Anda di halaman 1dari 489

Try-Out

Throwback CBT
Batch Mei 2022
d r. Tr i a n d i n i

Hari – 2
• Pulmonologi • Oftalmologi
• Obstetri- • THT
Ginekologi • Forensik-HKEK
• Kulit-Kelamin
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit à 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal à Baca Kasus à Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci à Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan à Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
à Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.

3
Throwback CBT Mei 2022

Pulmonologi
53
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol
penyakitnya. Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 15 tahun dan rutin
menggunakan inhalasi salbutamol, namun pasien merasa keluhan tidak
berkurang. Pasien mengaku keluhan sesak dialami sekitar 2 kali/minggu
dan tidur terganggu karena sesak. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat untuk mencegah kekambuhan pada pasien ini
adalah?
A. Inhalasi steroid dosis tinggi
B. Inhalasi LAMA
C. Inhalasi LABA
D. Inhalasi LABA dan steroid dosis rendah
E. Kortikosteroid oral
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol
penyakitnya. Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 15 tahun dan rutin
menggunakan inhalasi salbutamol, namun pasien merasa keluhan tidak
berkurang. Pasien mengaku keluhan sesak dialami sekitar 2 kali/minggu
dan tidur terganggu karena sesak. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Tatalaksana yang tepat untuk mencegah kekambuhan pada pasien ini
adalah?
A. Inhalasi steroid dosis tinggi
B. Inhalasi LAMA
C. Inhalasi LABA
D. Inhalasi LABA dan steroid dosis rendah
E. Kortikosteroid oral
Definisi
• Inflamasi kronis saluran napas yang berhubungan dengan hiperreaktivitas
bronkus terhadap allergen, bersifat reversible baik dengan atau tanpa
pengobatan
Fitur Utama Asma

GEJALA PERNAPASAN
Wheezing / mengi à Terutama saat ekspirasi LIMITASI ALIRAN UDARA /
paksa, Sesak napas, Dada tertekan, Batuk AIRFLOW LIMITATION
berdahak, Silent Chest à Status Asmatikus

DENGAN KARAKTERISTIK
• Memberat pada malam hari / cuaca dingin
• Respon terhadap pemberian bronkodilator

9
Gejala Klinis
• Sesak napas
• Mengi
• Batuk berulang
• Dada terasa berat
• Gejala dicetuskan à infeksi, olahraga, pajanan allergen, perubahan
cuaca, zat iritan
Pemeriksaan Fisik
• Dapat terlihat tanda rinitis alergi atau dermatitis atopi
• Auskultasi à wheezing ekspiratorik

10
Pemeriksaan Penunjang

Spirometri
•Gold Standard àdilakukan saat stabil
•Obstruksi respiratori
•FEV1 ↓ (<80% Prediksi)
•FEV1/FVC <0.75
•Reversibilitas
•FEV meningkat >12% / 200cc pasca bronkodilator
•Menilai derajat asma
Spirometri
Peak Flow Meter (APE)
•Dapat dilakukan saat eksaserbasi
•Variabilitas >20%
•Pemantauan terapi

SpO2
APE
AGDA à Gagal Nafas / Asma Eksaserbasi berat Hasil spirometri

11
Derajat Serangan Asma
Beradasarkan Frekuensi
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru
• Gejala <1x/minggu ≤2x/bulan VEP ≥80% nilai prediksi
Intermitten • Tanpa gejala diluar serangan APE ≥80% nilai terbaik
• Eksaserbasi singkat Variabilitas APE<20%
• Gejala >1x/minggu tetapi <1x/hari >2x/bulan VEP 1 ≥80% nilai prediksi
Persisten ringan • Serangan dapat mengganggu aktivitas APE ≥80% nilai terbaik,
dan tidur Variabilitas APE 20-30%
• Gejala setiap hari >1x/minggu VEP 1 60-80% nilai
• Serangan mengganggu aktivitas dan prediksi
Persisten sedang
tidur APE 60-80% terbaik
• Membutuhkan bronkodilator setiap hari Variabilitas APE > 30%
• Gejala terus menerus Sering VEP 1 ≤ 60% nilai
• Sering kambuh prediksi
Persisten berat
• Aktivitas fisik terbatas APE ≤ 60% nilai terbaik
Variabilitas APE > 30%

12
Derajat Serangan Asma
Beradasarkan Derajat Serangan
Tanda dan gejala RINGAN SEDANG BERAT MENGANCAM JIWA
Sesak napas Saat berjalan Saat berbicara Saat istirahat

Penggalan kalimat/
Cara berbicara Satu kalimat Kata demi kata Tidak berbicara
beberapa kata

Duduk membungkuk
Posisi Dapat tidur telentang Duduk Biasanya tertidur
(Tripod position)
Mengantuk, kesadaran
Kesadaran Semakin gelisah Gelisah Gelisah
menurun
Kelelahan otot; gerakan
Otot bantu napas Tidak ada Ada Ada torakoabdominal
paradoksal
Frekuensi napas < 20 x/menit 20 – 30 x/menit > 30 x/menit

Nadi < 100 x/menit 100 – 120 x/menit > 120 x/menit

Mengi/wheezing Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi Silent Chest

APE > 80% 60 – 80% < 60%


13
Tatalaksana
PENILAIAN AWAL Apakah salah satu dari hal berikut ini ada?
A: AIRWAY B: BREATHING C: CIRCULATION Mengantuk, kebingungan, silent chest
OBSERVASI
TIDAK YA AWAL

Triase lebih lanjut dengan status klinis Konsul ke ICU, mulai SABA dan O2, dan
berdasarkan pada fitur terburuk siapkan pasien untuk intubasi

RINGAN atau SEDANG BERAT


• Bicara dalam kalimat • Bicara dalam kata
• Lebih suka duduk daripada berbaring • Duduk membungkuk
• Tidak gelisah • Gelisah OBSERVASI
• Frekuensi pernapasan meningkat • Frekuensi pernapasan > 30 x/ menit LANJUTAN
BERDASARKAN
• Otot aksesori tidak digunakan • Otot aksesori digunakan
• Denyut nadi 100-120 x/menit • Denyut nadi > 120 x/menit DERAJAT
• O2 saturasi ( udara kamar ) 90-95 % • O2 saturasi (udara kamar ) < 90 % EKSASERBASI
• PEF > 50 % prediksi atau terbaik • PEF ≤50 % prediksi atau terbaik

14
Tatalaksana
RINGAN atau SEDANG BERAT
• Beta 2 agonist kerja singkat (SABA) • Beta 2 agonist kerja singkat (SABA)
TERAPI SESUAI
• Pertimbangkan ipratropium bromide • Ipratropium bromide (SAMA)
• Atur O2 untuk mempertahankan saturasi DERAJAT
(SAMA) 93–95% (anak 94-98%) EKSASERBASI
• Atur O2 untuk mempertahankan • Kortikosteroid oral atau IV
saturasi 93–95% (anak 94-98%) • Pertimbangkan magnesium IV
• Kortikosteroid oral • Pertimbangkan ICS dosis tinggi
EVALUASI
Jika terus memburuk, obati dengan Konsul ICU mulai BERKALA
SABA dan O2, KEMAJUAN
kriteria berat dan nilai ulang untuk ke ICU Persiapan intubasi
PASIEN / JAM
NILAI KEMAJUAN KLINIS SECARA BERKALA UKUR FUNGSI PARU
pada semua pasien 1 jam sesudah pengobatan awal
PULANGKAN
FEV 1 atau PEF 60-80% (prediksi atau FEV1 atau PEF < 60% PASIEN /
terbaik) (prediksi atau terbaik) ULANG TERAPI
Atau kurangnya respon klinis / KONSUL ICU
dan ada perbaikan gejala SEDANG BERAT à Lanjutkan perawatan seperti di atas
à Pertimbangkan untuk dipulangkan dan lakukan penilaian ulang secara berkala

15
Tatalaksana
P. BERAT
P. SEDANG
P. RINGAN

INTERMITTEN

16
Derajat Kontrol Asma

Karakteristik Terkontrol total Terkontrol sebagian Tidak terkontrol

Gejala harian ≤2 x/minggu >2 x/minggu

Keterbatasan
Tidak ada Ada
aktivitas
Terdapat ≥3 kriteria
Asma malam hari asma terkontrol
Tidak ada Ada
(nocturnal) sebagian tiap
minggunya
Kebutuhan obat ≤2 x/minggu >2 x/minggu
reliever

FEV1 atau FVC Normal <80% nilai prediksi

17
OBAT-OBAT YANG SERING DIGUNAKAN
Inhaler
Golongan Contoh obat
Short acting β2 agonist (SABA) Salbutamol (Albuterol), Terbutaline
Long acting β2 agonist (LABA) Salmeterol, Formoterol
Short acting muscarinic agonist (SAMA) Ipratropium bromide
Long acting muscarinic agonist (LAMA) Tiotropium bromide
Inhaled corticosteroid (ICS) Fluticasone, Budesonide
ICS + LABA, seperti:
Kombinasi • Salmeterol + Fluticasone
• Formoterol + Budesonide
Non-inhaler
Leukotriene receptor antagonist (LTRAs) Montelukast

Anti IgE Ab Omalizumab

Oral corticosteroid (OCS) Prednisolone, Methylprednisolone

18
A. Inhalasi steroid dosis tinggi à kurang tepat
B. Inhalasi LAMA à kurang tepat
C. Inhalasi LABA à kurang tepat
D. Inhalasi LABA dan steroid dosis rendah
E. Kortikosteroid oral à kurang tepat

19
54
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk
berdahak dan sesak napas yang dialami sejak 1 bulan ini. Suami pasien
merupakan seorang perokok berat. Riwayat penyakit paru sebelumnya
disangkal. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 90
x/menit, RR 24 x/menit, suhu 36,8 C, SpO2 98%. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan retraksi sela iga, perkusi paru hipersonor, terdapat wheezing saat
ekspirasi. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan diafragma mendatar dan tidak
ada infiltrate.
Pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan pada pasien ini adalah?
A. Peak flow meter
B. CT-Scan
C. Spirometri
D. Kultur sputum
E. Foto thorax
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk
berdahak dan sesak napas yang dialami sejak 1 bulan ini. Suami pasien
merupakan seorang perokok berat. Riwayat penyakit paru sebelumnya
disangkal. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 90
x/menit, RR 24 x/menit, suhu 36,8 C, SpO2 98%. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan retraksi sela iga, perkusi paru hipersonor, terdapat wheezing saat
ekspirasi. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan diafragma mendatar dan tidak
ada infiltrate.
Pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan pada pasien ini adalah?
A. Peak flow meter
B. CT-Scan
C. Spirometri
D. Kultur sputum
E. Foto thorax
Definisi
• Penyakit dengan gejala keterbatasan aliran
udara persisten dan progresif oleh karena respon
peradangan kronik saluran napas dan/atau
alveolar yang disebabkan paparan signifikan
terhadap partikel atau gas berbahaya.
• PPOK tidak seperti asma, tidak reversibel
sepenuhnya
Etiologi
• ASAP ROKOK
• Polusi udara
• Paparan asap pekerjaan
• Faktor genetik (defisiensi alfa 1-tripsin)

24
Gejala Klinis
• Sesak
• Progresif
• Memberat dengan aktivitas • Persisten
• Batuk Kronik
• Dengan mengi berulang
• Batuk Berdahak
• Riwayat paparan
• Merokok / paparan asap rokok lama
• Partikel gas dari memasak dan bahan bakar
• Uap, asap, gas, dan senyawa kimia okupasional

25
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi • Pursed lip breathing (mulut mencucu)
• Sianosis
• Barrel chest
• Sela iga melebar
• Penggunaan otot bantu pernafasan
• Clubbing finger
Palpasi Fremitus melemah
Perkusi Hipersonor, batas jantung mengecil
Auskultasi • Suara pernafasan vesikuler
• ekspirasi memanjang
• Ronki/wheezing

26
Pemeriksaan Penunjang
• SPIROMETRI à GOLD STANDARD
• FEV1/FVC < 0.7 post-bronkodilator à menandakan adanya persistent airflow
limitation.

PEMERIKSAAN SPIROMETRI UNTUK DIAGNOSIS PPOK

27
Pemeriksaan Penunjang
• FOTO THORAX
• Bronkitis kronik: corakan bronkovaskuler
bertambah
• Emfisema: hiperlusen & hiperinflasi
• Anterior CXR:
• diafragma turun dan mendatar (>iga
posterior ke-10),
• Jantung tampak menggantung →
jantung pendulum/tear drop
• Lateral CXR: ruang retrosternal melebar

28
Klasifikasi Berdasarkan GOLD

Klasifikasi derajat keparahan hambatan aliran udara pada pasien PPOK


(berdasarkan hasil FEV1 paska pemberian bronkodilator)

Pada pasien dengan FEV1/FVC < 0.70:

GOLD 1: Mild FEV1 ≥80% predicted

GOLD 2: Moderate 50% ≤ FEV1 < 80% predicted

GOLD 3: Severe 30% ≤ FEV1 < 50% predicted

GOLD 4: Very Severe FEV1 < 30% predicted

29
Penilaian Tingkat Keparahan
Berdasarkan Gejala Pasien

MODIFIED MRC DYSPNEA SCALE


Tandai kotak yang menunjukkan gejala yang Anda rasakan (Grades 0-4)

mMRC Grade 0. Sesak napas jika melakukan aktivitas intensitas berat q


mMRC Grade 1. Sesak napas jika melakukan aktivitas secara tergesa-gesa atau menaiki q
tangga
mMRC Grade 2. q
Berjalan lebih lambat dari orang seusia atau tidak mampu
mempertahankan kecepatan berjalan secara konstan

mMRC Grade 3. q
Sesak napas setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit

mMRC Grade 4. Sesak napas ketika berganti pakaian atau berangkat meninggalkan q
rumah

30
Tatalaksana PPOK Stabil

mMRC 0-1 mMRC ≥2

Grup C Grup D
>2 eksaserbasi sedang
atau LAMA/
≥1 eksaserbasi yang harus LAMA LAMA + LABA/
dirawat di rumah sakit
ICS + LABA

Grup A Grup B
0 atau 1 eksaserbasi
sedang
dan SABA LABA/LAMA
Tidak pernah dirawat di
rumah sakit

31
ASMA VS PPOK OUTLINE
PATOFISIOLOGI KLINIS PEMERIKSAAN KLASIFIKASI / DERAJAT TATALAKSANA
Stabil: à”poliklinik…”
Intermitten à bulanan
P. Ringan à mingguan
Spirometri à Gold Standard Tatalaksana
P. Sedang à harian
Sesak (saat stabil) Eksaserbasi
P. Berat à setiap saat
Inflamasi KRONIS Wheezing • FEV1 ↓ (<80% Prediksi) • Oksigen
RELIEVER à ICS + LABA
ASMA Oleh allergen Memberat • FEV1/FVC <0.75 • Nebu Saba ±
(GINA 2020)
Reversible saat dingin/ • FEV1 ↑ >12% Post SABA SAMA
Eksaserbasi
malam PEA à Saat eksaserbasi • Kortikosteroid
Ringan à kalimat
• Variabilitas >20% sistemik
Sedang à penggalan
kalimat
Berat à kata / kata

Spirometri à Gold Standard Stabil:


(saat stabil) Berdasarkan Tatalaksana
Sesak • FEV1/FVC <0.75 Hospitalisasi dan Eksaserbasi
Batuk • FEV1 ↓ >12% Post SABA mMRC: • Oksigen
Obstruksi KRONIS
produktif PEA à Saat eksaserbasi • Pernah dirawat à • Nebu Saba ±
PPOK ROKOK / pollutan
Usia • Variabilitas <20% C/D SAMA
Irreversible
dewasa/tua Barrel Chest, ekspirasi memanjang Eksaserbasi: • Kortikosteroid
Rontgen: Sela iga melebar, jantung • Sesak bertambah sistemik
menggantung, diafragma • Dahak bertambah • Antibiotik
mendatar • Dahak berubah

32
A. Peak flow meter à kurang tepat
B. CT-Scan à kurang tepat
C. Spirometri
D. Kultur sputum à kurang tepat
E. Foto thorax à kurang tepat

33
55
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 30 tahun datang ke puskesmas untuk kontrol rutin
pengobatan TB paru. Saat ini pasien sedang dalam pengobatan OAT
bulan kelima. Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 80
x/menit, RR 24 x/menit, suhu 37,5 C. Pemeriksaan bakteriologis didapatkan
hasil +/+ dan pada uji resistensi dinyatakan pasien resisten terhadap
rifampisin dan isoniazid.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. TB monoresisten
B. TB poliresisten
C. TB MDR
D. TB XDR
E. TB RR
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 30 tahun datang ke puskesmas untuk kontrol rutin
pengobatan TB paru. Saat ini pasien sedang dalam pengobatan OAT
bulan kelima. Pada pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 80
x/menit, RR 24 x/menit, suhu 37,5 C. Pemeriksaan bakteriologis didapatkan
hasil +/+ dan pada uji resistensi dinyatakan pasien resisten terhadap
rifampisin dan isoniazid.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. TB monoresisten
B. TB poliresisten
C. TB MDR
D. TB XDR
E. TB RR
Definisi
• Penyakit paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
• Bakteri berbentuk batang dan tahan asam à basil tahan asam (BTA).
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga mengenai
organ tubuh lainnya
Gejala Klinis
• Batuk ≥ 3 minggu, batuk darah
• Sesak nafas, nyeri dada
• Demam subfebris, malaise
• Keringat malam
• BB menurun
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Pernapasan tertinggal apabila TB paru unilateral
• Palpasi : Fremitus meningkat
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : Ronki +/+, bunyi amforik
Pemeriksaan Penunjang

Bakteriologis
• Tes cepat molekuler
• Pemeriksaan Mikroskopis à Sputum BTA pagi – sewaktu
• Kultur sputum

Pewarnaan Ziehl-Neelsen Tes Cepat Molekuler Kultur Lowenstein Jensen

40
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran radiologis yang dicurigai sebagai lesi TB AKTIF
• Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior
lobus bawah
• Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

Infiltrat Kavitas Bercak milier Efusi pleura

41
Klasifikasi

Klasifikasi Berdasarkan Organ Tubuh Yang Terkena

Tuberkulosis paru TB yang menyerang jaringan parenkim paru


TB yang menyerang organ tubuh lain selain paru. Termasuk diantaranya
Tuberkulosis ekstra
pleura, kelenjar getah bening, tulang, kulit, selaput meningens
paru

Klasifikasi Berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopis Dahak


◦ BTA min. 1 spesimen (+)
◦ BTA 1 spesimen (+) dan foto toraks menunjukkan gambaran TB
Tuberkulosis paru
◦ BTA min. 1 spesimen (+) setelah pemeriksaan sebelumnya mendapat
BTA positif
hasil BTA (-) dan tidak ada perbaikan setelah mengkonsumsi antibiotik
non OAT
◦ BTA (-/-) dan Rontgen à TB Paru
Tuberkulosis paru
◦ kultur kuman TB (+)
BTA negatif
◦ (-) respon setelah pemberian antibiotik non OAT

42
Klasifikasi

Klasifikasi Berdasarkan Riwayat Pengobatan


◦ Pasien yang belum pernah konsumsi OAT atau sudah pernah konsumsi OAT < 1
Kasus baru
bulan (28 hari)
◦ Pasien yang telah dinyatakan sembuh/pengobatan lengkap à kembali dengan
Kasus kambuh (relaps)
BTA (+)
Kasus putus berobat
◦ Pasien yang pernah mengonsumsi OAT > 1 bulan dan tidak meneruskan
(default/loss to follow
pengobatannya selama 2 bulan atau lebih
up)
◦ Pasien yang hasil pemeriksaan spesimen dahaknya tetap positif atau kembali
Kasus gagal
menjadi positif di akhir bulan ke-5 pengobatan
Kasus pindahan ◦ Pasien yang sedang manjalani pengobatan OAT, pindah dari suatu daerah ke
(transfer in) daerah lainnya

43
Klasifikasi

Klasifikasi Berdasarkan Kepekaan Obat

Monoresisten Satu jenis OAT lini pertama selain Rifampisin

Lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Rifampisin & Isoniazid secara
Poliresisten
bersamaan
Multi Drug Resistant
Resisten Rifampisin & Isoniazid secara bersamaan
(MDR)

Pre-extensive Drug
TB-MDR + min. 1 OAT florokuinolon
Resistant (TB pre-XDR)
Extensive Drug TB MDR + min. 1 florokuinolon + min. 1 OAT lini kedua jenis suntikan
Resistant (XDR) (kanamisin, kapreomisin, amikasin)

Resisten Rifampisin
Resisten Rifampisin dengan atau tanpa resisten OAT lain
(RR)

44
Tatalaksana TB Paru

Regimen Pengobatan TB Paru

Regimen obat
Kategori Jenis kasus
Tahap awal Tahap lanjutan
• Pasien kasus baru
• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
Kategori I 2RHZE 4RH atau 4R3H3
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• TB ekstra paru

• Pasien BTA positif yang pernah diobati sebelumnya


(pengobatan ulang)
Kategori II • Pasien kambuh 2RHZES/RHZE 5RHE atau 5R3H3E3
• Pasien gagal pengobatan kategori I sebelumnya
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat

45
Dosis dan Efek Samping OAT

OBAT EFEK SAMPING

Urin merah, hepatotoksisk, anemia hemolitik, menurunkan efektivitas KB dan


Rifampicin (R)
glibenklamid

Isoniazid (H) Neuropati perifer à Th/ Piridoksin (Vit B6) 1x100 mg/hari, hepatotoksis

Pirazinamid (Z) Gout artritis, paling hepatotoksik, nyeri sendi

Etambutol (E) Buta warna, neuritis perifer, gangguan penglihatan

Streptomisin (S) Ototoksik, agranulositosis

46
TUBERKULOSIS PARU OUTLINE
DEFINISI DAN TATALAKSANA DAN EFEK
KLINIS PEMERIKSAAN KLASIFIKASI
ETIOLOGI SAMPING
• Kategori I (2RHZE/4RH)
• Bakteriologik: S/P • Kasus baru
• Bulan (0-2-5/9) • Kategori II
à Monitoring (2RHZES/RHZE/5RHE)
• Organ à Paru &
• Ziehl-Nielsen • Sudah pernah
• Batuk ≥ 3 ekstra paru
• Lowenstein berobat
minggu, • Mikroskopis à BTA + / -
Jensen • Dosis:
berdarah • Riwayat pengobatan:
• sesak napas • TCM • KDT 2,3,4,5 tablet
• Kasus baru
BTA • nyeri dada • Radiologis • Efek samping
TB • Kasus relaps
Mycobacterium • Demam • Aktif: • R : Kencing merah à
PARU Tuberculosis subfebris • Kasus lalai
• Infiltrat edukasi
• malaise • Kasus putus
• Kavitas • H : Neuropati à
• keringat malam berobat
anoreksia
• Milier piridoxin
• • Kasus gagal
• BB menurun • Efusi pleura • Z : GA à allopurinol
• Kasus pindahan
• Inaktif: • E : penglihatan à
• Kalsifikasi hentikan obat
• Ranke • S : pendengaran à
• schwarte hentikan obat
• DILI à Hentikan obat

47
A. TB monoresisten à resisten satu jenis OAT lini pertama selain
Rifampisin
B. TB poliresisten à resisten lebih dari satu jenis OAT lini pertama
selain Rifampisin & Isoniazid secara bersamaan
C. TB MDR
D. TB XDR à TB MDR + min. 1 florokuinolon + min. 1 OAT lini kedua
jenis suntikan
E. TB RR à resisten Rifampisin dengan atau tanpa resisten OAT
lain

48
56
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak
yang dialami sejak 3 minggu ini. Pasien juga mengeluhkan batuk darah,
BB turun, dan keringat malam. Pada pemeriksaan BTA didapatkan hasil
(+/+).
Kapan monitoring hapusan dahak pasien dilakukan?
A. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, akhir pengobatan
B. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir
pengobatan
C. Pada tahap akhir intensif, 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan
D. Pada tahap akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan
E. Pada tahap 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir pengobatan
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak
yang dialami sejak 3 minggu ini. Pasien juga mengeluhkan batuk darah,
BB turun, dan keringat malam. Pada pemeriksaan BTA didapatkan hasil
(+/+).
Kapan monitoring hapusan dahak pasien dilakukan?
A. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, akhir pengobatan
B. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir
pengobatan
C. Pada tahap akhir intensif, 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan
D. Pada tahap akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan
E. Pada tahap 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir pengobatan
Pemantauan Pengobatan

Evaluasi Klinik
•Penderita dievaluasi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama
pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan
•Evaluasi : respons pengobatan dan ada tidaknya efek
samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit
•Evaluasi klinik meliputi keluhan , berat badan, pemeriksaan fisik

