Throwback CBT
Batch Mei 2022
d r. Tr i a n d i n i
Hari – 2
• Pulmonologi • Oftalmologi
• Obstetri- • THT
Ginekologi • Forensik-HKEK
• Kulit-Kelamin
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit à 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal à Baca Kasus à Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci à Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan à Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
à Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.
3
Throwback CBT Mei 2022
Pulmonologi
53
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol
penyakitnya. Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 15 tahun dan rutin
menggunakan inhalasi salbutamol, namun pasien merasa keluhan tidak
berkurang. Pasien mengaku keluhan sesak dialami sekitar 2 kali/minggu
dan tidur terganggu karena sesak. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat untuk mencegah kekambuhan pada pasien ini
adalah?
A. Inhalasi steroid dosis tinggi
B. Inhalasi LAMA
C. Inhalasi LABA
D. Inhalasi LABA dan steroid dosis rendah
E. Kortikosteroid oral
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol
penyakitnya. Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 15 tahun dan rutin
menggunakan inhalasi salbutamol, namun pasien merasa keluhan tidak
berkurang. Pasien mengaku keluhan sesak dialami sekitar 2 kali/minggu
dan tidur terganggu karena sesak. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat untuk mencegah kekambuhan pada pasien ini
adalah?
A. Inhalasi steroid dosis tinggi
B. Inhalasi LAMA
C. Inhalasi LABA
D. Inhalasi LABA dan steroid dosis rendah
E. Kortikosteroid oral
Definisi
• Inflamasi kronis saluran napas yang berhubungan dengan hiperreaktivitas
bronkus terhadap allergen, bersifat reversible baik dengan atau tanpa
pengobatan
Fitur Utama Asma
GEJALA PERNAPASAN
Wheezing / mengi à Terutama saat ekspirasi LIMITASI ALIRAN UDARA /
paksa, Sesak napas, Dada tertekan, Batuk AIRFLOW LIMITATION
berdahak, Silent Chest à Status Asmatikus
DENGAN KARAKTERISTIK
• Memberat pada malam hari / cuaca dingin
• Respon terhadap pemberian bronkodilator
9
Gejala Klinis
• Sesak napas
• Mengi
• Batuk berulang
• Dada terasa berat
• Gejala dicetuskan à infeksi, olahraga, pajanan allergen, perubahan
cuaca, zat iritan
Pemeriksaan Fisik
• Dapat terlihat tanda rinitis alergi atau dermatitis atopi
• Auskultasi à wheezing ekspiratorik
10
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
•Gold Standard àdilakukan saat stabil
•Obstruksi respiratori
•FEV1 ↓ (<80% Prediksi)
•FEV1/FVC <0.75
•Reversibilitas
•FEV meningkat >12% / 200cc pasca bronkodilator
•Menilai derajat asma
Spirometri
Peak Flow Meter (APE)
•Dapat dilakukan saat eksaserbasi
•Variabilitas >20%
•Pemantauan terapi
SpO2
APE
AGDA à Gagal Nafas / Asma Eksaserbasi berat Hasil spirometri
11
Derajat Serangan Asma
Beradasarkan Frekuensi
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru
• Gejala <1x/minggu ≤2x/bulan VEP ≥80% nilai prediksi
Intermitten • Tanpa gejala diluar serangan APE ≥80% nilai terbaik
• Eksaserbasi singkat Variabilitas APE<20%
• Gejala >1x/minggu tetapi <1x/hari >2x/bulan VEP 1 ≥80% nilai prediksi
Persisten ringan • Serangan dapat mengganggu aktivitas APE ≥80% nilai terbaik,
dan tidur Variabilitas APE 20-30%
• Gejala setiap hari >1x/minggu VEP 1 60-80% nilai
• Serangan mengganggu aktivitas dan prediksi
Persisten sedang
tidur APE 60-80% terbaik
• Membutuhkan bronkodilator setiap hari Variabilitas APE > 30%
• Gejala terus menerus Sering VEP 1 ≤ 60% nilai
• Sering kambuh prediksi
Persisten berat
• Aktivitas fisik terbatas APE ≤ 60% nilai terbaik
Variabilitas APE > 30%
12
Derajat Serangan Asma
Beradasarkan Derajat Serangan
Tanda dan gejala RINGAN SEDANG BERAT MENGANCAM JIWA
Sesak napas Saat berjalan Saat berbicara Saat istirahat
Penggalan kalimat/
Cara berbicara Satu kalimat Kata demi kata Tidak berbicara
beberapa kata
Duduk membungkuk
Posisi Dapat tidur telentang Duduk Biasanya tertidur
(Tripod position)
Mengantuk, kesadaran
Kesadaran Semakin gelisah Gelisah Gelisah
menurun
Kelelahan otot; gerakan
Otot bantu napas Tidak ada Ada Ada torakoabdominal
paradoksal
Frekuensi napas < 20 x/menit 20 – 30 x/menit > 30 x/menit
Nadi < 100 x/menit 100 – 120 x/menit > 120 x/menit
Mengi/wheezing Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi Silent Chest
Triase lebih lanjut dengan status klinis Konsul ke ICU, mulai SABA dan O2, dan
berdasarkan pada fitur terburuk siapkan pasien untuk intubasi
14
Tatalaksana
RINGAN atau SEDANG BERAT
• Beta 2 agonist kerja singkat (SABA) • Beta 2 agonist kerja singkat (SABA)
TERAPI SESUAI
• Pertimbangkan ipratropium bromide • Ipratropium bromide (SAMA)
• Atur O2 untuk mempertahankan saturasi DERAJAT
(SAMA) 93–95% (anak 94-98%) EKSASERBASI
• Atur O2 untuk mempertahankan • Kortikosteroid oral atau IV
saturasi 93–95% (anak 94-98%) • Pertimbangkan magnesium IV
• Kortikosteroid oral • Pertimbangkan ICS dosis tinggi
EVALUASI
Jika terus memburuk, obati dengan Konsul ICU mulai BERKALA
SABA dan O2, KEMAJUAN
kriteria berat dan nilai ulang untuk ke ICU Persiapan intubasi
PASIEN / JAM
NILAI KEMAJUAN KLINIS SECARA BERKALA UKUR FUNGSI PARU
pada semua pasien 1 jam sesudah pengobatan awal
PULANGKAN
FEV 1 atau PEF 60-80% (prediksi atau FEV1 atau PEF < 60% PASIEN /
terbaik) (prediksi atau terbaik) ULANG TERAPI
Atau kurangnya respon klinis / KONSUL ICU
dan ada perbaikan gejala SEDANG BERAT à Lanjutkan perawatan seperti di atas
à Pertimbangkan untuk dipulangkan dan lakukan penilaian ulang secara berkala
15
Tatalaksana
P. BERAT
P. SEDANG
P. RINGAN
INTERMITTEN
16
Derajat Kontrol Asma
Keterbatasan
Tidak ada Ada
aktivitas
Terdapat ≥3 kriteria
Asma malam hari asma terkontrol
Tidak ada Ada
(nocturnal) sebagian tiap
minggunya
Kebutuhan obat ≤2 x/minggu >2 x/minggu
reliever
17
OBAT-OBAT YANG SERING DIGUNAKAN
Inhaler
Golongan Contoh obat
Short acting β2 agonist (SABA) Salbutamol (Albuterol), Terbutaline
Long acting β2 agonist (LABA) Salmeterol, Formoterol
Short acting muscarinic agonist (SAMA) Ipratropium bromide
Long acting muscarinic agonist (LAMA) Tiotropium bromide
Inhaled corticosteroid (ICS) Fluticasone, Budesonide
ICS + LABA, seperti:
Kombinasi • Salmeterol + Fluticasone
• Formoterol + Budesonide
Non-inhaler
Leukotriene receptor antagonist (LTRAs) Montelukast
18
A. Inhalasi steroid dosis tinggi à kurang tepat
B. Inhalasi LAMA à kurang tepat
C. Inhalasi LABA à kurang tepat
D. Inhalasi LABA dan steroid dosis rendah
E. Kortikosteroid oral à kurang tepat
19
54
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk
berdahak dan sesak napas yang dialami sejak 1 bulan ini. Suami pasien
merupakan seorang perokok berat. Riwayat penyakit paru sebelumnya
disangkal. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 90
x/menit, RR 24 x/menit, suhu 36,8 C, SpO2 98%. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan retraksi sela iga, perkusi paru hipersonor, terdapat wheezing saat
ekspirasi. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan diafragma mendatar dan tidak
ada infiltrate.
Pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan pada pasien ini adalah?
A. Peak flow meter
B. CT-Scan
C. Spirometri
D. Kultur sputum
E. Foto thorax
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk
berdahak dan sesak napas yang dialami sejak 1 bulan ini. Suami pasien
merupakan seorang perokok berat. Riwayat penyakit paru sebelumnya
disangkal. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 90
x/menit, RR 24 x/menit, suhu 36,8 C, SpO2 98%. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan retraksi sela iga, perkusi paru hipersonor, terdapat wheezing saat
ekspirasi. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan diafragma mendatar dan tidak
ada infiltrate.
Pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan pada pasien ini adalah?
A. Peak flow meter
B. CT-Scan
C. Spirometri
D. Kultur sputum
E. Foto thorax
Definisi
• Penyakit dengan gejala keterbatasan aliran
udara persisten dan progresif oleh karena respon
peradangan kronik saluran napas dan/atau
alveolar yang disebabkan paparan signifikan
terhadap partikel atau gas berbahaya.
• PPOK tidak seperti asma, tidak reversibel
sepenuhnya
Etiologi
• ASAP ROKOK
• Polusi udara
• Paparan asap pekerjaan
• Faktor genetik (defisiensi alfa 1-tripsin)
24
Gejala Klinis
• Sesak
• Progresif
• Memberat dengan aktivitas • Persisten
• Batuk Kronik
• Dengan mengi berulang
• Batuk Berdahak
• Riwayat paparan
• Merokok / paparan asap rokok lama
• Partikel gas dari memasak dan bahan bakar
• Uap, asap, gas, dan senyawa kimia okupasional
25
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi • Pursed lip breathing (mulut mencucu)
• Sianosis
• Barrel chest
• Sela iga melebar
• Penggunaan otot bantu pernafasan
• Clubbing finger
Palpasi Fremitus melemah
Perkusi Hipersonor, batas jantung mengecil
Auskultasi • Suara pernafasan vesikuler
• ekspirasi memanjang
• Ronki/wheezing
26
Pemeriksaan Penunjang
• SPIROMETRI à GOLD STANDARD
• FEV1/FVC < 0.7 post-bronkodilator à menandakan adanya persistent airflow
limitation.
27
Pemeriksaan Penunjang
• FOTO THORAX
• Bronkitis kronik: corakan bronkovaskuler
bertambah
• Emfisema: hiperlusen & hiperinflasi
• Anterior CXR:
• diafragma turun dan mendatar (>iga
posterior ke-10),
• Jantung tampak menggantung →
jantung pendulum/tear drop
• Lateral CXR: ruang retrosternal melebar
28
Klasifikasi Berdasarkan GOLD
29
Penilaian Tingkat Keparahan
Berdasarkan Gejala Pasien
mMRC Grade 3. q
Sesak napas setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit
mMRC Grade 4. Sesak napas ketika berganti pakaian atau berangkat meninggalkan q
rumah
30
Tatalaksana PPOK Stabil
Grup C Grup D
>2 eksaserbasi sedang
atau LAMA/
≥1 eksaserbasi yang harus LAMA LAMA + LABA/
dirawat di rumah sakit
ICS + LABA
Grup A Grup B
0 atau 1 eksaserbasi
sedang
dan SABA LABA/LAMA
Tidak pernah dirawat di
rumah sakit
31
ASMA VS PPOK OUTLINE
PATOFISIOLOGI KLINIS PEMERIKSAAN KLASIFIKASI / DERAJAT TATALAKSANA
Stabil: à”poliklinik…”
Intermitten à bulanan
P. Ringan à mingguan
Spirometri à Gold Standard Tatalaksana
P. Sedang à harian
Sesak (saat stabil) Eksaserbasi
P. Berat à setiap saat
Inflamasi KRONIS Wheezing • FEV1 ↓ (<80% Prediksi) • Oksigen
RELIEVER à ICS + LABA
ASMA Oleh allergen Memberat • FEV1/FVC <0.75 • Nebu Saba ±
(GINA 2020)
Reversible saat dingin/ • FEV1 ↑ >12% Post SABA SAMA
Eksaserbasi
malam PEA à Saat eksaserbasi • Kortikosteroid
Ringan à kalimat
• Variabilitas >20% sistemik
Sedang à penggalan
kalimat
Berat à kata / kata
32
A. Peak flow meter à kurang tepat
B. CT-Scan à kurang tepat
C. Spirometri
D. Kultur sputum à kurang tepat
E. Foto thorax à kurang tepat
33
55
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 30 tahun datang ke puskesmas untuk kontrol rutin
pengobatan TB paru. Saat ini pasien sedang dalam pengobatan OAT
bulan kelima. Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 80
x/menit, RR 24 x/menit, suhu 37,5 C. Pemeriksaan bakteriologis didapatkan
hasil +/+ dan pada uji resistensi dinyatakan pasien resisten terhadap
rifampisin dan isoniazid.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. TB monoresisten
B. TB poliresisten
C. TB MDR
D. TB XDR
E. TB RR
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 30 tahun datang ke puskesmas untuk kontrol rutin
pengobatan TB paru. Saat ini pasien sedang dalam pengobatan OAT
bulan kelima. Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 80
x/menit, RR 24 x/menit, suhu 37,5 C. Pemeriksaan bakteriologis didapatkan
hasil +/+ dan pada uji resistensi dinyatakan pasien resisten terhadap
rifampisin dan isoniazid.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. TB monoresisten
B. TB poliresisten
C. TB MDR
D. TB XDR
E. TB RR
Definisi
• Penyakit paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
• Bakteri berbentuk batang dan tahan asam à basil tahan asam (BTA).
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga mengenai
organ tubuh lainnya
Gejala Klinis
• Batuk ≥ 3 minggu, batuk darah
• Sesak nafas, nyeri dada
• Demam subfebris, malaise
• Keringat malam
• BB menurun
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Pernapasan tertinggal apabila TB paru unilateral
• Palpasi : Fremitus meningkat
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : Ronki +/+, bunyi amforik
Pemeriksaan Penunjang
Bakteriologis
• Tes cepat molekuler
• Pemeriksaan Mikroskopis à Sputum BTA pagi – sewaktu
• Kultur sputum
40
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran radiologis yang dicurigai sebagai lesi TB AKTIF
• Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior
lobus bawah
• Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
41
Klasifikasi
42
Klasifikasi
43
Klasifikasi
Lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Rifampisin & Isoniazid secara
Poliresisten
bersamaan
Multi Drug Resistant
Resisten Rifampisin & Isoniazid secara bersamaan
(MDR)
Pre-extensive Drug
TB-MDR + min. 1 OAT florokuinolon
Resistant (TB pre-XDR)
Extensive Drug TB MDR + min. 1 florokuinolon + min. 1 OAT lini kedua jenis suntikan
Resistant (XDR) (kanamisin, kapreomisin, amikasin)
Resisten Rifampisin
Resisten Rifampisin dengan atau tanpa resisten OAT lain
(RR)
44
Tatalaksana TB Paru
Regimen obat
Kategori Jenis kasus
Tahap awal Tahap lanjutan
• Pasien kasus baru
• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
Kategori I 2RHZE 4RH atau 4R3H3
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• TB ekstra paru
45
Dosis dan Efek Samping OAT
Isoniazid (H) Neuropati perifer à Th/ Piridoksin (Vit B6) 1x100 mg/hari, hepatotoksis
46
TUBERKULOSIS PARU OUTLINE
DEFINISI DAN TATALAKSANA DAN EFEK
KLINIS PEMERIKSAAN KLASIFIKASI
ETIOLOGI SAMPING
• Kategori I (2RHZE/4RH)
• Bakteriologik: S/P • Kasus baru
• Bulan (0-2-5/9) • Kategori II
à Monitoring (2RHZES/RHZE/5RHE)
• Organ à Paru &
• Ziehl-Nielsen • Sudah pernah
• Batuk ≥ 3 ekstra paru
• Lowenstein berobat
minggu, • Mikroskopis à BTA + / -
Jensen • Dosis:
berdarah • Riwayat pengobatan:
• sesak napas • TCM • KDT 2,3,4,5 tablet
• Kasus baru
BTA • nyeri dada • Radiologis • Efek samping
TB • Kasus relaps
Mycobacterium • Demam • Aktif: • R : Kencing merah à
PARU Tuberculosis subfebris • Kasus lalai
• Infiltrat edukasi
• malaise • Kasus putus
• Kavitas • H : Neuropati à
• keringat malam berobat
anoreksia
• Milier piridoxin
• • Kasus gagal
• BB menurun • Efusi pleura • Z : GA à allopurinol
• Kasus pindahan
• Inaktif: • E : penglihatan à
• Kalsifikasi hentikan obat
• Ranke • S : pendengaran à
• schwarte hentikan obat
• DILI à Hentikan obat
47
A. TB monoresisten à resisten satu jenis OAT lini pertama selain
Rifampisin
B. TB poliresisten à resisten lebih dari satu jenis OAT lini pertama
selain Rifampisin & Isoniazid secara bersamaan
C. TB MDR
D. TB XDR à TB MDR + min. 1 florokuinolon + min. 1 OAT lini kedua
jenis suntikan
E. TB RR à resisten Rifampisin dengan atau tanpa resisten OAT
lain
48
56
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak
yang dialami sejak 3 minggu ini. Pasien juga mengeluhkan batuk darah,
BB turun, dan keringat malam. Pada pemeriksaan BTA didapatkan hasil
(+/+).
Kapan monitoring hapusan dahak pasien dilakukan?
A. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, akhir pengobatan
B. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir
pengobatan
C. Pada tahap akhir intensif, 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan
D. Pada tahap akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan
E. Pada tahap 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir pengobatan
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak
yang dialami sejak 3 minggu ini. Pasien juga mengeluhkan batuk darah,
BB turun, dan keringat malam. Pada pemeriksaan BTA didapatkan hasil
(+/+).
Kapan monitoring hapusan dahak pasien dilakukan?
A. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, akhir pengobatan
B. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir
pengobatan
C. Pada tahap akhir intensif, 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan
D. Pada tahap akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan
E. Pada tahap 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir pengobatan
Pemantauan Pengobatan
Evaluasi Klinik
•Penderita dievaluasi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama
pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan
•Evaluasi : respons pengobatan dan ada tidaknya efek
samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit
•Evaluasi klinik meliputi keluhan , berat badan, pemeriksaan fisik
Evaluasi Bakteriologik (0 - 2 - 5)
• Evaluasi dilakukan pada akhir fase awal (bulan ke-2)
• Bila hasil negatif: teruskan pengobatan hingga tuntas
• Bila hasil positif: teruskan pengobatan, lakukan pemeriksaan
sputum ulang di akhir bulan ke-3
• Evaluasi di akhir bulan ke-5
• Bila hasil negatif: teruskan pengobatan hingga tuntas, cek
ulang sputum di akhir pengobatan
• Bila hasil positif: gagal pengobatan dan terduga RO (resisten
obat
53
A. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, akhir pengobatan à
kurang tepat
B. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir
pengobatan à kurang tepat
C. Pada tahap akhir intensif, 1 bulan sebelum akhir pengobatan,
akhir pengobatan
D. Pada tahap akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir pengobatan,
akhir pengobatan à kurang tepat
E. Pada tahap 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan à kurang tepat
54
57
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 65 tahun datang dengan keluhan sesak napas dan
batuk yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan batuk kadang
disertai darah. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan
sebanyak 15 kg selama 3 bulan. Riwayat merokok 1-2 bungkus per hari
sejak usia 18 tahun. Pada pemeriksaan didapatkan TD 140/80 mmHg, HR
90 x/menit, RR 26 x/menit, suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
penurunan suara napas dan perkusi redup pada apex paru kanan
Diagnosis yang tepat adalah?
A. PPOK
B. TB paru
C. Atelektasis
D. Karsinoma paru
E. Pneumonia
56
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 65 tahun datang dengan keluhan sesak napas dan
batuk yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan batuk kadang
disertai darah. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan
sebanyak 15 kg selama 3 bulan. Riwayat merokok 1-2 bungkus per hari
sejak usia 18 tahun. Pada pemeriksaan didapatkan TD 140/80 mmHg, HR
90 x/menit, RR 26 x/menit, suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
penurunan suara napas dan perkusi redup pada apex paru kanan.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. PPOK
B. TB paru
C. Atelektasis
D. Karsinoma paru
E. Pneumonia
57
Definisi
• Seluruh keganasan yang terdapat pada paru baik yang berasal dari paru (primer)
maupun metastasis dari tempat lain (sekunder)
Etiologi
• Riwayat merokok berkepanjangan (20-30 tahun)
• Pajanan radiasi
• Pajanan material inhalasi karsinogenik
• Riwayat penyakit paru sebelumnya (PPOK atau fibrosis paru)
Klasifikasi
• Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK = non small cell carcinoma)
• Karsinoma sel skuamosa (KSS)
• Adenokarsinoma
• Karsinoma sel besar (KSB)
• Kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK = small cell carcinoma)
Manifestasi Klinis
60
Anamnesis
• Laki-laki, usia tua, riwayat merokok (+)
• Gejala tidak khas (batuk, sesak napas, nyeri dada yang bersifat kronis)
• Penurunan berat badan, malaise
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi: venektasi dada dan edema wajah (jika telah terjadi Sindrom Vena Kava
Superior/SVKS), paru tertinggal jika ada efusi pleura
• Auskultasi: suara napas abnormal (pada tumor ukuran besar, ada efusi pleura, atau
atelektasis); sindrom Horner (jika menjadi Pancoast tumor)
• Perkusi: suara pekak pada massa tumor, redup jika ada efusi pleura
61
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologis
• Foto toraks: sebagai pemeriksaan paling awal
• CT Scan: untuk evaluasi penyakit dan penyebarannya
• Bronkoskopi: prosedur utama untuk menegakkan diagnosis
• Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB); transtorachal biopsy, biopsi cairan
pleura: untuk pemeriksaan PA
62
Pemeriksaan Radiologis
63
MED+easy
Bronkiektasis Atelektasis Ca Paru T. Mediastinum
Kolaps Paru à
Etiologi / Obstruksi à
Obstruktif / Non Usia Tua Muda/Dewasa Muda
Faktor Resiko Penumpukan Sputum
Obstruktif
Sesak
Manifestasi Khas Sputum 3 Lapis
Hipoksemia
Penurunan BB Peningkatan TVJ
Honeycomb
Wedge Shape Coin Shape Lesion Massa
Rontgen Appereance
Trakea Tertarik Sudut Tajam Sudut Tumpul
Tram-track Line
Pemeriksaan HRCT Scan à Gold
Histopatologi
Lain Standard
Fisioterapi Dada
Tatalaksana AB (Azitromycin)
Bronkoskopi Kemoterapi/ Operatif Kemoterapi/Operatif
64
A. PPOK à obstruksi kronis yang disebabkan rokok/pollutan,
bersifat irreversibel
B. TB paru à batuk lama, demam, penurunan berat badan,
keringat malam, BTA (+)
C. Atelektasis à pada foto thorax tampak mediastinum tertarik
ke arah yang sakit
D. Karsinoma paru
E. Pneumonia à demam, batuk berdahak, sesak napas
65
58
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan sesak napas
dan batuk berdahak yang dialami sejak 3 hari ini. Pasien juga
mengeluhkan demam disertai dengan pilek. Pasien mengatakan bahwa 1
minggu yang lalu beberapa ayam ternaknya mati secara mendadak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 85 x/menit, suhu
39 C. Pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya infiltrat pada
kedua lapangan paru.
Tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Clindamycin
B. Oseltamivir
C. Azitromisin
D. Ciprofloxacin
E. Prednison
67
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan sesak napas
dan batuk berdahak yang dialami sejak 3 hari ini. Pasien juga
mengeluhkan demam disertai dengan pilek. Pasien mengatakan bahwa 1
minggu yang lalu beberapa ayam ternaknya mati secara mendadak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 85 x/menit, suhu
39 C. Pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya infiltrat pada
kedua lapangan paru.
Tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Clindamycin
B. Oseltamivir
C. Azitromisin
D. Ciprofloxacin
E. Prednison
68
Etiologi
• Virus Influenza tipe A (H5N1)
• Port d’entree: mulut, hidung, konjungtiva
Gejala Klinis
• Demam, batuk, nyeri tenggorok, pilek, sesak nafas, riwayat kontak dengan unggas
Tatalaksana
• Isolasi mandiri, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pemantauan saturasi oksigen
• Antivirus:
• Suspek : 1 x 75 oseltamivir 7 hari
• Probable & Konfirmasi : 2 x 75 mg oseltamivir 5 hari atau zanamivir 2x10 mg (2 puff)
selama 2 hari
• Kortikosteroid (dengan pertimbangan)
• Antibiotik (dengan pertimbangan)
70
Definisi Kasus
Dalam • Kontak erat dalam waktu kurang dari 7 hari dengan pasien suspek, probable dan terkonfirmasi flu
Investigasi burung ATAU
• Disekitar wilayah terdapat banyak unggas (ayam, burung, bebek, angsa, entok) yang mati
diduga atau terbukti flu burung (H5N1)
Suspek Kontak erat + Demam dengan suhu ≥ 38 C disertai satu atau lebih gejala : batuk, nyeri tenggorok,
pilek, sesak nafas
Probabel • Kriteria suspek ditambah dengan hasil lab non-spesifik mendukung ke arah flu burung (selain
swab PCR, titer antibodi, dan isolasii virus H5N1)
• Atau seorang yang meninggal karena penyakit saluran napas akut yang tidak bisa dijelaskan
penyebabnya yang secara epidemiologis berkaitan dengan suatu kasus probable atau suatu
kasus konfirmasi H5N1
Konfirmasi Seorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probable dan disertai satu dari hasil lab spesifik
menunjukkan hasil positif pada sampel yang diambil dari apusan tenggorok/nasofaring, yang
diantaranya:
- Hasil PCR H5 positif
- Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibody
- Isolasi virus H5N1
- Titer antibody mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/80
71
A. Clindamycin à antibiotik, bukan pilihan tatalaksana flu
burung
B. Oseltamivir
C. Azitromisin à antibiotik, bukan pilihan tatalaksana flu burung
D. Ciprofloxacin à antibiotik, bukan pilihan tatalaksana flu
burung
E. Prednison à kortikosteroid, bukan pilihan tatalaksana flu
burung
72
Throwback CBT Mei 2022
Obstetri-Ginekologi
59
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan Usia 24 tahun G2P1A0 datang dengan
keluhan kenceng-kenceng dan keluar lender darah dari jalan
lahir sejak 2 jam yang lalu. HIS 2-3x tiap 5 menit selama 40-50
detik. Pemeriksaan dalam dijumpai pembukaan 4 cm dan
kepala janin teraba setentang tepi bawah simpisis pubis.
Bagaimana penurunan dari kepala janin?
A. Hodge I
B. Hodge II
C. Hodge III
D. Hodge IV
E. Hodge V
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan Usia 24 tahun G2P1A0 datang dengan
keluhan kenceng-kenceng dan keluar lender darah dari jalan
lahir sejak 2 jam yang lalu. HIS 2-3x tiap 5 menit selama 40-50
detik. Pemeriksaan dalam dijumpai pembukaan 4 cm dan
kepala janin teraba setentang tepi bawah simpisis pubis.
Bagaimana penurunan dari kepala janin?
A. Hodge I
B. Hodge II
C. Hodge III
D. Hodge IV
E. Hodge V
HODGE
77
STATION
78
PERLIMAAN
79
A. Hodge I à setentang tepi atas simpisis pubis
B. Hodge II
C. Hodge III à setentang spina ischiadica
D. Hodge IV à setentang os coccigeus
E. Hodge V à tidak ada
80
60
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan 27 tahun G1P0A0 UK 38 minggu dibawa ke RS
untuk bersalin. TTV dalam batas normal. Pemeriksaan leopold
didapatkan leopold 1 keras, ballottement (+), bundar, leopold 2
punggung fetus di sisi kanan, leopold 3 lunak, ballotement (-),
pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 7 cm. Pemeriksaan
USG didapatkan kepala fetus di fundus uteri, kedua panggul fetus
menekuk, kedua lutut ekstensi dengan kedua lengan fetus fleksi di
siku.
Presentasi fetus pada kasus tersebut adalah?
A. Complete breech
B. Incomplete breech
C. Frank breech
D. Vertex
E. Footling
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan 27 tahun G1P0A0 UK 38 minggu dibawa ke RS
untuk bersalin. TTV dalam batas normal. Pemeriksaan leopold
didapatkan leopold 1 keras, ballottement (+), bundar, leopold 2
punggung fetus di sisi kanan, leopold 3 lunak, ballotement (-),
pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 7 cm. Pemeriksaan
USG didapatkan kepala fetus di fundus uteri, kedua panggul fetus
menekuk, kedua lutut ekstensi dengan kedua lengan fetus fleksi di
siku.
Presentasi fetus pada kasus tersebut adalah?
A. Complete breech
B. Incomplete breech
C. Frank breech
D. Vertex
E. Footling
Pemeriksaan Leopold
Leopold I Leopold II Leopold III Leopold IV
• Masuknya
• TFU janin ke PAP
• Bagian janin • Kanan/kiri • Presentasi • Divergen/Kon
di fundus vergen
• Berapa jari?
Awal Trimester I Akhir Trimester II Akhir Trimester II >36 Minggu
Bokong
Massa bulat, kenyal,
Usia Janin Letak Presentasi simetris
Rumus McDonald’s Punggung
85
Presentasi Habitus/sikap
Situs/letak (lie) Position
(presentation) (attitude)
• Kedua panggul fleksi • Kedua panggul fleksi • Salah satu panggul tidak • Salah satu panggul ekstensi
• Kedua lutut ekstensi • Lutut fleksi fleksi • Lutut fleksi
87
Tatalaksana
Metode Persalinan
• Per vaginam à dilakukan bila janin aterm
• Persalinan spontan / cara Bracht → janin dilahirkan dengan
tenaga ibu sendiri
• Manual aid à janin dilahirkan sebagian dengan tenaga ibu
dan sebagian lagi oleh tenaga penolong
• Total breech extraction (ekstraksi sumsang) → janin dilahirkan
sepenuhnya oleh tenaga penolong
• SC à dilakukan bila janin preterm
Manual Aid Presentasi Bokong
Pinard Loveset Mauriceu
90
A. Complete breech à presentasi bokong sempurna,
panggul dan lutut fleksi
B. Incomplete breech à salah satu panggul tidak fleksi
C. Frank breech
D. Vertex à presentasi puncak kepala
E. Footling à salah satu panggul tidak fleksi
91
61
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 30 tahun G2P1A0 UK 16 minggu dibawa
ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut dan perdarahan
banyak dari jalan lahir sejak 3 hari lalu. Perdarahan disertai
dengan keluar jaringan bergumpal pada 1 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 100/80, HR 100, RR 24, T 37.
TFU berada 2 jari di atas simfisis pubis, portio terbuka. HB 10,5
g/dL
Tatalaksana yang paling tepat adalah?
A. Drip oksitosin
B. Resusitasi cairan
C. Aspirasi Vakum Manual
D. Antibiotik IV
E. Observasi perdarahan
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 30 tahun G2P1A0 UK 16 minggu dibawa
ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut dan perdarahan
banyak dari jalan lahir sejak 3 hari lalu. Perdarahan disertai
dengan keluar jaringan bergumpal pada 1 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 100/80, HR 100, RR 24, T 37.
TFU berada 2 jari di atas simfisis pubis, portio terbuka. HB 10,5
g/dL
Tatalaksana yang paling tepat adalah?
A. Drip oksitosin
B. Resusitasi cairan
C. Aspirasi Vakum Manual
D. Antibiotik IV
E. Observasi perdarahan
Definisi
• Ancaman keluar atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (UK<20 minggu/BB janin <500 gram)
Faktor Risiko
96
Abortus Spontan
EKSPULSI Viabilitas
Diagnosis Nyeri Pendarahan Uterus SERVIKS
JARINGAN kehamilan
Sesuai usia
Abortus
++ Sedikit - gestasi, TERTUTUP 50%
Iminens
Lunak
Sesuai usia
Abortus Sedang-
++++ - gestasi, TERBUKA <10%
Insipiens banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus Sedang- TERBUKA
++++ PARSIAL usia gestasi, 0%
Inkomplitus banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus 0%
+ Sedikit SELURUH usia gestasi, TERTUTUP
Komplitus
Kenyal
Kurang dari
Missed TERTUTUP 0%
- Tidak Ada - usia gestasi
Abortion
98
Tatalaksana Abortus Imminens
99
Tatalaksana Abortus Insipiens
• Evakuasi konsepsi dengan aspirasi vakum • Tunggu ekspulsi spontan → evakuasi sisa
manual konsepsi
• Jika tidak bisa : ergometri 0,2 mg IM • Jika perlu berikan oksitosin 40 IU 1000cc NaCl
(dapat diulang tiap 5 menit jika perlu) 0,9 % atau RL 40 tpm untuk mempercepat
• Atau misoprostol 400 mcg per oral ekspulsi
(dapat diulang tiap 4 jam jika perlu)
• Rencana evakuasi segera
100
Tatalaksana Abortus Inkomplit
• Gunakan jari atau forsep • Aspirasi vakum manual untuk • Oksitosion 40U dlm 1000 cc
cincin untuk mengeluarkan evakuasi jaringan RL, drip 40 tpm sampai
hasil konsepsi yang mencuat • Jika tidak ada : kuretase dg terjadi ekspulsi
dari serviks sendok kuret tajam • Jika perlu : misoprostol 200
• Jika perlu -> ergometrin 0,2 mcg pervag setiap 4 jam
mg IM (dpt diulang setelah sampai ekspulsi (maks 800
15 menit) atau misoprostol mcg)
400 mcg PO (dpt diulang • Jika perlu : kuretase untuk
setelah 4 jam) membersihkan sisa jaringan
di uterus
101
Tatalaksana Abortus Komplit
102
Tatalaksana Missed Abortion
103
Tatalaksana Abortus
>16 Minggu /
Diagnosis Definitife
Dapat Diberikan
Abortus insipiens
Inf 40 IU Oksitosin dalam
Abortus inkomplitus Aspirasi Vakum Manual 1000cc NaCl 0,9% / RL
(AVM) 40gtt/I à Mempercepat
Missed Abortion ekspulsi
Observasi Pantau HB
Abortus Komplitus <7 : SF 600mg/hari 2 minggu
<7 : Transfusi
104
Diagnosa Banding
Abortus Spontan Lainnya
105
Perdarahan Ante Partum < 20 Minggu
Abortus Spontan KET Mola Hidatidosa
• Pengeluaran janin • Implantasi diluar cavum • Hiperproliferasi sel trofoblas
Definisi <20 minggu / 500 uteri • Komplikasi à
gram • Ampula à tersering Koriokarsinoma
Gejala Nyeri perut
Perdarahan Mual dan muntah
dominan Dapat disertai hipotensi
• DJJ
• (-) à Mola komplit
• RT à Cavum douglas • (+) à Mola parsial
• Inspekulo à Portio menonjol • bHCG >>
Pemeriksaan • Riwayat ekspulsi • Nyeri goyang portio • USG
jaringan (chandelier sign) • Snow Storm à Mola
• USG Transvaginal komplit
• Honeycomb à Mola
parsial
Dilatasi kuretase
Tatalaksana AVM
Laparotomi AVM
106
A. Drip oksitosin à dapat dilakukan untuk
mempercepat ekspulsi, bukan tatalaksana definitive
B. Resusitasi cairan à tidak terdapat tanda syok
C. Aspirasi Vakum Manual
D. Antibiotik IV à pada abortus septik
E. Observasi perdarahan à pada abortus imminens
107
62
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 30 tahun, G2P1A0, UK 32 minggu
diantar ke IGD RS dengan keluhan perdarahan dari jalan
lahir sejak 1 jam yang lalu. Perdarahan berwarna merah
cerah dan tidak disertai dengan nyeri perut. Pemeriksaan
didapatkan TD 120/80, HR 120, RR 22, T 37.
Pemeriksaan yang di kontraindikasikan adalah
A. USG transabdominal
B. USG transvaginal
C. MRI
D. Double set up
E. Pemeriksaan dalam
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 30 tahun, G2P1A0, UK 32 minggu
diantar ke IGD RS dengan keluhan perdarahan dari jalan
lahir sejak 1 jam yang lalu. Perdarahan berwarna merah
cerah dan tidak disertai dengan nyeri perut. Pemeriksaan
didapatkan TD 120/80, HR 120, RR 22, T 37.
Pemeriksaan yang kontraindikasikan adalah?
