduk, mampu berbicara beberapa


kata, gelisah, adanya keluhan yang muncul malam
hari 1x dalam minggu serta saat sesak nafas muncul
mengganggu aktivitas dan tidur.
Sesak napas timbul akibat perubahan cuaca menjadi
dingin, kelelahan, terkena debu dan riwayat infeksi
saluran pernafasan ditandai dengan batuk dahak
warna putih dan pilek diduga virus.
Saat bernapas terdengar bunyi “ngik”. Sesak
menganggu aktifitas sehari-hari.
Pemeriksaan Fisik:

• Pasien tampak gelisah


• Pernapasan 36 x/menit
• Nadi 104x/menit
• pursed lips breathing (+)
• Penggunaan otot bantu pernapasan
• Wheezing +/+
Gejala dan Berat Serangan Akut Keadaan
Tanda Ringan Sedang Berat Mengancam jiwa
Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat  

 
Posisi Dapat tidur Duduk Duduk membungkuk  
terlentang
Cara berbicara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi kata  

Kesadaran Mungkin gelisah Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah,


kesadaran menurun

Frekuensi napas <20/ menit 20-30/ menit > 30/menit  


Nadi < 100 100 –120 > 120 Bradikardia

Otot Bantu Napas dan - + + Torakoabdominal


retraksi suprasternal paradoksal

Mengi Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Inspirasi dan Silent Chest


paksa ekspirasi
 

APE > 80% 60 – 80% < 60%


Asma
 
akut
PaO2 > 80 mHg 80-60 mmHg < 60 mmHg
sedang,
 
< 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
persisten
 
PaCO2
sedang
KLASIFIKASI (gambaran klinis)

Derajat asma Gejala Gejala malam Faal Paru


Intermittent - Bulanan ≤ 2 kali sebulan -APE ≥ 80%
- Gejala<1x/minggu tanpa gejala - VEP1 > 80% nilai prediksi APE
diluar serangan > 80% nilai terbaik
- Serangan singkat - Variabiliti APE < 20%

Persisten Ringan - Mingguan >2 kali sebulan APE ≥ 80%


- Gejala>1x/minggu tetapi <1x/hari - VEP1 > 80% nilai prediksi APE
- Serangan dapat menggangu > 80% nilai terbaik
aktivitas dan tidur - Variabiliti APE 20-30%

Persisten sedang - Harian >2 kali sebulan APE 60-80%


- Gejala setiap hari. Serangan - VEP1 60-80% nilai prediksi
mengganggu aktivitas dan tidur APE 60-80% nilai terbaik
- Bronkodilator tiap hari - Variabiliti APE >30%

Persisten - Kontinyu Sering APE <60%


Berat - Gejala terus menerus - VEP1 <60% nilai prediksi APE
- Sering kambuh <60% nilai terbaik
- Aktivitas fisik terbatas - Variabiliti APE >30%
Tatalaksana
awal
RSUD
• bed rest posisi duduk
• pemasangan oksigen nasal
kanul 3 lpm
• inhalasi Short Acting Beta
Agonist (nebulisasi) setiap
20 menit dalam 1 jam.
• Respon pasien membaik
pasien mulai tampak
tenang, frekuensi napas
turun menjadi 24
kali/menit, Saturasi 96%,
dan pada auskultasi tidak
terdengar wheezing
TATALAKSANA selanjutnya

.Pasien membaik
1. Nebulisasi pulmicort sebagai controller
2. Pasien dipulangkan
3. Terapi medikamentosa
• asetil sistein
• salbutamol
• cetirizin
• Dexamethason
4. Edukasi
KESIMPULAN
• Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas
•Penyakit ini diderita oleh semua umur dengan derajat penyakit
dari ringan sampai berat, bahkan beberapa kasus dapat mengancam
jiwa.
•Alergen memicu terjadinya bronkokonstriksi
•Kelompok umur terbanyak yang menderita asma adalah 25-34
tahun perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.
•Penatalaksaan asma bronkial terdiri dari non farmakologi dan
farmakologi.
•Pencegahan adalah hal penting yang perlu diperhatikan pada
pasien asma.
Terimakasih
mohon saran dan masukan

Anda mungkin juga menyukai