Evaluasi Bakteriologik (0 - 2 - 5)
• Evaluasi dilakukan pada akhir fase awal (bulan ke-2)
• Bila hasil negatif: teruskan pengobatan hingga tuntas
• Bila hasil positif: teruskan pengobatan, lakukan pemeriksaan
sputum ulang di akhir bulan ke-3
• Evaluasi di akhir bulan ke-5
• Bila hasil negatif: teruskan pengobatan hingga tuntas, cek
ulang sputum di akhir pengobatan
• Bila hasil positif: gagal pengobatan dan terduga RO (resisten
obat

53
A. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, akhir pengobatan à
kurang tepat
B. Pada tahap akhir intensif, akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir
pengobatan à kurang tepat
C. Pada tahap akhir intensif, 1 bulan sebelum akhir pengobatan,
akhir pengobatan
D. Pada tahap akhir sisipan, 1 buIan sebelum akhir pengobatan,
akhir pengobatan à kurang tepat
E. Pada tahap 1 bulan sebelum akhir pengobatan, akhir
pengobatan à kurang tepat

54
57
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 65 tahun datang dengan keluhan sesak napas dan
batuk yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan batuk kadang
disertai darah. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan
sebanyak 15 kg selama 3 bulan. Riwayat merokok 1-2 bungkus per hari
sejak usia 18 tahun. Pada pemeriksaan didapatkan TD 140/80 mmHg, HR
90 x/menit, RR 26 x/menit, suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
penurunan suara napas dan perkusi redup pada apex paru kanan
Diagnosis yang tepat adalah?
A. PPOK
B. TB paru
C. Atelektasis
D. Karsinoma paru
E. Pneumonia
56
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 65 tahun datang dengan keluhan sesak napas dan
batuk yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan batuk kadang
disertai darah. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan
sebanyak 15 kg selama 3 bulan. Riwayat merokok 1-2 bungkus per hari
sejak usia 18 tahun. Pada pemeriksaan didapatkan TD 140/80 mmHg, HR
90 x/menit, RR 26 x/menit, suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
penurunan suara napas dan perkusi redup pada apex paru kanan.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. PPOK
B. TB paru
C. Atelektasis
D. Karsinoma paru
E. Pneumonia
57
Definisi
• Seluruh keganasan yang terdapat pada paru baik yang berasal dari paru (primer)
maupun metastasis dari tempat lain (sekunder)
Etiologi
• Riwayat merokok berkepanjangan (20-30 tahun)
• Pajanan radiasi
• Pajanan material inhalasi karsinogenik
• Riwayat penyakit paru sebelumnya (PPOK atau fibrosis paru)
Klasifikasi
• Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK = non small cell carcinoma)
• Karsinoma sel skuamosa (KSS)
• Adenokarsinoma
• Karsinoma sel besar (KSB)
• Kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK = small cell carcinoma)
Manifestasi Klinis

60
Anamnesis
• Laki-laki, usia tua, riwayat merokok (+)
• Gejala tidak khas (batuk, sesak napas, nyeri dada yang bersifat kronis)
• Penurunan berat badan, malaise

Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi: venektasi dada dan edema wajah (jika telah terjadi Sindrom Vena Kava
Superior/SVKS), paru tertinggal jika ada efusi pleura
• Auskultasi: suara napas abnormal (pada tumor ukuran besar, ada efusi pleura, atau
atelektasis); sindrom Horner (jika menjadi Pancoast tumor)
• Perkusi: suara pekak pada massa tumor, redup jika ada efusi pleura

61
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Patologi Anatomi à GOLD STANDARD

Pemeriksaan Radiologis
• Foto toraks: sebagai pemeriksaan paling awal
• CT Scan: untuk evaluasi penyakit dan penyebarannya
• Bronkoskopi: prosedur utama untuk menegakkan diagnosis
• Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB); transtorachal biopsy, biopsi cairan
pleura: untuk pemeriksaan PA

62
Pemeriksaan Radiologis

KANKER PARU PRIMER SUPERIOR SULCUS TUMOR KANKER PARU


(PANCOAST TUMOR) (on CT Scan)

63
MED+easy
Bronkiektasis Atelektasis Ca Paru T. Mediastinum
Kolaps Paru à
Etiologi / Obstruksi à
Obstruktif / Non Usia Tua Muda/Dewasa Muda
Faktor Resiko Penumpukan Sputum
Obstruktif

Sesak
Manifestasi Khas Sputum 3 Lapis
Hipoksemia
Penurunan BB Peningkatan TVJ

Honeycomb
Wedge Shape Coin Shape Lesion Massa
Rontgen Appereance
Trakea Tertarik Sudut Tajam Sudut Tumpul
Tram-track Line
Pemeriksaan HRCT Scan à Gold
Histopatologi
Lain Standard

Fisioterapi Dada
Tatalaksana AB (Azitromycin)
Bronkoskopi Kemoterapi/ Operatif Kemoterapi/Operatif

64
A. PPOK à obstruksi kronis yang disebabkan rokok/pollutan,
bersifat irreversibel
B. TB paru à batuk lama, demam, penurunan berat badan,
keringat malam, BTA (+)
C. Atelektasis à pada foto thorax tampak mediastinum tertarik
ke arah yang sakit
D. Karsinoma paru
E. Pneumonia à demam, batuk berdahak, sesak napas

65
58
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan sesak napas
dan batuk berdahak yang dialami sejak 3 hari ini. Pasien juga
mengeluhkan demam disertai dengan pilek. Pasien mengatakan bahwa 1
minggu yang lalu beberapa ayam ternaknya mati secara mendadak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 85 x/menit, suhu
39 C. Pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya infiltrat pada
kedua lapangan paru.
Tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Clindamycin
B. Oseltamivir
C. Azitromisin
D. Ciprofloxacin
E. Prednison
67
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan sesak napas
dan batuk berdahak yang dialami sejak 3 hari ini. Pasien juga
mengeluhkan demam disertai dengan pilek. Pasien mengatakan bahwa 1
minggu yang lalu beberapa ayam ternaknya mati secara mendadak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 85 x/menit, suhu
39 C. Pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya infiltrat pada
kedua lapangan paru.
Tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah?
A. Clindamycin
B. Oseltamivir
C. Azitromisin
D. Ciprofloxacin
E. Prednison
68
Etiologi
• Virus Influenza tipe A (H5N1)
• Port d’entree: mulut, hidung, konjungtiva
Gejala Klinis
• Demam, batuk, nyeri tenggorok, pilek, sesak nafas, riwayat kontak dengan unggas

Tatalaksana
• Isolasi mandiri, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pemantauan saturasi oksigen
• Antivirus:
• Suspek : 1 x 75 oseltamivir 7 hari
• Probable & Konfirmasi : 2 x 75 mg oseltamivir 5 hari atau zanamivir 2x10 mg (2 puff)
selama 2 hari
• Kortikosteroid (dengan pertimbangan)
• Antibiotik (dengan pertimbangan)

70
Definisi Kasus
Dalam • Kontak erat dalam waktu kurang dari 7 hari dengan pasien suspek, probable dan terkonfirmasi flu
Investigasi burung ATAU
• Disekitar wilayah terdapat banyak unggas (ayam, burung, bebek, angsa, entok) yang mati
diduga atau terbukti flu burung (H5N1)

Suspek Kontak erat + Demam dengan suhu ≥ 38 C disertai satu atau lebih gejala : batuk, nyeri tenggorok,
pilek, sesak nafas
Probabel • Kriteria suspek ditambah dengan hasil lab non-spesifik mendukung ke arah flu burung (selain
swab PCR, titer antibodi, dan isolasii virus H5N1)
• Atau seorang yang meninggal karena penyakit saluran napas akut yang tidak bisa dijelaskan
penyebabnya yang secara epidemiologis berkaitan dengan suatu kasus probable atau suatu
kasus konfirmasi H5N1

Konfirmasi Seorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probable dan disertai satu dari hasil lab spesifik
menunjukkan hasil positif pada sampel yang diambil dari apusan tenggorok/nasofaring, yang
diantaranya:
- Hasil PCR H5 positif
- Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibody
- Isolasi virus H5N1
- Titer antibody mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/80

71
A. Clindamycin à antibiotik, bukan pilihan tatalaksana flu
burung
B. Oseltamivir
C. Azitromisin à antibiotik, bukan pilihan tatalaksana flu burung
D. Ciprofloxacin à antibiotik, bukan pilihan tatalaksana flu
burung
E. Prednison à kortikosteroid, bukan pilihan tatalaksana flu
burung

72
Throwback CBT Mei 2022

Obstetri-Ginekologi
59
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan Usia 24 tahun G2P1A0 datang dengan
keluhan kenceng-kenceng dan keluar lender darah dari jalan
lahir sejak 2 jam yang lalu. HIS 2-3x tiap 5 menit selama 40-50
detik. Pemeriksaan dalam dijumpai pembukaan 4 cm dan
kepala janin teraba setentang tepi bawah simpisis pubis.
Bagaimana penurunan dari kepala janin?
A. Hodge I
B. Hodge II
C. Hodge III
D. Hodge IV
E. Hodge V
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan Usia 24 tahun G2P1A0 datang dengan
keluhan kenceng-kenceng dan keluar lender darah dari jalan
lahir sejak 2 jam yang lalu. HIS 2-3x tiap 5 menit selama 40-50
detik. Pemeriksaan dalam dijumpai pembukaan 4 cm dan
kepala janin teraba setentang tepi bawah simpisis pubis.
Bagaimana penurunan dari kepala janin?
A. Hodge I
B. Hodge II
C. Hodge III
D. Hodge IV
E. Hodge V
HODGE

• Hodge I: tepi atas simfisis pubis


HI • Hodge II: tepi bawah simfisis
pubis

H II • Hodge III: setentang spina


ischiadika
H III
• Hodge IV: setentang os
H IV coccygeus

• Hodge III = Station 0 = Perlimaan 2/5


• Dalam menjawab soal: Hodge ≥ III
à Pervaginam

77
STATION

• Hodge III = Station 0 =


Perlimaan 2/5
• Dalam menjawab soal: Hodge
≥ III à Pervaginam

78
PERLIMAAN

79
A. Hodge I à setentang tepi atas simpisis pubis
B. Hodge II
C. Hodge III à setentang spina ischiadica
D. Hodge IV à setentang os coccigeus
E. Hodge V à tidak ada

80
60
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan 27 tahun G1P0A0 UK 38 minggu dibawa ke RS
untuk bersalin. TTV dalam batas normal. Pemeriksaan leopold
didapatkan leopold 1 keras, ballottement (+), bundar, leopold 2
punggung fetus di sisi kanan, leopold 3 lunak, ballotement (-),
pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 7 cm. Pemeriksaan
USG didapatkan kepala fetus di fundus uteri, kedua panggul fetus
menekuk, kedua lutut ekstensi dengan kedua lengan fetus fleksi di
siku.
Presentasi fetus pada kasus tersebut adalah?
A. Complete breech
B. Incomplete breech
C. Frank breech
D. Vertex
E. Footling
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan 27 tahun G1P0A0 UK 38 minggu dibawa ke RS
untuk bersalin. TTV dalam batas normal. Pemeriksaan leopold
didapatkan leopold 1 keras, ballottement (+), bundar, leopold 2
punggung fetus di sisi kanan, leopold 3 lunak, ballotement (-),
pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 7 cm. Pemeriksaan
USG didapatkan kepala fetus di fundus uteri, kedua panggul fetus
menekuk, kedua lutut ekstensi dengan kedua lengan fetus fleksi di
siku.
Presentasi fetus pada kasus tersebut adalah?
A. Complete breech
B. Incomplete breech
C. Frank breech
D. Vertex
E. Footling
Pemeriksaan Leopold
Leopold I Leopold II Leopold III Leopold IV
• Masuknya
• TFU janin ke PAP
• Bagian janin • Kanan/kiri • Presentasi • Divergen/Kon
di fundus vergen
• Berapa jari?
Awal Trimester I Akhir Trimester II Akhir Trimester II >36 Minggu

Bokong
Massa bulat, kenyal,
Usia Janin Letak Presentasi simetris
Rumus McDonald’s Punggung

TFU (cm) x 2/7 [BULAN] Massa keras, Panjang


Atau • Memanjang
• Kepala seperti papan
• Bokong
TFU (cm) x 8/7 • Melintang
[MINGGU] • Oblique
• Wajah Tangan
• Dahi
ATAU Bagian bagian kecil
TFU (cm) + 4
[MINGGU}
Kepala
Bulat, keras, melenting,
ballottement (+)
SC

85
Presentasi Habitus/sikap
Situs/letak (lie) Position
(presentation) (attitude)

• hubungan sumbu • Bagian terbawah • Hubungan antara • Hubungan antara


panjang janin dan janin denominator fetus sumbu kepala janin
ibu • Presentasi kepala (UUK, dagu, dg sumbu tengah
• Situs memanjang (vertex) sakrum) terhadap janin.
atau membujur • Presentasi bokong jalan lahir (kiri, • Contoh: fleksi,
(longitudinal) kanan, depan, defleksi ringan,
• Presentasi bahu
• Situs melintang belakang atau sedang, defleksi
• Presentasi muka lintang)
(tranversal) penuh
• Situs miring
(oblique)
Jenis Presentasi Bokong
• Presentasi bokong murni (Frank Breech Presentation)
• Presentasi bokong kaki (Complete Breech)
• Presentasi kaki (Incomplete Breech)
• Presentasi lutut (kneeling breech)
Footling /kaki

• Kedua panggul fleksi • Kedua panggul fleksi • Salah satu panggul tidak • Salah satu panggul ekstensi
• Kedua lutut ekstensi • Lutut fleksi fleksi • Lutut fleksi

87
Tatalaksana

• Versi luar (external cephalic


version /ECV) à mengubah janin
menjadi presentasi kepala
dengan memberikan tekanan
dan manuver tertentu pada
perut ibu
• Dilakukan sebelum persalinan à
idealnya UK 37 minggu
Tatalaksana

Metode Persalinan
• Per vaginam à dilakukan bila janin aterm
• Persalinan spontan / cara Bracht → janin dilahirkan dengan
tenaga ibu sendiri
• Manual aid à janin dilahirkan sebagian dengan tenaga ibu
dan sebagian lagi oleh tenaga penolong
• Total breech extraction (ekstraksi sumsang) → janin dilahirkan
sepenuhnya oleh tenaga penolong
• SC à dilakukan bila janin preterm
Manual Aid Presentasi Bokong
Pinard Loveset Mauriceu

Bagian terbawah: kaki atau tubuh


bagian bawah
- PSP à Bracht Maneuver
- Maneuver Pinard
Pengeluaran bahu:
maneuver Loveset
Bracht
Pengeluaran kepala
- Mariceau-Smellie-Veit maneuver

90
A. Complete breech à presentasi bokong sempurna,
panggul dan lutut fleksi
B. Incomplete breech à salah satu panggul tidak fleksi
C. Frank breech
D. Vertex à presentasi puncak kepala
E. Footling à salah satu panggul tidak fleksi

91
61
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 30 tahun G2P1A0 UK 16 minggu dibawa
ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut dan perdarahan
banyak dari jalan lahir sejak 3 hari lalu. Perdarahan disertai
dengan keluar jaringan bergumpal pada 1 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 100/80, HR 100, RR 24, T 37.
TFU berada 2 jari di atas simfisis pubis, portio terbuka. HB 10,5
g/dL
Tatalaksana yang paling tepat adalah?
A. Drip oksitosin
B. Resusitasi cairan
C. Aspirasi Vakum Manual
D. Antibiotik IV
E. Observasi perdarahan
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 30 tahun G2P1A0 UK 16 minggu dibawa
ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut dan perdarahan
banyak dari jalan lahir sejak 3 hari lalu. Perdarahan disertai
dengan keluar jaringan bergumpal pada 1 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 100/80, HR 100, RR 24, T 37.
TFU berada 2 jari di atas simfisis pubis, portio terbuka. HB 10,5
g/dL
Tatalaksana yang paling tepat adalah?
A. Drip oksitosin
B. Resusitasi cairan
C. Aspirasi Vakum Manual
D. Antibiotik IV
E. Observasi perdarahan
Definisi

• Ancaman keluar atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (UK<20 minggu/BB janin <500 gram)

Faktor Risiko

• Faktor janin: kelainan genetik


• Faktor ibu: infeksi, kelainan hormonal (hipotiroid, DM), malnutrisi, penggunaan obat-
obatan, merokok, alcohol
• Faktor ayah: kelainan sperma

Abortus habitualis = terjadi abortus selama ≥3 kali berturut-turut

96
Abortus Spontan
EKSPULSI Viabilitas
Diagnosis Nyeri Pendarahan Uterus SERVIKS
JARINGAN kehamilan
Sesuai usia
Abortus
++ Sedikit - gestasi, TERTUTUP 50%
Iminens
Lunak
Sesuai usia
Abortus Sedang-
++++ - gestasi, TERBUKA <10%
Insipiens banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus Sedang- TERBUKA
++++ PARSIAL usia gestasi, 0%
Inkomplitus banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus 0%
+ Sedikit SELURUH usia gestasi, TERTUTUP
Komplitus
Kenyal
Kurang dari
Missed TERTUTUP 0%
- Tidak Ada - usia gestasi
Abortion

Abortus Perdarahan Kurang dari


- - TERTUTUP 0%
Septik berbau usia gestasi

98
Tatalaksana Abortus Imminens

Penanganan Rawat Inap

• Pertahankan kehamilan • Untuk menunjukan


• Tidak perlu pengobatan khusus bedrest
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau • Observasi jika berlanjut
hubungan seksual menjadi Ab insipiens,
• Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya inkomplit, atau komplit.
pada pemeriksaan antenatal termasuk pemantuan kadar
Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan
penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan
USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain

99
Tatalaksana Abortus Insipiens

UK < 16 minggu UK > 16 minggu

• Evakuasi konsepsi dengan aspirasi vakum • Tunggu ekspulsi spontan → evakuasi sisa
manual konsepsi
• Jika tidak bisa : ergometri 0,2 mg IM • Jika perlu berikan oksitosin 40 IU 1000cc NaCl
(dapat diulang tiap 5 menit jika perlu) 0,9 % atau RL 40 tpm untuk mempercepat
• Atau misoprostol 400 mcg per oral ekspulsi
(dapat diulang tiap 4 jam jika perlu)
• Rencana evakuasi segera

100
Tatalaksana Abortus Inkomplit

UK < 16 mg, perdarahan ringan UK < 16 mg. perdarahan UK > 16 mg :


sedang banyak, terus menerus

• Gunakan jari atau forsep • Aspirasi vakum manual untuk • Oksitosion 40U dlm 1000 cc
cincin untuk mengeluarkan evakuasi jaringan RL, drip 40 tpm sampai
hasil konsepsi yang mencuat • Jika tidak ada : kuretase dg terjadi ekspulsi
dari serviks sendok kuret tajam • Jika perlu : misoprostol 200
• Jika perlu -> ergometrin 0,2 mcg pervag setiap 4 jam
mg IM (dpt diulang setelah sampai ekspulsi (maks 800
15 menit) atau misoprostol mcg)
400 mcg PO (dpt diulang • Jika perlu : kuretase untuk
setelah 4 jam) membersihkan sisa jaringan
di uterus

101
Tatalaksana Abortus Komplit

Tidak perlu evakuasi jaringan


Observasi KU, VS, dan perdarahan
Cek Hb post abortus :
• Anemia ringan → SF 600 mg/hari selama 2 minggu
• Anemia berat (<7gr/dl) → tranfusi darah sampai Hb
mencapai 10 mg/dl
Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu

102
Tatalaksana Missed Abortion

UK <12 minggu UK 12 – 16 minggu UK 16 – 22 minggu


• Evakuasi dengan • Pastikan serviks terbuka, bila • Lakukan pematangan serviks.
AVM atau sendok perlu lakukan pematangan • Lakukan evakuasi dengan infus
kuret serviks sebelum dilakukan oksitosin 20 unit dalam 500ml
dilatasi dan kuretase. NaCl 0.9% Ringer laktat dengan
Lakukan evakuasi dengan kecepatan 40 tetes/ menit
tang abortus dan sendok hingga terjadi ekspulsi hasil
kuret. konsepsi
• Bila dalam 24 jam evakuasi
terjadi, evaluasi Kembali
sebelum merencanakan
evakuasi lebih lanjut

103
Tatalaksana Abortus
>16 Minggu /
Diagnosis Definitife
Dapat Diberikan

Abortus insipiens
Inf 40 IU Oksitosin dalam
Abortus inkomplitus Aspirasi Vakum Manual 1000cc NaCl 0,9% / RL
(AVM) 40gtt/I à Mempercepat
Missed Abortion ekspulsi

Abortus Iminens Pertahankan kehamilan

Observasi Pantau HB
Abortus Komplitus <7 : SF 600mg/hari 2 minggu
<7 : Transfusi

104
Diagnosa Banding
Abortus Spontan Lainnya

Pemeriksaan penunjang yang


tepat adalah USG Transvaginal /
abdominal

105
Perdarahan Ante Partum < 20 Minggu
Abortus Spontan KET Mola Hidatidosa
• Pengeluaran janin • Implantasi diluar cavum • Hiperproliferasi sel trofoblas
Definisi <20 minggu / 500 uteri • Komplikasi à
gram • Ampula à tersering Koriokarsinoma
Gejala Nyeri perut
Perdarahan Mual dan muntah
dominan Dapat disertai hipotensi
• DJJ
• (-) à Mola komplit
• RT à Cavum douglas • (+) à Mola parsial
• Inspekulo à Portio menonjol • bHCG >>
Pemeriksaan • Riwayat ekspulsi • Nyeri goyang portio • USG
jaringan (chandelier sign) • Snow Storm à Mola
• USG Transvaginal komplit
• Honeycomb à Mola
parsial
Dilatasi kuretase
Tatalaksana AVM
Laparotomi AVM

106
A. Drip oksitosin à dapat dilakukan untuk
mempercepat ekspulsi, bukan tatalaksana definitive
B. Resusitasi cairan à tidak terdapat tanda syok
C. Aspirasi Vakum Manual
D. Antibiotik IV à pada abortus septik
E. Observasi perdarahan à pada abortus imminens

107
62
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 30 tahun, G2P1A0, UK 32 minggu
diantar ke IGD RS dengan keluhan perdarahan dari jalan
lahir sejak 1 jam yang lalu. Perdarahan berwarna merah
cerah dan tidak disertai dengan nyeri perut. Pemeriksaan
didapatkan TD 120/80, HR 120, RR 22, T 37.
Pemeriksaan yang di kontraindikasikan adalah
A. USG transabdominal
B. USG transvaginal
C. MRI
D. Double set up
E. Pemeriksaan dalam
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 30 tahun, G2P1A0, UK 32 minggu
diantar ke IGD RS dengan keluhan perdarahan dari jalan
lahir sejak 1 jam yang lalu. Perdarahan berwarna merah
cerah dan tidak disertai dengan nyeri perut. Pemeriksaan
didapatkan TD 120/80, HR 120, RR 22, T 37.
Pemeriksaan yang kontraindikasikan adalah?
A. USG transabdominal
B. USG transvaginal
C. MRI
D. Double set up
E. Pemeriksaan dalam
Definisi

• Implantasi plasenta pada bagian bawah


rahim sehingga menutupi jalan lahir.