A. USG transabdominal
B. USG transvaginal
C. MRI
D. Double set up
E. Pemeriksaan dalam
Definisi
Manifestasi Klinis
111
Klasifikasi
112
Pemeriksaan Penunjang
113
Tatalaksana
114
Words
115
Solusio Plasenta vs Placenta Previa
Placental abruption/Solutio Placenta Placenta Previa
• Hipertensi • Riw SC
• Cocaine • Gemeli
Faktor Resiko
• Trauma • Riw Abortus
• Multiparitas • Usia ibu > 30 tahun
Uterus • Tegang, bagian janin tak teraba • Tidak tegang, tidak nyeri tekan
• Lebih sering
• Jarang
Syok • Tidak sesuai dengan jumlah darah yang
• Sesuai dengan jumlah darah yang keluar
keluar
116
Diagnosa Banding Perdarahan ante-partum >20 Minggu
117
A. USG transabdominal à dilakukan untuk mengetahui
posisi implantasi plasenta
B. USG transvaginal à dilakukan untuk mengetahui
posisi implantasi plasenta
C. MRI à dilakukan untuk identifikasi plasenta akreta
D. Double set up à pemeriksaan dalam (VT) di kamar
operasi untuk persiapan operasi
E. Pemeriksaan dalam
118
63
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang Wanita usia 28 tahun, G2P1A0, UK 39 minggu datang ke
puskesmas dengan keluhan nyeri pada perut yang semakin memberat.
Pasien menyatakan keluar cairan deras dari kemaluan sekitar 30 menit
yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan his 5 kali setiap 10 menit dengan durasi
masing-masing 30-40 detik. DJJ 171 kali/menit. Pada VT ditemukan bukaan
2 cm dan teraba tali pusat berdenyut yang nampak dari jalan lahir,
terdapat mekonium pada sarung tangan.
Tatalaksana yang tepat adalah?
A. SC Cito
B. Tahan tali pusar dan rujuk
C. Rujuk dengan posisi knee chest
D. Rujuk dengan posisi baring ke kiri
E. Persalinan pervaginam
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang Wanita usia 28 tahun, G2P1A0, UK 39 minggu datang ke
puskesmas dengan keluhan nyeri pada perut yang semakin memberat.
Pasien menyatakan keluar cairan deras dari kemaluan sekitar 30 menit
yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan his 5 kali setiap 10 menit dengan durasi
masing-masing 30-40 detik. DJJ 171 kali/menit. Pada VT ditemukan
bukaan 2 cm dan teraba tali pusat berdenyut yang nampak dari jalan
lahir, terdapat mekonium pada sarung tangan.
Tatalaksana yang tepat adalah?
A. SC Cito
B. Tahan tali pusar dan rujuk
C. Rujuk dengan posisi knee chest
D. Rujuk dengan posisi baring ke kiri
E. Persalinan pervaginam
Definisi
Faktor Resiko
• Malpresentasi
• Prematuritas
• Gemelli
• Hidramnion
• Plasenta Previa
• Panggul sempit
122
Klasifikasi
123
Pemeriksaan
• Inspekulo:
• Tali pusat terlihat di dekat bagian terbawah janin / di jalan lahir
• VT:
• Teraba tali pusat di dekat bagian terbawah
• Berdenyut à khas
• DJJ menurun à akibat kompresi tali pusat
124
Tatalaksana
•Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak berdenyut, artinya janin telah mati
dan sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan agresif. Jika tali pusat masih berdenyut:
•Berikan oksigen.
•Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan memegang atau memindahkan tali pusat yang tampak pada vagina
secara manual.
•Posisi ibu Trendelenburg atau knee-chest.
•Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk mengurangi kompresi pada tali pusat
•Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani seksio sesarea. Pada saat proses transfer dengan ambulans, posisi
knee chest kurang aman, sehingga posisikan ibu berbaring ke kiri.
Algoritma Tatalaksana Prolaps Tali Pusat
Baring ke Kiri
A. SC Cito à scenario di puskesmas
B. Tahan tali pusar dan rujuk à tidak disarankan
memanipulasi tali pusat
C. Rujuk dengan posisi knee chest à posisi knee chest
kurang aman saat merujuk (dengan ambulans)
D. Rujuk dengan posisi baring ke kiri
E. Persalinan pervaginam à bukan pilihan persalinan
yang tepat
128
64
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan usia 22 tahun G1P1A0 dirujuk ke RS karena
perdarahan masif. Pasien post melahirkan dibantu oleh bidan, dengan
bayi BBL 4100 gram. Plasenta telah keluar lengkap. Telah dilakukan
manajemen aktif, namun perdarahan tidak berhenti. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100 x/menit, frekuensi
nafas 20 x/menit, suhu 36,5C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
TFU setinggi pusat dan lembek. Dijumpai robekan pada otot perineum
dengan perdarahan minimal.
Apakah tatalaksana berikutnya?
A. Manual plasenta
B. Jahitan perineum
C. Kompresi bimanual
D. Palpasi bimanual
E. Histerektomi
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan usia 22 tahun G1P1A0 dirujuk ke RS karena
perdarahan masif. Pasien post melahirkan dibantu oleh bidan, dengan
bayi BBL 4100 gram. Plasenta telah keluar lengkap. Telah dilakukan
manajemen aktif, namun perdarahan tidak berhenti. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100 x/menit, frekuensi
nafas 20 x/menit, suhu 36,5C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
TFU setinggi pusat dan lembek. Dijumpai robekan pada otot perineum
dengan perdarahan minimal.
Apakah tatalaksana berikutnya?
A. Manual plasenta
B. Jahitan perineum
C. Kompresi bimanual
D. Palpasi bimanual
E. Histerektomi
Definisi
Klinis Khas
• Uterus teraba lembek
• Setelah melahirkan TFU teraba di umbilicus atau 2
jari dibawah umbilicus
Faktor Resiko
135
Etiologi PPH
Penyebab Manifestasi Klinis Khas
Tonus
Retensio plasenta • Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir • Bisa disertai Plasenta akreta
Tissue
Sisa plasenta • Plasenta tidak lahir lengkap • Penariksan plasenta terlalu kuat
137
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana
• Masase uterus
• Pastikan plasenta lahir lengkap
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL
Atonia uteri
• Bila oksitosin tidak tersedia à ergometrin 0,2 mg IM
• Bila perdarahan belum berhenti à asam traneksamat 1 g IV
• Bila tidak berhasil à kompresi bimanual & rujuk
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL à Jika belum diberikan oksitosin
• Peregangan tali pusat terkendali
Retensio plasenta • Bila tidak berhasil à manual plasenta
• Bila tidak berhasil à histerektomi
• Antibiotik profilaksis
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL à Jika belum diberikan oksitosin
Sisa plasenta • Eksplorasi digital / aspirasi vakum manual / dilatasi dan kuretase
• Antibiotik profilaksis
Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive
138
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana
• Histerorrhaphy
Ruptur uteri
• Histerektomi
• Reposisi manual
Inversio uteri
• Bila tidak berhasil à laparotomi/histerektomi
Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive
139
A. Manual plasenta à tatalaksana definitive retensio plasenta
B. Jahitan perineum à pada kasus ditemukan perdarahan
minimal, diutamakan untuk tatalaksana atonia uteri terlebih
dahulu
C. Kompresi bimanual
D. Palpasi bimanual à merupakan Tindakan pemeriksaan
ginekologi, bukan tindakan
E. Histerektomi à tatalaksana definitive jika perdarahan tetap
tidak berhenti
140
65
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita Usia 28 tahun G1P0A0 dibawa ke IGD untuk
bersalin. Persalinan janin tunggal dengan BBL 3000 gram.
Dilakukan manajemen aktif kala III dan plasenta lahir lengkap
dalam 30 menit. Setelah itu didapatkan perdarahan aktif dari
jalan lahir. Pada pemeriksaan didapatkan TFU 2 jari di bawah
umbilicus, tonus adekuat, perineum intak.
Penyebab perdarahan yang paling mungkin adalah
A. Ruptur perineum
B. Ruptur cervix
C. Ruptur uteri
D. Sisa plasenta
E. Atonia Uteri
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita Usia 28 tahun G1P0A0 dibawa ke IGD untuk
bersalin. Persalinan janin tunggal dengan BBL 3000 gram.
Dilakukan manajemen aktif kala III dan plasenta lahir lengkap
dalam 30 menit. Setelah itu didapatkan perdarahan aktif dari
jalan lahir. Pada pemeriksaan didapatkan TFU 2 jari di bawah
umbilicus, tonus adekuat, perineum intak.
Penyebab perdarahan yang paling mungkin adalah
A. Ruptur perineum
B. Ruptur cervix
C. Ruptur uteri
D. Sisa plasenta
E. Atonia Uteri
Derajat Deskripsi
1 Mukosa perineum
2 Otot perineum
Sfingter ani
3A à <50% sfingter ani
eksterna
3
3B à >50% sfingter ani
eksterna
3c à Sfingter ani interna
4 Rektum
Tatalaksana:
• Grade 1&2, robekan cervix à Jahit
• Grade 3&4 à Rujuk
• Antibiotik profilaksis
Derajat Keterangan
1
Metode continuous non-locking
2
Retensio plasenta • Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir • Bisa disertai Plasenta akreta
Tissue
Sisa plasenta • Plasenta tidak lahir lengkap • Penariksan plasenta terlalu kuat
147
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana
• Masase uterus
• Pastikan plasenta lahir lengkap
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL
Atonia uteri
• Bila oksitosin tidak tersedia à ergometrin 0,2 mg IM
• Bila perdarahan belum berhenti à asam traneksamat 1 g IV
• Bila tidak berhasil à kompresi bimanual & rujuk
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL à Jika belum diberikan oksitosin
• Peregangan tali pusat terkendali
Retensio plasenta • Bila tidak berhasil à manual plasenta
• Bila tidak berhasil à histerektomi
• Antibiotik profilaksis
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL à Jika belum diberikan oksitosin
Sisa plasenta • Eksplorasi digital / aspirasi vakum manual / dilatasi dan kuretase
• Antibiotik profilaksis
Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive
148
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana
• Histerorrhaphy
Ruptur uteri
• Histerektomi
• Reposisi manual
Inversio uteri
• Bila tidak berhasil à laparotomi/histerektomi
Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive
149
A. Ruptur perineum à perineum intak, dapat dieksklusi
B. Ruptur cervix
C. Ruptur uteri à tonus adekuat, dapat dieksklusi
D. Sisa plasenta à plasenta lahir lengkap, dapat dieksklusi
E. Atonia Uteri à tonus adekuat, dapat dieksklusi
150
66
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita 25 tahun G3P0A0 UK 37 Minggu dibawa ke
IGD RS dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 12
jam yang lalu. Cairan jernih tanpa disertai lender dan darah.
Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan obstetric
didapatkan Janin tunggal, presentasi kepala, TFU 32 cm, DJJ
140. Inspekulo didapatkan porsio tertutup, tampak cairan
jernih keluar dari OUE, Nitrazin test (+).
Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Ketuban Pecah Dini (PROM)
B. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (PPROM)
C. Partus Prematurus Imminens
D. KPD Memanjang
E. Prolaps tali pusat
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita 25 tahun G3P0A0 UK 37 Minggu dibawa ke
IGD RS dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 12
jam yang lalu. Cairan jernih tanpa disertai lender dan darah.
Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan obstetric
didapatkan Janin tunggal, presentasi kepala, TFU 32 cm, DJJ
140. Inspekulo didapatkan porsio tertutup, tampak cairan
jernih keluar dari OUE, Nitrazin test (+).
Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Ketuban Pecah Dini (PROM)
B. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (PPROM)
C. Partus Prematurus Imminens
D. KPD Memanjang
E. Prolaps tali pusat
Definisi
Klasifikasi
• PROM (Premature Rupture of Membrane)
• usia kehamilan >37 minggu
• PPROM (Preterm Premature Rupture of Membrane)
• usia kehamilan <37 minggu
• KPD Memanjang :
• Ketuban pecah >24 jam
Klasifikasi
Ketuban
Pecah Dini
• Inspeksi:
• cairan jernih mengalir keluar dari serviks
• Nitrazin test (Lakmus)
• Lakmus merah à biru
• *pH air ketuban bersifat basa (pH > 7)
• Mikroskopis
• ferning sign à gambaran daun pakis
157
A. Ketuban Pecah Dini (PROM)
B. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (PPROM) à KPD < 37
minggu
C. Partus Prematurus Imminens à inpartu < 37 minggu
D. KPD Memanjang à > 24 jam
E. Prolaps tali pusat à tali pusat terlihat / teraba pada jalan lahir
158
67
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seoang wanita berusia 33 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 36
minggu dibawa ke Puskesmas karena mengalami kejang 10
menit yang lalu. Sebelum kejang pasien mengeluhkan sakit
kepala, pandangan buram, dan nyeri pada ulu hati.
Pemeriksaan dijumpai kesadaran somnolen, tekanan darah
180/100 mmHg, denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas
25x/menit, suhu 37C.
Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah?
A. Terminasi Kehamilan
B. Nifedipine + MgSO4 lalu rujuk
C. Ca Gluconas
D. MgSO4
E. Nifedipine + Diazepam lalu rujuk
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seoang wanita berusia 33 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 36
minggu dibawa ke Puskesmas karena mengalami kejang 10
menit yang lalu. Sebelum kejang pasien mengeluhkan sakit
kepala, pandangan buram, dan nyeri pada ulu hati.
Pemeriksaan dijumpai kesadaran somnolen, tekanan darah
180/100 mmHg, denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas
25x/menit, suhu 37C.
Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah?
A. Terminasi Kehamilan
B. Nifedipine + MgSO4 lalu rujuk
C. Ca Gluconas
D. MgSO4
E. Nifedipine + Diazepam lalu rujuk
Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi kronis
Hipertensi
Kronis Preklamsia
Organ
dengan
< 20 minggu damage/
proteinuria gejala berat
Superimpose
Preklamsia + KEJANG
EKLAMPSIA
Hipertensi Didapatkan TD ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak disertai
Gestasional dengan proteinuria dan TD kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
Kriteria minimum: TD ≥ 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan
Preeklamsia proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+
Kejang-kejang yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa
Eklamsia nifas yang menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya tanpda didasari kelainan
neurologis
Superimposed Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami
Preeklamsia hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.
163
Words
164
Penegakan Diagnosis
Preklamsia dengan gejala
Preeklamsia tanpa gejala berat berat (PEB)
Hipertensi Proteinuria
• TDS ≥ 140mmHg • Protein urin Jika terdapat keduanya ATAU
• TDD ≥ 90mmHg >300mg/24 jam TDS ≥ 160mmHg
• Onset UK ≥20 • Dipstick urin > +1 TDD ≥ 110mmHG
Minggu
ATAU
Organ Damage
165
Prinsip tatalaksana
Pemberian MgSO4
MgSO4 Dosis
Ekspektatif
Preeklampsia (sesuai • Initial dose: 4 gr 40% + akuades 10 cc berikan
indikasi) Suplementasi Ca IV bolus perlahan 15 – 20 menit
1000mg/hari • Maintenance: 6 gr 40% + RL 500 cc drips
selama 6 jam
Syarat
1st Line: MgSO4
Antikonvulsan
• Terdapat reflex patella
2nd Line: Diazepam IV • Tersedia kalsium glukonas sebagai antidotum
PEB
• RR baik (>16 x/ menit)
!st Line: Nifedipine
Antihipertensi • Urine output baik (>0,5 cc/kgBB/jam)
2nd Line: Metildopa
Antidotum
•Rawat jalan
•Eval gejala ibu & gerak janin setiap hari
•Eval tekanan darah 2x/minggu
•Eval USG& kesejahteraan janin 2x/minggu
•Eval trombosit & fungsi liver 1x/minggu
168
Ekspektatif
169
Manajemen Ekspektatif
PE PEB
Syarat:
• KPD / Inpartu
• (-) Kontraindikasi dan
• Kondisi ibu dan janin buruk
komplikasi ekspektatif
• IUGR
• Faskes adekuat
• Solusio PLasenta
• Rawat inap
Pematangan
Paru
171
Trias HELLP Syndrome
Partial HELLP syndrome dapat terjadi jika hanya terpenuhi 1 atau 2 dari 3 kriteria.
HELLP SYNDROME dapat berkomplikasi menjadi DIC jika tidak ditangani segera
172
Words
173
A. Terminasi Kehamilan à Skenario kasus di puskesmas
seharusnya rujuk
B. Nifedipine + MgSO4 lalu rujuk
C. Ca Gluconas à Antidotum MgSO4
D. MgSO4 à Harus disertai antihipertensi
E. Nifedipine + Diazepam lalu rujuk à Pilihan antikejang salah
174
68
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 28 tahun UK 28 minggu datang ke IGD RS
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pada
pemeriksaan didapatkan TFU setinggi umbilicus. Dilakukan
pemeriksaan serologis dan didapatkan IgM toxo (-), igG toxo (-
), IgM CMV (+), igG CMV (+), dan igM rubella (+), igG rubella
(+).
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Infeksi CMV akut
B. Infeksi Rubella Akut
C. Infeksi Rubella dan CMV kronik
D. Infeksi CMV akut
E. Infeksi Toksoplasma akut
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 28 tahun UK 28 minggu datang ke IGD RS
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pada
pemeriksaan didapatkan TFU setinggi umbilicus. Dilakukan
pemeriksaan serologis dan didapatkan IgM toxo (-), igG toxo
(-), IgM CMV (+), igG CMV (+), dan igM rubella (+), igG rubella
(+).
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Infeksi CMV akut
B. Infeksi Rubella Akut
C. Infeksi Rubella dan CMV kronik
D. Infeksi CMV akut
E. Infeksi Toksoplasma akut
Definisi Etiologi
•Infeksi menular dengan transmisi vertikal à mempengaruhi morbiditas dan mortalitas janin dan neonatus.
•Toxoplasmosis
•Others (Sifilis, varicella, listeriosis, dll)
•Rubella
•Cytomegalo Virus (CMV)
•Herpes Simplex Virus (HSV)
Manifestasi Klinis
• Katarak
• Tuli kongenital Antibodi IgG dan IgM
Rubella • Profilaksis: Vaksinasi
• Kelainan jantung (PDA, dll) PCR
• Purpura dan petekie (blueberry muffin rash)
• Korioretinitis
• Ibu: Valasiklovir
Cytomegalovirus • Mikrosefali Antibodi IgG dan IgM
• Neonatus: Ganciclovir
(CMV) • Kalsifikasi intracranial (intraventrikuler) PCR
• Terminasi Kehamilan
• Peteki, purpura, jaundice
180
69
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita 25 tahun datang ke poli kandungan dengan
keluhan perdarahan dari vagina. Perdarahan dirasakan sejak
1 tahun yang lalu. Pendarahan dirasakan terutama saat
berhubungan seksual. Riwayat hubungan seksual diluar
pasangan disangkal. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan
massa. Pada pemeriksaan inspekulo dijumpai massa
bertangkai pada cervix
Diagnosis dan tatalaksana yang tepat adalah?
A. Mioma geburt, miomektomi
B. Polip cervix, ekstirpasi
C. Ca Cervix, Krioterapi
D. Endometriosis, histerektomi
E. Kista Bartholin, marsupialisasi
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita 25 tahun datang ke poli kandungan dengan
keluhan perdarahan dari vagina. Perdarahan dirasakan sejak
1 tahun yang lalu. Pendarahan dirasakan terutama saat
berhubungan seksual. Riwayat hubungan seksual diluar
pasangan disangkal. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan
massa. Pada pemeriksaan inspekulo dijumpai massa
bertangkai pada cervix
Diagnosis dan tatalaksana yang tepat adalah?
A. Mioma geburt, miomektomi
B. Polip cervix, ekstirpasi
C. Ca Cervix, Krioterapi
D. Endometriosis, histerektomi
E. Kista Bartholin, marsupialisasi
184
Diagnosa banding Massa genitalia eksterna
V/V SERVIKS
KISTA
KISTA GARTNER BARTHOLINI CA CERVIX
NABOTHIAN
KISTA
BARTHOLINITIS POLIP CERVIX
BARTHOLINI
ABSES
BARTHOLINI
185
Definisi etiologi
Klinis
• Dispaerunia
• Perdarahan paska koitus
• Perdarahan saat haid NORMAL
186
Inspekulo
Histologi
Tatalaksana
• Polipektomi / ekstirpasi
187
Massa Genitalia
Kista / abses
Kista gartner Kista Nabothi Polip Serviks
bartholini
Lokasi Vulva Vagina Cervix Cervix
Obstruksi kanalis
Obstruksi kelenjar Infeksi/restrukstur Hyperplasia
Etiologi wolfii (ductus
bartholin asi endoserviks epitel serviks
mesonefros)
Observasi
Insisi drainase
Tatalaksana Insisi lalu eksisi Elektrokauterisasi Ekstirpasi
marsupialisasi
Krioterapi
A. Mioma geburt, miomektomi à teraba massa di abdomen
B. Polip cervix, ekstirpasi
C. Ca Cervix, Krioterapi à usia tua
D. Endometriosis, histerektomi à dismenorea
E. Kista Bartholin, marsupialisasi à massa pada vulva
189
70
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang wanita usia 43 tahun, P2A0 datang ke dokter
kandungan dengan keluhan nyeri perut bawah hebat saat
haid dan haid dengan jumlah banyak sejak 2 bulan lalu.
Keluhan penurunan berat badan disangkal. TTV dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan uterus yang
membesar difus dengan TFU di simfisis pubis. Nyeri tekan pada
uterus dan adneksa tidak dijumpai. Plano test (-).
Kemungkinan diagnosis adalah?
A. Leiomioma
B. Adenomiosis
C. Endometriosis
D. Kista coklat
E. Kista ovarium
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang wanita usia 43 tahun, P2A0 datang ke dokter
kandungan dengan keluhan nyeri perut bawah hebat saat
haid dan haid dengan jumlah banyak sejak 2 bulan lalu.
Keluhan penurunan berat badan disangkal. TTV dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan uterus yang
membesar difus dengan TFU di simfisis pubis. Nyeri tekan pada
uterus dan adneksa tidak dijumpai. Plano test (-).
Kemungkinan diagnosis adalah?
A. Leiomioma
B. Adenomiosis
C. Endometriosis
D. Kista coklat
E. Kista ovarium
Perdarahan Uterus Abnormal
193
Perdarahan Uterus Abnormal
PALM - Polip
COEIN
Adenomiosis
Struktural
Leiomioma
Cakupan pembahasan:
Malignancy & Hyperlasia
• Mioma
PUA • Adenomiosis
Coagulation • Polip uteri
• Endometriosis
Ovulatory Disorder
Nonstruktural Endometrial
Iatrogenik
Faktor Resiko
195
Predileksi
• Miometrium à Adenomyosis
• dapat dijumpai pembesaran uterus
• Ovarium à Kista coklat
• Massa pada adneksa
196
Manifestasi klinis
• 4D
• Dismenorrhea
• Dispareunia
• Diskezia
• Disuria
• Infertilitas
197
Pemeriksaan
• Pemeriksaan fisik:
• Adenomyosis à dapat teraba massa pada perut
bagian bawah
• Teraba nodul di lig. Uterosacral
Powder-burned appereance
• CA-125 à Meningkat
• USG à massa kistik dengan gambaran ground
glass echogenocity (ekogenositas rendah)
• Laparoskopi à gambaran biru-hitam / powder-
burned appereance
• Histopatologi à Gold Standard
Ground Glass Echogenicity
198
Tatalaksana
Operatif
Non-Operatif
199
Mioma Uterus dan Endometriosis
Mioma Uteri Endometriosis
4D:
Menorrhagia dismenore, dysuria, dyschezia,
Gejala dominan
Metrorrhagia dyspareunia
Infertilitas
Biasanya tidak membesar
Uterus Membesar ireguler Adenomyosis à membesar reguler
Kista coklat à massa di adneksa
USG: Ground glass opacity
USG: Massa hipoekoik
Pemeriksaan Powder-burn appearance, kista
Histopatologi: whorl like pattern
coklat
200
A. Leiomioma à keluhan utama pembesaran uterus, dapat
disertai nyeri haid, pembesaran ireguler
B. Adenomiosis
C. Endometriosis à keluhan utama nyeri haid, tidak disertai
pembesaran uterus
D. Kista coklat à endometriosis di dalam ovarium, biasanya
didapatkan pembesaran pada adneksa
E. Kista ovarium à pembesaran pada adneksa (+)
201
71
Seorang wanita usia 28 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan
nyeri perut bawah yang memberat sejak 6 hari yang lalu.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 108/70 mmHg dan
suhu 39,2 C. Pada PF ditemukan nyeri goyang serviks dan
massa adneksa kanan yang berfluktuasi pada palpasi
bimanual.
Diagnosis yang paling tepat pada kasus ini adalah?
A. Abses apendiks
B. Abses tuboovarium
C. Karsinoma ovarium
D. Torsio ovarium
E. Ruptur kista ovarium
Seorang wanita usia 28 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan
nyeri perut bawah yang memberat sejak 6 hari yang lalu.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 108/70 mmHg dan
suhu 39,2 C. Pada PF ditemukan nyeri goyang serviks dan
massa adneksa kanan yang berfluktuasi pada palpasi
bimanual.
Diagnosis yang paling tepat pada kasus ini adalah?
A. Abses apendiks
B. Abses tuboovarium
C. Karsinoma ovarium
D. Torsio ovarium
E. Ruptur kista ovarium
Definisi
• Massa infeksi pada tuba fallopi / ovarium yang timbul sebagai komplikasi dari
pelvic inflammatory disease (PID)
Etiologi
• PID sebelumnya
• Polimikroba
• E. coli
• Bacteroides fragilis
• Actinomyces israelii à berhubungan Degnan penggunaan IUD
Manifestasi Klinis
212
72
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang wanita 31 tahun datang ke poli kandungan dengan
keluhan sering mengalami perdarahan pervaginam sejak pubertas.
Perdarahan tersebut dikeluhkan di luar siklus mens. Pasien juga
sudah 3 kali mengalami abortus dalam 5 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan apapun. Dokter melakukan USG dan
ditemukan dua cornu uterus dengan indentasi fundus hingga os
interna.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Uterus septate
B. Uterus subseptata
C. Uterus bicornu
D. Uterus didelfi
E. Uterus unicornu
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang wanita 31 tahun datang ke poli kandungan dengan
keluhan sering mengalami perdarahan pervaginam sejak pubertas.
Perdarahan tersebut dikeluhkan di luar siklus mens. Pasien juga
sudah 3 kali mengalami abortus dalam 5 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan apapun. Dokter melakukan USG dan
ditemukan dua cornu uterus dengan indentasi fundus hingga os
interna.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Uterus septate
B. Uterus subseptata
C. Uterus bicornu
D. Uterus didelfi
E. Uterus unicornu
Definisi
• kumpulan kelainan uterus yang telah ada sejak lahir
Etiopatofisiologi
• Gangguan penggabungan ductus muellerian
Klasifikasi
• Uterus arcuata (varian normal)
• Uterus bikornu
• Uterus septate
• Uterus didelfi
• Uterus unikornu
Anomali Uterus Kongenital
Manifestasi klinis
Tatalaksana
• Operatif
• Metroplasty à rekonstruksi uterus
• Septoplasty à reseksi septum
A. Uterus septate à pada uterus septata akan terdapat
dua serviks
B. Uterus subseptata à pada uterus subseptata
terdapat indentasi midline bukan indentasi fundus
C. Uterus bicornu
D. Uterus didelfi à pada uterus didelfi terdapat 2 uterus
dan 2 serviks
E. Uterus unicornu à pada uterus unicornu hanya
terdapat 1 cornu uterus dengan 1 tuba fallopi yang
normal
220
73
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang wanita, usia 29 tahun, P1A0 datang ke puskesmas
dengan keluhan nyeri pada payudara. Pasien juga mengeluh
payudara terasa berat dan terdapat demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit,
RR 20x/menit, T 38C. Pada pemeriksaan payudara kanan
tampak bengkak, hiperemis, dan nyeri tekan. Fluktuasi (-).
Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Antibiotik oral
b. Antibiotik oral + insisi drainase
c. Antibiotik oral + paracetamol + kompres hangat
d. Antibiotik + analgesic + kompres hangat
e. Antibiotik oral + paracetamol + kompres dingin
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang wanita, usia 29 tahun, P1A0 datang ke puskesmas
dengan keluhan nyeri pada payudara. Pasien juga mengeluh
payudara terasa berat dan terdapat demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit,
RR 20x/menit, T 38C. Pada pemeriksaan payudara kanan
tampak bengkak, hiperemis, dan nyeri tekan. Fluktuasi (-).
Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Antibiotik oral
b. Antibiotik oral + insisi drainase
c. Antibiotik oral + paracetamol + kompres hangat
d. Antibiotik + analgesic + kompres hangat
e. Antibiotik oral + paracetamol + kompres dingin
Diagnosis Klinis
Kelainan Menyusui Etiologi Tatalaksana
Puting Payudara
225
Definisi Etiologi
Faktor predisposisi
226
Diagnosis
Abses
Tatalaksana
• Antibiotik
• Kloksasilin 4 x 500mg selama 14 hari atau
• Eritromisin 3 x 250mg selama 14 hari
• Tetap menyusui, mulai dari payudara yang sehat
• Kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri
• Sangga payudara dengan bra yang pas
• Abses à Insisi dan drainase
229
Throwback CBT Mei 2022
Kulit-Kelamin
74
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 49 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
timbul gelembung-gelembung kecil berisi air di daerah perut
kemudian menjalar ke selangkangan. Gelembung awalnya kecil-
kecil lalu bersatu menjadi menjadi lesi yang lebih besar. Sebelum
muncul kelainan kulit, pasien mengeluh demam. Sepuluh tahun
yang lalu pasien pernah mengalami keluhan serupa. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan vesikel dengan dasar eritem di
daerah inguinal, nyeri (+).
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
A. Herpes simpleks
B. Herpes zoster
C. Varisela
D. Pemfigus vulgaris
E. Folikulitis
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 49 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
timbul gelembung-gelembung kecil berisi air di daerah perut
kemudian menjalar ke selangkangan. Gelembung awalnya kecil-
kecil lalu bersatu menjadi menjadi lesi yang lebih besar. Sebelum
muncul kelainan kulit, pasien mengeluh demam. Sepuluh tahun
yang lalu pasien pernah mengalami keluhan serupa. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan vesikel dengan dasar eritem di
daerah inguinal, nyeri (+).
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
A. Herpes simpleks
B. Herpes zoster
C. Varisela
D. Pemfigus vulgaris
E. Folikulitis
Definisi
• Infeksi kulit dermatomal akibat reaktivasi Varicella Zoster Virus yang laten pada ganglion
radiks dorsalis.
Etiologi
• Varicella zoster virus (VZV)
• Genus: Variolovirus
• Famili: Herpesviridae
Patogenesis
• Infeksi primer
• Sebagian kecil VZV pergi ke ganglion radiks dorsalis dan menjadi dorman.
• Saat imunitas menjadi lemah virus ini dapat reaktivasi dan menimbulkan lesi kulit yang
bersifat dermatomal dan unilateral
234
Manifestasi Klinis
235
Pemeriksaan Penunjang
• Diagnosis ditegakkan secara klinis
• Tzanck Test
• Bahan: Kerokan dasar vesikel
• Hasil positif: sel datia berinti banyak (Sel Tzanck)
• Tidak spesifik karena dapat positif pada infeksi Herpes lainnya.
• PCR merupakan penunjang terbaik. Hasil positif menunjukkan ditemukannya DNA VZV.
Tatalaksana
• Sistemik
• Terapi simptomatik MED+EASY
• Terapi antivirus Varisela & Herpes Zoster : Total 13
• Asiklovir 5x800 mg selama 7-10 hari (anak <12 tahun 30 Herpes Simpleks : Total 7
mg/kgBB selama 7 hari, anak >12 tahun 60 mg/kgBB)
• Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari
236
HERPES ZOSTER RAMSAY HUNT NEURALGIA PASCA
OFTALMIKUS SYNDROME HERPES
• Keterlibatan nervus VII Komplikasi yang paling
• Keterlibatan nervus V sering muncul dari
& VIII
• Keratitis HZV Herpes Zoster. NPH dapat
• Gejala bells Pallsy
• Hutchinson’s Sign didiagnosa dimana nyeri
• Gangguan
pendengaran yang persisten pada
dermatom setelah
timbulnya erupsi vesikel
pada kulit.
• Lini pertama:
• Antidepresan trisiklik 10 mg
• Gabapentin 3x100 mg
• Pregabalin 2x75 mg
• Lini kedua:
• Tramadol 1x50 mg
237
A. Herpes simpleks à lesi herpetiformis pada genital
dan labial
B. Herpes zoster
C. Varisela à lesi dasar eritem, multiformis dan tersebar
di seluruh tubuh
D. Pemfigus vulgaris à bula kendur, nikolsky (+)
E. Folikulitis à peradangan pada folikel rambut
238
75
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dibawa ke puskesmas
dengan keluhan gatal hampir di seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu.
Gatal dirasakan sudah 1 minggu yang lalu tetapi memberat 3 hari
terakhir, terutama pada daerah sela jari, daerah pusar dan bokong.
Pasien mengatakan gatal terutama pada malam hari. Diketahui
kakak pasien mengalami hal yang serupa. Pada pemeriksaan
didapatkan papul eritem dan ekskoriasi.
Apakah penyebab kondisi pasien di atas?
A. Phtirus pubis
B. Dermatophagoides
C. Dermoides
D. Pediculus humanus
E. Sarcoptes scabei
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dibawa ke puskesmas
dengan keluhan gatal hampir di seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu.
Gatal dirasakan sudah 1 minggu yang lalu tetapi memberat 3 hari
terakhir, terutama pada daerah sela jari, daerah pusar dan bokong.
Pasien mengatakan gatal terutama pada malam hari. Diketahui
kakak pasien mengalami hal yang serupa. Pada pemeriksaan
didapatkan papul eritem dan ekskoriasi.
Apakah penyebab kondisi pasien di atas?
A. Phtirus pubis
B. Dermatophagoides
C. Dermoides
D. Pediculus humanus
E. Sarcoptes scabei
4A
Definisi
• Infeksi yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, penyebaran melalui kontak dengan
orang yang terinfeksi dengan tanda dan gejala.
Predileksi
• Sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku luar, lipat ketiak depan, areola
mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, perut bawah
242
4A
Diagnosis
243
MED+EASY 4A
Ped1kulosis : permetrin 1%
5kabies : permetrin 5%
Tatalaksana
Tatalaksana
244
A. Phtirus pubis à pediculosis pubis
B. Dermatophagoides à tungau yang menyebabkan
gangguan pernapasan
C. Dermoides à kurang tepat
D. Pediculus humanus à pediculosis capitis/corporis
E. Sarcoptes scabei
245
76
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 40 tahun datang dengan keluhan gatal pada siku,
lutut dan bokong sejak 4 bulan yang lalu. Pasien mengatakan gatal yang
dirasakan sangat hebat sehingga pasien sering menggaruk daerah
tersebut hingga terjadi penebalan kulit. Riwayat penggunaan obat-
obatan disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematosa dengan skuama putih
tebal berwarna keabuan. Saat dokter akan melepaskan skuama tersebut
tampak bercak-bercak perdarahan.
Apakah tanda khas yang ada pada pasien di atas?
A. Tanda asboe
B. Tanda nikolsky
C. Tanda auspitz
D. Tanda koebner
E. Tanda kaarvetsvlek
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 40 tahun datang dengan keluhan gatal pada siku,
lutut dan bokong sejak 4 bulan yang lalu. Pasien mengatakan gatal yang
dirasakan sangat hebat sehingga pasien sering menggaruk daerah
tersebut hingga terjadi penebalan kulit. Riwayat penggunaan obat-
obatan disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematosa dengan skuama putih
tebal berwarna keabuan. Saat dokter akan melepaskan skuama tersebut
tampak bercak-bercak perdarahan.
Apakah tanda khas yang ada pada pasien di atas?
A. Tanda asboe
B. Tanda nikolsky
C. Tanda auspitz
D. Tanda koebner
E. Tanda kaarvetsvlek
3A
Definisi
• Penyakit kulit inflamasi kronis dengan predisposis genetik yang kuat dan sifat
patogen autoimun
• Psoriasis biasanya mempengaruhi kulit, tetapi juga dapat mempengaruhi
persendian, dan dikaitkan dengan sejumlah penyakit
• Peradangan tidak terbatas pada kulit psoriasis dan telah terbukti
mempengaruhi sistem organ yang berbeda.
249
3A
Klasifikasi
• Psoriasis tipe plak
• Bentuk psoriasis yang paling banyak
• Plak eritematosa berbatas tegas dengan skuama berwarna keperakan
adalah karakteristik tetapi tidak harus ada
• Daerah yang terkena biasanya: siku, lutut, kepala, celah intergluteal, palmar
dan plantar
• Psoriasis gutata
• Onset mendadak dan biasanya terjadi setelah infeksi streptokokal pada
saluran pernafasan atas
• Bentuk seperti tetesan air, plak merah muda dengan skuama
• Psoriasis pustulosa generalisata dan lokalisata (psoriasis von Zumbusch)
• Secara khas ditandai oleh pustul steril yang mengenai sebagian besar area
tubuh dan ekstremitas
• Pada kasus yang berat pustul dapat bergabung dan membentuk kumpulan
pus (lake of pustules)
250
3A
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan pada epidermis
tampak parakeratosis lamelar,
hyperplasia pseudoepiteliomatosa,
agranulosis, dan abses di korneal
yang berisi neutrofil (mikroabses
Munro). Pada dermis tampak
sebukan sel radang limfosit
perivaskuler dan periapendikuler
(H&E, x40). Abses di korneal yang
berisi neutrofil (mikroabses Munro)
251
3A
252
A. Tanda asboe à saat bula ditekan menyebabkan
penyebaran blister pada kulit berdekatan
B. Tanda nikolsky à pemisahan dermis dan epidermis
pada bula saat ditekan
C. Tanda auspitz
D. Tanda koebner à munculnya lesi yang sama pada
tempat trauma
E. Tanda kaarvetsvlek à fenomena tetesan lilin
253
77
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 46 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan luka di bagian tungkai bawah. Dari anamnesis
diketahui pasien merupakan seorang petani. Pada
pemeriksaan didapatkan ulkus multipel tertutup krusta yang
tebal, krusta melekat erat dan saat dilepaskan tampak ulkus.