Manifestasi Klinis

• Perdarahan per vaginam


• Tidak ada nyeri perut
• Berwarna merah segar
• Sentinel bleeding: Riwayat perdarahan pertama kali yang berhenti sendiri

111
Klasifikasi

• Plasenta letak rendah


belum menutupi ostium interna (<2 cm)
• Plasenta marginal
plasenta terletak tepat di tepi ostium interna
• Plasenta previa parsial
plasenta terletak menutupi sebagian
ostium interna
• Plasenta previa totalis
plasenta menutupi seluruh ostium interna

112
Pemeriksaan Penunjang

• Double set-up à VT di OK persiapan operasi


• USG transabdominal/transvaginal à penunjang terbaik; menilai lokasi
plasenta
• MRI à bila terdapat komplikasi berupa plasenta akreta

Pemeriksaan VT dikontraindikasikan pada plasenta previa karena dapat


menyebabkan perdarahan

113
Tatalaksana

• Perdarahan aktif ATAU gawat janin à SC cito


• UK >37 minggu tanpa perdarahan à SC elektif
• UK <37 minggu tanpa perdarahan à manajemen ekspektan
• Observasi 48 jam bila terjadi sentinel bleeding
• Pematangan paru pada UK <34 minggu
• Tokolisis bila ada kontraksi uterus

114
Words

Untuk menjawab soal UKMPPD


• Pilihan persalinan pada plasenta previa:
• Low lying dan marginalis à Dapat diusahakan pervaginam
• Partialis dan totalis à SC
• Tatalaksana pada UK <37 Minggu:
• Ekspektan à Follow up dan monitoring
• Syarat terapi ekspektatif:
• Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti dengan atau tanpa pengobatan tokolitik
• Belum ada tanda inpartu
• Keadaan umum ibu cukup baik
• Janin masih hidup dan kondisi janin baik

115
Solusio Plasenta vs Placenta Previa
Placental abruption/Solutio Placenta Placenta Previa

• Terlepasnya placenta sebagian atau


• Placenta yang berimplantasi pada SBR
Definisi seluruhnya dari tempat implantasinya
sehingga menutupi seluruh/Sebagian OUI
yang normal sebelum waktunya

• Hipertensi • Riw SC
• Cocaine • Gemeli
Faktor Resiko
• Trauma • Riw Abortus
• Multiparitas • Usia ibu > 30 tahun

• Merah tua s/d coklat hitam • Merah segar


Perdarahan • Terus menerus • Berulang
• Diserta nyeri • Tidak nyeri

Uterus • Tegang, bagian janin tak teraba • Tidak tegang, tidak nyeri tekan

• Lebih sering
• Jarang
Syok • Tidak sesuai dengan jumlah darah yang
• Sesuai dengan jumlah darah yang keluar
keluar

116
Diagnosa Banding Perdarahan ante-partum >20 Minggu

Etiologi Definisi Manifestasi Klinis

Perdarahan akibat separasi


mekanis plasenta yang Perdarahan tanpa nyeri perut + warna
Plasenta previa
terletak dekat/pada ostium merah segar
internum uteri

Pembuluh darah janin yang Perdarahan biasanya terjadi setelah


Vasa previa
berjalan melewati jalan lahir ruptur membran

Perdarahan akibat robekan Perdarahan merah gelap disertai nyeri


Solutio plasenta /
plasenta, letak plasenta perut hebat dan kontraksi hipertonik
Abruptio plasenta
normal uterus

117
A. USG transabdominal à dilakukan untuk mengetahui
posisi implantasi plasenta
B. USG transvaginal à dilakukan untuk mengetahui
posisi implantasi plasenta
C. MRI à dilakukan untuk identifikasi plasenta akreta
D. Double set up à pemeriksaan dalam (VT) di kamar
operasi untuk persiapan operasi
E. Pemeriksaan dalam

118
63
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang Wanita usia 28 tahun, G2P1A0, UK 39 minggu datang ke
puskesmas dengan keluhan nyeri pada perut yang semakin memberat.
Pasien menyatakan keluar cairan deras dari kemaluan sekitar 30 menit
yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan his 5 kali setiap 10 menit dengan durasi
masing-masing 30-40 detik. DJJ 171 kali/menit. Pada VT ditemukan bukaan
2 cm dan teraba tali pusat berdenyut yang nampak dari jalan lahir,
terdapat mekonium pada sarung tangan.
Tatalaksana yang tepat adalah?
A. SC Cito
B. Tahan tali pusar dan rujuk
C. Rujuk dengan posisi knee chest
D. Rujuk dengan posisi baring ke kiri
E. Persalinan pervaginam
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang Wanita usia 28 tahun, G2P1A0, UK 39 minggu datang ke
puskesmas dengan keluhan nyeri pada perut yang semakin memberat.
Pasien menyatakan keluar cairan deras dari kemaluan sekitar 30 menit
yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan his 5 kali setiap 10 menit dengan durasi
masing-masing 30-40 detik. DJJ 171 kali/menit. Pada VT ditemukan
bukaan 2 cm dan teraba tali pusat berdenyut yang nampak dari jalan
lahir, terdapat mekonium pada sarung tangan.
Tatalaksana yang tepat adalah?
A. SC Cito
B. Tahan tali pusar dan rujuk
C. Rujuk dengan posisi knee chest
D. Rujuk dengan posisi baring ke kiri
E. Persalinan pervaginam
Definisi

• Keluarnya tali pusat dari uterus sebelum janin

Faktor Resiko
• Malpresentasi
• Prematuritas
• Gemelli
• Hidramnion
• Plasenta Previa
• Panggul sempit

122
Klasifikasi

Tali Pusat Menumbung (prolapse funiculi)


Tali pusat di bawah bagian terendah janin
Dapat prolaps ke vagina atau bahkan keluar vagina
Selaput Ketuban (-) / pecah
Tali Pusat Terkemuka
Berada di samping bagian terbawah janin
Dapat teraba saat VT
Selaput Ketuban (+) / intak
Occult prolapse / hidden prolapse
Berada di samping bagian terbawah janin
(-) teraba saat VT

123
Pemeriksaan

• Inspekulo:
• Tali pusat terlihat di dekat bagian terbawah janin / di jalan lahir
• VT:
• Teraba tali pusat di dekat bagian terbawah
• Berdenyut à khas
• DJJ menurun à akibat kompresi tali pusat

124
Tatalaksana

Tali Pusat Terkemuka


• Tekanan tali pusat oleh bagian terendah janin dapat diminimalisasi dengan
posisi knee chest atau Trendelenburg. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
menyediakan layanan SC.

Tredelenburg Position Knee Chest Position


Tatalaksana

Tali Pusat Terkemuka

•Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak berdenyut, artinya janin telah mati
dan sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan agresif. Jika tali pusat masih berdenyut:
•Berikan oksigen.
•Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan memegang atau memindahkan tali pusat yang tampak pada vagina
secara manual.
•Posisi ibu Trendelenburg atau knee-chest.
•Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk mengurangi kompresi pada tali pusat
•Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani seksio sesarea. Pada saat proses transfer dengan ambulans, posisi
knee chest kurang aman, sehingga posisikan ibu berbaring ke kiri.
Algoritma Tatalaksana Prolaps Tali Pusat

Knee Chest Position

Baring ke Kiri
A. SC Cito à scenario di puskesmas
B. Tahan tali pusar dan rujuk à tidak disarankan
memanipulasi tali pusat
C. Rujuk dengan posisi knee chest à posisi knee chest
kurang aman saat merujuk (dengan ambulans)
D. Rujuk dengan posisi baring ke kiri
E. Persalinan pervaginam à bukan pilihan persalinan
yang tepat

128
64
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan usia 22 tahun G1P1A0 dirujuk ke RS karena
perdarahan masif. Pasien post melahirkan dibantu oleh bidan, dengan
bayi BBL 4100 gram. Plasenta telah keluar lengkap. Telah dilakukan
manajemen aktif, namun perdarahan tidak berhenti. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100 x/menit, frekuensi
nafas 20 x/menit, suhu 36,5C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
TFU setinggi pusat dan lembek. Dijumpai robekan pada otot perineum
dengan perdarahan minimal.
Apakah tatalaksana berikutnya?
A. Manual plasenta
B. Jahitan perineum
C. Kompresi bimanual
D. Palpasi bimanual
E. Histerektomi
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang perempuan usia 22 tahun G1P1A0 dirujuk ke RS karena
perdarahan masif. Pasien post melahirkan dibantu oleh bidan, dengan
bayi BBL 4100 gram. Plasenta telah keluar lengkap. Telah dilakukan
manajemen aktif, namun perdarahan tidak berhenti. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100 x/menit, frekuensi
nafas 20 x/menit, suhu 36,5C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
TFU setinggi pusat dan lembek. Dijumpai robekan pada otot perineum
dengan perdarahan minimal.
Apakah tatalaksana berikutnya?
A. Manual plasenta
B. Jahitan perineum
C. Kompresi bimanual
D. Palpasi bimanual
E. Histerektomi
Definisi

• Merupakan penyebab tersering PPH


• Tonus (-) adekuat à otot myometrium (-) menutup arteri uterine à
perdarahan

Klinis Khas
• Uterus teraba lembek
• Setelah melahirkan TFU teraba di umbilicus atau 2
jari dibawah umbilicus
Faktor Resiko

• Uterus overdistensi (Makrosomia, gemelli, polihidramnion)


• Induksi persalinan
• Persalinan lama
• Riwayat atonia sebelumnnya
Tatalaksana Atonia Uteri
Pemasangan IV line Massase Fundus Oksitosin Asam Tranexamat 1g
uterus IV
•Resusitasi cairan •Inf oksitosin 20-40 IU
kristaloid 20cc/kgbb dalam 1L kristaloid
bila terjadi tanda syok Awal •Bila tidak tersedia à
•Posisi tredelenberg ergometrin 0,2mg IM
•Oksigen

Kompresi Bimanual Kompresi Aorta Bedah Konservatif


eksternal dan atau abdominalis
internal
• Identifikasi sumber • Dapat juga dilakukan • Ligasi aneria uterina
perdarahan lain: pemasangan tampon atau arteria ovarika
Lanjutan • Laserasi jalan lahir à bersifat temporer • Operasi ransel B lynch
/ tepat • Hematoma • Histerektomi
parametrial supravaginal
• Ruptur uteri • Histerektomi total
• Inversio uteri abdominal
• Sisa fragmen
• plasenta

• Setelah perdarahan terkontrol à Observasi


• Transfusi jika Hb <7

135
Etiologi PPH
Penyebab Manifestasi Klinis Khas
Tonus

• Perdarahan segera setelah anak lahir


Atonia uteri • TFU di umbilicus
• Kontraksi uterus tidak adekuat / lembek

Retensio plasenta • Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir • Bisa disertai Plasenta akreta
Tissue

Sisa plasenta • Plasenta tidak lahir lengkap • Penariksan plasenta terlalu kuat

• Perdarahan segera setelah bayi lahir


Robekan jalan lahir • FR: Bayi besar
• Terdapat robekan pada vagina atau serviks
Trauma

• Nyeri perut hebat


Ruptur uteri • Ring van Bundl (+)
• Kontraksi uterus (-)

• Fundus tidak teraba


Inversio uteri • Bisa disertai retensio plasenta
• Lumen vagina terisi massa
Thrombin

• Ada riwayat gangguan pembekuan darah sebelumnya


Gangguan pembekuan darah • Tidak ditemukan penyebab lain
• Pemeriksaan lab : gangguan koagulasi

137
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana

• Masase uterus
• Pastikan plasenta lahir lengkap
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL
Atonia uteri
• Bila oksitosin tidak tersedia à ergometrin 0,2 mg IM
• Bila perdarahan belum berhenti à asam traneksamat 1 g IV
• Bila tidak berhasil à kompresi bimanual & rujuk

• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL à Jika belum diberikan oksitosin
• Peregangan tali pusat terkendali
Retensio plasenta • Bila tidak berhasil à manual plasenta
• Bila tidak berhasil à histerektomi
• Antibiotik profilaksis

• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL à Jika belum diberikan oksitosin
Sisa plasenta • Eksplorasi digital / aspirasi vakum manual / dilatasi dan kuretase
• Antibiotik profilaksis

Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive

138
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana

• Grade I, II, Cervix à Penjahitan luka


Robekan jalan lahir • Bila perdarahan tidak berhenti à asam traneksamat 1 g IV
• Antibiotik profilaksis

• Histerorrhaphy
Ruptur uteri
• Histerektomi
• Reposisi manual
Inversio uteri
• Bila tidak berhasil à laparotomi/histerektomi

Gangguan • Resusitasi cairan


pembekuan darah • Transfusi darah (whole blood atau blood component)

Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive

139
A. Manual plasenta à tatalaksana definitive retensio plasenta
B. Jahitan perineum à pada kasus ditemukan perdarahan
minimal, diutamakan untuk tatalaksana atonia uteri terlebih
dahulu
C. Kompresi bimanual
D. Palpasi bimanual à merupakan Tindakan pemeriksaan
ginekologi, bukan tindakan
E. Histerektomi à tatalaksana definitive jika perdarahan tetap
tidak berhenti

140
65
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita Usia 28 tahun G1P0A0 dibawa ke IGD untuk
bersalin. Persalinan janin tunggal dengan BBL 3000 gram.
Dilakukan manajemen aktif kala III dan plasenta lahir lengkap
dalam 30 menit. Setelah itu didapatkan perdarahan aktif dari
jalan lahir. Pada pemeriksaan didapatkan TFU 2 jari di bawah
umbilicus, tonus adekuat, perineum intak.
Penyebab perdarahan yang paling mungkin adalah
A. Ruptur perineum
B. Ruptur cervix
C. Ruptur uteri
D. Sisa plasenta
E. Atonia Uteri
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita Usia 28 tahun G1P0A0 dibawa ke IGD untuk
bersalin. Persalinan janin tunggal dengan BBL 3000 gram.
Dilakukan manajemen aktif kala III dan plasenta lahir lengkap
dalam 30 menit. Setelah itu didapatkan perdarahan aktif dari
jalan lahir. Pada pemeriksaan didapatkan TFU 2 jari di bawah
umbilicus, tonus adekuat, perineum intak.
Penyebab perdarahan yang paling mungkin adalah
A. Ruptur perineum
B. Ruptur cervix
C. Ruptur uteri
D. Sisa plasenta
E. Atonia Uteri
Derajat Deskripsi
1 Mukosa perineum
2 Otot perineum
Sfingter ani
3A à <50% sfingter ani
eksterna
3
3B à >50% sfingter ani
eksterna
3c à Sfingter ani interna
4 Rektum

Tatalaksana:
• Grade 1&2, robekan cervix à Jahit
• Grade 3&4 à Rujuk
• Antibiotik profilaksis
Derajat Keterangan
1
Metode continuous non-locking
2

Memerlukan keterampilan khusus Antibiotik dosis tunggal


4 Ampicilin 500 mg per oral
Metronidazole 500 mg per oral

Grade I & II Grade III & IV


Laserasi Perineum Derajat II

Mukosa Otot Kulit


Etiologi PPH
Penyebab Manifestasi Klinis Khas
Tonus

• Perdarahan segera setelah anak lahir


Atonia uteri • TFU di umbilicus
• Kontraksi uterus tidak adekuat / lembek

Retensio plasenta • Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir • Bisa disertai Plasenta akreta
Tissue

Sisa plasenta • Plasenta tidak lahir lengkap • Penariksan plasenta terlalu kuat

• Perdarahan segera setelah bayi lahir


Robekan jalan lahir • FR: Bayi besar
• Terdapat robekan pada vagina atau serviks
Trauma

• Nyeri perut hebat


Ruptur uteri • Ring van Bundl (+)
• Kontraksi uterus (-)

• Fundus tidak teraba


Inversio uteri • Bisa disertai retensio plasenta
• Lumen vagina terisi massa
Thrombin

• Ada riwayat gangguan pembekuan darah sebelumnya


Gangguan pembekuan darah • Tidak ditemukan penyebab lain
• Pemeriksaan lab : gangguan koagulasi

147
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana

• Masase uterus
• Pastikan plasenta lahir lengkap
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL
Atonia uteri
• Bila oksitosin tidak tersedia à ergometrin 0,2 mg IM
• Bila perdarahan belum berhenti à asam traneksamat 1 g IV
• Bila tidak berhasil à kompresi bimanual & rujuk

• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL à Jika belum diberikan oksitosin
• Peregangan tali pusat terkendali
Retensio plasenta • Bila tidak berhasil à manual plasenta
• Bila tidak berhasil à histerektomi
• Antibiotik profilaksis

• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL à Jika belum diberikan oksitosin
Sisa plasenta • Eksplorasi digital / aspirasi vakum manual / dilatasi dan kuretase
• Antibiotik profilaksis

Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive

148
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana

• Grade I, II, Cervix à Penjahitan luka


Robekan jalan lahir • Bila perdarahan tidak berhenti à asam traneksamat 1 g IV
• Antibiotik profilaksis

• Histerorrhaphy
Ruptur uteri
• Histerektomi
• Reposisi manual
Inversio uteri
• Bila tidak berhasil à laparotomi/histerektomi

Gangguan • Resusitasi cairan


pembekuan darah • Transfusi darah (whole blood atau blood component)

Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive

149
A. Ruptur perineum à perineum intak, dapat dieksklusi
B. Ruptur cervix
C. Ruptur uteri à tonus adekuat, dapat dieksklusi
D. Sisa plasenta à plasenta lahir lengkap, dapat dieksklusi
E. Atonia Uteri à tonus adekuat, dapat dieksklusi

150
66
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita 25 tahun G3P0A0 UK 37 Minggu dibawa ke
IGD RS dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 12
jam yang lalu. Cairan jernih tanpa disertai lender dan darah.
Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan obstetric
didapatkan Janin tunggal, presentasi kepala, TFU 32 cm, DJJ
140. Inspekulo didapatkan porsio tertutup, tampak cairan
jernih keluar dari OUE, Nitrazin test (+).
Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Ketuban Pecah Dini (PROM)
B. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (PPROM)
C. Partus Prematurus Imminens
D. KPD Memanjang
E. Prolaps tali pusat
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita 25 tahun G3P0A0 UK 37 Minggu dibawa ke
IGD RS dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak 12
jam yang lalu. Cairan jernih tanpa disertai lender dan darah.
Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan obstetric
didapatkan Janin tunggal, presentasi kepala, TFU 32 cm, DJJ
140. Inspekulo didapatkan porsio tertutup, tampak cairan
jernih keluar dari OUE, Nitrazin test (+).
Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Ketuban Pecah Dini (PROM)
B. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (PPROM)
C. Partus Prematurus Imminens
D. KPD Memanjang
E. Prolaps tali pusat
Definisi

• Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan

Klasifikasi
• PROM (Premature Rupture of Membrane)
• usia kehamilan >37 minggu
• PPROM (Preterm Premature Rupture of Membrane)
• usia kehamilan <37 minggu
• KPD Memanjang :
• Ketuban pecah >24 jam
Klasifikasi

Ketuban
Pecah Dini

KPD sangat KPD


PPROM PROM
preterm Memanjang
24 - <34 Minggu 34 - <37 Minggu ≥ 37 Minggu > 24 Jam

Jika disertai Tanda infeksi (Demam, leukositosis) à Korioamnionitis


Diagnosis

• Inspeksi:
• cairan jernih mengalir keluar dari serviks
• Nitrazin test (Lakmus)
• Lakmus merah à biru
• *pH air ketuban bersifat basa (pH > 7)
• Mikroskopis
• ferning sign à gambaran daun pakis

Nitrazin Test Ferning Sign


156
Tata laksana awal
Ampicillin 2 g IV/6 jam + erythromicin 250 mg IV/6 jam
Tata Laksana Lanjutan
≥34 minggu • Induksi persalinan dengan oksitosin
• Terminasi bila ada amnionitis, abruptio plasenta, dan kematian janin
24-33 minggu • Manajemen ekspektatif à kortikosteroid dan terminasi pada UK 34
minggu ATAU UK 32-33 minggu bila sudah terjadi kematangan paru

• Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin


• Konseling
<24 minggu
• Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan
• Bila terjadi korioamnionitis, tata laksana segera

penggunaan monoterapi tokolitik tidak disarankan


untuk manajemen KPD dengan UK <33 minggu

157
A. Ketuban Pecah Dini (PROM)
B. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (PPROM) à KPD < 37
minggu
C. Partus Prematurus Imminens à inpartu < 37 minggu
D. KPD Memanjang à > 24 jam
E. Prolaps tali pusat à tali pusat terlihat / teraba pada jalan lahir

158
67
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seoang wanita berusia 33 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 36
minggu dibawa ke Puskesmas karena mengalami kejang 10
menit yang lalu. Sebelum kejang pasien mengeluhkan sakit
kepala, pandangan buram, dan nyeri pada ulu hati.
Pemeriksaan dijumpai kesadaran somnolen, tekanan darah
180/100 mmHg, denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas
25x/menit, suhu 37C.
Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah?
A. Terminasi Kehamilan
B. Nifedipine + MgSO4 lalu rujuk
C. Ca Gluconas
D. MgSO4
E. Nifedipine + Diazepam lalu rujuk
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seoang wanita berusia 33 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 36
minggu dibawa ke Puskesmas karena mengalami kejang 10
menit yang lalu. Sebelum kejang pasien mengeluhkan sakit
kepala, pandangan buram, dan nyeri pada ulu hati.
Pemeriksaan dijumpai kesadaran somnolen, tekanan darah
180/100 mmHg, denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas
25x/menit, suhu 37C.
Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah?
A. Terminasi Kehamilan
B. Nifedipine + MgSO4 lalu rujuk
C. Ca Gluconas
D. MgSO4
E. Nifedipine + Diazepam lalu rujuk
Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi kronis

Hipertensi Hilang dalam Hipertensi


12 minggu
Gestasional postpartum gestasional
Organ
≥ 20 minggu damage/
proteinuria Preklamsia
Preklamsia Gejala Berat tanpa gejala
Onset berat
Hipertensi

Hipertensi
Kronis Preklamsia
Organ
dengan
< 20 minggu damage/
proteinuria gejala berat
Superimpose
Preklamsia + KEJANG

EKLAMPSIA
Hipertensi Didapatkan TD ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak disertai
Gestasional dengan proteinuria dan TD kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.

Kriteria minimum: TD ≥ 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan
Preeklamsia proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+

Kejang-kejang yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa
Eklamsia nifas yang menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya tanpda didasari kelainan
neurologis

Superimposed Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami
Preeklamsia hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.

Ditemukannya TD ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu


Hipertensi Kronik dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.

163
Words

• Eklamsia adalah kejang-kejang pada Wanita hamil


maupun nifas tanpa didasari kelainan neurologis.
Perhatikan ada atau tidaknya Riwayat kejang
pada ibu selama kehamilan untuk menjawab soal
Diagnosis.
• Riwayat kejang (+) à EKLAMSIA

164
Penegakan Diagnosis
Preklamsia dengan gejala
Preeklamsia tanpa gejala berat berat (PEB)

Hipertensi Proteinuria
• TDS ≥ 140mmHg • Protein urin Jika terdapat keduanya ATAU
• TDD ≥ 90mmHg >300mg/24 jam TDS ≥ 160mmHg
• Onset UK ≥20 • Dipstick urin > +1 TDD ≥ 110mmHG
Minggu
ATAU
Organ Damage

Trombositopenia Trombosit <100.000


Gangguan ginjal Kreatinin >1.1mg/dl tanpa kelainan ginjal
Gangguan liver SgOT, SgPT >2x
Edema paru Klinis : Sesak napas, PF: Rales
Gejala Neurologis Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
Sirkulasi uteroplasental Oligohidramnion, IUGR

165
Prinsip tatalaksana
Pemberian MgSO4

MgSO4 Dosis
Ekspektatif
Preeklampsia (sesuai • Initial dose: 4 gr 40% + akuades 10 cc berikan
indikasi) Suplementasi Ca IV bolus perlahan 15 – 20 menit
1000mg/hari • Maintenance: 6 gr 40% + RL 500 cc drips
selama 6 jam

Syarat
1st Line: MgSO4
Antikonvulsan
• Terdapat reflex patella
2nd Line: Diazepam IV • Tersedia kalsium glukonas sebagai antidotum
PEB
• RR baik (>16 x/ menit)
!st Line: Nifedipine
Antihipertensi • Urine output baik (>0,5 cc/kgBB/jam)
2nd Line: Metildopa
Antidotum

• Ca glukonas 10% (1 g dalam 10 ml) IV bolus


10 menit

TERAPI DEFINITIVE à TERMINASI KEHAMILAN


166
Pilihan Anti-Hipertensi

Nama Obat Dosis Keterangan


MED+EASY
10 mg, PO, diulang 15-30 menit, maks 30
ESO: nifedipine short-acting dapat
Anti-HT aman
Nifedipin mg, short acting
1x20-30 mg, PO, long acting
mengakibatkan hipoperfusi janin dalam kehamilan
Hey MoLeN
5 mg/jam, dititrasi 2,5 mg/jam tiap Hydralazine
Nikardipin 5 menit hingga maksimum
10 mg/jam
ESO: sakit kepala Metildopa
Labetalol
2x250-500 mg, PO
First-line untuk hipertensi kronik, Nifedipin
Metildopa metildopa mempunyai safety margin
(dosis maksimum 2000 mg/hari)
yang luas (paling aman)

ACE-i, ARB, dan hidroklorotiazid (HCT) kontraindikasi pada ibu hamil


167
Ekspektatif

•Rawat jalan
•Eval gejala ibu & gerak janin setiap hari
•Eval tekanan darah 2x/minggu
•Eval USG& kesejahteraan janin 2x/minggu
•Eval trombosit & fungsi liver 1x/minggu

Tatalaksana Ekspektatif pada PE tanpa gejala


berat:
• Tanpa komplikasi janin/ibu à boleh
dipertahankan sampai usia 37 Minggu
• Dengan komplikasi janin/ibu à persalinan

168
Ekspektatif

•UK < 34 minggu + Kondisi Ibu dan Janin Stabil


•Di faskes yang adekuat + ruang intensif
maternal dan neonatal
•Beri KS
•Direkomendasikan ranap

Pada PEB, jika tidak terdapat kontraindikasi


perawatan ekspektatif:
• Kehamilan dapat dipertahankan sampai 34
minggu

169
Manajemen Ekspektatif
PE PEB

UK ≥ 34 Minggu UK ≥ 37 Minggu UK ≥ 34 Minggu UK < 34 Minggu

Syarat:
• KPD / Inpartu
• (-) Kontraindikasi dan
• Kondisi ibu dan janin buruk
komplikasi ekspektatif
• IUGR
• Faskes adekuat
• Solusio PLasenta
• Rawat inap
Pematangan
Paru

Manajemen Ekspektatif Terminasi Kehamilan Manajemen Ekspektatif

Komplikasi : HELLP Syndrome


1st Line: MgSO4
Antikonvulsan
2nd Line: Diazepam
Terminasi IV
Eklamsia Kehamilan !st Line: Nifedipine
Antihipertensi
2nd Line: Metildopa

• Pada eklamsia tidak ada tatalaksana ekspektatif


• Tatalaksana definitive à Terminasi Kehamilan
• Jika di faskes primer (puskesmas) dapat dilakukan:
• Perhatikan airway à intubasi jika kejang berulang
• Antihipertensi à Nifedipine
• Antikejang à MgSO4

171
Trias HELLP Syndrome

• Hemolisis (LDH meningkat, atau terjadi anemia)


• Elevated liver enzyme (SGOT dan atau SGPT meningkat)
• Low Platelet (trombosit yang menurun)

Partial HELLP syndrome dapat terjadi jika hanya terpenuhi 1 atau 2 dari 3 kriteria.