Apakah tatalaksana pada pasien di atas?
A. Kompres dengan povidon iodine 0.1%
B. Kompres dengan asam salisilat 0.1%
C. Kompres dengan rivanol 0.1%
D. Salep asam fusidat 2%
E. Salep mupirosin 2 %
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 46 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan luka di bagian tungkai bawah. Dari anamnesis
diketahui pasien merupakan seorang petani. Pada
pemeriksaan didapatkan ulkus multipel tertutup krusta yang
tebal, krusta melekat erat dan saat dilepaskan tampak ulkus.
Apakah tatalaksana pada pasien di atas?
A. Kompres dengan povidon iodine 0.1%
B. Kompres dengan asam salisilat 0.1%
C. Kompres dengan rivanol 0.1%
D. Salep asam fusidat 2%
E. Salep mupirosin 2 %
4A
Pioderma
Pioderma
Impetigo
Erisipelas
(bulosa dan nonbulosa)
Profunda
Superfisialis
Ektima Selulitis
Folikulitis Flegmon
Furunkel Hidradenitis
Karbunkel
4A
Pioderma
Impetigo Krustosa Ektima Erisipelas Selulitis Flegmon
ETIOLOGI
Streptococcus b hemolitik
Staphylococcus aureus
Grup A
Impetigo
Impetigo Bulosa
Nonbulosa/Krustosa
Ektima Folikulitis
Erisipelas Furunkel
Selulitis Karbunkel
Flegmon SSSS
Hidradenitis
Diagnosis Predileksi Bakteri coccus gram
4A
+ berbentuk rantai 4A
Pioderma UKK Khas
Pioderma SBHA
“KEKER SALMON“
Impetigo Krustosa Ektima Erisipelas Selulitis Flegmon
Di mulut dan hidung Kaki Kaki dan wajah Kaki dan Wajah Kaki
260
Bakteri coccus gram
Diagnosis + berbentuk anggur
4A
Pioderma Khas
Pioderma S. Aureus
Folikulitis Furunkel Karbunkel Furunkulosis
Infeksi folikel rambut dan jaringan
Infeksi folikel rambut Nodul +, kumpulan furunkel Furunkel yang tersebar
sekitar
Sycosis Barbae
261
4A
Pioderma
Tatalaksana
Topikal
• Banyak krusta (3xsehari):
• Kompres PK 1:5000
• As salisilat 0.1%
• Kompres rivanol 1%
• Lar povidone iodine 1%
• (-) Krusta (2-3x sehari)à 7 – 10 hari
MED+EASY
• As. Fusidat 2% Asyam
• Mupirocin 2% Mau
Bagi
• Basitrasin 2x/hari Kolor
• Kloramfenikol 2% 2
4A
Pioderma
Tatalaksana
Sistemik
264
78
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan terdapat luka pada dahi sebelah kanan sejak 2 tahun yang
lalu. Pasien merasakan ukuran luka semakin bertambah besar sejak
3 bulan terakhir. Luka sudah diobati dengan antiseptik tetapi tidak
mengalami perbaikan dan saat ini luka berkembang menjadi
borok. Pasien bekerja sebagai petani sejak 20 tahun lalu dan jarang
menggunakan topi saat berada di sawah. Pada pemeriksaan
histopatologi didapatkan gambaran mutiara tanduk.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Melanoma maligna
B. Nevus pigmentosus
C. Karsinoma sel basal
D. Karsinoma sel skuamosa
E. Keratosis aktinik
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan terdapat luka pada dahi sebelah kanan sejak 2 tahun yang
lalu. Pasien merasakan ukuran luka semakin bertambah besar sejak
3 bulan terakhir. Luka sudah diobati dengan antiseptik tetapi tidak
mengalami perbaikan dan saat ini luka berkembang menjadi
borok. Pasien bekerja sebagai petani sejak 20 tahun lalu dan jarang
menggunakan topi saat berada di sawah. Pada pemeriksaan
histopatologi didapatkan gambaran mutiara tanduk.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Melanoma maligna
B. Nevus pigmentosus
C. Karsinoma sel basal
D. Karsinoma sel skuamosa
E. Keratosis aktinik
2
268
2
TUMOR GANAS KULIT
BCC SCC
Squamous Cell Carcinoma Melanoma Maligna
Basal Cell Carcinoma
Ulkus hitam dasar kotor (rodent) Hiperpigmentasi pada kulit
UKK Pearly papul Nodul hyperkeratosis
dengan
Tepi tidak teratur Mudah berdarah
Telangiektasis ABCDE
269
2
• Berasal dari sel epidermal pluripoten. Faktor • Berasal dari sel epidermis. Etiologi: sinar
predisposisi: lingkungan (radiasi, arsen, matahari, genetik, herediter, arsen, radiasi,
paparan sinar matahari, trauma, ulkus hidrokarbon, ulkus sikatrik
sikatriks), genetik
• Usia tersering 40-50 tahun
• Usia di atas 40 tahun
• Dapat bentuk intraepidermal
• Biasanya di daerah berambut, invasif, jarang
metastasis • Dapat bentuk invasif: mula-mula berbentuk
nodus keras, licin, kemudian berkembang
• Bentuk paling sering adalah nodulus: menjadi verukosa/papiloma. Fase lanjut tumor
menyerupai kutil, tidak berambut, berwarna menjadi keras, bertambah besar, invasif,
coklat/hitam, berkilat (pearly), bila melebar dapat terjadi ulserasi.
pinggirannya meninggi di tengah menjadi
ulkus (ulcus rodent) kadang disertai • Metastasis biasanya melalui KGB.
talangiektasis, teraba keras
270
A. Melanoma maligna à tumor ganas melanoma (ABCDE)
B. Keratosis seboroik à tumor jinak epidermal
C. Karsinoma sel basal à histopatogi didapatkan gambaran
palisade
D. Karsinoma sel skuamosa
E. Keratosis aktinik à bentuk pra kanker karsinoma sel skuamosa
79
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan kebotakan pada rambutnya sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini
dirasakan semakin memberat dimana saat ini tidak ada lagi rambut pada
bagian tengah. Pasien tidak mengeluhkan ada rasa gatal dan sedang
tidak mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang. Diketahui
bahwa ibu pasien menderita keluhan yang sama. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya
kebotakan pada bagian tengah, eritem (-). Saat dilakukan traksi
didapatkan rambut yang tercabut sebanyak 3 helai.
Apakah diagnosis yang tepat pasien di atas?
A. Alopesia areata
B. Telogen effluvium
C. Anagen effluvium
D. Alopesia androgenik
E. Tinea kapitis black dot
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan kebotakan pada rambutnya sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini
dirasakan semakin memberat dimana saat ini tidak ada lagi rambut pada
bagian tengah. Pasien tidak mengeluhkan ada rasa gatal dan sedang
tidak mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang. Diketahui
bahwa ibu pasien menderita keluhan yang sama. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya
kebotakan pada bagian tengah, eritem (-). Saat dilakukan traksi
didapatkan rambut yang tercabut sebanyak 3 helai.
Apakah diagnosis yang tepat pasien di atas?
A. Alopesia areata
B. Telogen effluvium
C. Anagen effluvium
D. Alopesia androgenik
E. Tinea kapitis black dot
3A
Definisi
Klinis :
• Pada pria penipisan rambut di temporal, frontal/parietal, verteks, oksipital
• Pada wanita penipisan rambut difus terutama di daerah frontal/parietal
Ludwig :
Norwood-Hamilton:
Kerontokan difus pada puncak kepala
Tipe I muncul pada skalp prepubertas
dan menetapnya garis frontal, namun
dengan rambut terminal tumbuh pada
pada wanita terdapat juga kerontokan
dahi dan pada seluruh scalp. Tipe II
yang meningkat pada bagian depan,
dan III menunjukkan kemunduran garis
disebut dengan Christmast tree
rambut frontal kebanyakan bentuk M.
pattern.
3A
Wash Test
• Rambut yang rontok >10% rambut vellus (panjang <3 cm) dan jumlah rambut
yang rontok kurang dari 200 helai
Pull Test
• Pull test negatif (< 6 helai rambut atau <10% rambut yang rontok)
Histopatologi
• Rasio rambut terminal dan vellus umumnya kurang dari 4:1
3A
Tatalaksana
• Sistemik
1. Finasteride 1 mg/hari
2. Dustateride 0.5 mg/hari
3. Cyproteron acetat (CPA) 100 mg/hari (hari 5-15 siklus menstruasi), ethinyl
estradiol 50 µg/hari (hari 25) atau 50 mg (hari 1-10 siklus menstruasi) dan
ethinyl estradiol 35 µg/hari (hari 1-21)
4. Spironolakton 200 mg/hari
• Topikal
1.Minoksidil 2-5%, 2 kali sehari (1 ml atau 25 tetes)
2.17𝛼 dan 17β-estradiol
A. Alopesia areata à exclamation hair (+)
B. Telogen effluvium à kerontokan rambut pasca
demam, melahirkan
C. Anagen effluvium à kerontokan rambut pasca
kemoterapi
D. Alopesia androgenik
E. Tinea kapitis black dot à kerontokan rambut kausa
jamur
278
80
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
luka pada kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan luka tidak
disertai dengan nyeri. Pasien mengakui telah berhubungan dengan
teman kencan onlinenya 2 minggu yang lalu. Dari anamnesis
diketahui pasien alergi penisilin. Pemeriksaan fisik didapatkan
limfadenopati inguinal bilateral dan pemeriksaan genital
didapatkan gambaran seperti berikut :
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Doksisiklin 2x100 mg oral 30 hari
B. Doksisiklin 2x100 mg oral dosis tunggal
C. Penisilin benzatin 2.4 juta unit IM SD
D. Penisilin benzatin 1.2 juta unit IM SD
E. Eritromisin 4x500 mg dosis tunggal
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
luka pada kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan luka tidak
disertai dengan nyeri. Pasien mengakui telah berhubungan dengan
teman kencan onlinenya 2 minggu yang lalu. Dari anamnesis
diketahui pasien alergi penisilin. Pemeriksaan fisik didapatkan
limfadenopati inguinal bilateral dan pemeriksaan genital
didapatkan gambaran seperti berikut :
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Doksisiklin 2x100 mg oral 30 hari
B. Doksisiklin 2x100 mg oral dosis tunggal
C. Penisilin benzatin 2.4 juta unit IM SD
D. Penisilin benzatin 1.2 juta unit IM SD
E. Eritromisin 4x500 mg dosis tunggal
3A
Definisi
Klinis
• Stadium I (primer) : ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, tidak nyeri dan pembesaran
kelenjar getah bening regional
• Stadium II (sekunder) : lesi kulit yang polimorfik (roseola sifilitika), tidak gatal dan lesi di
mukosa dan limfadenopati
• Stadium laten : Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien, namun tes serologi sifilis (TSS)
reaktif, baik serologi treponema maupun nontreponema.
• Stadium III (tersier) : gumma, yaitu infiltrat sirkumskrip kronis yang cenderung mengalami
perlunakan dan bersifat destruktif. Dapat mengenai kulit, mukosa dan tulang.
283
3A
284
3A
SIFILIS
‘Treponema motil’
Treponemal Non-Treponemal
1. TPHA VDRL
(Treponema Pallidum
Heamagglutination Assay) (Venereal Disease
2. FTA – ABS Research Laboratory)
(Fluorescent Treponemal
Antibody – Absorption)
285
3A
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Benzil benzatin penisilin G dengan dosis :
1. Stadium primer dan sekunder : 2,4 juta unit IM SD
(1,2 juta unit bokong kanan, 1,2 juta unit bokong kiri)
2. Stadium laten 2,4 juta unit IM setiap minggu (hari 1,8 dan 15)
3A
Tatalaksana
Evaluasi terapi: evaluasi secara klinis dan serologi dilakukan pada bulan ke-1, 3,
6 dan 12.
Kriteria sembuh: titer VDRL atau RPR menurun 4 kali lipat dalam 6 bulan setelah
pengobatan.
A. Doksisiklin 2x100 mg oral 30 hari
B. Doksisiklin 2x100 mg oral dosis tunggal à kurang
tepat, selama 30 hari
C. Penisilin benzatin 2.4 juta unit IM SD à alergi penisilin
D. Penisilin benzatin 1.2 juta unit IM SD à alergi penisilin
E. Eritromisin 4x500 mg dosis tunggal à kurang tepat,
selama 14 hari
288
81
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan keputihan sejak 5 hari yang lalu. Keputihan
yang dialami berbau busuk, berwarna kuning-kehijauan dan
kadang berbusa. Pasien sering gonta-ganti pasangan seksual.
Pada pemeriksaan pada forniks posterior tampak duh
seropurulent, berbau, berwarna kuning dan berbusa dan
tampak bintik kemerahan pada servix.
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Metronidazol 2 gram per oral 7 hari
B. Metronidazol 2 gram intravaginal dosis tunggal
C. Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal
D. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral dosis tunggal
E. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral 3 hari
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan keputihan sejak 5 hari yang lalu. Keputihan
yang dialami berbau busuk, berwarna kuning-kehijauan dan
kadang berbusa. Pasien sering gonta-ganti pasangan seksual.
Pada pemeriksaan pada forniks posterior tampak duh
seropurulent, berbau, berwarna kuning dan berbusa dan
tampak bintik kemerahan pada servix.
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Metronidazol 2 gram per oral 7 hari
B. Metronidazol 2 gram intravaginal dosis tunggal
C. Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal
D. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral dosis tunggal
E. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral 3 hari
4A
292
4A
Tatalaksana
Metronidazole 2x500 mg 7 hari, PO Metronidazole 2x500 mg 7 hari, PO Klotrimazol 500 mg SD, intravagina
Klindamisin 2x300 mg/hari selama 7
Flukonazol 150 mg SD, PO
hari, PO
Itrakonazol 200 mg SD, PO
MED+EASY
KOKO FIN
293
A. Metronidazol 2 gram per oral 7 hari à dosis kurang
tepat
B. Metronidazol 2 gram intravaginal dosis tunggal à
dosis kurang tepat
C. Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal
D. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral dosis tunggal à
dosis kurang tepat
E. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral 3 hari à dosis
kurang tepat
294
82
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ibunya ke puskesmas
karena tampak bintik-bintik berwarna putih pada badan anaknya yang
disadari sejak 3 hari lalu. Setelah dilakukan anamnesis diketahui anak
menjadi sering mengeluh gatal dan menggaruk pada daerah punggung
dan dada. Keluhan muncul setelah melakukan perjalanan dengan motor
dan memakai jaket tebal. Tidak ada riwayat alergi. Pemeriksaan status
lokalis didapatkan papulovesikel berwarna putih jernih dan tersebar
diskret.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Miliaria rubrum
B. Miliaria kristalina
C. Miliaria profunda
D. Miliaria pustulosa
E. Folikulitis
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ibunya ke puskesmas
karena tampak bintik-bintik berwarna putih pada badan anaknya yang
disadari sejak 3 hari lalu. Setelah dilakukan anamnesis diketahui anak
menjadi sering mengeluh gatal dan menggaruk pada daerah punggung
dan dada. Keluhan muncul setelah melakukan perjalanan dengan motor
dan memakai jaket tebal. Tidak ada riwayat alergi. Pemeriksaan status
lokalis didapatkan papulovesikel berwarna putih jernih dan tersebar
diskret.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Miliaria rubrum
B. Miliaria kristalina
C. Miliaria profunda
D. Miliaria pustulosa
E. Folikulitis
4A
Definisi
Faktor Risiko
• Papul putih
Klinis • Vesikel • Makula /
keras 2-
jernih papul
4mm
• mudah diatas
tanpa
pecah dasar
tanda
• asimtomatis eritematosa
radang
4A
Tatalaksana
• Non Medikamentosa
• Memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
• Menghindari panas berlebih
• Menjaga kebersihan kulit
• Medikamentosa
• Bedak kocok mengandung kalamin dan mentol
• Miliaria rubra dengan inflamasi berat dapat diberikan kortikosteroid topikal dan
apabila ada infeksi sekunder diberi antibiotik topikal
• Miliaria profunda diberikan lanolin anhydrous, bila luas diberikan isotretinoin
A. Miliaria rubrum à papul dasar eritematosa
B. Miliaria kristalina
C. Miliaria profunda à papul putih tanpa tanda radang
D. Miliaria pustulosa à miliaria rubra disertai pustul
E. Folikulitis à peradangan pada folikel rambut
300
83
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke dokter oleh
orang tuanya dengan keluhan gatal di daerah kepala sejak 7
hari yang lalu. Anak memiliki kebiasaan sering bermain di
bawah terik matahari dan jarang menggunakan sampo. Pada
pemeriksaan didapatkan rambut berwarna keabuan, lesi
tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas. Pada
pemeriksaan lampu wood tampak berwarna hijau.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Tinea kapitis favus
B. Tinea kapitis kerion
C. Tinea kapitis black dot
D. Tinea kapitis grey patch
E. Pediculosis capitis
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke dokter oleh
orang tuanya dengan keluhan gatal di daerah kepala sejak 7
hari yang lalu. Anak memiliki kebiasaan sering bermain di
bawah terik matahari dan jarang menggunakan sampo. Pada
pemeriksaan didapatkan rambut berwarna keabuan, lesi
tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas. Pada
pemeriksaan lampu wood tampak berwarna hijau.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Tinea kapitis favus
B. Tinea kapitis kerion
C. Tinea kapitis black dot
D. Tinea kapitis grey patch
E. Pediculosis capitis
4A
Lokasi Lesi Badan (T. Kepala (T. Kaki (T. Pedis) Daerah sering terkena keringat • Kulit
Korporis) Kapitis) • Lipatan kulit
• Peiranal (Diaper’s Rash)
• Vulvovagina
• Mukosa oral
Bentuk Lesi • Gatal • Gray patch • Interdigitalis • Lesi multipel • Kandidosis mukosa
• Batas tegas (ektothrix) • Terutama sela • Batas tegas • Kandidosis kutis
• Polisiklik • Black dot jari IV-V • Hipopigmentasi sampai • Kandidosis sistemik
• Pinggir aktif (endothrix) • Skuama, fisur, dengan hiperpigmentasi • Reaksi id (kandidid)
• Central • Kerion maserasi • Maserasi (+)
healing (Bengkak, pus • Gatal
+ dari folikel, menahun ->
seperti sarang tidak gatal
lebah) • Kronik
• Papuloskuam
osa
• Hiperkeratotik
Pemeriksaan Hifa sejati dan arthrospora Meatball and spaghetti (hifa Pseudohifa dan blastospora
KOH pendek dan spora bulat)
Lampu Wood Kuning kehijauan Kuning keemasan Fluoresensi (-)
Ectothrix
• M. canis*
• M. audouinii*
• M. ferrugineum*
• M. distortum*
• T. rubrum (jarang)
Endothrix
• T. tonsurans
• T. violaceum
• T. soudanense
• T. gourvilli
• T. yaoundei
• T. rubrum (jarang)
Favus
• T. schoenleinii**
*Fluoresensi kuning
** Fluoresensi biru-keputihan
306
306
4A
Kerion/Inflammatory type
307
4A
Black dot
Favus
308
4A
TINEA KAPITIS
1. Topikal : tidak disarankan (jika topical saja)
• Rambut dicuci dengan sampo ANTIMIKOTIK (Selsenium Sulfida 1% dan 2,5%) 2-4 kali/minggu
• Pilihan lain: sampo ketoconazole 2% 2 hari sekali selama 2 – 4 minggu
2. Sistemik
Spesies Microsporum
• Obat pilihan : Griseovulfin fine particle / microsize 20 – 25 mg/kgBB/hari dan ultramicrosize 10 – 15
mg/kgBB/hari selama 8 minggu
• Pilihan lain:
o Itrakonazol 50-100 mg/hari atau 5 mg/kgBB/hari selama 6 minggu
o Terbinafin 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg; 125 mg untuk BB 20-40 kg; dan 250 mg/hari untuk
BB>40 kg (selama 4 MINGGU)
309
4A
TINEA UNGUIUM
• Sistemik:
• Obat pilihan: Terbinafin oral 1x250 mg/hari selama 6 minggu untuk kuku tangan dan 12-16
minggu untuk kuku kaki
• Alternatif: Itrakonazole dosis denyut 2x200 mg/hari selama 1 minggu istirahat 3 minggu
sebanyak 2 denyut kuku tangan dan 3-4 denyut untuk kuku kaki atau Itrakonazole 200 mg/hari
selama 2 bulan untuk kuku tangan dan minimal 3 bulan untuk kuku kaki.
310
A. Tinea kapitis favus à krusta tebal kekuningan
(scutula) dengan mousy odor
B. Tinea kapitis kerion à folikulitis pustular hingga
furunkel disertai alopesia sikatrisial
C. Tinea kapitis black dot à rambut mudah patah
pada permukaan scalp, tampak titik hitam
D. Tinea kapitis grey patch
E. Pediculosis capitis à kausa pediculus var.humanus
311
84
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 25 tahun datang ke poliklinik karena seluruh kulitnya
berwarna putih yang dialami sejak lahir. Pasien juga mengeluhkan
rambutnya yang berwarna putih. Dari anamnesis diketahui bahwa nenek
pasien juga memiliki keluhan yang serupa. Pada pemeriksaan didapatkan
hipopigmentasi pada kulit dan rambut serta iris berwarna biru.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
A. Vitiligo generalisata
B. Eritrasma
C. Albinism
D. Hipopigmentasi pasca inflamasi
E. Tinea corporis
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 25 tahun datang ke poliklinik karena seluruh kulitnya
berwarna putih yang dialami sejak lahir. Pasien juga mengeluhkan
rambutnya yang berwarna putih. Dari anamnesis diketahui bahwa nenek
pasien juga memiliki keluhan yang serupa. Pada pemeriksaan didapatkan
hipopigmentasi pada kulit dan rambut serta iris berwarna biru.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
A. Vitiligo generalisata
B. Eritrasma
C. Albinism
D. Hipopigmentasi pasca inflamasi
E. Tinea corporis
2
Definisi
Definisi
• Kondisi konginetal dimana tanpa pigmen pada kulit, mata, rambut parsial
(hypomelanistic albinism)/ komplit (amelanistic albinism)
• Kurangnya pigmen meningkatkan resiko sunburn dan kanker kulit
315
2
GejalaKlinis
Gejala Klinis
Gejala Klinis
Tatalaksana
• Sunblock SPF >30 untuk perlindungan
terhadap sinar matahari
• Tretinoin topikal
• Beta karoten 3x30-60 mg/hari
316
A. Vitiligo generalisata à patch depigmentasi seperti kapur
pada seluruh tubuh
B. Eritrasma à lesi eritem pada lipatan kulit, coral red pada
lampu wood
C. Albinism
D. Hipopigmentasi pasca inflamasi à Riwayat inflamasi (+)
E. Tinea corporis à gatal (+), lesi central healing dengan
tepi eritem
317
85
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 26 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul bintik kemerahan di wajahnya. Pasien saat ini
sebagai peserta di suatu sekolah kedinasan sehingga tidak sempat
mengurus wajahnya dan hampir tidak pernah mencuci mukanya
dengan sabun cuci muka. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
komedo hitam 9 buah dan komedo putih 10 buah di sekitar hidung,
dan tampak papul sebanyak 14 buah pada daerah dahi dan pipi.
Apakah diagnosis dan tatalaksana dari kasus diatas?
A. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal
B. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal + antibiotik topikal
C. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal
D. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal + antibiotik oral
E. Akne vulgaris berat – isotretinoin oral
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 26 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul bintik kemerahan di wajahnya. Pasien saat ini
sebagai peserta di suatu sekolah kedinasan sehingga tidak sempat
mengurus wajahnya dan hampir tidak pernah mencuci mukanya
dengan sabun cuci muka. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
komedo hitam 9 buah dan komedo putih 10 buah di sekitar hidung,
dan tampak papul sebanyak 14 buah pada daerah dahi dan pipi.
Apakah diagnosis dan tatalaksana dari kasus diatas?
A. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal
B. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal + antibiotik topikal
C. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal
D. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal + antibiotik oral
E. Akne vulgaris berat – isotretinoin oral
4A
Definisi
• Penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea
• Diakibatkan oleh peningkatan jumlah flora folikel
(Propionibacterium acne)
• Predileksi : muka, bahu, dada atas, punggung atas
• Tipe erupsi :
– Non Inflamasi : komedo, papul
– Inflamasi : papula, nodul, kista
321
Ringan Sedang Berat
Komedo <20 20-100 >100
Lesi Inflamasi <15 15-50 >50
Kista/nodul - <5 >5
Total lesi <30 30-125 >125
SEDANG • Asam retinoat 0,01-0,1% + benzoil peroxide bila • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
perlu + doksisiklin 50-100mg PO
BERAT • Antibiotik topikal + Azitromisin pulse dose (hari 1: • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
500 mg lanjut 2-4 250 mg)
322
Light Moderate Serious acne
Comedogenic Papulopustulosa Papulopustulosa Nodular Nodular/
Conglobata
Topikal retinoid Topikal retinoid + Topikal retinoid + Topikal retinoid + Oral Isotretinoin
antibiotik topikal oral antibiotik + oral antibiotik +
BPO BPO
Asam salisilat Oral antibiotik + Isotretinoin/ Oral antibiotik +
DERAJAT TIDAK HAMIL topikal retinoid + HAMIL/MENYUSUI
antibiotik oral + retinoid topikal +
RINGAN • BPO peroxide
Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoiil • retinoid
Benzoil topikal +
peroxide BPO
• Asam azelaic 20% BPO/asam azeleat
Antiandrogen + Antiandrogen + Antiandrogen +
SEDANG • Asam retinoat 0,01-0,1% + benzoil peroxide bila • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
perlu + doksisiklin 50-100mg PO topikal retinoid/ retinoid topikal + retinoid topikal
asam azaleat antibiotik oral
BERAT • Antibiotik topikal + Azitromisin pulse dose (hari
Topikal 1:
retinoid• + Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
500 mg lanjut 2-4 250 mg)
BPO
323
A. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal à hanya komedo
saja
B. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal + antibiotik topikal
C. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal à akne sedang
pengobatan ditambah dengan antibiotik oral
D. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal + antibiotik oral à
jika komedo 20-100
E. Akne vulgaris berat – isotretinoin oral à jika nodul/kista >5
324
Throwback CBT Mei 2022
Oftalmologi
Oftalmologi
86
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Perempuan, 63 tahun, datang dengan keluhan mata merah dan
terasa seperti berpasir. Hal ini dialami sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien menyangkal adanya riwayat trauma maupun penyakit
lainnya. Pada pemeriksaan fisik dijumpai gambaran seperti pada
gambar.
Diagnosis yang tepat?
a. Trikiasis
b. Distrikiasis
c. Blefaritis inferior
d. Entropion
e. Ektropion
327
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Perempuan, 63 tahun, datang dengan keluhan mata merah dan
terasa seperti berpasir. Hal ini dialami sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien menyangkal adanya riwayat trauma maupun penyakit
lainnya. Pada pemeriksaan fisik dijumpai gambaran seperti pada
gambar.
Diagnosis yang tepat?
a. Trikiasis
b. Distrikiasis
c. Blefaritis inferior
d. Entropion
e. Ektropion
328
KELAINAN PALPEBRA
ENTROPION vs. EKTROPION
ENTROPION EKTROPION
Etiologi Malposisi à kelopak mata terlipat ke arah dalam Malposisi à kelopak mata bawah (eversi)
(inversi) à konjungtiva terpapar langsung ke dunia luar
Tanda dan Gejala Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Tatalaksana - Farmakologi
- Artificial tears (untuk mencegah Dry Eye Syndrome)
- Agen Imunosupresif (Dapsone)
- Neuromuskular blocking agent (BOTOX)
- Rekonstruksi palpebra
330
a. Trikiasis à margo palpebral (N)
b. Distrikiasis à margo palpebral (N), bulu mata tumbuh tidak
pada tempatnya
c. Blefaritis inferior à inflamasi pada palpebra
d. Entropion
e. Ektropion à margo palpebral tergulung ke arah luar
331
Oftalmologi
87
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang anak perempuan, 5 tahun datang dibawa ibunya ke RS
dengan keluhan mata kanan terus mengeluarkan cairan. Hal ini telah
dialami anak sejak 6 bulan yang lalu. Sebelumnya anak pernah
terjatuh dari sepeda dan melukai wajahnya. Pada pemeriksaan visus
didapatkan visus ODS 6/6, OD epifora (+), dijumpai adanya benjolan
pada daerah medial dari kantus medial OD, hiperemis (-). OS dalam
batas normal.
Diagnosis?
a. Dakriosistitis
b. Dakrioadenitis
c. Dakriostenosis
d. Obstruksi duktus nasolakrimalis sekunder
e. Kanalikulitis
333
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang anak perempuan, 5 tahun datang dibawa ibunya ke RS
dengan keluhan mata kanan terus mengeluarkan cairan. Hal ini telah
dialami anak sejak 6 bulan yang lalu. Sebelumnya anak pernah
terjatuh dari sepeda dan melukai wajahnya. Pada pemeriksaan visus
didapatkan visus ODS 6/6, OD epifora (+), dijumpai adanya benjolan
pada daerah medial dari kantus medial OD, hiperemis (-). OS dalam
batas normal.
Diagnosis?
a. Dakriosistitis
b. Dakrioadenitis
c. Dakriostenosis
d. Obstruksi duktus nasolakrimalis sekunder
e. Kanalikulitis
334
Infeksi Kelenjar Air Mata
Dakrioadenitis Dakriosistitis
Dakriostenosis pada
Definisi Radang pada glandula lacrimalis Radang pada saccus lacrimalis Bayi
= obstruksi membran
- Bengkak dan nyeri tekan Hassner
Kelopak mata berbentuk S terbalik
Manifestasi Klinis pada daerah nasal
di bagian temporal superior
- Epifora Manifestasi klinis :
- Epifora
Pemeriksaan Penunjang Tes Anel (+) , Regurgitasi (-) Tes Anel (-) , Regurgitasi (+) - Sekret sejak lahir
Gambar
335
Infeksi Kelenjar Air Mata
Pemeriksaan Penunjang
ANEL TEST
= untuk memeriksa fungsi
pengeluaran air mata ke
hidung (ekskresi sistem lakrimal)
337
Diagnosis
• Dakriosistografi
• Tes Anel
• Tes Schirmer
Tatalaksana
• Dakriostenosis kongenital
• Usia <12 bulan: observasi dan masase
• Usia >12 bulan: probing (oleh Sp.M atau Sp.THT) à
jika gagal maka dipertimbangkan
dacryocystorhinostomy
• Dakriostenosis didapat
• Umumnya probing tidak efektif
338
a. Dakriosistitis à inflamasi (+)
b. Dakrioadenitis à inflamasi glandula lakrimalis
c. Dakriostenosis à benar namun pilihan D lebih spesifik
d. Obstruksi duktus nasolakrimalis sekunder
e. Kanalikulitis à inflamasi kanalikuli
339
Oftalmologi
88
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Laki-laki, 13 tahun, datang dibawa ibunya dengan keluhan mata
kanan terasa gatal. Hal ini telah dialami sejak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan visus didapatkan ODS 6/6. Pemeriksaan status lokalis fisik
dijumpai edema palpebra OD, krusta (+). OS dalam batas normal.
Tata laksana awal yang tepat adalah?
a. Membersihkan kelopak mata dengan sampo bayi
b. Antibiotik salep
c. Kompres kelopak mata dengan kalium permanganas 1:10.000
d. Antiviral topical
e. Irigasi kelopak mata dengan NaCl 0,9%
341
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Laki-laki, 13 tahun, datang dibawa ibunya dengan keluhan mata
kanan terasa gatal. Hal ini telah dialami sejak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan visus didapatkan ODS 6/6. Pemeriksaan status lokalis fisik
dijumpai edema palpebra OD, krusta (+). OS dalam batas normal.
Tata laksana awal yang tepat adalah?
a. Membersihkan kelopak mata dengan sampo bayi
b. Antibiotik salep
c. Kompres kelopak mata dengan kalium permanganas 1:10.000
d. Antiviral topical
e. Irigasi kelopak mata dengan NaCl 0,9%
342
Definisi
• Inflamasi kronis atau rekuren kelopak mata tanpa gangguan visus, umumnya
terjadi bilateral.
Klasifikasi
• Blefaritis anterior: melibatkan kulit, bulu mata, dan folikel
• Tipe stafilokokus
• Tipe seboroik
• Blefaritis posterior: melibatkan orifisium kelenjar Meibom
Etiologi
• Infeksi S. aureus, dll.
• Dermatitis seboroik, kontak, alergi
Blefaritis
ANTERIOR POSTERIOR
BLEFARITIS
ULSERATIF
BLEFARITIS
SEBOROIK MEIBOMIAN GLAND
DYSFUNCTION
345
Blefaritis Anterior
Blefaritis Ulseratif Blefaritis Skuamosa/
Seboroik
Etiologi Infeksi kronik oleh stafilokokus pada dasar Gangguan pada glandula Zeis dan Moll,
bulu mata atau glandula Meibom, yang
mengakibatkan overproduksi lipid.
Tanda dan - Krusta kekuningan pada dasar bulu - Skuama atau krusta pada pangkal bulu
Gejala mata à diusap : meninggalkan keropeng mata yang bila dikelupas
atau ulkus yang mudah berdarah - Tidak ada luka
- Madarosis (+) - Bisa disertai dermatitis seboroik
Terapi • Bersihkan krusta • Bersihkan sisik dengan sabun, salep salisil
• Kompres hangat 1% atau merkuri amoniak
• Antibiotik topikal • Kompres hangat
• Antibiotik oral • Antibiotik topikal
Gambar
346
Blefaritis Posterior
Kolonisasi bakteri menghasilkan asam → produk minyak
meibom semakin kental → kelenjar meibom
Patofisiologi tersumbat/disfungsi → merusak komponen tear film (air mata)
→ air mata tidak stabil → mudah terjadi gesekan konjungtiva
→ memungkinkan pertumbuhan Staphylococcus sp
347
Blefaritis
348
a. Membersihkan kelopak mata dengan sampo bayi
b. Antibiotik salep à tx definitif
c. Kompres kelopak mata dengan kalium permanganas 1:10.000
à tidak tepat
d. Antiviral topical à tidak tepat
e. Irigasi kelopak mata dengan NaCl 0,9% à tidak tepat
349
Oftalmologi
89
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Laki laki, 25 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata merah
sejak 2 hari ini. Pasien merupakan seorang karyawan swasta, beberapa
teman sekantor pasien mengalami hal yang sama dengan pasien.
Pemeriksaan visus ODS 5/5, injeksi konjungtiva ODS (+), sekret
mukoserous (+), bilik mata depan dalam batas normal.
Tata laksana?
a. Antibiotik
b. Antiviral
c. Sodium kromoglikat
d. Kortikosteroid
e. Artificial tears
351
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Laki laki, 25 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata merah
sejak 2 hari ini. Pasien merupakan seorang karyawan swasta,
beberapa teman sekantor pasien mengalami hal yang sama dengan
pasien. Pemeriksaan visus ODS 5/5, injeksi konjungtiva ODS (+), sekret
mukoserous (+), bilik mata depan dalam batas normal.
Tata laksana?
a. Antibiotik
b. Antiviral
c. Sodium kromoglikat
d. Kortikosteroid
e. Artificial tears
352
Konjungtivitis
Jenis discharge
• Serosa : infeksi virus dan iritasi, alergi akut
• Mukoid : alergi (kronik)
• Mukopurulen : infeksi bakteri dan klamidia
• Hiperpurulen : infeksi gonococcal
serous Mukopurulen
354
Konjungtivitis
Reaksi konjungtiva
MED+EASY
• Folikel (bintil putih) : virus
• Papil (bintil merah) : alergi dan bakteri B A Pil : Bakteri Alergi Papil
• Giant papil : konj. giant papillary
355
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan tajam penglihatan à untuk menyingkirkan DD mata merah
lainnya
• Pemeriksaan slit lamp à untuk menyingkirkan DD
• Pengambilan secret (swab konjungtiva) à menentukan etiologi
356
Konjungtivitis Viral
Herpes
Adenovirus
Simplex Zoster
- Adenovirus tipe 8
dan 19 (EKC)
HSV-1 & HSV-2
Etiologi - Adenovirus tipe 3 VZV
dan 7 (PCF)
Demam (+)
Terdapat lesi primer
Folikel Penyebaran lesi
Tanda dan gejala herpetic pada wajah
Pembesaran KGB secara dermatomal
dan palpebra
Pseudomembran
Artifical tears Artifical tears
Salep mata Salep mata
Tatalaksana Artifical tears
Acyclovir 3%, 5x1 Acyclovir 3%, 5x1
selama 10 hari selama 10 hari
a. Antibiotik à tidak tepat
b. Antiviral à etiologi HSV atau VZV
c. Sodium kromoglikat à tidak tepat
d. Kortikosteroid à tidak tepat
e. Artificial tears
358
Oftalmologi
90
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 23 tahun datang ke klinik dengan keluhan
pandangan kabur. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit.