HELLP SYNDROME dapat berkomplikasi menjadi DIC jika tidak ditangani segera

172
Words

• Perhatikan scenario kasus, jika scenario di


puskesmas (faskes primer) tidak bisa
dilakukan SC, jadi seharusnya dirujuk ke
faskes sekunder untuk dilakukan SC Cito

173
A. Terminasi Kehamilan à Skenario kasus di puskesmas
seharusnya rujuk
B. Nifedipine + MgSO4 lalu rujuk
C. Ca Gluconas à Antidotum MgSO4
D. MgSO4 à Harus disertai antihipertensi
E. Nifedipine + Diazepam lalu rujuk à Pilihan antikejang salah

174
68
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 28 tahun UK 28 minggu datang ke IGD RS
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pada
pemeriksaan didapatkan TFU setinggi umbilicus. Dilakukan
pemeriksaan serologis dan didapatkan IgM toxo (-), igG toxo (-
), IgM CMV (+), igG CMV (+), dan igM rubella (+), igG rubella
(+).
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Infeksi CMV akut
B. Infeksi Rubella Akut
C. Infeksi Rubella dan CMV kronik
D. Infeksi CMV akut
E. Infeksi Toksoplasma akut
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita usia 28 tahun UK 28 minggu datang ke IGD RS
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pada
pemeriksaan didapatkan TFU setinggi umbilicus. Dilakukan
pemeriksaan serologis dan didapatkan IgM toxo (-), igG toxo
(-), IgM CMV (+), igG CMV (+), dan igM rubella (+), igG rubella
(+).
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Infeksi CMV akut
B. Infeksi Rubella Akut
C. Infeksi Rubella dan CMV kronik
D. Infeksi CMV akut
E. Infeksi Toksoplasma akut
Definisi Etiologi

•Infeksi menular dengan transmisi vertikal à mempengaruhi morbiditas dan mortalitas janin dan neonatus.
•Toxoplasmosis
•Others (Sifilis, varicella, listeriosis, dll)
•Rubella
•Cytomegalo Virus (CMV)
•Herpes Simplex Virus (HSV)

Manifestasi Klinis

•Pada masa kehamilan:


•Dapat penyebabkan perdarahan, abortus dan IUFD
•Neonatus / fetus:
•Hepatosplenomegali
•Jaundice
•Lethargy
•IUGR
•Trombositopeni
Infeksi TORCH dalam Kehamilan
Infeksi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
• ≤ 18 minggu : Spiramisin 3 x 1
• Trias:
gram
• Korioretinitis
Antibodi IgG dan IgM • > 18 minggu :
Toxoplasmosis • Hidrosefalus
PCR Pirimetamine/Sulfadiazine +
• Kalsifikasi intracranial difus
Leucovorin (Asam folat) sampai
• Purpura dan petekie (blueberry muffin rash)
aterm
VDRL atau RPR
• Jaundice dan hepatosplenomegaly
Sifilis Dark Field Microscopy • Inj. BPG 2,4 juta IU
• Ruam makulopapular
PCR
IUGR, premature
Antibodi IgG dan IgM • Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
Varicella Zooster Korioretinitis, katarak
PCR • VZIG

• Katarak
• Tuli kongenital Antibodi IgG dan IgM
Rubella • Profilaksis: Vaksinasi
• Kelainan jantung (PDA, dll) PCR
• Purpura dan petekie (blueberry muffin rash)

• Korioretinitis
• Ibu: Valasiklovir
Cytomegalovirus • Mikrosefali Antibodi IgG dan IgM
• Neonatus: Ganciclovir
(CMV) • Kalsifikasi intracranial (intraventrikuler) PCR
• Terminasi Kehamilan
• Peteki, purpura, jaundice

• IUGR, premature • Asiklovir IV 5 mgBB / 8 jam


Herpes Simplex PCR
• Lesi SEM Involvement (Skin Eye Mouth) selama 7 – 10
Virus (HSV) Kultur
• CNS Involvement : meningoencephalitis • Piluhan persalinan : SC
A. Infeksi CMV akut à tidak tepat
B. Infeksi Rubella Akut à tidak tepat
C. Infeksi Rubella dan CMV kronik
D. Infeksi CMV akut à tidak tepat
E. Infeksi Toksoplasma akut à tidak tepat

180
69
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita 25 tahun datang ke poli kandungan dengan
keluhan perdarahan dari vagina. Perdarahan dirasakan sejak
1 tahun yang lalu. Pendarahan dirasakan terutama saat
berhubungan seksual. Riwayat hubungan seksual diluar
pasangan disangkal. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan
massa. Pada pemeriksaan inspekulo dijumpai massa
bertangkai pada cervix
Diagnosis dan tatalaksana yang tepat adalah?
A. Mioma geburt, miomektomi
B. Polip cervix, ekstirpasi
C. Ca Cervix, Krioterapi
D. Endometriosis, histerektomi
E. Kista Bartholin, marsupialisasi
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang Wanita 25 tahun datang ke poli kandungan dengan
keluhan perdarahan dari vagina. Perdarahan dirasakan sejak
1 tahun yang lalu. Pendarahan dirasakan terutama saat
berhubungan seksual. Riwayat hubungan seksual diluar
pasangan disangkal. Pemeriksaan abdomen tidak didapatkan
massa. Pada pemeriksaan inspekulo dijumpai massa
bertangkai pada cervix
Diagnosis dan tatalaksana yang tepat adalah?
A. Mioma geburt, miomektomi
B. Polip cervix, ekstirpasi
C. Ca Cervix, Krioterapi
D. Endometriosis, histerektomi
E. Kista Bartholin, marsupialisasi
184
Diagnosa banding Massa genitalia eksterna

V/V SERVIKS

KISTA
KISTA GARTNER BARTHOLINI CA CERVIX
NABOTHIAN

KISTA
BARTHOLINITIS POLIP CERVIX
BARTHOLINI

ABSES
BARTHOLINI

185
Definisi etiologi

• Tumor jinak serviks dari bagian endo/ekto


serviks à hyperplasia epitel serviks

Klinis

• Dispaerunia
• Perdarahan paska koitus
• Perdarahan saat haid NORMAL

186
Inspekulo

• Massa bertangkai pada serviks, rapuh, mudah berdarah

Histologi

• Sel epitel kolumnar selapis

Tatalaksana

• Polipektomi / ekstirpasi

187
Massa Genitalia
Kista / abses
Kista gartner Kista Nabothi Polip Serviks
bartholini
Lokasi Vulva Vagina Cervix Cervix

Benjolan Post coital


Klinis Benjolan Asimtomatis
Fluktuasi à abses bleeding

Obstruksi kanalis
Obstruksi kelenjar Infeksi/restrukstur Hyperplasia
Etiologi wolfii (ductus
bartholin asi endoserviks epitel serviks
mesonefros)

Observasi
Insisi drainase
Tatalaksana Insisi lalu eksisi Elektrokauterisasi Ekstirpasi
marsupialisasi
Krioterapi
A. Mioma geburt, miomektomi à teraba massa di abdomen
B. Polip cervix, ekstirpasi
C. Ca Cervix, Krioterapi à usia tua
D. Endometriosis, histerektomi à dismenorea
E. Kista Bartholin, marsupialisasi à massa pada vulva

189
70
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang wanita usia 43 tahun, P2A0 datang ke dokter
kandungan dengan keluhan nyeri perut bawah hebat saat
haid dan haid dengan jumlah banyak sejak 2 bulan lalu.
Keluhan penurunan berat badan disangkal. TTV dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan uterus yang
membesar difus dengan TFU di simfisis pubis. Nyeri tekan pada
uterus dan adneksa tidak dijumpai. Plano test (-).
Kemungkinan diagnosis adalah?
A. Leiomioma
B. Adenomiosis
C. Endometriosis
D. Kista coklat
E. Kista ovarium
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang wanita usia 43 tahun, P2A0 datang ke dokter
kandungan dengan keluhan nyeri perut bawah hebat saat
haid dan haid dengan jumlah banyak sejak 2 bulan lalu.
Keluhan penurunan berat badan disangkal. TTV dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan uterus yang
membesar difus dengan TFU di simfisis pubis. Nyeri tekan pada
uterus dan adneksa tidak dijumpai. Plano test (-).
Kemungkinan diagnosis adalah?
A. Leiomioma
B. Adenomiosis
C. Endometriosis
D. Kista coklat
E. Kista ovarium
Perdarahan Uterus Abnormal

193
Perdarahan Uterus Abnormal
PALM - Polip
COEIN
Adenomiosis
Struktural
Leiomioma

Cakupan pembahasan:
Malignancy & Hyperlasia
• Mioma
PUA • Adenomiosis
Coagulation • Polip uteri
• Endometriosis
Ovulatory Disorder

Nonstruktural Endometrial

Iatrogenik

Not yet classified


194
Definisi

• Pertumbuhan jaringan yang mirip dengan


endometrium di luar kavum uteri
• Adenomiosis à pertumbuhan
endometrium di myometrium
(endometriosis interna)
• Patofisiologi:
• Retrograde menstruation

Faktor Resiko

• Usia tersering : 40 – 50 Tahun


• Adenomiosis uteri à menyebabkan
abortus

195
Predileksi

• Miometrium à Adenomyosis
• dapat dijumpai pembesaran uterus
• Ovarium à Kista coklat
• Massa pada adneksa

196
Manifestasi klinis

• 4D
• Dismenorrhea
• Dispareunia
• Diskezia
• Disuria
• Infertilitas

197
Pemeriksaan

• Pemeriksaan fisik:
• Adenomyosis à dapat teraba massa pada perut
bagian bawah
• Teraba nodul di lig. Uterosacral
Powder-burned appereance
• CA-125 à Meningkat
• USG à massa kistik dengan gambaran ground
glass echogenocity (ekogenositas rendah)
• Laparoskopi à gambaran biru-hitam / powder-
burned appereance
• Histopatologi à Gold Standard
Ground Glass Echogenicity

198
Tatalaksana

Operatif

Non-Operatif

• Anti nyeri (NSAID, aspirin, morphine, and codeine)


• Hormonal
• Pil KB
• Levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS)
• Gonadotrophin-releasing hormone (GnRH) analogues
• Progestogens (medroxyprogesterone acetate)

199
Mioma Uterus dan Endometriosis
Mioma Uteri Endometriosis

Definisi Tumor otot polos Endometrium di luar uterus

Faktor risiko Estrogen Retrograde menstruation

4D:
Menorrhagia dismenore, dysuria, dyschezia,
Gejala dominan
Metrorrhagia dyspareunia
Infertilitas
Biasanya tidak membesar
Uterus Membesar ireguler Adenomyosis à membesar reguler
Kista coklat à massa di adneksa
USG: Ground glass opacity
USG: Massa hipoekoik
Pemeriksaan Powder-burn appearance, kista
Histopatologi: whorl like pattern
coklat

200
A. Leiomioma à keluhan utama pembesaran uterus, dapat
disertai nyeri haid, pembesaran ireguler
B. Adenomiosis
C. Endometriosis à keluhan utama nyeri haid, tidak disertai
pembesaran uterus
D. Kista coklat à endometriosis di dalam ovarium, biasanya
didapatkan pembesaran pada adneksa
E. Kista ovarium à pembesaran pada adneksa (+)

201
71
Seorang wanita usia 28 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan
nyeri perut bawah yang memberat sejak 6 hari yang lalu.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 108/70 mmHg dan
suhu 39,2 C. Pada PF ditemukan nyeri goyang serviks dan
massa adneksa kanan yang berfluktuasi pada palpasi
bimanual.
Diagnosis yang paling tepat pada kasus ini adalah?
A. Abses apendiks
B. Abses tuboovarium
C. Karsinoma ovarium
D. Torsio ovarium
E. Ruptur kista ovarium
Seorang wanita usia 28 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan
nyeri perut bawah yang memberat sejak 6 hari yang lalu.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 108/70 mmHg dan
suhu 39,2 C. Pada PF ditemukan nyeri goyang serviks dan
massa adneksa kanan yang berfluktuasi pada palpasi
bimanual.
Diagnosis yang paling tepat pada kasus ini adalah?
A. Abses apendiks
B. Abses tuboovarium
C. Karsinoma ovarium
D. Torsio ovarium
E. Ruptur kista ovarium
Definisi
• Massa infeksi pada tuba fallopi / ovarium yang timbul sebagai komplikasi dari
pelvic inflammatory disease (PID)

Etiologi
• PID sebelumnya
• Polimikroba
• E. coli
• Bacteroides fragilis
• Actinomyces israelii à berhubungan Degnan penggunaan IUD
Manifestasi Klinis

• Nyeri abdomen bagian bawah à biasanya RLQ / LLQ


• Ditemukan massa pada adneksa à dapat berfluktuasi
• Demam
• Duh tubuh vagina
• Bila terjadi ruptur abses:
• Akut abdomen
• Peritonitis
• Sepsis
Pemeriksaan Penunjang

• Abses tubo-ovarium merupakan diagnosis klinis


• Tes plano à menentukan kehamilan
• Laboratorium: leukositosis
• Pencitraan
• USG à Pemeriksaan awal
• Massa multilocular (bersepta) yang merusak struktur adneksa dengan
internal echo
• CT scan kontras à bila ingin mengeksklusi patologi dari saluran GIT (mis.
apendisitis)
• Massa berdinding tebal dengan ring-enhancement
Pemeriksaan Penunjang

USG: Massa berlokulasi dengan internal echo


Tatalaksana

• Antibiotik minimal 14 hari


• Seftriakson 1 g IV/hari DAN
• Doksisiklin 2x100 mg PO atau IV/hari DAN
• Metronidazole 2x500 mg PO atau IV/hari
• Drainase dan pembedahan , Indikasi:
• Gagal terapi antibiotik
• Ruptur abses
• Sepsis
DD/ Nyeri Adneksa
A. Abses apendiks à pemeriksaan fisik yang lain tidk mendukung
B. Abses tuboovarium
C. Karsinoma ovarium à biasanya terjadi pada usia post
menopause dan disertai penurunan BB
D. Torsio ovarium à nyeri bersifat akut, faktor resiko: manuver
abdomen, mis: dipijit, diurut.
E. Ruptur kista ovarium à diawali oleh torsio kista ovarium

212
72
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang wanita 31 tahun datang ke poli kandungan dengan
keluhan sering mengalami perdarahan pervaginam sejak pubertas.
Perdarahan tersebut dikeluhkan di luar siklus mens. Pasien juga
sudah 3 kali mengalami abortus dalam 5 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan apapun. Dokter melakukan USG dan
ditemukan dua cornu uterus dengan indentasi fundus hingga os
interna.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Uterus septate
B. Uterus subseptata
C. Uterus bicornu
D. Uterus didelfi
E. Uterus unicornu
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang wanita 31 tahun datang ke poli kandungan dengan
keluhan sering mengalami perdarahan pervaginam sejak pubertas.
Perdarahan tersebut dikeluhkan di luar siklus mens. Pasien juga
sudah 3 kali mengalami abortus dalam 5 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan apapun. Dokter melakukan USG dan
ditemukan dua cornu uterus dengan indentasi fundus hingga os
interna.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Uterus septate
B. Uterus subseptata
C. Uterus bicornu
D. Uterus didelfi
E. Uterus unicornu
Definisi
• kumpulan kelainan uterus yang telah ada sejak lahir

Etiopatofisiologi
• Gangguan penggabungan ductus muellerian

Klasifikasi
• Uterus arcuata (varian normal)
• Uterus bikornu
• Uterus septate
• Uterus didelfi
• Uterus unikornu
Anomali Uterus Kongenital
Manifestasi klinis

• Hematometra à darah pada cavum uteri


• Hematocolpos à darah pada vagina
• Retromenstruasi à endometriosis
• Nyeri pelvis
• PUA
• Disuria
• Inspekulo: seringkali terdapat abnormalitas cervix
Pemeriksaan

• TVUS / TAUS (USG) à Screening


• MRI à Konfirmasi / Gold Standard

Tatalaksana

• Operatif
• Metroplasty à rekonstruksi uterus
• Septoplasty à reseksi septum
A. Uterus septate à pada uterus septata akan terdapat
dua serviks
B. Uterus subseptata à pada uterus subseptata
terdapat indentasi midline bukan indentasi fundus
C. Uterus bicornu
D. Uterus didelfi à pada uterus didelfi terdapat 2 uterus
dan 2 serviks
E. Uterus unicornu à pada uterus unicornu hanya
terdapat 1 cornu uterus dengan 1 tuba fallopi yang
normal

220
73
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang wanita, usia 29 tahun, P1A0 datang ke puskesmas
dengan keluhan nyeri pada payudara. Pasien juga mengeluh
payudara terasa berat dan terdapat demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit,
RR 20x/menit, T 38C. Pada pemeriksaan payudara kanan
tampak bengkak, hiperemis, dan nyeri tekan. Fluktuasi (-).
Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Antibiotik oral
b. Antibiotik oral + insisi drainase
c. Antibiotik oral + paracetamol + kompres hangat
d. Antibiotik + analgesic + kompres hangat
e. Antibiotik oral + paracetamol + kompres dingin
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang wanita, usia 29 tahun, P1A0 datang ke puskesmas
dengan keluhan nyeri pada payudara. Pasien juga mengeluh
payudara terasa berat dan terdapat demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit,
RR 20x/menit, T 38C. Pada pemeriksaan payudara kanan
tampak bengkak, hiperemis, dan nyeri tekan. Fluktuasi (-).
Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Antibiotik oral
b. Antibiotik oral + insisi drainase
c. Antibiotik oral + paracetamol + kompres hangat
d. Antibiotik + analgesic + kompres hangat
e. Antibiotik oral + paracetamol + kompres dingin
Diagnosis Klinis
Kelainan Menyusui Etiologi Tatalaksana
Puting Payudara

Inverted Nipple Cracked Nipple Unilateral Bilateral

• Cara Menyusui yang


• Kongenital Breast Engorgement /
salah
• Ductus Lactiferus Mastitis Abses Mammae Bendungan Air Susu
• Kelainan papilla à
pendek
Inverted Nipple
Cara Menyusui yang salah
Grade:
1. :Keluar masuk tanpa Infeksi S. Aureus (flora normal kulit) Pemberian ASI Jarang
penekanan
2. :keluar masuk
dengan penekanan, Putting kering dan Nyeri (+), Bengkak (+)
Kembali masuk saat retak
tekanan dilepas Demam (+), Eritema (+) à Tanda radang (+) Payudara keras
3. :Tidak keluar dengan
penekanan Fluktuasi (+)

Edukasi cara menyusui

• Grade: • Tetap Menyusui


• Kompres hangat
• 1 à Penarikan manual • Oleskan ASI di • Kompres Dingin • Jangan Menyusui
• Susukan Bayi / pompa
• 2 à penarian dengan sekitar putting • AB à Kloksasilin / • AB + PCT
ASI
spuit • Lanolin eritromisin • Insisi drainase
• Bromokriptin
• 3 à pembedahan • Paracetamol
Posisi Latch On yang baik

• Dagu bayi menempel pada payudara ibu


• Mulut bayi terbuka lebar
• Bibir bawah membuka lebar, lidah terlihat di dalamnya
• Areola masuk dalam mulut bayi, tidak hanya puting susu
• Areola bagian atas tampak lebih banyak/lebar

225
Definisi Etiologi

• Infeksi/inflamasi pada payudara


• Etiologi: Staphylococcus Aureus

Faktor predisposisi

• Bayi malas menyusui


• Puting lecet
• Menyusui hanya 1 posisi (DRAINASE TIDAK BAIK)
• Bra terlalu ketat

226
Diagnosis

• Payudara (biasanya Unilateral) keras, memerah, nyeri


• Benjolan (+) Mastitis
• Demam >38 C
• Sering terjadi pada minggu ke-3 atau 4 postpartum
• Fluktuasi (+) à Abses Mammae

Abses
Tatalaksana

• Antibiotik
• Kloksasilin 4 x 500mg selama 14 hari atau
• Eritromisin 3 x 250mg selama 14 hari
• Tetap menyusui, mulai dari payudara yang sehat
• Kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri
• Sangga payudara dengan bra yang pas
• Abses à Insisi dan drainase

Kapan kompres hangat ?


Kapan kompres dingin?
228
a. Antibiotik oral à kurang lengkap
b. Antibiotik oral + insisi drainase à pada abses
c. Antibiotik oral + paracetamol + kompres hangat à
seharusnya kompres dingin
d. Antibiotik + analgesic + kompres hangat à
seharusnya kompres dingin
e. Antibiotik oral + paracetamol + kompres dingin

229
Throwback CBT Mei 2022

Kulit-Kelamin
74
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 49 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
timbul gelembung-gelembung kecil berisi air di daerah perut
kemudian menjalar ke selangkangan. Gelembung awalnya kecil-
kecil lalu bersatu menjadi menjadi lesi yang lebih besar. Sebelum
muncul kelainan kulit, pasien mengeluh demam. Sepuluh tahun
yang lalu pasien pernah mengalami keluhan serupa. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan vesikel dengan dasar eritem di
daerah inguinal, nyeri (+).
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
A. Herpes simpleks
B. Herpes zoster
C. Varisela
D. Pemfigus vulgaris
E. Folikulitis
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 49 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
timbul gelembung-gelembung kecil berisi air di daerah perut
kemudian menjalar ke selangkangan. Gelembung awalnya kecil-
kecil lalu bersatu menjadi menjadi lesi yang lebih besar. Sebelum
muncul kelainan kulit, pasien mengeluh demam. Sepuluh tahun
yang lalu pasien pernah mengalami keluhan serupa. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan vesikel dengan dasar eritem di
daerah inguinal, nyeri (+).
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
A. Herpes simpleks
B. Herpes zoster
C. Varisela
D. Pemfigus vulgaris
E. Folikulitis
Definisi
• Infeksi kulit dermatomal akibat reaktivasi Varicella Zoster Virus yang laten pada ganglion
radiks dorsalis.

Etiologi
• Varicella zoster virus (VZV)
• Genus: Variolovirus
• Famili: Herpesviridae

Patogenesis
• Infeksi primer
• Sebagian kecil VZV pergi ke ganglion radiks dorsalis dan menjadi dorman.
• Saat imunitas menjadi lemah virus ini dapat reaktivasi dan menimbulkan lesi kulit yang
bersifat dermatomal dan unilateral

234
Manifestasi Klinis

• Fase prodormal : 1-3 hari


• Gangguan sensai dermatomal
• Parestesia
• Nyeri tajam seperti tersayat
• Fase ruam :
• Dermatomal dan unilateral
• Predileksi: Level T3-L2
• Evolusi ruam: makula-papul-vesikel-pustule-krusta

Lesi Herpes Zoster

235
Pemeriksaan Penunjang
• Diagnosis ditegakkan secara klinis
• Tzanck Test
• Bahan: Kerokan dasar vesikel
• Hasil positif: sel datia berinti banyak (Sel Tzanck)
• Tidak spesifik karena dapat positif pada infeksi Herpes lainnya.
• PCR merupakan penunjang terbaik. Hasil positif menunjukkan ditemukannya DNA VZV.
Tatalaksana
• Sistemik
• Terapi simptomatik MED+EASY
• Terapi antivirus Varisela & Herpes Zoster : Total 13
• Asiklovir 5x800 mg selama 7-10 hari (anak <12 tahun 30 Herpes Simpleks : Total 7
mg/kgBB selama 7 hari, anak >12 tahun 60 mg/kgBB)
• Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg selama 7 hari
236
HERPES ZOSTER RAMSAY HUNT NEURALGIA PASCA
OFTALMIKUS SYNDROME HERPES
• Keterlibatan nervus VII Komplikasi yang paling
• Keterlibatan nervus V sering muncul dari
& VIII
• Keratitis HZV Herpes Zoster. NPH dapat
• Gejala bells Pallsy
• Hutchinson’s Sign didiagnosa dimana nyeri
• Gangguan
pendengaran yang persisten pada
dermatom setelah
timbulnya erupsi vesikel
pada kulit.