Pada pemeriksaan didapatkan VOD 3/60, dengan koreksi S - 0.50
C +1.00 aksis 90° menjadi 6/6 ; VOS 1/60 dengan koreksi S - 5.00 C
-1.50 aksis 90° menjadi 6/6.
Diagnosis OD?
a. Astigmatisma miopia simpleks
b. Astigmatisma hipermetropia simpleks
c. Astigmatisma miopia kompositus
d. Astigmatisma hipermetropia kompositus
e. Astigmatisma mikstus
360
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 23 tahun datang ke klinik dengan keluhan
pandangan kabur. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit.
Pada pemeriksaan didapatkan VOD 3/60, dengan koreksi S -
0.50 C +1.00 aksis 90° menjadi 6/6 ; VOS 1/60 dengan koreksi S -
5.00 C -1.50 aksis 90° menjadi 6/6.
Diagnosis OD?
a. Astigmatisma miopia simpleks
b. Astigmatisma hipermetropia simpleks
c. Astigmatisma miopia kompositus
d. Astigmatisma hipermetropia kompositus
e. Astigmatisma mikstus
361
Astigmatisma
Definisi
• Kelainan refraksi akibat permukaan kornea yang tidak sepenuhnya sferis, cahaya
terfokus pada >1 titik di retina.
Etiologi
Astigmatisma
With the rule Meridien vertikal >
(WTR) horizontal
WTR/ATR
Against the rule Meridien horizontal
(ATR) > vertikal
Astigmatisma
Klasifikasi
365
Astigmatisma
Manifestasi Klinis
• Asthenopia (mata lelah)
• Diplopia à Pandangan ganda
• Distorsi objek à objek terlihat lebih Panjang
• Visus tidak dapat dikoreksi sempurna hanya dengan lensa sferis
Pemeriksaan Penunjang
• Retinoskopi à untuk mencari perbedaan kekuatan 2 meridian
• Autorefraktometer à untuk mencari perbedaan kekuatan 2 meridian
• Placido’s disc test à untuk evaluasi permukaan kornea
Astigmatisma
Astigmatisma
Derajat astigmatisma: Contoh soal :
a. Astigmatisma ringan : 0.25 D s/d 0.75 D 1. Visus OD S +3.00 C+1.00 Axis 180°
b. Astigmatisma sedang : 1.00 D s/d 1.75 D 2. Visus OS S -3.50 C +2.00 Axis 90°
c. Astigmatisma berat : ≥ 2.00 D 3. Visus ODS S -1.00 C -2.00 Axis 120°
Prosedur transposisi :
1. S ditambah C (tanda diperhatikan)
2. C dirubah tanda (+ jadi minus, dan
sebaliknya)
3. Axis :
• < 90° = ditambah 90
• >90° = kurangi 90
MED+EASY
S > C : complex
S < C : mixed
S = C : simplex
368
Astigmatisma
Tatalaksana
• Tatalaksana non-bedah
• Kacamata lensa silinder
• Lensa kontak
• Tatalaksana bedah
• Penetrating keratoplasty (PK)
• Laser assisted in situ keratomileusis (LASIK)
a. Astigmatisma miopia simpleks
b. Astigmatisma hipermetropia simpleks
c. Astigmatisma miopia kompositus
d. Astigmatisma hipermetropia kompositus
e. Astigmatisma mikstus
Pada kasus dengan koreksi S - 0.50 C +1.00 aksis 90° visus menjadi
6/6 (S dan C, beda tanda maka à astigmatisma mixtus)
370
Oftalmologi
91
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Anak laki-laki, 7 tahun, datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan sering menabrak benda-benda pada saat menjelang malam
hari. Hal ini telah dialami sejak 2 bulan terakhir. Pemeriksaan
generalisata dalam batas normal. Pemeriksaan visus didapatkan visus
ODS 6/6. Pada pemeriksaan lokalisata OD dijumpai konjungtiva yang
kering dan terdapat bercak berwarna warna putih kekuningan seperti
busa.
Diagnosis?
a. Pinguecula
b. Xeroftalmia 1A
c. Xeroftalmia 1B
d. Xeroftalmia 2
e. Pterygium
372
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Anak laki-laki, 7 tahun, datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan sering menabrak benda-benda pada saat menjelang malam
hari. Hal ini telah dialami sejak 2 bulan terakhir. Pemeriksaan
generalisata dalam batas normal. Pemeriksaan visus didapatkan visus
ODS 6/6. Pada pemeriksaan lokalisata OD dijumpai konjungtiva yang
kering dan terdapat bercak berwarna warna putih kekuningan seperti
busa.
Diagnosis?
a. Pinguecula
b. Xeroftalmia 1A
c. Xeroftalmia 1B
d. Xeroftalmia 2
e. Pterygium
373
Definisi
• Disebut juga defisiensi Vitamin A pada mata à kelainan anatomi bola mata dan
gangguan sel retina
• Sering pada pasien anak usia 2-5 tahun
Manifestasi klinis
• Rabun senja
• Xerosis konjungtiva
• Xerosis kornea
• Bercak bitot
375
Grade Manifestasi
XN Night blindness
X1A Xerosis konjungtiva
X1B Bitot’s spot
X2 Xerosis kornea
Ulkus kornea/ keratomalacia < 1/3
X3A
permukaan kornea
Ulkus kornea / keratomalacia (>1/3
X3B
permukaan kornea)
XS Corneal scar BITOT’S SPOT
XF Xerophthalmic Fundus
376
Tatalaksana IM Diberikan ½ Dosis
Gejala Hari 1 Hari 2 Hari 15
Usia Dosis
MED+EASY Pencegahan :
BBM • < 6 bulan : 50.000 IU oral
½ BIRU
1 BIRU
• 6 – 12 bulan : 100.000 IU oral
1 MERAH • > 1 tahun : 200.000 IU oral
377
a. Pinguecula à paparan sinar UV, berbentuk bulat berwarna
kuning
b. Xeroftalmia 1A à xerosis konjungtiva
c. Xeroftalmia 1B
d. Xeroftalmia 2 à xerosis kornea
e. Pterygium à paparan sinar UV, jaringan fibrovaskular
berbentuk segitiga
378
Oftalmologi
92
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri. Hal ini
dialami sejak 1 hari yang lalu. Hal ini terjadi secara tiba-tiba. Pasien
memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu namun tidak rutin
berobat. Pemeriksaan visus didapatkan VOD 6/60 VOS 1/~, visus tidak
membaik dengan pinhole, injeksi siliar (+) OS, lensa ODS tampak keruh.
Pemeriksaan yang tepat?
a. Funduskopi
b. Gonioskopi
c. Tes fenilefrin 2,5%
d. Tes Anel
e. Tes Seidel
380
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri. Hal ini
dialami sejak 1 hari yang lalu. Hal ini terjadi secara tiba-tiba. Pasien
memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu namun tidak rutin
berobat. Pemeriksaan visus didapatkan VOD 6/60 VOS 1/~, visus tidak
membaik dengan pinhole, injeksi siliar (+) OS, lensa ODS tampak
keruh.
Pemeriksaan yang tepat?
a. Funduskopi
b. Gonioskopi
c. Tes fenilefrin 2,5%
d. Tes Anel
e. Tes Seidel
381
Aliran Aqueous Humour
383
Glaukoma
Definisi
Pemeriksaan
• Funduskopi
• Pemeriksaan lapangan pandang
• Tonometri
• Goldmann applanation tonometer
• Gonioskopi à menilai COA
Glaukoma
Terminologi
385
Glaukoma
MEKANISME PENYEBAB
386
Glaukoma
Klasifikasi
Primer
Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut
(Glaukoma akut primer / Glaukoma akut kongestif)
Glaukoma primer sudut terbuka
(Glaukoma kronik simple)
Normo tension glaucoma
Sekunder
Lens Induced Glaucoma Kelainan Uvea
- Dislokasi lensa - Uveitis akut
- Lensa Intumesen (Glaukoma Steroid-induced
Fakomorfik)
- Glaukoma Fakolitik
387
Definisi
• Glaukoma akibat kelainan pada lensa, dibagi menjadi:
Glaukoma fakoanafilaktik/fakoantigenik
• Akibat reaksi autoimun terhadap sisa protein lensa
• Post-operasi katarak
a. Funduskopi à tidak dapat dilakukan, lensa keruh
b. Gonioskopi
c. Tes fenilefrin 2,5% à episkleritis/skleritis
d. Tes Anel à menilai patensi saluran air mata
e. Tes Seidel à menilai ulkus kornea
389
Oftalmologi
93
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 26 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan mata kanan
terasa seperti berpasir. Hal ini dialami sejak 1 jam yang lalu, terjadi
secara tiba-tiba saat sedang mengendarai sepeda motornya.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan OD
dijumpai injeksi konjungtiva (+), pasir pada konjungtiva bulbi OD (+).
Dokter kemudian melakukan pengambilan benda asing tersebut.
Apakah langkah selanjutnya yang tepat?
a. Irigasi dengan NaCl 0,9% selama 30 menit
b. Oleskan antibiotik dengan menggunakan lidi kapas
c. Teteskan pentakain pada OD
d. Resepkan antibiotik oral selama 3 hari
e. Berikan injeksi tetanus IV
391
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 26 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan mata kanan
terasa seperti berpasir. Hal ini dialami sejak 1 jam yang lalu, terjadi
secara tiba-tiba saat sedang mengendarai sepeda motornya.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan OD
dijumpai injeksi konjungtiva (+), pasir pada konjungtiva bulbi OD (+).
Dokter kemudian melakukan pengambilan benda asing tersebut.
Apakah langkah selanjutnya yang tepat?
a. Irigasi dengan NaCl 0,9% selama 30 menit
b. Oleskan antibiotik dengan menggunakan lidi kapas
c. Teteskan pentakain pada OD
d. Resepkan antibiotik oral selama 3 hari
e. Berikan injeksi tetanus IV
392
Definisi
• Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai pada mata. Dapat bersifat serius
terutama benda asing yang bersifat asam atau basa.
Manifestasi Klinis
• Nyeri
• Mata merah dan berair
• Sensasi benda asing
• Fotofobia
Corpus Alienum
Klasifikasi Berdasarkan Letak Corpus Alienum
396
Throwback CBT Mei 2022
THT
THT
94
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 17 tahun, datang ke IGD dengan keluhan telinga kiri
bengkak sejak 1 hari yang lalu. Sehari sebelumnya, telinga kiri
pasien tertinju oleh temannya saat sedang berlatih pencak
silat. Pada pemeriksaan telinga kiri, edema (+), hiperemis (+),
fluktuatif (+), saat diaspirasi dijumpai cairan berwarna merah
kehitaman.
Diagnosis?
a. Perikondritis
b. Selulitis
c. Cauliflower ear
d. Abses aurikula
e. Hematoma aurikula
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 17 tahun, datang ke IGD dengan keluhan telinga kiri
bengkak sejak 1 hari yang lalu. Sehari sebelumnya, telinga kiri
pasien tertinju oleh temannya saat sedang berlatih pencak
silat. Pada pemeriksaan telinga kiri, edema (+), hiperemis (+),
fluktuatif (+), saat diaspirasi dijumpai cairan berwarna merah
kehitaman.
Diagnosis?
a. Perikondritis
b. Selulitis
c. Cauliflower ear
d. Abses aurikula
e. Hematoma aurikula
Definisi
• Kumpulan darah di antara kartilago dan
perikondrium daun telinga
Etiologi
• Trauma tumpul à pada petinju atau
pegulat
• Trauma tajam à laserasi dan atau perforasi
pada telinga
Patofisiologi
• Trauma à perdarahan dari pembuluh
darah pada perikondrium à penumpukan
darah dan serum diantara perikondrium
dan kartilago à subperichondrial
hematoma
402
Manifestasi Klinis
• Pembengkakan daun telinga
• Hilangnya bentuk dan lekukan permukaan
anterosuperior daun telinga
• Ekimosis, fluktuasi (+)
Tatalaksana
• Hematoma kecil (≤ 2 cm) < 2 hari à aspirasi
• Hematoma besar (> 2 cm), 2-7 hari à insisi,
drainase, dan balutan kompresi (untuk
Komplikasi
mencegah reakumulasi) • Cauliflower ear
• Hematoma > 7 hari à rujukan ke THT
• Pemberian profilaksis levofloxacin selama 7-10
hari setelah drainase
• Pasien dapat kembali berolahraga setelah 7 hari
403
a. Perikondritis à inflamasi tulang rawan telinga
b. Selulitis à pyoderma profunda
c. Cauliflower ear à komplikasi othematoma
d. Abses aurikula à pus (+)
e. Hematoma aurikula
404
THT
95
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 30 tahun, datang ke RS dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kiri. Hal ini telah dialami sejak 2
minggu yang lalu. Riwayat keluar cairan dari telinga kiri (+)
sekitar 3 bulan yang lalu. Pemeriksaan TTV dalam batas
normal. Pemeriksaan otoskopi AS dijumpai perforasi MT <25%,
sekret (-).
Tata laksana yang tepat pada kasus diatas?
a. Miringotomi
b. Pipa grommet
c. Paper patch
d. Timpanostomi
e. Timpanoplasti
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 30 tahun, datang ke RS dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kiri. Hal ini telah dialami sejak 2
minggu yang lalu. Riwayat keluar cairan dari telinga kiri (+)
sekitar 3 bulan yang lalu. Pemeriksaan TTV dalam batas
normal. Pemeriksaan otoskopi AS dijumpai perforasi MT <25%,
sekret (-).
Tata laksana yang tepat pada kasus diatas?
a. Miringotomi
b. Pipa grommet
c. Paper patch
d. Timpanostomi
e. Timpanoplasti
Radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani
dan riwayat keluarnya sekret dari telinga lebih dari 3 bulan, baik
terus-menerus atau hilang timbul.
409
Letak perforasi membran timpani:
• Perforasi sentral à pada pars tensa
dengan tepi masih utuh
• Perforasi marginal à terjadi di tepi
sehingga berhubungan langsung dengan
siklus timpanik
• Perforasi atik à pada pars flaksida
410
OMSK Tipe Aman/Benigna
• Proses peradangan terbatas pada mukosa (tidak
mendestruksi tulang secara langsung)
• (-) kolesteatoma
• Perforasi membran timpani sentral
• Tatalaksana:
- Ear toilet
- Antibiotik topikal à ofloxacin 2x3-5 tetes/hari
- Tatalaksana faktor penyebab
- Preventif à telinga tidak boleh kemasukan aur
- Rekonstruksi à Miringoplasti atau timpanoplasti
dengan atau tanpa mastoidektomi
411
OMSK Tipe Bahaya/Maligna
412
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
BENIGNA/AMAN MALIGNA/BAHAYA
Perforasi Sentral Atik atau marginal
413
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
414
Intratemporal
Mastoiditis
Petrositis
Labirinitis
Paresis fasialis
Ektratemporal
Intrakranial Ekstrakranial
415
a. Miringotomi à tidak tepat
b. Pipa grommet à tx Otitis media efusi
c. Paper patch
d. Timpanostomi à tidak tepat
e. Timpanoplasti à jika perforasi luas (rekonstruksi MT
keseluruhan) sedangkan miringoplasti rekonstruksi
bagian MT yang perforasi saja
416
THT
96
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Perempuan, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan penurunan pendengaran sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien mendengar lebih jelas pada kondisi ramai.
Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan
otoskopi CAE ADS dbn, MT intak.
Hasil pemeriksaan audiometri pada pasien?
a. AC > 25 dB
b. BC > 25 dB
c. AC dan BC > 25 dB tanpa gap
d. AC dan BC < 25 dB dengan gap
e. AC > 25dB, Cahart notch (+)
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Perempuan, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan penurunan pendengaran sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien mendengar lebih buruk pada kondisi ramai.
Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan
otoskopi CAE ADS dbn, MT intak.
Hasil pemeriksaan audiometri pada pasien?
a. AC > 25 dB
b. BC > 25 dB
c. AC dan BC > 25 dB tanpa gap
d. AC dan BC < 25 dB dengan gap
e. AC > 25dB, Cahart notch (+)
Definisi
• Tuli sensorineural yang disebabkan oleh penuaan (proses degeneratif)
• Umumnya terjadi > 60 tahun
Etiologi
• Sensori à kehilangan sel rambut
• Metabolik à atrofi atria vascularis koklea
• Neural à kehilangan sel ganglion
Gejala Klinis
• Penurunan pendengaran bilateral, progresif
• Cocktail party deafness à sulit mendengar di keramaian
• Hiperakusis terhadap suara dengan frekuensi tertentu
422
Pemeriksaan
• Audiometri nada murni à gangguan pada frekuensi tinggi
(>2.000 Hz)
• Gambaran down-sloping
• Tes Penala à sesuai SNHL
Tatalaksana
• Alat bantu dengar
• Rehabilitasi auditori
423
TULI KONDUKTIF TULI SENSORINEURAL TULI CAMPURAN
424
a. AC > 25 dB à jika BC normal, tuli konduktif
b. BC > 25 dB à jika AC > BC dan gap (+) , tuli
campuran
c. AC dan BC > 25 dB tanpa gap
d. AC dan BC < 25 dB dengan gap à tidak tepat
e. AC > 25dB, Cahart notch (+) à otosklerosis
425
THT
97
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Perempuan, 21 tahun, datang ke RS dengan keluhan mual
dan muntah sejak 3 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
pusing kepala berputar yang tidak kunjung membaik.
Sebelumnya pasien menumpang mobil paman dan tantenya
untuk berlibur. Pada pemeriksaan didapatkan TTV normal,
pemeriksaan ADS dalam batas normal.
Tata laksana?
a. Manuever Epley
b. Antibiotik
c. Hidroklorotiazid
d. Dimenhidrinat
e. Omeprazole
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Perempuan, 21 tahun, datang ke RS dengan keluhan mual
dan muntah sejak 3 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
pusing kepala berputar yang tidak kunjung membaik.
Sebelumnya pasien menumpang mobil paman dan tantenya
untuk berlibur. Pada pemeriksaan didapatkan TTV normal,
pemeriksaan ADS dalam batas normal.
Tata laksana?
a. Manuever Epley
b. Antibiotik
c. Hidroklorotiazid
d. Dimenhidrinat
e. Omeprazole
Definisi
• Kelainan fisiologis yang sering terjadi pada sekelompok individu yang rentan, akibat
stimulasi sistem vestibular untuk jangka waktu yang cukup lama.