• Lini pertama:
• Antidepresan trisiklik 10 mg
• Gabapentin 3x100 mg
• Pregabalin 2x75 mg
• Lini kedua:
• Tramadol 1x50 mg

237
A. Herpes simpleks à lesi herpetiformis pada genital
dan labial
B. Herpes zoster
C. Varisela à lesi dasar eritem, multiformis dan tersebar
di seluruh tubuh
D. Pemfigus vulgaris à bula kendur, nikolsky (+)
E. Folikulitis à peradangan pada folikel rambut

238
75
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dibawa ke puskesmas
dengan keluhan gatal hampir di seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu.
Gatal dirasakan sudah 1 minggu yang lalu tetapi memberat 3 hari
terakhir, terutama pada daerah sela jari, daerah pusar dan bokong.
Pasien mengatakan gatal terutama pada malam hari. Diketahui
kakak pasien mengalami hal yang serupa. Pada pemeriksaan
didapatkan papul eritem dan ekskoriasi.
Apakah penyebab kondisi pasien di atas?
A. Phtirus pubis
B. Dermatophagoides
C. Dermoides
D. Pediculus humanus
E. Sarcoptes scabei
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dibawa ke puskesmas
dengan keluhan gatal hampir di seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu.
Gatal dirasakan sudah 1 minggu yang lalu tetapi memberat 3 hari
terakhir, terutama pada daerah sela jari, daerah pusar dan bokong.
Pasien mengatakan gatal terutama pada malam hari. Diketahui
kakak pasien mengalami hal yang serupa. Pada pemeriksaan
didapatkan papul eritem dan ekskoriasi.
Apakah penyebab kondisi pasien di atas?
A. Phtirus pubis
B. Dermatophagoides
C. Dermoides
D. Pediculus humanus
E. Sarcoptes scabei
4A

Definisi
• Infeksi yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, penyebaran melalui kontak dengan
orang yang terinfeksi dengan tanda dan gejala.

Predileksi
• Sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku luar, lipat ketiak depan, areola
mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, perut bawah

242
4A

Diagnosis

• Pruritus nokturnal (gatal terutama di malam hari)


• Menyerang sekelompok orang
• Ditemukan kanalikulus berwarna putih keabuan, lurus/berkelok, panjang 1
cm, di ujung terowongan ada papul/vesikel. Diwarnai dengan menggunakan
tinta (burrow ink) atau larutan tetrasiklin pada kulit terowongan zigzag atau
berbentuk S
• Ditemukan tungau pada kerokan kulit

243
MED+EASY 4A
Ped1kulosis : permetrin 1%
5kabies : permetrin 5%

Tatalaksana
Tatalaksana

1. Permetrin 5% 3. Emulsi benzil benzoas 10-20%


• Dapat membunuh seluruh stadium • Efektif untuk semua stadium
tungau • Diberikan malam hari selama 3
• Dioleskan: 8 jam -> dicuci bersih hari selama 24 jam penuh
• Bila belum sembuh, diulang 1 4. Gameksan (Lindane) 1%
minggu kemudian • Efektif untuk semua stadium
• Kontraindikasi: bayi < 2 bulan • Kontraindikasi: anak < 6 tahun dan
2. Sulfur Presipitatum 5-10% wanita hamil, efek neurotoksik
• Dioleskan 3x24 jam dan teratogenik.
• Tidak efektif untuk stadium telur • Oles selama 8 jam. Cukup sekali
sehingga harus digunakan > 3 pemakaian, dapat diulang 1
hari (3 malam berturut-turut) pekan setelahnya jika belum
sembuh.

244
A. Phtirus pubis à pediculosis pubis
B. Dermatophagoides à tungau yang menyebabkan
gangguan pernapasan
C. Dermoides à kurang tepat
D. Pediculus humanus à pediculosis capitis/corporis
E. Sarcoptes scabei

245
76
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 40 tahun datang dengan keluhan gatal pada siku,
lutut dan bokong sejak 4 bulan yang lalu. Pasien mengatakan gatal yang
dirasakan sangat hebat sehingga pasien sering menggaruk daerah
tersebut hingga terjadi penebalan kulit. Riwayat penggunaan obat-
obatan disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematosa dengan skuama putih
tebal berwarna keabuan. Saat dokter akan melepaskan skuama tersebut
tampak bercak-bercak perdarahan.
Apakah tanda khas yang ada pada pasien di atas?
A. Tanda asboe
B. Tanda nikolsky
C. Tanda auspitz
D. Tanda koebner
E. Tanda kaarvetsvlek
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 40 tahun datang dengan keluhan gatal pada siku,
lutut dan bokong sejak 4 bulan yang lalu. Pasien mengatakan gatal yang
dirasakan sangat hebat sehingga pasien sering menggaruk daerah
tersebut hingga terjadi penebalan kulit. Riwayat penggunaan obat-
obatan disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematosa dengan skuama putih
tebal berwarna keabuan. Saat dokter akan melepaskan skuama tersebut
tampak bercak-bercak perdarahan.
Apakah tanda khas yang ada pada pasien di atas?
A. Tanda asboe
B. Tanda nikolsky
C. Tanda auspitz
D. Tanda koebner
E. Tanda kaarvetsvlek
3A

Definisi
• Penyakit kulit inflamasi kronis dengan predisposis genetik yang kuat dan sifat
patogen autoimun
• Psoriasis biasanya mempengaruhi kulit, tetapi juga dapat mempengaruhi
persendian, dan dikaitkan dengan sejumlah penyakit
• Peradangan tidak terbatas pada kulit psoriasis dan telah terbukti
mempengaruhi sistem organ yang berbeda.

Ciri Khas Psoariasis


• Peradangan berkelanjutan yang menyebabkan proliferasi keratinosit yang
tidak terkontrol dan diferensiasi disfungsional

249
3A

Klasifikasi
• Psoriasis tipe plak
• Bentuk psoriasis yang paling banyak
• Plak eritematosa berbatas tegas dengan skuama berwarna keperakan
adalah karakteristik tetapi tidak harus ada
• Daerah yang terkena biasanya: siku, lutut, kepala, celah intergluteal, palmar
dan plantar
• Psoriasis gutata
• Onset mendadak dan biasanya terjadi setelah infeksi streptokokal pada
saluran pernafasan atas
• Bentuk seperti tetesan air, plak merah muda dengan skuama
• Psoriasis pustulosa generalisata dan lokalisata (psoriasis von Zumbusch)
• Secara khas ditandai oleh pustul steril yang mengenai sebagian besar area
tubuh dan ekstremitas
• Pada kasus yang berat pustul dapat bergabung dan membentuk kumpulan
pus (lake of pustules)
250
3A

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan pada epidermis
tampak parakeratosis lamelar,
hyperplasia pseudoepiteliomatosa,
agranulosis, dan abses di korneal
yang berisi neutrofil (mikroabses
Munro). Pada dermis tampak
sebukan sel radang limfosit
perivaskuler dan periapendikuler
(H&E, x40). Abses di korneal yang
berisi neutrofil (mikroabses Munro)

251
3A

Fenomena Tetesan Lilin/


Fenomena kaarvetsvlek
Terapi
• Ringan (<3% luas permukaan tubuh)
• Terapi topikal
• Lini 1: Emolien, Tar, Glukokortikoid, Analog vit D, Analog vit
D3 dan Steroid
• Lini 2: Ditranol, Tazaroten
Auspitz Sign • Sedang (3-10% luas permukaan tubuh)
• Fototerapi
• Lini 1: NB-UVB, BB-UVB
• Lini 2: PUVA
• Berat (>10% luas permukaan tubuh)
• Terapi sistemik
Fenomena Koebner
• Lini 1: Metotreksat, Asitretin, Siklosporin
• Lini 2: Agen biologik, Mikrofenolat mofetil, Sulfasalazin

252
A. Tanda asboe à saat bula ditekan menyebabkan
penyebaran blister pada kulit berdekatan
B. Tanda nikolsky à pemisahan dermis dan epidermis
pada bula saat ditekan
C. Tanda auspitz
D. Tanda koebner à munculnya lesi yang sama pada
tempat trauma
E. Tanda kaarvetsvlek à fenomena tetesan lilin

253
77
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 46 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan luka di bagian tungkai bawah. Dari anamnesis
diketahui pasien merupakan seorang petani. Pada
pemeriksaan didapatkan ulkus multipel tertutup krusta yang
tebal, krusta melekat erat dan saat dilepaskan tampak ulkus.
Apakah tatalaksana pada pasien di atas?
A. Kompres dengan povidon iodine 0.1%
B. Kompres dengan asam salisilat 0.1%
C. Kompres dengan rivanol 0.1%
D. Salep asam fusidat 2%
E. Salep mupirosin 2 %
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 46 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan luka di bagian tungkai bawah. Dari anamnesis
diketahui pasien merupakan seorang petani. Pada
pemeriksaan didapatkan ulkus multipel tertutup krusta yang
tebal, krusta melekat erat dan saat dilepaskan tampak ulkus.
Apakah tatalaksana pada pasien di atas?
A. Kompres dengan povidon iodine 0.1%
B. Kompres dengan asam salisilat 0.1%
C. Kompres dengan rivanol 0.1%
D. Salep asam fusidat 2%
E. Salep mupirosin 2 %
4A
Pioderma
Pioderma

Impetigo
Erisipelas
(bulosa dan nonbulosa)

Profunda
Superfisialis
Ektima Selulitis

Folikulitis Flegmon

Furunkel Hidradenitis

Karbunkel
4A
Pioderma
Impetigo Krustosa Ektima Erisipelas Selulitis Flegmon

Folikulitis Furunkel Karbunkel Furunkulosis

Impetigo Bulosa Pionikia


4A
Pioderma

ETIOLOGI
Streptococcus b hemolitik
Staphylococcus aureus
Grup A
Impetigo
Impetigo Bulosa
Nonbulosa/Krustosa
Ektima Folikulitis
Erisipelas Furunkel
Selulitis Karbunkel
Flegmon SSSS
Hidradenitis
Diagnosis Predileksi Bakteri coccus gram
4A
+ berbentuk rantai 4A
Pioderma UKK Khas

Pioderma SBHA
“KEKER SALMON“
Impetigo Krustosa Ektima Erisipelas Selulitis Flegmon

Krusta kekuningan (honey Patch Eritema


Patch Eritema Selulitis + Pus
color crust); diangkat —> Krusta tebal; (Merah Cerah)
Eritema diangkat —>Ulkus
dangkal (punched out Batas tegas Difus atau batas tidak
lesion) Supuratif
(Epidermis – Dermis tegas
Nikolsky sign (+) (Dermis – Subkutan)
superficial) (Dermis – Subkutan)

Di mulut dan hidung Kaki Kaki dan wajah Kaki dan Wajah Kaki

Sering pada kaki post


Sering pada anak Nyeri (+) dan Demam (+), leukositosis
trauma

260
Bakteri coccus gram
Diagnosis + berbentuk anggur
4A
Pioderma Khas

Pioderma S. Aureus
Folikulitis Furunkel Karbunkel Furunkulosis
Infeksi folikel rambut dan jaringan
Infeksi folikel rambut Nodul +, kumpulan furunkel Furunkel yang tersebar
sekitar

Impetigo Bulosa Pionikia

Bula kendur (hipopion) à pecah Infeksi pada kuku, pus sekitar


à skuama kolaret, nikolsky sign (-) kuku
Folikulitis Superfisialis

Sycosis Barbae

261
4A

Pioderma
Tatalaksana

Topikal
• Banyak krusta (3xsehari):
• Kompres PK 1:5000
• As salisilat 0.1%
• Kompres rivanol 1%
• Lar povidone iodine 1%
• (-) Krusta (2-3x sehari)à 7 – 10 hari
MED+EASY
• As. Fusidat 2% Asyam
• Mupirocin 2% Mau
Bagi
• Basitrasin 2x/hari Kolor
• Kloramfenikol 2% 2
4A

Pioderma
Tatalaksana

Sistemik

• 1ST LINE: (min. 7 hari)


• Kloksasilinin/dikloksasilin
MED+EASY
• Dewasa: 4x250-500mg/hari
• Anak: 25-50mg/BB/hari (terbagi 4 dosis) DASAKE
• Amoxiclav Dikloksasilin
• Dewasa: 3x250-500mg/hari Amoxiclav
• Anak: 25mg/BB/hari (terbagi 3 dosis)
• Sefaleksin Sefalexin
• 25 - 50 mgbb/hari (terbagi 4 dosis) Azitromisin
• 2ND LINE
Klindamisin
• Azitromisin 1x500mg (H1), 1x250 mg(H2-5)
• Klindamisin 3x300mg, 15mg/BB/hari (terbagi 3 dosis) Eritromisin
• Eritromisin 4x250-500mg
A. Kompres dengan povidon iodine 0.1% à povidon
iodine 1%
B. Kompres dengan asam salisilat 0.1%
C. Kompres dengan rivanol 0.1% à rivanol 1%
D. Salep asam fusidat 2% à apabila lesi tanpa krusta
E. Salep mupirosin 2 % à apabila lesi tanpa krusta

264
78
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan terdapat luka pada dahi sebelah kanan sejak 2 tahun yang
lalu. Pasien merasakan ukuran luka semakin bertambah besar sejak
3 bulan terakhir. Luka sudah diobati dengan antiseptik tetapi tidak
mengalami perbaikan dan saat ini luka berkembang menjadi
borok. Pasien bekerja sebagai petani sejak 20 tahun lalu dan jarang
menggunakan topi saat berada di sawah. Pada pemeriksaan
histopatologi didapatkan gambaran mutiara tanduk.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Melanoma maligna
B. Nevus pigmentosus
C. Karsinoma sel basal
D. Karsinoma sel skuamosa
E. Keratosis aktinik
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan terdapat luka pada dahi sebelah kanan sejak 2 tahun yang
lalu. Pasien merasakan ukuran luka semakin bertambah besar sejak
3 bulan terakhir. Luka sudah diobati dengan antiseptik tetapi tidak
mengalami perbaikan dan saat ini luka berkembang menjadi
borok. Pasien bekerja sebagai petani sejak 20 tahun lalu dan jarang
menggunakan topi saat berada di sawah. Pada pemeriksaan
histopatologi didapatkan gambaran mutiara tanduk.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
A. Melanoma maligna
B. Nevus pigmentosus
C. Karsinoma sel basal
D. Karsinoma sel skuamosa
E. Keratosis aktinik
2

268
2
TUMOR GANAS KULIT

BCC SCC
Squamous Cell Carcinoma Melanoma Maligna
Basal Cell Carcinoma
Ulkus hitam dasar kotor (rodent) Hiperpigmentasi pada kulit
UKK Pearly papul Nodul hyperkeratosis
dengan
Tepi tidak teratur Mudah berdarah
Telangiektasis ABCDE

F. RESIKO Sinar matahari Sinar matahari, Sinar matahari,


lesi precursor: keratosis aktinik iritasi berulang nevus pigmentus
ASAL TUMOR
Sel epitel basal Keratosit epidermis Melanosit
• Pearl horn (Mutiara tanduk)
HISTO PA Sel melanosit berdiferensiasi
Sel palisade • Keratinisasi
• Intercellular bridging
ganas

METASTASIS Jarang Sering Paling sering


MED+EASY SCC
KAMUS à
(SQUAMOUS)
SUKA à (SERING
METASTASIS)
TANDUK à
MUTIARA TANDUK
BEDARAH à
(MUDAH
BERDARAH)

269
2

KARSINOMA SEL BASAL KARSINOMA SEL SKUAMOSA

• Berasal dari sel epidermal pluripoten. Faktor • Berasal dari sel epidermis. Etiologi: sinar
predisposisi: lingkungan (radiasi, arsen, matahari, genetik, herediter, arsen, radiasi,
paparan sinar matahari, trauma, ulkus hidrokarbon, ulkus sikatrik
sikatriks), genetik
• Usia tersering 40-50 tahun
• Usia di atas 40 tahun
• Dapat bentuk intraepidermal
• Biasanya di daerah berambut, invasif, jarang
metastasis • Dapat bentuk invasif: mula-mula berbentuk
nodus keras, licin, kemudian berkembang
• Bentuk paling sering adalah nodulus: menjadi verukosa/papiloma. Fase lanjut tumor
menyerupai kutil, tidak berambut, berwarna menjadi keras, bertambah besar, invasif,
coklat/hitam, berkilat (pearly), bila melebar dapat terjadi ulserasi.
pinggirannya meninggi di tengah menjadi
ulkus (ulcus rodent) kadang disertai • Metastasis biasanya melalui KGB.
talangiektasis, teraba keras

270
A. Melanoma maligna à tumor ganas melanoma (ABCDE)
B. Keratosis seboroik à tumor jinak epidermal
C. Karsinoma sel basal à histopatogi didapatkan gambaran
palisade
D. Karsinoma sel skuamosa
E. Keratosis aktinik à bentuk pra kanker karsinoma sel skuamosa
79
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan kebotakan pada rambutnya sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini
dirasakan semakin memberat dimana saat ini tidak ada lagi rambut pada
bagian tengah. Pasien tidak mengeluhkan ada rasa gatal dan sedang
tidak mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang. Diketahui
bahwa ibu pasien menderita keluhan yang sama. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya
kebotakan pada bagian tengah, eritem (-). Saat dilakukan traksi
didapatkan rambut yang tercabut sebanyak 3 helai.
Apakah diagnosis yang tepat pasien di atas?
A. Alopesia areata
B. Telogen effluvium
C. Anagen effluvium
D. Alopesia androgenik
E. Tinea kapitis black dot
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan kebotakan pada rambutnya sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini
dirasakan semakin memberat dimana saat ini tidak ada lagi rambut pada
bagian tengah. Pasien tidak mengeluhkan ada rasa gatal dan sedang
tidak mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang. Diketahui
bahwa ibu pasien menderita keluhan yang sama. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya
kebotakan pada bagian tengah, eritem (-). Saat dilakukan traksi
didapatkan rambut yang tercabut sebanyak 3 helai.
Apakah diagnosis yang tepat pasien di atas?
A. Alopesia areata
B. Telogen effluvium
C. Anagen effluvium
D. Alopesia androgenik
E. Tinea kapitis black dot
3A

Definisi

• Alopesia terpola akibat faktor hormon androgen dan genetik.


• Konversi rambut terminal menjadi rambut velus dalam pola karakteristik.

Klinis :
• Pada pria penipisan rambut di temporal, frontal/parietal, verteks, oksipital
• Pada wanita penipisan rambut difus terutama di daerah frontal/parietal
Ludwig :
Norwood-Hamilton:
Kerontokan difus pada puncak kepala
Tipe I muncul pada skalp prepubertas
dan menetapnya garis frontal, namun
dengan rambut terminal tumbuh pada
pada wanita terdapat juga kerontokan
dahi dan pada seluruh scalp. Tipe II
yang meningkat pada bagian depan,
dan III menunjukkan kemunduran garis
disebut dengan Christmast tree
rambut frontal kebanyakan bentuk M.
pattern.
3A

Wash Test

• Rambut yang rontok >10% rambut vellus (panjang <3 cm) dan jumlah rambut
yang rontok kurang dari 200 helai

Pull Test

• Pull test negatif (< 6 helai rambut atau <10% rambut yang rontok)

Histopatologi
• Rasio rambut terminal dan vellus umumnya kurang dari 4:1
3A

Tatalaksana

• Sistemik
1. Finasteride 1 mg/hari
2. Dustateride 0.5 mg/hari
3. Cyproteron acetat (CPA) 100 mg/hari (hari 5-15 siklus menstruasi), ethinyl
estradiol 50 µg/hari (hari 25) atau 50 mg (hari 1-10 siklus menstruasi) dan
ethinyl estradiol 35 µg/hari (hari 1-21)
4. Spironolakton 200 mg/hari
• Topikal
1.Minoksidil 2-5%, 2 kali sehari (1 ml atau 25 tetes)
2.17𝛼 dan 17β-estradiol
A. Alopesia areata à exclamation hair (+)
B. Telogen effluvium à kerontokan rambut pasca
demam, melahirkan
C. Anagen effluvium à kerontokan rambut pasca
kemoterapi
D. Alopesia androgenik
E. Tinea kapitis black dot à kerontokan rambut kausa
jamur

278
80
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
luka pada kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan luka tidak
disertai dengan nyeri. Pasien mengakui telah berhubungan dengan
teman kencan onlinenya 2 minggu yang lalu. Dari anamnesis
diketahui pasien alergi penisilin. Pemeriksaan fisik didapatkan
limfadenopati inguinal bilateral dan pemeriksaan genital
didapatkan gambaran seperti berikut :
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Doksisiklin 2x100 mg oral 30 hari
B. Doksisiklin 2x100 mg oral dosis tunggal
C. Penisilin benzatin 2.4 juta unit IM SD
D. Penisilin benzatin 1.2 juta unit IM SD
E. Eritromisin 4x500 mg dosis tunggal
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
luka pada kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan luka tidak
disertai dengan nyeri. Pasien mengakui telah berhubungan dengan
teman kencan onlinenya 2 minggu yang lalu. Dari anamnesis
diketahui pasien alergi penisilin. Pemeriksaan fisik didapatkan
limfadenopati inguinal bilateral dan pemeriksaan genital
didapatkan gambaran seperti berikut :
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Doksisiklin 2x100 mg oral 30 hari
B. Doksisiklin 2x100 mg oral dosis tunggal
C. Penisilin benzatin 2.4 juta unit IM SD
D. Penisilin benzatin 1.2 juta unit IM SD
E. Eritromisin 4x500 mg dosis tunggal
3A

Definisi

• Penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum


• Terbagi menjadi sifilis didapat dan konginetal
• Sifilis didapat : stadium primer, sekunder, tersier serta laten

Klinis
• Stadium I (primer) : ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, tidak nyeri dan pembesaran
kelenjar getah bening regional
• Stadium II (sekunder) : lesi kulit yang polimorfik (roseola sifilitika), tidak gatal dan lesi di
mukosa dan limfadenopati
• Stadium laten : Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien, namun tes serologi sifilis (TSS)
reaktif, baik serologi treponema maupun nontreponema.
• Stadium III (tersier) : gumma, yaitu infiltrat sirkumskrip kronis yang cenderung mengalami
perlunakan dan bersifat destruktif. Dapat mengenai kulit, mukosa dan tulang.

283
3A

284
3A

SIFILIS

LANGSUNG / Mikroskopik TIDAK LANGSUNG / Serologi


Dark field microscope

‘Treponema motil’
Treponemal Non-Treponemal

1. TPHA VDRL
(Treponema Pallidum
Heamagglutination Assay) (Venereal Disease
2. FTA – ABS Research Laboratory)
(Fluorescent Treponemal
Antibody – Absorption)

285
3A

Pemeriksaan Penunjang

Sifilis Primer Sifilis Sekunder Sifilis Laten


Dapat reaktif atau
RPR atau VDRL Reaktif, titer tinggi Reaktif
non reaktif
TPHA Reaktif Reaktif Reaktif

Tatalaksana
Benzil benzatin penisilin G dengan dosis :
1. Stadium primer dan sekunder : 2,4 juta unit IM SD
(1,2 juta unit bokong kanan, 1,2 juta unit bokong kiri)
2. Stadium laten 2,4 juta unit IM setiap minggu (hari 1,8 dan 15)
3A

Tatalaksana

1. Doksisiklin 2x100 mg selama 30 hari untuk stadium primer, sekunder dan


tersier
2. Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hari untuk ibu hamil dengan sifilis stadium
primer dan sekunder, atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten

Evaluasi terapi: evaluasi secara klinis dan serologi dilakukan pada bulan ke-1, 3,
6 dan 12.
Kriteria sembuh: titer VDRL atau RPR menurun 4 kali lipat dalam 6 bulan setelah
pengobatan.
A. Doksisiklin 2x100 mg oral 30 hari
B. Doksisiklin 2x100 mg oral dosis tunggal à kurang
tepat, selama 30 hari
C. Penisilin benzatin 2.4 juta unit IM SD à alergi penisilin
D. Penisilin benzatin 1.2 juta unit IM SD à alergi penisilin
E. Eritromisin 4x500 mg dosis tunggal à kurang tepat,
selama 14 hari

288
81
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan keputihan sejak 5 hari yang lalu. Keputihan
yang dialami berbau busuk, berwarna kuning-kehijauan dan
kadang berbusa. Pasien sering gonta-ganti pasangan seksual.
Pada pemeriksaan pada forniks posterior tampak duh
seropurulent, berbau, berwarna kuning dan berbusa dan
tampak bintik kemerahan pada servix.
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Metronidazol 2 gram per oral 7 hari
B. Metronidazol 2 gram intravaginal dosis tunggal
C. Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal
D. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral dosis tunggal
E. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral 3 hari
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan keputihan sejak 5 hari yang lalu. Keputihan
yang dialami berbau busuk, berwarna kuning-kehijauan dan
kadang berbusa. Pasien sering gonta-ganti pasangan seksual.
Pada pemeriksaan pada forniks posterior tampak duh
seropurulent, berbau, berwarna kuning dan berbusa dan
tampak bintik kemerahan pada servix.
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien di atas?
A. Metronidazol 2 gram per oral 7 hari
B. Metronidazol 2 gram intravaginal dosis tunggal
C. Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal
D. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral dosis tunggal
E. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral 3 hari
4A

Normal Trichomoniasis Candidiasis Bacterial Vaginosis


Gatal, rasa tidak
Gatal, duh, asimptomatik
Gejala Klinis nyaman, disuria, duh Amis, duh, gatal
50%
kental
Berbusa, keabuan atau
Kental, bergumpal, putih Homogen, lengket,
Vaginal Discharge Bening kuning kehijauan, berbau
“cottage cheese” putih susu, bau amis
tidak sedap
Petekie servikal
Temuan Klinis Inflamasi dan eritema
“strawberry serviks”
pH Vagina 3,8-4,2 >4,5 <4,5 >4,5

KOH ‘Whiff’ Test Negatif Positif Negatif Positif


Protozoa berflagel motil, Clue sel (>20%), tidak
NaCl wet mount Lacto-bacilli Leukosit sedikit
leukosit banyak ada/sedikit leukosit
Pseudohifa atau spora
KOH wet mount
jika spesies non albicans

292
4A

Tatalaksana

Trikomoniasis Bakterial Vaginosis Kandidiasis

Metronidazole 2 g SD, PO Metronidazole 2 g SD, PO Klotrimazol 200 mg 3 hari, intravagina

Metronidazole 2x500 mg 7 hari, PO Metronidazole 2x500 mg 7 hari, PO Klotrimazol 500 mg SD, intravagina
Klindamisin 2x300 mg/hari selama 7
Flukonazol 150 mg SD, PO
hari, PO
Itrakonazol 200 mg SD, PO

Nistatin 100.000 IU 7 hari, intravagina

MED+EASY
KOKO FIN

293
A. Metronidazol 2 gram per oral 7 hari à dosis kurang
tepat
B. Metronidazol 2 gram intravaginal dosis tunggal à
dosis kurang tepat
C. Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal
D. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral dosis tunggal à
dosis kurang tepat
E. Metronidazol 2x500 mg/hari per oral 3 hari à dosis
kurang tepat

294
82
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ibunya ke puskesmas
karena tampak bintik-bintik berwarna putih pada badan anaknya yang
disadari sejak 3 hari lalu. Setelah dilakukan anamnesis diketahui anak
menjadi sering mengeluh gatal dan menggaruk pada daerah punggung
dan dada. Keluhan muncul setelah melakukan perjalanan dengan motor
dan memakai jaket tebal. Tidak ada riwayat alergi. Pemeriksaan status
lokalis didapatkan papulovesikel berwarna putih jernih dan tersebar
diskret.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Miliaria rubrum
B. Miliaria kristalina
C. Miliaria profunda
D. Miliaria pustulosa
E. Folikulitis
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ibunya ke puskesmas
karena tampak bintik-bintik berwarna putih pada badan anaknya yang
disadari sejak 3 hari lalu. Setelah dilakukan anamnesis diketahui anak
menjadi sering mengeluh gatal dan menggaruk pada daerah punggung
dan dada. Keluhan muncul setelah melakukan perjalanan dengan motor
dan memakai jaket tebal. Tidak ada riwayat alergi. Pemeriksaan status
lokalis didapatkan papulovesikel berwarna putih jernih dan tersebar
diskret.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Miliaria rubrum
B. Miliaria kristalina
C. Miliaria profunda
D. Miliaria pustulosa
E. Folikulitis
4A

Definisi

• Kelainan kulit akibat sumbatan kelenjar ekrin

Faktor Risiko

1.Kondisi lingkungan panas


2.Kelembaban tinggi
3.Keringat yang berlebih
Kristalina Rubra Profunda

Stratum Corneum Spinosum Dermo-epidermal

• Papul putih
Klinis • Vesikel • Makula /
keras 2-
jernih papul
4mm
• mudah diatas
tanpa
pecah dasar
tanda
• asimtomatis eritematosa
radang
4A

Tatalaksana

• Non Medikamentosa
• Memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
• Menghindari panas berlebih
• Menjaga kebersihan kulit
• Medikamentosa
• Bedak kocok mengandung kalamin dan mentol
• Miliaria rubra dengan inflamasi berat dapat diberikan kortikosteroid topikal dan
apabila ada infeksi sekunder diberi antibiotik topikal
• Miliaria profunda diberikan lanolin anhydrous, bila luas diberikan isotretinoin
A. Miliaria rubrum à papul dasar eritematosa
B. Miliaria kristalina
C. Miliaria profunda à papul putih tanpa tanda radang
D. Miliaria pustulosa à miliaria rubra disertai pustul
E. Folikulitis à peradangan pada folikel rambut

300
83
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke dokter oleh
orang tuanya dengan keluhan gatal di daerah kepala sejak 7
hari yang lalu. Anak memiliki kebiasaan sering bermain di
bawah terik matahari dan jarang menggunakan sampo. Pada
pemeriksaan didapatkan rambut berwarna keabuan, lesi
tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas. Pada
pemeriksaan lampu wood tampak berwarna hijau.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Tinea kapitis favus
B. Tinea kapitis kerion
C. Tinea kapitis black dot
D. Tinea kapitis grey patch
E. Pediculosis capitis
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ke dokter oleh
orang tuanya dengan keluhan gatal di daerah kepala sejak 7
hari yang lalu. Anak memiliki kebiasaan sering bermain di
bawah terik matahari dan jarang menggunakan sampo. Pada
pemeriksaan didapatkan rambut berwarna keabuan, lesi
tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas. Pada
pemeriksaan lampu wood tampak berwarna hijau.
Apakah diagnosis pada pasien di atas?
A. Tinea kapitis favus
B. Tinea kapitis kerion
C. Tinea kapitis black dot
D. Tinea kapitis grey patch
E. Pediculosis capitis
4A

PARAMETER TINEA PTYRIASIS VERSIKOLOR CANDIDIASIS


Mikroorganisme Trycophyton Sp., Epidermophyton Sp., Microsporum Sp. Malasezzia furfur Candida albicans

Lokasi Lesi Badan (T. Kepala (T. Kaki (T. Pedis) Daerah sering terkena keringat • Kulit
Korporis) Kapitis) • Lipatan kulit
• Peiranal (Diaper’s Rash)
• Vulvovagina
• Mukosa oral
Bentuk Lesi • Gatal • Gray patch • Interdigitalis • Lesi multipel • Kandidosis mukosa
• Batas tegas (ektothrix) • Terutama sela • Batas tegas • Kandidosis kutis
• Polisiklik • Black dot jari IV-V • Hipopigmentasi sampai • Kandidosis sistemik
• Pinggir aktif (endothrix) • Skuama, fisur, dengan hiperpigmentasi • Reaksi id (kandidid)
• Central • Kerion maserasi • Maserasi (+)
healing (Bengkak, pus • Gatal
+ dari folikel, menahun ->
seperti sarang tidak gatal
lebah) • Kronik
• Papuloskuam
osa
• Hiperkeratotik
Pemeriksaan Hifa sejati dan arthrospora Meatball and spaghetti (hifa Pseudohifa dan blastospora
KOH pendek dan spora bulat)
Lampu Wood Kuning kehijauan Kuning keemasan Fluoresensi (-)

Dermatophyte Kulit Rambut Kuku


Microsporum X X
Trichophyton X X X
305
Epidermophyton X X
4A

Ectothrix
• M. canis*
• M. audouinii*
• M. ferrugineum*
• M. distortum*
• T. rubrum (jarang)

Endothrix
• T. tonsurans
• T. violaceum
• T. soudanense
• T. gourvilli
• T. yaoundei
• T. rubrum (jarang)

Favus
• T. schoenleinii**
*Fluoresensi kuning
** Fluoresensi biru-keputihan

306
306
4A

Grey Patch/Non inflammatory type


• Etiologi : Microsporum sp.
• Rambut berwarna abu-abu dan tidak berkilat, mudah
patah di atas permukaan scalp
• Skuama, hyperkeratosis
• Lampu Wood berfluoresensi hijau

Kerion/Inflammatory type

• Patogen zooflik atau geofilik


• Folikulitis pustular hingga furunkel disertai alopesia
sikatrisial
• Lesi gatal dan nyeri, limfadenopati servikalis posterior

307
4A

Black dot

• Etiologi : Trichophyton tonsurans dan T. violaceum


• Rambut mudah patah pada permukaan scalp,
tampak titik hitam pada daerah alopesia (black dot)
• Skuama difus

Favus

• Etiologi : Trichophyton schoenleinii


• Bentuk berat dan kronis berupa plak eritematosa
perifolikular dengan skuama
• Krusta tebal kekuningan (scutula) dengan mousy odor

308
4A

TINEA KAPITIS
1. Topikal : tidak disarankan (jika topical saja)
• Rambut dicuci dengan sampo ANTIMIKOTIK (Selsenium Sulfida 1% dan 2,5%) 2-4 kali/minggu
• Pilihan lain: sampo ketoconazole 2% 2 hari sekali selama 2 – 4 minggu

2. Sistemik
Spesies Microsporum
• Obat pilihan : Griseovulfin fine particle / microsize 20 – 25 mg/kgBB/hari dan ultramicrosize 10 – 15
mg/kgBB/hari selama 8 minggu
• Pilihan lain:
o Itrakonazol 50-100 mg/hari atau 5 mg/kgBB/hari selama 6 minggu
o Terbinafin 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg; 125 mg untuk BB 20-40 kg; dan 250 mg/hari untuk
BB>40 kg (selama 4 MINGGU)

309
4A

TINEA KORPORIS, KRURIS, PEDIS


1. Topikal :
• DOC: Krim Terbinafin atau butenafin 1x1 selama 1-2 minggu
• Alternatif: Krim Mikonazol, ketokonazol, klotrimazol 2x1 selama 4-6 minggu
• 2. Sistemik: Diberikan bila lesi kronik, luas atau sesuai indikasi
• DOC: Terbinafin oral 1x250 mg selama 2 minggu
• Alternatif:
• Griseofulvin oral 500 mg/hari atau 10-25 mg/KgBB/hari selama 2-4 minggu
• Ketokonazole 200 mg/hari
• Itrakonazole 2x100mg/hari selama 2 minggu

TINEA UNGUIUM
• Sistemik:
• Obat pilihan: Terbinafin oral 1x250 mg/hari selama 6 minggu untuk kuku tangan dan 12-16
minggu untuk kuku kaki
• Alternatif: Itrakonazole dosis denyut 2x200 mg/hari selama 1 minggu istirahat 3 minggu
sebanyak 2 denyut kuku tangan dan 3-4 denyut untuk kuku kaki atau Itrakonazole 200 mg/hari
selama 2 bulan untuk kuku tangan dan minimal 3 bulan untuk kuku kaki.
310
A. Tinea kapitis favus à krusta tebal kekuningan
(scutula) dengan mousy odor
B. Tinea kapitis kerion à folikulitis pustular hingga
furunkel disertai alopesia sikatrisial
C. Tinea kapitis black dot à rambut mudah patah
pada permukaan scalp, tampak titik hitam
D. Tinea kapitis grey patch
E. Pediculosis capitis à kausa pediculus var.humanus

311
84
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 25 tahun datang ke poliklinik karena seluruh kulitnya
berwarna putih yang dialami sejak lahir. Pasien juga mengeluhkan
rambutnya yang berwarna putih. Dari anamnesis diketahui bahwa nenek
pasien juga memiliki keluhan yang serupa. Pada pemeriksaan didapatkan
hipopigmentasi pada kulit dan rambut serta iris berwarna biru.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
A. Vitiligo generalisata
B. Eritrasma
C. Albinism
D. Hipopigmentasi pasca inflamasi
E. Tinea corporis
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 25 tahun datang ke poliklinik karena seluruh kulitnya
berwarna putih yang dialami sejak lahir. Pasien juga mengeluhkan
rambutnya yang berwarna putih. Dari anamnesis diketahui bahwa nenek
pasien juga memiliki keluhan yang serupa. Pada pemeriksaan didapatkan
hipopigmentasi pada kulit dan rambut serta iris berwarna biru.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
A. Vitiligo generalisata
B. Eritrasma
C. Albinism
D. Hipopigmentasi pasca inflamasi
E. Tinea corporis
2

Definisi
Definisi

• Kondisi konginetal dimana tanpa pigmen pada kulit, mata, rambut parsial
(hypomelanistic albinism)/ komplit (amelanistic albinism)
• Kurangnya pigmen meningkatkan resiko sunburn dan kanker kulit

Oculocutaneous albinism (OCA) Ocular albinism (OA)


• Mata, rambut dan kulit • Hanya mata
• Autosomal resesif • OA1 subtype paling banyak
• Subtipe terbanyak : (Nettleship-Falls syndrome)
• OCA1 : defek pada enzim tyrosinase • X-linked resesif
(TYR) • Kurangnya pigmen pada epitel
• OCA2 : defek pada gen P retina

315
2

GejalaKlinis
Gejala Klinis

• Tidak adanya pigmen kulit parsial/komplit


• Rambut berwarna putih/kuning muda
• Iris berwarna biru
• Sensitif terhadap cahaya

Gejala Klinis
Tatalaksana
• Sunblock SPF >30 untuk perlindungan
terhadap sinar matahari
• Tretinoin topikal
• Beta karoten 3x30-60 mg/hari

316
A. Vitiligo generalisata à patch depigmentasi seperti kapur
pada seluruh tubuh
B. Eritrasma à lesi eritem pada lipatan kulit, coral red pada
lampu wood
C. Albinism
D. Hipopigmentasi pasca inflamasi à Riwayat inflamasi (+)
E. Tinea corporis à gatal (+), lesi central healing dengan
tepi eritem

317
85
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 26 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul bintik kemerahan di wajahnya. Pasien saat ini
sebagai peserta di suatu sekolah kedinasan sehingga tidak sempat
mengurus wajahnya dan hampir tidak pernah mencuci mukanya
dengan sabun cuci muka. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
komedo hitam 9 buah dan komedo putih 10 buah di sekitar hidung,
dan tampak papul sebanyak 14 buah pada daerah dahi dan pipi.
Apakah diagnosis dan tatalaksana dari kasus diatas?
A. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal
B. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal + antibiotik topikal
C. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal
D. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal + antibiotik oral
E. Akne vulgaris berat – isotretinoin oral
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang perempuan berusia 26 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul bintik kemerahan di wajahnya. Pasien saat ini
sebagai peserta di suatu sekolah kedinasan sehingga tidak sempat
mengurus wajahnya dan hampir tidak pernah mencuci mukanya
dengan sabun cuci muka. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
komedo hitam 9 buah dan komedo putih 10 buah di sekitar hidung,
dan tampak papul sebanyak 14 buah pada daerah dahi dan pipi.
Apakah diagnosis dan tatalaksana dari kasus diatas?
A. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal
B. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal + antibiotik topikal
C. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal
D. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal + antibiotik oral
E. Akne vulgaris berat – isotretinoin oral
4A

Definisi
• Penyakit peradangan kronik folikel pilosebasea
• Diakibatkan oleh peningkatan jumlah flora folikel
(Propionibacterium acne)
• Predileksi : muka, bahu, dada atas, punggung atas
• Tipe erupsi :
– Non Inflamasi : komedo, papul
– Inflamasi : papula, nodul, kista

321
Ringan Sedang Berat
Komedo <20 20-100 >100
Lesi Inflamasi <15 15-50 >50
Kista/nodul - <5 >5
Total lesi <30 30-125 >125

DERAJAT TIDAK HAMIL HAMIL/MENYUSUI


RINGAN • Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoiil peroxide • Benzoil peroxide
• Asam azelaic 20%

SEDANG • Asam retinoat 0,01-0,1% + benzoil peroxide bila • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
perlu + doksisiklin 50-100mg PO

BERAT • Antibiotik topikal + Azitromisin pulse dose (hari 1: • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
500 mg lanjut 2-4 250 mg)

322
Light Moderate Serious acne
Comedogenic Papulopustulosa Papulopustulosa Nodular Nodular/
Conglobata
Topikal retinoid Topikal retinoid + Topikal retinoid + Topikal retinoid + Oral Isotretinoin
antibiotik topikal oral antibiotik + oral antibiotik +
BPO BPO
Asam salisilat Oral antibiotik + Isotretinoin/ Oral antibiotik +
DERAJAT TIDAK HAMIL topikal retinoid + HAMIL/MENYUSUI
antibiotik oral + retinoid topikal +
RINGAN • BPO peroxide
Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoiil • retinoid
Benzoil topikal +
peroxide BPO
• Asam azelaic 20% BPO/asam azeleat
Antiandrogen + Antiandrogen + Antiandrogen +
SEDANG • Asam retinoat 0,01-0,1% + benzoil peroxide bila • Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
perlu + doksisiklin 50-100mg PO topikal retinoid/ retinoid topikal + retinoid topikal
asam azaleat antibiotik oral
BERAT • Antibiotik topikal + Azitromisin pulse dose (hari
Topikal 1:
retinoid• + Benzoil peroxide + eritromisin 500-1000 mg/hari
500 mg lanjut 2-4 250 mg)
BPO

323
A. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal à hanya komedo
saja
B. Akne vulgaris ringan – retinoid topikal + antibiotik topikal
C. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal à akne sedang
pengobatan ditambah dengan antibiotik oral
D. Akne vulgaris sedang – retinoid topikal + antibiotik oral à
jika komedo 20-100
E. Akne vulgaris berat – isotretinoin oral à jika nodul/kista >5

324
Throwback CBT Mei 2022

Oftalmologi
Oftalmologi

86
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Perempuan, 63 tahun, datang dengan keluhan mata merah dan
terasa seperti berpasir. Hal ini dialami sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien menyangkal adanya riwayat trauma maupun penyakit
lainnya. Pada pemeriksaan fisik dijumpai gambaran seperti pada
gambar.
Diagnosis yang tepat?
a. Trikiasis
b. Distrikiasis
c. Blefaritis inferior
d. Entropion
e. Ektropion

327
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Perempuan, 63 tahun, datang dengan keluhan mata merah dan
terasa seperti berpasir. Hal ini dialami sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien menyangkal adanya riwayat trauma maupun penyakit
lainnya. Pada pemeriksaan fisik dijumpai gambaran seperti pada
gambar.
Diagnosis yang tepat?
a. Trikiasis
b. Distrikiasis
c. Blefaritis inferior
d. Entropion
e. Ektropion

328
KELAINAN PALPEBRA
ENTROPION vs. EKTROPION
ENTROPION EKTROPION
Etiologi Malposisi à kelopak mata terlipat ke arah dalam Malposisi à kelopak mata bawah (eversi)
(inversi) à konjungtiva terpapar langsung ke dunia luar

Tanda dan Gejala Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi

Klasifikasi - Entropion kongenital : kelainan m. retraktor palpebra - Ektropion kongenital


- Entropion spastik akut : spasme à digerakkan - Ektropion sikatrikal : akibat skar (fibrosis)
secara paksa - Ektoprion involusional/senilis : degenerative à
- Entropion involusional : degenerative kelemahan tonus otot orbikularis
- Pemeriksaan : Snap test - Ektropion mekanikal : adanya massa/tumor
- Entropion sikatrikal : trauma à fibrosis - Ektropion paralisis : paralisis Nervus Fasialis

Tatalaksana - Farmakologi
- Artificial tears (untuk mencegah Dry Eye Syndrome)
- Agen Imunosupresif (Dapsone)
- Neuromuskular blocking agent (BOTOX)
- Rekonstruksi palpebra

330
a. Trikiasis à margo palpebral (N)
b. Distrikiasis à margo palpebral (N), bulu mata tumbuh tidak
pada tempatnya
c. Blefaritis inferior à inflamasi pada palpebra
d. Entropion
e. Ektropion à margo palpebral tergulung ke arah luar

331
Oftalmologi

87
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang anak perempuan, 5 tahun datang dibawa ibunya ke RS
dengan keluhan mata kanan terus mengeluarkan cairan. Hal ini telah
dialami anak sejak 6 bulan yang lalu. Sebelumnya anak pernah
terjatuh dari sepeda dan melukai wajahnya. Pada pemeriksaan visus
didapatkan visus ODS 6/6, OD epifora (+), dijumpai adanya benjolan
pada daerah medial dari kantus medial OD, hiperemis (-). OS dalam
batas normal.
Diagnosis?
a. Dakriosistitis
b. Dakrioadenitis
c. Dakriostenosis
d. Obstruksi duktus nasolakrimalis sekunder
e. Kanalikulitis

333
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang anak perempuan, 5 tahun datang dibawa ibunya ke RS
dengan keluhan mata kanan terus mengeluarkan cairan. Hal ini telah
dialami anak sejak 6 bulan yang lalu. Sebelumnya anak pernah
terjatuh dari sepeda dan melukai wajahnya. Pada pemeriksaan visus
didapatkan visus ODS 6/6, OD epifora (+), dijumpai adanya benjolan
pada daerah medial dari kantus medial OD, hiperemis (-). OS dalam
batas normal.
Diagnosis?
a. Dakriosistitis
b. Dakrioadenitis
c. Dakriostenosis
d. Obstruksi duktus nasolakrimalis sekunder
e. Kanalikulitis

334
Infeksi Kelenjar Air Mata
Dakrioadenitis Dakriosistitis
Dakriostenosis pada
Definisi Radang pada glandula lacrimalis Radang pada saccus lacrimalis Bayi
= obstruksi membran
- Bengkak dan nyeri tekan Hassner
Kelopak mata berbentuk S terbalik
Manifestasi Klinis pada daerah nasal
di bagian temporal superior
- Epifora Manifestasi klinis :
- Epifora
Pemeriksaan Penunjang Tes Anel (+) , Regurgitasi (-) Tes Anel (-) , Regurgitasi (+) - Sekret sejak lahir

Staphylococcus aureus, Strep β Regurgitasi (+)


Patogen Mumps, EBV, Stafilokokus, GO
hemolitikus, H. influenza
Tatalaksana :
• Antibiotik lokal • Pijat daerah sakus
• Kompres hangat • Antibiotik sistemik • AB topikal
Tatalaksana
• Bila bakteri: antibiotik • Irigasi saccus lakrimal
• Dakriosistorinotomi

Gambar

335
Infeksi Kelenjar Air Mata
Pemeriksaan Penunjang

ANEL TEST
= untuk memeriksa fungsi
pengeluaran air mata ke
hidung (ekskresi sistem lakrimal)

Tes Anel (+) = didapatkan rasa


asin pada tenggorokan
(NORMAL)

Tes Anel (–) = cairan keluar


elalui punctum lakrimal
(regurgitasi) à obstruksi
saluran
Definisi
• Dakriostenosis merupakan kondisi
menyempitnya saluran nasolakrimalis, yang
mengalirkan air mata dari mata ke hidung.
Klasifikasi
• Kongenital à pembentukan yang tidak
sempurna
• Didapat
• Trauma
• Inflamasi sistemik
Manifestasi Klinis
• Epifora
• Dakriosistitis rekuren

337
Diagnosis
• Dakriosistografi
• Tes Anel
• Tes Schirmer

Tatalaksana
• Dakriostenosis kongenital
• Usia <12 bulan: observasi dan masase
• Usia >12 bulan: probing (oleh Sp.M atau Sp.THT) à
jika gagal maka dipertimbangkan
dacryocystorhinostomy

• Dakriostenosis didapat
• Umumnya probing tidak efektif
338
a. Dakriosistitis à inflamasi (+)
b. Dakrioadenitis à inflamasi glandula lakrimalis
c. Dakriostenosis à benar namun pilihan D lebih spesifik
d. Obstruksi duktus nasolakrimalis sekunder
e. Kanalikulitis à inflamasi kanalikuli

339
Oftalmologi

88
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Laki-laki, 13 tahun, datang dibawa ibunya dengan keluhan mata
kanan terasa gatal. Hal ini telah dialami sejak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan visus didapatkan ODS 6/6. Pemeriksaan status lokalis fisik
dijumpai edema palpebra OD, krusta (+). OS dalam batas normal.
Tata laksana awal yang tepat adalah?
a. Membersihkan kelopak mata dengan sampo bayi
b. Antibiotik salep
c. Kompres kelopak mata dengan kalium permanganas 1:10.000
d. Antiviral topical
e. Irigasi kelopak mata dengan NaCl 0,9%

341
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Laki-laki, 13 tahun, datang dibawa ibunya dengan keluhan mata
kanan terasa gatal. Hal ini telah dialami sejak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan visus didapatkan ODS 6/6. Pemeriksaan status lokalis fisik
dijumpai edema palpebra OD, krusta (+). OS dalam batas normal.
Tata laksana awal yang tepat adalah?
a. Membersihkan kelopak mata dengan sampo bayi
b. Antibiotik salep
c. Kompres kelopak mata dengan kalium permanganas 1:10.000
d. Antiviral topical
e. Irigasi kelopak mata dengan NaCl 0,9%

342
Definisi
• Inflamasi kronis atau rekuren kelopak mata tanpa gangguan visus, umumnya
terjadi bilateral.

Klasifikasi
• Blefaritis anterior: melibatkan kulit, bulu mata, dan folikel
• Tipe stafilokokus
• Tipe seboroik
• Blefaritis posterior: melibatkan orifisium kelenjar Meibom
Etiologi
• Infeksi S. aureus, dll.
• Dermatitis seboroik, kontak, alergi
Blefaritis
ANTERIOR POSTERIOR