• Nama lain: Mabuk Perjalanan
Patogenesis
• Ketidakseimbangan informasi antara nukleus vestibular dengan serebelum dari sisi
visual dan fungsi labirin
• Terjadi konflik sensoris à muncul gejala motion sickness
Etiologi dan Faktor Risiko
Manifestasi Klinis
• Non-farmakologis
• Melihat ke objek jauh yang tidak bergerak (mis. horizon)
• Menghindari membaca atau bermain gadget
• Memilih tempat duduk dengan posisi yang nyaman Mengonsumsi permen rasa jahe
(berkaitan dengan reseptor serotonin)
Tatalaksana Preventif
• Farmakologis
• Skopolamin transdermal 1 mg ditempelkan pada area mastoid
• Ditempel 4-12 jam sebelum keberangkatan
• Efektif hingga ~72 jam
• Antihistamin (dimenhidrinat atau meclizine, 3-4 x 25 mg PO)
• Dikonsumsi 30-60 menit sebelum keberangkatan
• Promethazine 0,25-0,8 mg PO
• Dikonsumsi 1 jam sebelum keberangkatan
• Diberikan bila skopolamin dan antihistamin tidak efektif
434
THT
98
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 21 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
hidung tersumbat. Hal ini terjadi sebanyak 4 kali dalam
seminggu. Pasien seringkali mengantuk pada siang hari karena
sulit tidur pada malam sebelumnya. Pemeriksaan tanda-tanda
vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik dijumpai mukosa
hidung edema, perwarna livid, sekret (+) bening encer
dengan hipertrofi konka.
Tata laksana utama?
a. Avoidance dan antihistamin
b. Dekongestan oral dan steroid topical
c. Dekongestan semprot
d. Neurektomi
e. Inhalasi SABA
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 21 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
hidung tersumbat. Hal ini terjadi sebanyak 4 kali dalam
seminggu. Pasien seringkali mengantuk pada siang hari
karena sulit tidur pada malam sebelumnya. Pemeriksaan
tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
dijumpai mukosa hidung edema, perwarna livid, sekret (+)
bening encer dengan hipertrofi konka.
Tata laksana utama?
a. Avoidance dan antihistamin
b. Dekongestan oral dan steroid topical
c. Dekongestan semprot
d. Neurektomi
e. Inhalasi SABA
Definisi
• Proses inflamasi yang terjadi di rongga hidung tanpa melibatkan
struktur sinus paranasal.
Manifestasi Klinis
• Rinore anterior atau posterior, bersin, hidung tersumbat, dan hidung
gatal.
Klasifikasi
• Akut : < 4 minggu
• Kronis : > 12 minggu
438
Rinitis Virus
Rinitis Hipertrofi
Kronis
Rinitis Atrofi
Rinitis Sicca
439
RINITIS ALERGI
• Rinitis alergi adalah suatu reaksi imunologis pada mukosa hidung yang
diperantarai oleh IgE setelah terhirupnya alergen
• Memiliki gejala keluar cairan dari hidung, hidung tersumbat, hidung gatal,
serta bersin-bersin
440
Pemeriksaan Fisik
• Rinoskopi anterior à mukosa edem,
basah, livid, sekret encer yang banyak ALLERGIC SHINNER
441
Pemeriksaan Penunjang
• Skin Prick Test
•Tes IgE spesifik à (radioallergosorbent tests [RASTs])
•Tes Eosinofil darah
• Fluticasone spray
Steroid
• Mometasone spray
Leukotriene inhibitor • Zafirlukast
443
a. Avoidance dan antihistamin
b. Dekongestan oral dan steroid topical à belum
membutuhkan steroid
c. Dekongestan semprot à kurang tepat
d. Neurektomi à tidak tepat
e. Inhalasi SABA à tidak tepat
444
THT
99
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang laki-laki berusia 50 tahun, datang ke klinik dengan
keluhan keluar darah dari hidung sejak 2 jam yang lalu. Pasien
sebelumnya mengalami kecelakaan dalam kondisi hidung
terbanting setir mobil. Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dijumpai
darah yang merembes, pemeriksaan rinoskopi posterior dalam
batas normal.
Tata laksana yang tepat?
a. Tampon posterior
b. Tampon bellocq
c. Tampon anterior
d. Injeksi Vitamin K
e. Observasi
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang laki-laki berusia 50 tahun, datang ke klinik dengan
keluhan keluar darah dari hidung sejak 2 jam yang lalu. Pasien
sebelumnya mengalami kecelakaan dalam kondisi hidung
terbanting setir mobil. Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dijumpai
darah yang merembes, pemeriksaan rinoskopi posterior dalam
batas normal.
Tata laksana yang tepat?
a. Tampon posterior
b. Tampon bellocq
c. Tampon anterior
d. Injeksi Vitamin K
e. Observasi
EPISTAKSIS
EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR
448
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MEMASANG TAMPON:
• Tampon tidak boleh mengenai kolumela,
Tampon Anterior mudah trauma
• Ujung tampon tidak boleh ada yang keluar
ke orofaring
• Pasang kasa + plester di anterior
• Pemasangan tampon hidung bilateral, diberi
O2 yang dihumidifikasi dan diobservasi
• Beri antibiotik profilaksis selama pemasangan
tampon
Tampon Posterior
449
a. Tampon posterior à epistaksis posterior
b. Tampon bellocq à epistaksis posterior
c. Tampon anterior
d. Injeksi Vitamin K à tidak tepat
e. Observasi à tidak tepat
450
THT
100
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Anak perempuan berusia 10 tahun datang dibawa ibunya ke
IGD RS dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu.
Anak juga mengalami pembesaran leher. Pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan N 100 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 38,5
C. Pemeriksaan lokalisata dijumpai faring dan tonsil hiperemis,
edema (+), membran putih (+), ketika diangkat berdarah. KGB
colli teraba bilateral, hangat (+).
Tata laksana yang tepat?
a. Penicilin Prokain 50.000 IU/kgBB
b. Levofloxacin 750 mg
c. ADS 40.000 IU
d. Suportif
e. Rifampisin 300 mg
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Anak perempuan berusia 10 tahun datang dibawa ibunya ke
IGD RS dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu.
Anak juga mengalami pembesaran leher. Pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan N 100 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 38,5
C. Pemeriksaan lokalisata dijumpai faring dan tonsil hiperemis,
edema (+), membran putih (+), ketika diangkat berdarah. KGB
colli teraba bilateral, hangat (+).
Tata laksana yang tepat?
a. Penicilin Prokain 50.000 IU/kgBB
b. Levofloxacin 750 mg
c. ADS 40.000 IU
d. Suportif
e. Rifampisin 300 mg
TONSILITIS
Akut Kronis
Demam
Disfagia
Gejala Klinis Odinofagia
Halitosis
Nyeri tenggorok
Kripta melebar
Pemeriksaan Fisik Detritus + Tonsil membesar hiperemis
Pembesaran tonsil, (-) hiperemis
454
Definisi
• Peradangan pada tonsil oleh Corynebacterium diphteriae
Etiologi
• Corynebacterium diphteriae, dengan karakteristik:
• Gram positif, berbentuk batang (drum stick), non motil
• Menghasilkan ektotoksin
Manifestasi Klinis
• Demam
• Pembengkakan tonsil
• Terdapat pseudomembran yang apabila diangkat mudah
berdarah
• Bullneck
• Eksotoksin à miokarditis, kelumpuhan otot pernapasan
455
Pemeriksaan Penunjang
• Kultur dengan media blood tellurite à Tipe Dosis
Gold standard
• Pemeriksaan gram Kulit dan Hidung 20.000 IU
• EKG à menilai komplikasi pada jantung Tonsil, faring, laring 40.000 IU
Tatalaksana Nasofaring 60.000 IU
• Isolasi Kombinasi diatas, tanpa 80.000 IU
• Amankan jalan napas melibatkan hidung/
nasal
• Antibiotik
(+) penyulit/disertai 80.000-100.000 IU
- Penicilin Prokain 25.000 – 50.000 bullneck
IU/KgBB/hari selama 14 hari Terlambat berobat 80.000-100.000 IU
- Eritromisin 40 mg/KgBB/hari selama 14 (>72 jam)
hari
• Anti Difteri Serum (ADS)
456
a. Penicilin Prokain 50.000 IU/kgBB
b. Levofloxacin 750 mg à tidak tepat
c. ADS 40.000 IU à salah dosis, 80.000
d. Suportif à tidak tepat
e. Rifampisin 300 mgà tidak tepat
457
THT
101
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Anak perempuan, 4 tahun, datang dibawa orang tuanya ke
IGD RS dengan keluhan sesak napas. Hal ini telah dialami sejak
1 jam yang lalu. Sebelumnya anak mengalami batuk pilek
sejak namun tidak berobat. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 120/80mmHg, N 90 x/menit, RR 30 x/menit dan
suhu 38C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai faring hiperemis,
massa pada dinding posterior faring, fluktuatif.
Tata laksana awal yang tepat?
a. Antibiotik IV
b. Anti difteri serum
c. Eksisi
d. Proteksi jalan napas dan drainase
e. Aspirasi menggunakan spuit 23G
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Anak perempuan, 4 tahun, datang dibawa orang tuanya ke
IGD RS dengan keluhan sesak napas. Hal ini telah dialami
sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya anak mengalami batuk
pilek sejak namun tidak berobat. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 120/80mmHg, N 90 x/menit, RR 30 x/menit dan
suhu 38C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai faring hiperemis,
massa pada dinding posterior faring, fluktuatif.
Tata laksana awal yang tepat?
a. Antibiotik IV
b. Anti difteri serum
c. Eksisi
d. Proteksi jalan napas dan drainase
e. Aspirasi menggunakan spuit 23G
ABSES LEHER DALAM
INTINYA
PERHATIKAN LOKASI ABSES DI SOAL UKMPPD
461
a. Antibiotik IV à setelah tx awal
b. Anti difteri serum à tidak tepat
c. Eksisi à tidak tepat
d. Proteksi jalan napas dan drainase
e. Aspirasi menggunakan spuit 23G à tidak lengkap
462
Throwback CBT Mei 2022
Forensik-HKEK
Throwback
CBT Mei 2022
102
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD dibawa ibunya dengan
keluhan diare sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai dengan demam sejak 1
bulan dan batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh sejak 3 minggu
terakhir. Pada pemeriksaan fisik dijumpai rhonkhi pada paru kanan bagian
atas. Pada pemeriksaan lab dijumpai leukopenia disertai tes HIV reaktif.
Pasien kemudian mengatakan kepada dokter untuk merahasiakan dari
ibunya. Dokter tersebut pun tidak memberitahukan diagnosis pasien ketika
ditanya oleh ibu pasien.
Tindakan dokter yang tidak memberitahu kepada ibu pasien didasarkan
atas?
A. Beneficence
B. Non Maleficence
C. Autonomy
D. Justice
E. Altruisme
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD dibawa ibunya dengan
keluhan diare sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai dengan demam sejak 1
bulan dan batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh sejak 3 minggu
terakhir. Pada pemeriksaan fisik dijumpai rhonkhi pada paru kanan bagian
atas. Pada pemeriksaan lab dijumpai leukopenia disertai tes HIV reaktif.
Pasien kemudian mengatakan kepada dokter untuk merahasiakan dari
ibunya. Dokter tersebut pun tidak memberitahukan diagnosis pasien
ketika ditanya oleh ibu pasien.
Tindakan dokter yang tidak memberitahu kepada ibu pasien didasarkan
atas?
A. Beneficence
B. Non Maleficence
C. Autonomy
D. Justice
E. Altruisme
“PASIEN MEMILIKI “DOKTER “FIRST, DO NO “FAIRNESS &
HAK MEMILIH” MELAKUKAN HARM” EQUALITY”
YANG TERBAIK
UNTUK PASIEN”
467
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI
Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar -> dokter melakukan
pelayanan yang terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/ benefit untuk pasien
>>>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat -> safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan, dewasa, pencari nafkah
• Menjaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menentukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks membahas hak orang lain selain pasien, ada unsur
hak sosial (masyarakat atau komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa
memperhatikan status sosial
468
Kriteria
1 Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3 Berterus terang
4 Menghargai privasi
5 Menjaga rahasia pasien
6 Menghargai rasionalitas pasien
7 Melaksanakan informed consent
8 Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9 Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk keluarga
pasien sendiri
11 Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
12 Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13 Menjaga hubungan (kontrak)
469
A. Beneficence à Tidak tepat
B. Non Maleficence à Tidak tepat
C. Autonomy
D. Justice à Tidak tepat
E. Altruisme à Tidak tepat
470
Throwback
CBT Mei 2022
103
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria usia 67 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di pinggir
sungai. Pasien sebelumnya telah dinyatakan hilang oleh polisi
setempat selama 3 hari. Pada saat temuan pasien dalam kondisi
basah. Kemudian pasien dibawa oleh polisi ke RSUD terdekat untuk
dilakukan pemeriksaan. Pada pemeriksaan luar dijumpai cutis
anserina, washer woman hand serta jalan nafas berisi buih halus,
lumpur dan pasir. Pemeriksaan diatom (+).
Mekanisme kematian pada pria tersebut adalah
A. Edema paru
B. Asfiksia
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi
E. Hipovolemia
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria usia 67 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di pinggir
sungai. Pasien sebelumnya telah dinyatakan hilang oleh polisi
setempat selama 3 hari. Pada saat temuan pasien dalam kondisi
basah. Kemudian pasien dibawa oleh polisi ke RSUD terdekat untuk
dilakukan pemeriksaan. Pada pemeriksaan luar dijumpai cutis
anserina, washer woman hand serta jalan nafas berisi buih halus,
lumpur dan pasir. Pemeriksaan diatom (+).
Mekanisme kematian pada pria tersebut adalah
A. Edema paru
B. Asfiksia
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi
E. Hipovolemia
Dry Wet Immersion Secondary
drowning drowning Syndrome drowning
Mati tenggelam di
Mati à tenggelam Tenggelam à mati T < 5 à asistol, VF, Tenggelam à
alcohol intoksikasi selamat à
Spasme laring Aspirasi cairan meninggal
Sub-Immersion
Refleks vagal
Air tawar Air laut Syndrome
• Anak-anak • Hemodilusi • Hemokonsentrat
• Dalam pengaruh • Hipervolume • Hipovolume Seluruh tubuh
alcohol • VF • Edema paru
terendam
474
Tipe Kering (Dry Drowning)
• Akibat dari REFLEK VAGAL YANG DAPAT MENYEBABKAN HENTI JANTUNG atau akibat dari
spasme laring karena masuknya air secara tiba- tiba kedalam hidung dan traktus
respiratorius bagian atas.
475
Tipe Basah (Wet Drowning)
Air Tawar
• Hemodilusi darah
• Pelepasan ion K⁺→ terjadi perubahan keseimbangan ion K⁺ dan Ca⁺⁺ dalam serabut otot
jantung dan mendorong terjadinya fibrilasi ventrikel
Air Asin
• Oedem pulmonal, hemokonsentrasi, hipovolemi→ syok hipovolemik dan henti jantung
476
Pemeriksaan Luar Post Mortem
CUTIS ANSERINA
BUIH HALUS
477
Pemeriksaan Darah Jantung
• Kadar klorida lebih tinggi di kanan jantung à
tenggelam di air tawar
• Kadar klorida lebih tinggi di kiri jantung à
tenggelam karena air laut
INI PENTING!!!
LAUT à tinggi KIRI
TAWAR à tinggi KANAN
KATA - KILA
Pemeriksaan Diatom
• Merupakan alga bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam
kuat.
• Pemeriksaan destruksi asam paru
• Pemeriksaan getah paru
478
A. Edema paru à Mekanisme kematian di air asin
B. Asfiksia à Mekanisme kematian akibat pembekapan,
penjeratan, penggantungan, penyumbatan, dsb
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi à Mekanisme kematian di air asin
E. Hipovolemia à Mekanisme kematian di air asin
479
Throwback
CBT Mei 2022
104
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 35 tahun ditemukan tidak bernyawa di
sebuah gudang. Pria tersebut dikenal sebagai seorang CEO
sebuah perusahaan ternama. Pria tersebut kemudian dibawa
ke RS untuk dilakukan pemerikaan. Pada pemeriksaan luar
dijumpai luka berbentuk oval di bagian dada sebelah kiri
disertai bintik-bintik hitam dan luka lecet di sekitarnya.
Jenis luka yang dijumpai pada pria tersebut adalah
A. Luka tembak
B. Luka tusuk
C. Luka bacok
D. Luka robek
E. Luka bakar
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 35 tahun ditemukan tidak bernyawa di
sebuah gudang. Pria tersebut dikenal sebagai seorang CEO
sebuah perusahaan ternama. Pria tersebut kemudian dibawa
ke RS untuk dilakukan pemerikaan. Pada pemeriksaan luar
dijumpai luka berbentuk oval di bagian dada sebelah kiri
disertai bintik-bintik hitam dan luka lecet di sekitarnya.
Jenis luka yang dijumpai pada pria tersebut adalah
A. Luka tembak
B. Luka tusuk
C. Luka bacok
D. Luka robek
E. Luka bakar
Definisi: Luka akibat anak peluru yang masuk dan/atau keluar tubuh (Vulnus Sclopetorum)
Temuan Post-Mortem:
Temuan Deskripsi
Luka berbentuk bintang akibat recoil gas panas bila laras senjata
Stelata
menempel kuat (firm contact)
LA Jejas Laras luka lecet pada kulit akibat ujung laras yang menempel lemah (loose
PI contact) saat ditembakkan
GA
TO Kelim Api jaringan yang terbakar dan hiperemi akibat api dari ledakan senjata
KEL Kelim Jelaga jelaga dari ujung laras yang menempel pada kulit
Kelim Tato butir mesiu yang tidak habis terbakar dan tertanam di kulit
Kelim lecet bagian epidermis yang hilang saat peluru masuk ke dalam tubuh
30 cm
15 cm
K. LECET
K. TATO
K. JELAGA
K. API
SANGAT DEKAT
DEKAT
JAUH 484
Jarak Luka Tembak
Sangat Dekat
Dekat (30 – 60
Menempel (0 cm) Jauh (> 60 cm)
< 15 cm 15 – 30 cm cm)
Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet
Jejas laras
- - - -
Stelata
485
Temuan Luka Tembak
486
Jejas laras Kelim Jelaga : Kehitaman
Stelata Kelim Api : Hipermis
Luka tembak tempel Luka sirkuler tepi Sangat dekat < 15 cm
(firm Contact) kehitaman
Tempel
487
A. Luka tembak
B. Luka tusuk à Tidak tepat
C. Luka bacok à Tidak tepat
D. Luka robek à Tidak tepat
E. Luka bakar à Tidak tepat
488
Throwback
CBT Mei 2022
Terima Kasih
#SiapUKMPPDBersamaMedsense+