BLEFARITIS
ULSERATIF

BLEFARITIS
SEBOROIK MEIBOMIAN GLAND
DYSFUNCTION

345
Blefaritis Anterior
Blefaritis Ulseratif Blefaritis Skuamosa/
Seboroik
Etiologi Infeksi kronik oleh stafilokokus pada dasar Gangguan pada glandula Zeis dan Moll,
bulu mata atau glandula Meibom, yang
mengakibatkan overproduksi lipid.
Tanda dan - Krusta kekuningan pada dasar bulu - Skuama atau krusta pada pangkal bulu
Gejala mata à diusap : meninggalkan keropeng mata yang bila dikelupas
atau ulkus yang mudah berdarah - Tidak ada luka
- Madarosis (+) - Bisa disertai dermatitis seboroik
Terapi • Bersihkan krusta • Bersihkan sisik dengan sabun, salep salisil
• Kompres hangat 1% atau merkuri amoniak
• Antibiotik topikal • Kompres hangat
• Antibiotik oral • Antibiotik topikal
Gambar

346
Blefaritis Posterior
Kolonisasi bakteri menghasilkan asam → produk minyak
meibom semakin kental → kelenjar meibom
Patofisiologi tersumbat/disfungsi → merusak komponen tear film (air mata)
→ air mata tidak stabil → mudah terjadi gesekan konjungtiva
→ memungkinkan pertumbuhan Staphylococcus sp

Tanda ● Madarosis parsial (hilangnya bulu mata sebagian)


dan ● Penonjolan kelenjar meibom, sekresi berlebihan (seperti
Gejala tetes minyak), jika ditekan seperti pasta gigi

● Massage kelopak mata untuk mengeluarkan isi kelenjar


● Antibiotik topikal
● Antibiotik oral
○ Amoksisilin 3 x 500 mg
Tatalaksana ○ Doksisiklin 2x100 mg atau
○ Tetrasiklin 4x250 mg
○ Eritromisin 4x500 mg (pada ibu hamil, anak <12
tahun)
● Artificial tears 4–8 kali/hari

347
Blefaritis

348
a. Membersihkan kelopak mata dengan sampo bayi
b. Antibiotik salep à tx definitif
c. Kompres kelopak mata dengan kalium permanganas 1:10.000
à tidak tepat
d. Antiviral topical à tidak tepat
e. Irigasi kelopak mata dengan NaCl 0,9% à tidak tepat

349
Oftalmologi

89
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Laki laki, 25 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata merah
sejak 2 hari ini. Pasien merupakan seorang karyawan swasta, beberapa
teman sekantor pasien mengalami hal yang sama dengan pasien.
Pemeriksaan visus ODS 5/5, injeksi konjungtiva ODS (+), sekret
mukoserous (+), bilik mata depan dalam batas normal.
Tata laksana?
a. Antibiotik
b. Antiviral
c. Sodium kromoglikat
d. Kortikosteroid
e. Artificial tears

351
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Laki laki, 25 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan mata merah
sejak 2 hari ini. Pasien merupakan seorang karyawan swasta,
beberapa teman sekantor pasien mengalami hal yang sama dengan
pasien. Pemeriksaan visus ODS 5/5, injeksi konjungtiva ODS (+), sekret
mukoserous (+), bilik mata depan dalam batas normal.
Tata laksana?
a. Antibiotik
b. Antiviral
c. Sodium kromoglikat
d. Kortikosteroid
e. Artificial tears

352
Konjungtivitis
Jenis discharge
• Serosa : infeksi virus dan iritasi, alergi akut
• Mukoid : alergi (kronik)
• Mukopurulen : infeksi bakteri dan klamidia
• Hiperpurulen : infeksi gonococcal

serous Mukopurulen

354
Konjungtivitis
Reaksi konjungtiva
MED+EASY
• Folikel (bintil putih) : virus
• Papil (bintil merah) : alergi dan bakteri B A Pil : Bakteri Alergi Papil
• Giant papil : konj. giant papillary

Folikel Papil Giant Papil

355
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan tajam penglihatan à untuk menyingkirkan DD mata merah
lainnya
• Pemeriksaan slit lamp à untuk menyingkirkan DD
• Pengambilan secret (swab konjungtiva) à menentukan etiologi

356
Konjungtivitis Viral
Herpes
Adenovirus
Simplex Zoster
- Adenovirus tipe 8
dan 19 (EKC)
HSV-1 & HSV-2
Etiologi - Adenovirus tipe 3 VZV
dan 7 (PCF)

Demam (+)
Terdapat lesi primer
Folikel Penyebaran lesi
Tanda dan gejala herpetic pada wajah
Pembesaran KGB secara dermatomal
dan palpebra
Pseudomembran
Artifical tears Artifical tears
Salep mata Salep mata
Tatalaksana Artifical tears
Acyclovir 3%, 5x1 Acyclovir 3%, 5x1
selama 10 hari selama 10 hari
a. Antibiotik à tidak tepat
b. Antiviral à etiologi HSV atau VZV
c. Sodium kromoglikat à tidak tepat
d. Kortikosteroid à tidak tepat
e. Artificial tears

358
Oftalmologi

90
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 23 tahun datang ke klinik dengan keluhan
pandangan kabur. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit.
Pada pemeriksaan didapatkan VOD 3/60, dengan koreksi S - 0.50
C +1.00 aksis 90° menjadi 6/6 ; VOS 1/60 dengan koreksi S - 5.00 C
-1.50 aksis 90° menjadi 6/6.
Diagnosis OD?
a. Astigmatisma miopia simpleks
b. Astigmatisma hipermetropia simpleks
c. Astigmatisma miopia kompositus
d. Astigmatisma hipermetropia kompositus
e. Astigmatisma mikstus

360
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Seorang pria berusia 23 tahun datang ke klinik dengan keluhan
pandangan kabur. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit.
Pada pemeriksaan didapatkan VOD 3/60, dengan koreksi S -
0.50 C +1.00 aksis 90° menjadi 6/6 ; VOS 1/60 dengan koreksi S -
5.00 C -1.50 aksis 90° menjadi 6/6.
Diagnosis OD?
a. Astigmatisma miopia simpleks
b. Astigmatisma hipermetropia simpleks
c. Astigmatisma miopia kompositus
d. Astigmatisma hipermetropia kompositus
e. Astigmatisma mikstus

361
Astigmatisma
Definisi

• Kelainan refraksi akibat permukaan kornea yang tidak sepenuhnya sferis, cahaya
terfokus pada >1 titik di retina.

Etiologi

• Astigmatisme korneal à tersering


• Abnormalitas kurvatura kornea
• Astigmatisme lenticular
• Kelainan pada lensa (kurvatura, posisi, atau indeks refraksi)
• Astigmatisme retinal à akibat abnormalitas pada makula
Astigmatisma
Meridien saling
Reguler
tegak lurus
Reguler/Irreguler

Irreguler Meridien sejajar

Astigmatisma
With the rule Meridien vertikal >
(WTR) horizontal
WTR/ATR
Against the rule Meridien horizontal
(ATR) > vertikal
Astigmatisma
Klasifikasi

1 fokus di retina, yang lainnya tidak diretina


Simplex ASTIGMATISMA MIOPIA SIMPLEKS : C (-)
ASTIGMATISMA HIPERMETROPIA SIMPLEKS : C (+)

Kedua meridian berada di depan atau belakang retina


Complex ASTIGMATISMA MIOPIA KOMPLEKS : S (-), C (-)
ASTIGMATISMA HIPERMETROPIA KOMPLEKS : S (+), C (+)

1 titik di depan retina, 1 titik di belakang retina


Mixed
ASTIGMATISMA MIXTUS : S (+), C(-)

365
Astigmatisma
Manifestasi Klinis
• Asthenopia (mata lelah)
• Diplopia à Pandangan ganda
• Distorsi objek à objek terlihat lebih Panjang
• Visus tidak dapat dikoreksi sempurna hanya dengan lensa sferis

Pemeriksaan Penunjang
• Retinoskopi à untuk mencari perbedaan kekuatan 2 meridian
• Autorefraktometer à untuk mencari perbedaan kekuatan 2 meridian
• Placido’s disc test à untuk evaluasi permukaan kornea
Astigmatisma
Astigmatisma
Derajat astigmatisma: Contoh soal :
a. Astigmatisma ringan : 0.25 D s/d 0.75 D 1. Visus OD S +3.00 C+1.00 Axis 180°
b. Astigmatisma sedang : 1.00 D s/d 1.75 D 2. Visus OS S -3.50 C +2.00 Axis 90°
c. Astigmatisma berat : ≥ 2.00 D 3. Visus ODS S -1.00 C -2.00 Axis 120°

Prosedur transposisi :
1. S ditambah C (tanda diperhatikan)
2. C dirubah tanda (+ jadi minus, dan
sebaliknya)
3. Axis :
• < 90° = ditambah 90
• >90° = kurangi 90

MED+EASY
S > C : complex
S < C : mixed
S = C : simplex
368
Astigmatisma
Tatalaksana

• Tatalaksana non-bedah
• Kacamata lensa silinder
• Lensa kontak
• Tatalaksana bedah
• Penetrating keratoplasty (PK)
• Laser assisted in situ keratomileusis (LASIK)
a. Astigmatisma miopia simpleks
b. Astigmatisma hipermetropia simpleks
c. Astigmatisma miopia kompositus
d. Astigmatisma hipermetropia kompositus
e. Astigmatisma mikstus

Pada kasus dengan koreksi S - 0.50 C +1.00 aksis 90° visus menjadi
6/6 (S dan C, beda tanda maka à astigmatisma mixtus)

370
Oftalmologi

91
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Anak laki-laki, 7 tahun, datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan sering menabrak benda-benda pada saat menjelang malam
hari. Hal ini telah dialami sejak 2 bulan terakhir. Pemeriksaan
generalisata dalam batas normal. Pemeriksaan visus didapatkan visus
ODS 6/6. Pada pemeriksaan lokalisata OD dijumpai konjungtiva yang
kering dan terdapat bercak berwarna warna putih kekuningan seperti
busa.
Diagnosis?
a. Pinguecula
b. Xeroftalmia 1A
c. Xeroftalmia 1B
d. Xeroftalmia 2
e. Pterygium

372
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Anak laki-laki, 7 tahun, datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan sering menabrak benda-benda pada saat menjelang malam
hari. Hal ini telah dialami sejak 2 bulan terakhir. Pemeriksaan
generalisata dalam batas normal. Pemeriksaan visus didapatkan visus
ODS 6/6. Pada pemeriksaan lokalisata OD dijumpai konjungtiva yang
kering dan terdapat bercak berwarna warna putih kekuningan seperti
busa.
Diagnosis?
a. Pinguecula
b. Xeroftalmia 1A
c. Xeroftalmia 1B
d. Xeroftalmia 2
e. Pterygium

373
Definisi

• Disebut juga defisiensi Vitamin A pada mata à kelainan anatomi bola mata dan
gangguan sel retina
• Sering pada pasien anak usia 2-5 tahun

Manifestasi klinis
• Rabun senja
• Xerosis konjungtiva
• Xerosis kornea
• Bercak bitot

375
Grade Manifestasi
XN Night blindness
X1A Xerosis konjungtiva
X1B Bitot’s spot
X2 Xerosis kornea
Ulkus kornea/ keratomalacia < 1/3
X3A
permukaan kornea
Ulkus kornea / keratomalacia (>1/3
X3B
permukaan kornea)
XS Corneal scar BITOT’S SPOT
XF Xerophthalmic Fundus

376
Tatalaksana IM Diberikan ½ Dosis
Gejala Hari 1 Hari 2 Hari 15

• Tidak menderita campak 3 bulan terakhir, DAN Kapsul vit. A sesuai


- -
• Tidak ada gejala xeroftalmia usia

• Menderita campak 3 bulan terakhir, ATAU


Kapsul vit. A sesuai Kapsul vit. A sesuai Kapsul vit. A sesuai
• Ada gejala xeroftalmia (rabun senja, bercak
usia usia usia
Bitot, kekeruhan kornea, dll.)

Usia Dosis

<6 bulan 50.000 IU (1/2 kapsul biru)

6 – 11 bulan 100.000 IU (1 kapsul biru)

1 – 5 tahun 200.000 IU (1 kapsul merah)

MED+EASY Pencegahan :
BBM • < 6 bulan : 50.000 IU oral
½ BIRU
1 BIRU
• 6 – 12 bulan : 100.000 IU oral
1 MERAH • > 1 tahun : 200.000 IU oral

377
a. Pinguecula à paparan sinar UV, berbentuk bulat berwarna
kuning
b. Xeroftalmia 1A à xerosis konjungtiva
c. Xeroftalmia 1B
d. Xeroftalmia 2 à xerosis kornea
e. Pterygium à paparan sinar UV, jaringan fibrovaskular
berbentuk segitiga

378
Oftalmologi

92
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri. Hal ini
dialami sejak 1 hari yang lalu. Hal ini terjadi secara tiba-tiba. Pasien
memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu namun tidak rutin
berobat. Pemeriksaan visus didapatkan VOD 6/60 VOS 1/~, visus tidak
membaik dengan pinhole, injeksi siliar (+) OS, lensa ODS tampak keruh.
Pemeriksaan yang tepat?
a. Funduskopi
b. Gonioskopi
c. Tes fenilefrin 2,5%
d. Tes Anel
e. Tes Seidel

380
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri. Hal ini
dialami sejak 1 hari yang lalu. Hal ini terjadi secara tiba-tiba. Pasien
memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu namun tidak rutin
berobat. Pemeriksaan visus didapatkan VOD 6/60 VOS 1/~, visus tidak
membaik dengan pinhole, injeksi siliar (+) OS, lensa ODS tampak
keruh.
Pemeriksaan yang tepat?
a. Funduskopi
b. Gonioskopi
c. Tes fenilefrin 2,5%
d. Tes Anel
e. Tes Seidel

381
Aliran Aqueous Humour
383
Glaukoma
Definisi

• Penyakit neuropati optic progresif :


• Perubahan diskus optikus
• Defek lapang pandang irreversible
• Dapat disertai peningkatan tekanan intraocular (IOP) (TIO Normal : 10-21
mmHg )

Pemeriksaan
• Funduskopi
• Pemeriksaan lapangan pandang
• Tonometri
• Goldmann applanation tonometer
• Gonioskopi à menilai COA
Glaukoma

Terminologi

Ocular hypertension Normotension glaucoma (NTG)


• TIO meningkat (>21 mmHg) • TIO normal (<21 mmHg)
• C/D ratio normal • C/D ratio meningkat
• Tunnel vision (-) • Tunnel vision (+)

385
Glaukoma
MEKANISME PENYEBAB

Sudut terbuka (kronik) Sudut tertutup (Akut) Primer Sekunder

• COA normal • COA dangkal Kelainan Komplikasi


• TIO meningkat > • TIO meningkat >>> anatomi

• Tunnel vision • Nyeri kepala


Bilateral Unilateral
• Mual
• Muntah
• Fakomorfik : katarak
imatur/matur , steroid
• Fakolitik : Katarak hipermatur

386
Glaukoma
Klasifikasi

Primer
Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut
(Glaukoma akut primer / Glaukoma akut kongestif)
Glaukoma primer sudut terbuka
(Glaukoma kronik simple)
Normo tension glaucoma

Sekunder
Lens Induced Glaucoma Kelainan Uvea
- Dislokasi lensa - Uveitis akut
- Lensa Intumesen (Glaukoma Steroid-induced
Fakomorfik)
- Glaukoma Fakolitik

387
Definisi
• Glaukoma akibat kelainan pada lensa, dibagi menjadi:

Glaukoma fakomorfik à sudut tertutup sekunder


• Akibat peningkatan ukuran lensa (lensa intumesen)
• Pada katarak imatur

Glaukoma fakolitik à sudut terbuka sekunder


• Akibat sumbatan pada trabecular meshwork karena kebocoran protein lensa
• Pada katarak hipermatur/Morgagnian

Glaukoma fakoanafilaktik/fakoantigenik
• Akibat reaksi autoimun terhadap sisa protein lensa
• Post-operasi katarak
a. Funduskopi à tidak dapat dilakukan, lensa keruh
b. Gonioskopi
c. Tes fenilefrin 2,5% à episkleritis/skleritis
d. Tes Anel à menilai patensi saluran air mata
e. Tes Seidel à menilai ulkus kornea

389
Oftalmologi

93
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 26 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan mata kanan
terasa seperti berpasir. Hal ini dialami sejak 1 jam yang lalu, terjadi
secara tiba-tiba saat sedang mengendarai sepeda motornya.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan OD
dijumpai injeksi konjungtiva (+), pasir pada konjungtiva bulbi OD (+).
Dokter kemudian melakukan pengambilan benda asing tersebut.
Apakah langkah selanjutnya yang tepat?
a. Irigasi dengan NaCl 0,9% selama 30 menit
b. Oleskan antibiotik dengan menggunakan lidi kapas
c. Teteskan pentakain pada OD
d. Resepkan antibiotik oral selama 3 hari
e. Berikan injeksi tetanus IV

391
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 26 tahun, datang ke IGD RS dengan keluhan mata kanan
terasa seperti berpasir. Hal ini dialami sejak 1 jam yang lalu, terjadi
secara tiba-tiba saat sedang mengendarai sepeda motornya.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan OD
dijumpai injeksi konjungtiva (+), pasir pada konjungtiva bulbi OD (+).
Dokter kemudian melakukan pengambilan benda asing tersebut.
Apakah langkah selanjutnya yang tepat?
a. Irigasi dengan NaCl 0,9% selama 30 menit
b. Oleskan antibiotik dengan menggunakan lidi kapas
c. Teteskan pentakain pada OD
d. Resepkan antibiotik oral selama 3 hari
e. Berikan injeksi tetanus IV

392
Definisi

• Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai pada mata. Dapat bersifat serius
terutama benda asing yang bersifat asam atau basa.

Manifestasi Klinis

• Nyeri
• Mata merah dan berair
• Sensasi benda asing
• Fotofobia
Corpus Alienum
Klasifikasi Berdasarkan Letak Corpus Alienum

Corpus Alienum Konjungtiva Corpus Alienum Kornea


Corpus Alienum
Tatalaksana

• Anestesi topical à pantokain 2% 1-2 tetes


• Angkat benda asing menggunakan kapas lidi atau jarum 23G
• Arah pengambilan dari tengah ke tepi
• Antibiotik topical (salep atau tetes) à kloramfenikol 1 tetes / 2 jam selama 2 hari

TATALAKSANA hanya corpus alienum konjungtiva (SKDI 4A),


bila corpus alienum kornea, dirujuk (SKDI 2)

Berikan anestesi topikal dahulu


Kapas lidi Jarum 23/25 G
(pantocain 2%)
a. Irigasi dengan NaCl 0,9% selama 30 menit à tidak tepat
b. Oleskan antibiotik dengan menggunakan lidi kapas
c. Teteskan pentakain pada OD à sebelum ekstraksi corpal
d. Resepkan antibiotik oral selama 3 hari
e. Berikan injeksi tetanus IV à tidak indikasi

396
Throwback CBT Mei 2022

THT
THT

94
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 17 tahun, datang ke IGD dengan keluhan telinga kiri
bengkak sejak 1 hari yang lalu. Sehari sebelumnya, telinga kiri
pasien tertinju oleh temannya saat sedang berlatih pencak
silat. Pada pemeriksaan telinga kiri, edema (+), hiperemis (+),
fluktuatif (+), saat diaspirasi dijumpai cairan berwarna merah
kehitaman.
Diagnosis?
a. Perikondritis
b. Selulitis
c. Cauliflower ear
d. Abses aurikula
e. Hematoma aurikula
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 17 tahun, datang ke IGD dengan keluhan telinga kiri
bengkak sejak 1 hari yang lalu. Sehari sebelumnya, telinga kiri
pasien tertinju oleh temannya saat sedang berlatih pencak
silat. Pada pemeriksaan telinga kiri, edema (+), hiperemis (+),
fluktuatif (+), saat diaspirasi dijumpai cairan berwarna merah
kehitaman.
Diagnosis?
a. Perikondritis
b. Selulitis
c. Cauliflower ear
d. Abses aurikula
e. Hematoma aurikula
Definisi
• Kumpulan darah di antara kartilago dan
perikondrium daun telinga
Etiologi
• Trauma tumpul à pada petinju atau
pegulat
• Trauma tajam à laserasi dan atau perforasi
pada telinga
Patofisiologi
• Trauma à perdarahan dari pembuluh
darah pada perikondrium à penumpukan
darah dan serum diantara perikondrium
dan kartilago à subperichondrial
hematoma
402
Manifestasi Klinis
• Pembengkakan daun telinga
• Hilangnya bentuk dan lekukan permukaan
anterosuperior daun telinga
• Ekimosis, fluktuasi (+)
Tatalaksana
• Hematoma kecil (≤ 2 cm) < 2 hari à aspirasi
• Hematoma besar (> 2 cm), 2-7 hari à insisi,
drainase, dan balutan kompresi (untuk
Komplikasi
mencegah reakumulasi) • Cauliflower ear
• Hematoma > 7 hari à rujukan ke THT
• Pemberian profilaksis levofloxacin selama 7-10
hari setelah drainase
• Pasien dapat kembali berolahraga setelah 7 hari

403
a. Perikondritis à inflamasi tulang rawan telinga
b. Selulitis à pyoderma profunda
c. Cauliflower ear à komplikasi othematoma
d. Abses aurikula à pus (+)
e. Hematoma aurikula

404
THT

95
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 30 tahun, datang ke RS dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kiri. Hal ini telah dialami sejak 2
minggu yang lalu. Riwayat keluar cairan dari telinga kiri (+)
sekitar 3 bulan yang lalu. Pemeriksaan TTV dalam batas
normal. Pemeriksaan otoskopi AS dijumpai perforasi MT <25%,
sekret (-).
Tata laksana yang tepat pada kasus diatas?
a. Miringotomi
b. Pipa grommet
c. Paper patch
d. Timpanostomi
e. Timpanoplasti
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 30 tahun, datang ke RS dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kiri. Hal ini telah dialami sejak 2
minggu yang lalu. Riwayat keluar cairan dari telinga kiri (+)
sekitar 3 bulan yang lalu. Pemeriksaan TTV dalam batas
normal. Pemeriksaan otoskopi AS dijumpai perforasi MT <25%,
sekret (-).
Tata laksana yang tepat pada kasus diatas?
a. Miringotomi
b. Pipa grommet
c. Paper patch
d. Timpanostomi
e. Timpanoplasti
Radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani
dan riwayat keluarnya sekret dari telinga lebih dari 3 bulan, baik
terus-menerus atau hilang timbul.

• Biasanya OMSK akibat CAMPURAN


BAKTERI AEROB DAN ANAEROB.
• Etiologi: campuran aerob
(pseudomonas, s.aureus, S.
epidermidis), anaerobic (prevotella,
porphyromonas)

409
Letak perforasi membran timpani:
• Perforasi sentral à pada pars tensa
dengan tepi masih utuh
• Perforasi marginal à terjadi di tepi
sehingga berhubungan langsung dengan
siklus timpanik
• Perforasi atik à pada pars flaksida

410
OMSK Tipe Aman/Benigna
• Proses peradangan terbatas pada mukosa (tidak
mendestruksi tulang secara langsung)
• (-) kolesteatoma
• Perforasi membran timpani sentral
• Tatalaksana:
- Ear toilet
- Antibiotik topikal à ofloxacin 2x3-5 tetes/hari
- Tatalaksana faktor penyebab
- Preventif à telinga tidak boleh kemasukan aur
- Rekonstruksi à Miringoplasti atau timpanoplasti
dengan atau tanpa mastoidektomi

411
OMSK Tipe Bahaya/Maligna

• Cenderung menimbulakn komplikasi berbahaya karena


progesivitasnya bersifat destruktif
• (+) kolesteatoma
• Perforasi membran timpani atik/marginal
• Tatalaksana:
- Mastoidektomi à mengangkat semua jaringan patologik
- Rekonstruksi à timpanoplasti

Kolesteatoma à epitel berlapis gepeng disertai debris


tumpukan pengelupasan keratin yang terjebak di dalam
rongga timpanomastoid

412
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
BENIGNA/AMAN MALIGNA/BAHAYA
Perforasi Sentral Atik atau marginal

• Biasanya tidak berbau busuk • Biasanya berbau busuk


Sekret
• Mukopurulen • Purulen

Kolesteatoma (-) (+)


Granulasi Sangat jarang (+)
• Ear toilet H2O2 3% 3-5 hari • Mastoidektomi dengan atau tanpa
• Antibiotik topikal (Ofloksasin 3% 2 timpanoplasti
minggu)
• Antibiotik sistemik (Amoksisilin 3x500
Tatalaksana
mg, Ciprofloksasin 2x500 mg)
• Sekret tenang → observasi 2 bulan,
bila belum menutup → Miringoplasti
atau Timpanoplasti

Aktif : Sekret (+)


Tenang : Sekret (-)

413
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

414
Intratemporal
Mastoiditis
Petrositis
Labirinitis
Paresis fasialis

Ektratemporal
Intrakranial Ekstrakranial

• Abses serebri • Abses Bezold àdi m.


• Trombosis sinus lateralis sternocleidomastoideus
• Meningitis • Abses Luc à di os.
Zygoma atau anterior)
• Abses Citeli à di m.
digastric posterior belly)

415
a. Miringotomi à tidak tepat
b. Pipa grommet à tx Otitis media efusi
c. Paper patch
d. Timpanostomi à tidak tepat
e. Timpanoplasti à jika perforasi luas (rekonstruksi MT
keseluruhan) sedangkan miringoplasti rekonstruksi
bagian MT yang perforasi saja

416
THT

96
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Perempuan, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan penurunan pendengaran sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien mendengar lebih jelas pada kondisi ramai.
Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan
otoskopi CAE ADS dbn, MT intak.
Hasil pemeriksaan audiometri pada pasien?
a. AC > 25 dB
b. BC > 25 dB
c. AC dan BC > 25 dB tanpa gap
d. AC dan BC < 25 dB dengan gap
e. AC > 25dB, Cahart notch (+)
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Perempuan, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan penurunan pendengaran sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien mendengar lebih buruk pada kondisi ramai.
Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan
otoskopi CAE ADS dbn, MT intak.
Hasil pemeriksaan audiometri pada pasien?
a. AC > 25 dB
b. BC > 25 dB
c. AC dan BC > 25 dB tanpa gap
d. AC dan BC < 25 dB dengan gap
e. AC > 25dB, Cahart notch (+)
Definisi
• Tuli sensorineural yang disebabkan oleh penuaan (proses degeneratif)
• Umumnya terjadi > 60 tahun
Etiologi
• Sensori à kehilangan sel rambut
• Metabolik à atrofi atria vascularis koklea
• Neural à kehilangan sel ganglion
Gejala Klinis
• Penurunan pendengaran bilateral, progresif
• Cocktail party deafness à sulit mendengar di keramaian
• Hiperakusis terhadap suara dengan frekuensi tertentu

422
Pemeriksaan
• Audiometri nada murni à gangguan pada frekuensi tinggi
(>2.000 Hz)
• Gambaran down-sloping
• Tes Penala à sesuai SNHL
Tatalaksana
• Alat bantu dengar
• Rehabilitasi auditori

423
TULI KONDUKTIF TULI SENSORINEURAL TULI CAMPURAN

• BC normal atau • AC dan BC lebih dari • BC lebih dari 25 dB


kurang dari 25 dB 25 dB • AC lebih besar dari
• AC lebih dari 25 dB • AC dan BC berimpit, BC, terdapat air-bone
• Antara AC dan BC tidak ada air-bone gap
terdapat air- gap
bone gap

424
a. AC > 25 dB à jika BC normal, tuli konduktif
b. BC > 25 dB à jika AC > BC dan gap (+) , tuli
campuran
c. AC dan BC > 25 dB tanpa gap
d. AC dan BC < 25 dB dengan gap à tidak tepat
e. AC > 25dB, Cahart notch (+) à otosklerosis

425
THT

97
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Perempuan, 21 tahun, datang ke RS dengan keluhan mual
dan muntah sejak 3 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
pusing kepala berputar yang tidak kunjung membaik.
Sebelumnya pasien menumpang mobil paman dan tantenya
untuk berlibur. Pada pemeriksaan didapatkan TTV normal,
pemeriksaan ADS dalam batas normal.
Tata laksana?
a. Manuever Epley
b. Antibiotik
c. Hidroklorotiazid
d. Dimenhidrinat
e. Omeprazole
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Perempuan, 21 tahun, datang ke RS dengan keluhan mual
dan muntah sejak 3 jam yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
pusing kepala berputar yang tidak kunjung membaik.
Sebelumnya pasien menumpang mobil paman dan tantenya
untuk berlibur. Pada pemeriksaan didapatkan TTV normal,
pemeriksaan ADS dalam batas normal.
Tata laksana?
a. Manuever Epley
b. Antibiotik
c. Hidroklorotiazid
d. Dimenhidrinat
e. Omeprazole
Definisi

• Kelainan fisiologis yang sering terjadi pada sekelompok individu yang rentan, akibat
stimulasi sistem vestibular untuk jangka waktu yang cukup lama.
• Nama lain: Mabuk Perjalanan

Patogenesis
• Ketidakseimbangan informasi antara nukleus vestibular dengan serebelum dari sisi
visual dan fungsi labirin
• Terjadi konflik sensoris à muncul gejala motion sickness
Etiologi dan Faktor Risiko

• Penderita migrain lebih rentan mengalami mabuk perjalanan


• Konflik visual-vestibular
• Misalnya membaca di mobil dan berada di kabin kapal tertutup

Manifestasi Klinis

• Pusing, mual, muntah


• Tampak pucat dan lelah
• Berkeringat dingin (diaforesis)
Tatalaksana Preventif

• Non-farmakologis
• Melihat ke objek jauh yang tidak bergerak (mis. horizon)
• Menghindari membaca atau bermain gadget
• Memilih tempat duduk dengan posisi yang nyaman Mengonsumsi permen rasa jahe
(berkaitan dengan reseptor serotonin)
Tatalaksana Preventif

• Farmakologis
• Skopolamin transdermal 1 mg ditempelkan pada area mastoid
• Ditempel 4-12 jam sebelum keberangkatan
• Efektif hingga ~72 jam
• Antihistamin (dimenhidrinat atau meclizine, 3-4 x 25 mg PO)
• Dikonsumsi 30-60 menit sebelum keberangkatan
• Promethazine 0,25-0,8 mg PO
• Dikonsumsi 1 jam sebelum keberangkatan
• Diberikan bila skopolamin dan antihistamin tidak efektif

Antihistamin non-sedatif (mis. cetirizine, loratadine) Tidak efektif untuk mencegah


Motion Sickness
Tatalaksana Kuratif

• Antihistamin à blokade reseptor H1 di pusat muntah


• Contoh: dimenhidrinat, difenhidramin, promethazine à sedatif
• Promethazine injeksi/oral sangat efektif untuk gejala mual-muntah akut
• Antiemetik
• Antagonis reseptor D2
• Contoh: metoklopramid dan domperidon
• Antagonis reseptor 5-HT3
• Contoh: ondansetron
a. Manuever Epley à BPPV
b. Antibiotik à tidak tepat
c. Hidroklorotiazid à tidak tepat
d. Dimenhidrinat
e. Omeprazole à tidak tepat

434
THT

98
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 21 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
hidung tersumbat. Hal ini terjadi sebanyak 4 kali dalam
seminggu. Pasien seringkali mengantuk pada siang hari karena
sulit tidur pada malam sebelumnya. Pemeriksaan tanda-tanda
vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik dijumpai mukosa
hidung edema, perwarna livid, sekret (+) bening encer
dengan hipertrofi konka.
Tata laksana utama?
a. Avoidance dan antihistamin
b. Dekongestan oral dan steroid topical
c. Dekongestan semprot
d. Neurektomi
e. Inhalasi SABA
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Laki-laki, 21 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
hidung tersumbat. Hal ini terjadi sebanyak 4 kali dalam
seminggu. Pasien seringkali mengantuk pada siang hari
karena sulit tidur pada malam sebelumnya. Pemeriksaan
tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik
dijumpai mukosa hidung edema, perwarna livid, sekret (+)
bening encer dengan hipertrofi konka.
Tata laksana utama?
a. Avoidance dan antihistamin
b. Dekongestan oral dan steroid topical
c. Dekongestan semprot
d. Neurektomi
e. Inhalasi SABA
Definisi
• Proses inflamasi yang terjadi di rongga hidung tanpa melibatkan
struktur sinus paranasal.

Manifestasi Klinis
• Rinore anterior atau posterior, bersin, hidung tersumbat, dan hidung
gatal.

Klasifikasi
• Akut : < 4 minggu
• Kronis : > 12 minggu

438
Rinitis Virus

Akut Rinitis Bakterial

Rinitis Akibat Zat Iritatif


Rinitis
Rinitis Kronis Simpleks

Rinitis Hipertrofi
Kronis
Rinitis Atrofi

Rinitis Sicca

439
RINITIS ALERGI
• Rinitis alergi adalah suatu reaksi imunologis pada mukosa hidung yang
diperantarai oleh IgE setelah terhirupnya alergen
• Memiliki gejala keluar cairan dari hidung, hidung tersumbat, hidung gatal,
serta bersin-bersin

BERDASARKAN WAKTU MUNCULNYA


GEJALA:
• Seasonal Allergic Rhinitis
(SAR)/hayfever,
polinosis/rinokonjungtivitis: gejalanya
muncul karena trigger yang musiman,
biasanya pada negara 4 musim.
Alergen: serbuk sari, spora jamur
• Perennial Allergic Rhinitis (PAR): Gejala
muncul hampir sepanjang tahun.
Alergen yang sering inhalan (indoor
atau outdoor) dan allergen ingestan

440
Pemeriksaan Fisik
• Rinoskopi anterior à mukosa edem,
basah, livid, sekret encer yang banyak ALLERGIC SHINNER

• Allergic Shinner: stasis vena oleh karena


obstruksi hidung
• Allergic sallute: gerakan sering gosok hidung
• Allergic crease: garis melintang dorsum nasi
1/3 bawah ALLERGIC SALUTE
• Facies adenoid: karena mulut sering terbuka
• Cobblestone appearance: dinding post
faring granuler dan edema
• Geographic tongue
ALLERGIC CREASE

441
Pemeriksaan Penunjang
• Skin Prick Test
•Tes IgE spesifik à (radioallergosorbent tests [RASTs])
•Tes Eosinofil darah

SKIN PRICK TEST TES IgE SPESIFIK


442
TATALAKSANA RINITIS ALERGI

GOLONGAN CONTOH OBAT


• Cetirizine 10 mg 1x1
H1-antagonis generasi 2
• Loratadine 10 mg 1x1

• Nasal: Phenylephrine 0.5% 4x2


Dekongestan tetes/hari (max 3-4 hari)
• Sistemik: pseudoephedrine 60 mg 2x1

• Fluticasone spray
Steroid
• Mometasone spray
Leukotriene inhibitor • Zafirlukast

443
a. Avoidance dan antihistamin
b. Dekongestan oral dan steroid topical à belum
membutuhkan steroid
c. Dekongestan semprot à kurang tepat
d. Neurektomi à tidak tepat
e. Inhalasi SABA à tidak tepat

444
THT

99
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang laki-laki berusia 50 tahun, datang ke klinik dengan
keluhan keluar darah dari hidung sejak 2 jam yang lalu. Pasien
sebelumnya mengalami kecelakaan dalam kondisi hidung
terbanting setir mobil. Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dijumpai
darah yang merembes, pemeriksaan rinoskopi posterior dalam
batas normal.
Tata laksana yang tepat?
a. Tampon posterior
b. Tampon bellocq
c. Tampon anterior
d. Injeksi Vitamin K
e. Observasi
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang laki-laki berusia 50 tahun, datang ke klinik dengan
keluhan keluar darah dari hidung sejak 2 jam yang lalu. Pasien
sebelumnya mengalami kecelakaan dalam kondisi hidung
terbanting setir mobil. Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dijumpai
darah yang merembes, pemeriksaan rinoskopi posterior dalam
batas normal.
Tata laksana yang tepat?
a. Tampon posterior
b. Tampon bellocq
c. Tampon anterior
d. Injeksi Vitamin K
e. Observasi
EPISTAKSIS
EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR

Sumber Plexus Kiesselbach / A. Sfenopalatina /


Perdarahan A. Etmoidalis anterior A. Etmoidalis posterior

Etiologi Trauma Penyakit sistemik

Perdarahan cepat berhenti dan


Perdarahan lama dan sulit
dapat berhenti sendiri.
Gejala Klinis berhenti spontan
Dapat dikendalikan dengan
Dapat menetes ke orofaring
tindakan sederhana
• Lakukan Trotter’s method à • Pemasangan Tampon Bellocq
penekanan pada hidung selama (tampon posterior) selama 48-
10-15 menit 72 jam
• Apabila tidak berhenti à • KI à trauma fasial à alternatif:
Tatalaksana Tampon Anterior (dengan atau kateter folley dengan balon
tanpa epinefrin) selama 48 jam
• Apabila sumber perdarahan
terlihat jelas à Kauter dengan
AgNO3 15-25%

448
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MEMASANG TAMPON:
• Tampon tidak boleh mengenai kolumela,
Tampon Anterior mudah trauma
• Ujung tampon tidak boleh ada yang keluar
ke orofaring
• Pasang kasa + plester di anterior
• Pemasangan tampon hidung bilateral, diberi
O2 yang dihumidifikasi dan diobservasi
• Beri antibiotik profilaksis selama pemasangan
tampon

Tampon Posterior

449
a. Tampon posterior à epistaksis posterior
b. Tampon bellocq à epistaksis posterior
c. Tampon anterior
d. Injeksi Vitamin K à tidak tepat
e. Observasi à tidak tepat

450
THT

100
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Anak perempuan berusia 10 tahun datang dibawa ibunya ke
IGD RS dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu.
Anak juga mengalami pembesaran leher. Pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan N 100 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 38,5
C. Pemeriksaan lokalisata dijumpai faring dan tonsil hiperemis,
edema (+), membran putih (+), ketika diangkat berdarah. KGB
colli teraba bilateral, hangat (+).
Tata laksana yang tepat?
a. Penicilin Prokain 50.000 IU/kgBB
b. Levofloxacin 750 mg
c. ADS 40.000 IU
d. Suportif
e. Rifampisin 300 mg
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 1
Anak perempuan berusia 10 tahun datang dibawa ibunya ke
IGD RS dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 hari yang lalu.
Anak juga mengalami pembesaran leher. Pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan N 100 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 38,5
C. Pemeriksaan lokalisata dijumpai faring dan tonsil hiperemis,
edema (+), membran putih (+), ketika diangkat berdarah. KGB
colli teraba bilateral, hangat (+).
Tata laksana yang tepat?
a. Penicilin Prokain 50.000 IU/kgBB
b. Levofloxacin 750 mg
c. ADS 40.000 IU
d. Suportif
e. Rifampisin 300 mg
TONSILITIS
Akut Kronis

Demam
Disfagia
Gejala Klinis Odinofagia
Halitosis
Nyeri tenggorok

Kripta melebar
Pemeriksaan Fisik Detritus + Tonsil membesar hiperemis
Pembesaran tonsil, (-) hiperemis

1. Oral hygine à obat kumur • Tonsilektomi à sesuai indikasi


2. Antibiotik à centor score
• Benzatin Penicillin G IM (600.000
u/BB≤27kg; 1,2 juta u/BB>27kg)
• Amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi
Tatalaksana
3 kali sehari selama 10 hari (anak)
atau pada dewasa 3 x 500 mg
selama 10 har
• Eritromisin 4 x 500 mg selama 10
hari

454
Definisi
• Peradangan pada tonsil oleh Corynebacterium diphteriae

Etiologi
• Corynebacterium diphteriae, dengan karakteristik:
• Gram positif, berbentuk batang (drum stick), non motil
• Menghasilkan ektotoksin

Manifestasi Klinis
• Demam
• Pembengkakan tonsil
• Terdapat pseudomembran yang apabila diangkat mudah
berdarah
• Bullneck
• Eksotoksin à miokarditis, kelumpuhan otot pernapasan
455
Pemeriksaan Penunjang
• Kultur dengan media blood tellurite à Tipe Dosis
Gold standard
• Pemeriksaan gram Kulit dan Hidung 20.000 IU
• EKG à menilai komplikasi pada jantung Tonsil, faring, laring 40.000 IU
Tatalaksana Nasofaring 60.000 IU
• Isolasi Kombinasi diatas, tanpa 80.000 IU
• Amankan jalan napas melibatkan hidung/
nasal
• Antibiotik
(+) penyulit/disertai 80.000-100.000 IU
- Penicilin Prokain 25.000 – 50.000 bullneck
IU/KgBB/hari selama 14 hari Terlambat berobat 80.000-100.000 IU
- Eritromisin 40 mg/KgBB/hari selama 14 (>72 jam)
hari
• Anti Difteri Serum (ADS)
456
a. Penicilin Prokain 50.000 IU/kgBB
b. Levofloxacin 750 mg à tidak tepat
c. ADS 40.000 IU à salah dosis, 80.000
d. Suportif à tidak tepat
e. Rifampisin 300 mgà tidak tepat

457
THT

101
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Anak perempuan, 4 tahun, datang dibawa orang tuanya ke
IGD RS dengan keluhan sesak napas. Hal ini telah dialami sejak
1 jam yang lalu. Sebelumnya anak mengalami batuk pilek
sejak namun tidak berobat. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 120/80mmHg, N 90 x/menit, RR 30 x/menit dan
suhu 38C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai faring hiperemis,
massa pada dinding posterior faring, fluktuatif.
Tata laksana awal yang tepat?
a. Antibiotik IV
b. Anti difteri serum
c. Eksisi
d. Proteksi jalan napas dan drainase
e. Aspirasi menggunakan spuit 23G
Referensi: UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Anak perempuan, 4 tahun, datang dibawa orang tuanya ke
IGD RS dengan keluhan sesak napas. Hal ini telah dialami
sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya anak mengalami batuk
pilek sejak namun tidak berobat. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 120/80mmHg, N 90 x/menit, RR 30 x/menit dan
suhu 38C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai faring hiperemis,
massa pada dinding posterior faring, fluktuatif.
Tata laksana awal yang tepat?
a. Antibiotik IV
b. Anti difteri serum
c. Eksisi
d. Proteksi jalan napas dan drainase
e. Aspirasi menggunakan spuit 23G
ABSES LEHER DALAM
INTINYA
PERHATIKAN LOKASI ABSES DI SOAL UKMPPD

Abses Peritonsil Abses Abses Abses


Angina Ludwig
(Quinsy) Retrofaring Parafaring Submandibula

Komplikasi ISPA, limfadenitis Penjalaran infeksi Selulitis ec.


Etiologi Penjalaran infeksi
tonsilitis retrofaring Penjalaran infeksi

Odinofagia, Demam, nyeri Trismus Trismus,


regurgitasi, foetor tenggorokan, Bengkak angulus pembengkakan Nyeri, dasar mulut
Gejala dan ex ore, hot potato odinofagi, nyeri mandibula bawah membengkak
Tanda voice leher, sesak Pergeseran mandibula/bawa mendorong lidah
hipersalivasi, napas, dinding faring ke h lidah unilateral, ke belakang
trismus mengences arah medial fluktuasi (+)

Palatum mole Dinding belakang


Riwayat sakit gigi,
Pemeriksaan edema, uvula faring ada Rontgen Rontgen
mengorek atau
Fisik terdorong, benjolan yang
mencabut gigi
detritus (+) bersifat unilateral

Antibiotik, obat Antibiotik Antibiotik Antibiotik Antibiotik


Tatalaksana kumur, pungsi, parenteral dosis parenteral dosis parenteral dosis parenteral dosis
insisi, tonsilektomi tinggi, insisi abses tinggi, insisi abses tinggi, insisi abses tinggi, insisi abses

461
a. Antibiotik IV à setelah tx awal
b. Anti difteri serum à tidak tepat
c. Eksisi à tidak tepat
d. Proteksi jalan napas dan drainase
e. Aspirasi menggunakan spuit 23G à tidak lengkap

462
Throwback CBT Mei 2022

Forensik-HKEK
Throwback
CBT Mei 2022

102
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD dibawa ibunya dengan
keluhan diare sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai dengan demam sejak 1
bulan dan batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh sejak 3 minggu
terakhir. Pada pemeriksaan fisik dijumpai rhonkhi pada paru kanan bagian
atas. Pada pemeriksaan lab dijumpai leukopenia disertai tes HIV reaktif.
Pasien kemudian mengatakan kepada dokter untuk merahasiakan dari
ibunya. Dokter tersebut pun tidak memberitahukan diagnosis pasien ketika
ditanya oleh ibu pasien.
Tindakan dokter yang tidak memberitahu kepada ibu pasien didasarkan
atas?
A. Beneficence
B. Non Maleficence
C. Autonomy
D. Justice
E. Altruisme
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD dibawa ibunya dengan
keluhan diare sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai dengan demam sejak 1
bulan dan batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh sejak 3 minggu
terakhir. Pada pemeriksaan fisik dijumpai rhonkhi pada paru kanan bagian
atas. Pada pemeriksaan lab dijumpai leukopenia disertai tes HIV reaktif.
Pasien kemudian mengatakan kepada dokter untuk merahasiakan dari
ibunya. Dokter tersebut pun tidak memberitahukan diagnosis pasien
ketika ditanya oleh ibu pasien.
Tindakan dokter yang tidak memberitahu kepada ibu pasien didasarkan
atas?
A. Beneficence
B. Non Maleficence
C. Autonomy
D. Justice
E. Altruisme
“PASIEN MEMILIKI “DOKTER “FIRST, DO NO “FAIRNESS &
HAK MEMILIH” MELAKUKAN HARM” EQUALITY”
YANG TERBAIK
UNTUK PASIEN”

467
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI
Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar -> dokter melakukan
pelayanan yang terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/ benefit untuk pasien
>>>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat -> safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan, dewasa, pencari nafkah
• Menjaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menentukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks membahas hak orang lain selain pasien, ada unsur
hak sosial (masyarakat atau komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa
memperhatikan status sosial
468
Kriteria
1 Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3 Berterus terang
4 Menghargai privasi
5 Menjaga rahasia pasien
6 Menghargai rasionalitas pasien
7 Melaksanakan informed consent
8 Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9 Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk keluarga
pasien sendiri
11 Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
12 Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13 Menjaga hubungan (kontrak)
469
A. Beneficence à Tidak tepat
B. Non Maleficence à Tidak tepat
C. Autonomy
D. Justice à Tidak tepat
E. Altruisme à Tidak tepat

470
Throwback
CBT Mei 2022

103
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria usia 67 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di pinggir
sungai. Pasien sebelumnya telah dinyatakan hilang oleh polisi
setempat selama 3 hari. Pada saat temuan pasien dalam kondisi
basah. Kemudian pasien dibawa oleh polisi ke RSUD terdekat untuk
dilakukan pemeriksaan. Pada pemeriksaan luar dijumpai cutis
anserina, washer woman hand serta jalan nafas berisi buih halus,
lumpur dan pasir. Pemeriksaan diatom (+).
Mekanisme kematian pada pria tersebut adalah
A. Edema paru
B. Asfiksia
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi
E. Hipovolemia
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria usia 67 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di pinggir
sungai. Pasien sebelumnya telah dinyatakan hilang oleh polisi
setempat selama 3 hari. Pada saat temuan pasien dalam kondisi
basah. Kemudian pasien dibawa oleh polisi ke RSUD terdekat untuk
dilakukan pemeriksaan. Pada pemeriksaan luar dijumpai cutis
anserina, washer woman hand serta jalan nafas berisi buih halus,
lumpur dan pasir. Pemeriksaan diatom (+).
Mekanisme kematian pada pria tersebut adalah
A. Edema paru
B. Asfiksia
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi
E. Hipovolemia
Dry Wet Immersion Secondary
drowning drowning Syndrome drowning
Mati tenggelam di
Mati à tenggelam Tenggelam à mati T < 5 à asistol, VF, Tenggelam à
alcohol intoksikasi selamat à
Spasme laring Aspirasi cairan meninggal

Sub-Immersion
Refleks vagal
Air tawar Air laut Syndrome
• Anak-anak • Hemodilusi • Hemokonsentrat
• Dalam pengaruh • Hipervolume • Hipovolume Seluruh tubuh
alcohol • VF • Edema paru
terendam

Pemeriksaan luar : Pemeriksaan khusus :


• Tes getah paru (lonset proef)
• Washer woman hand • Mengetahui benda asing di dalam paru (pemeriksaan awal)
• Tes diatome (GOLD STANDARD)
• Mushroom like mass • Mengetahui mekanisme kematian
• Test gettler durlacher (kimia darah)
• Menilai kadar Natrium dan plasma jantung

474
Tipe Kering (Dry Drowning)
• Akibat dari REFLEK VAGAL YANG DAPAT MENYEBABKAN HENTI JANTUNG atau akibat dari
spasme laring karena masuknya air secara tiba- tiba kedalam hidung dan traktus
respiratorius bagian atas.

Tipe Basah (Wet Drowning)


• Terjadi aspirasi cairan
• Aspirasi air sampai paru menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru
• Air bergerak dengan cepat ke membran kapiler alveoli. Surfaktan menjadi rusak
sehingga menyebabkan instabilitas alveoli, ateletaksis dan menurunnya kemampuan
paru untuk mengembang

475
Tipe Basah (Wet Drowning)
Air Tawar
• Hemodilusi darah
• Pelepasan ion K⁺→ terjadi perubahan keseimbangan ion K⁺ dan Ca⁺⁺ dalam serabut otot
jantung dan mendorong terjadinya fibrilasi ventrikel

Air Asin
• Oedem pulmonal, hemokonsentrasi, hipovolemi→ syok hipovolemik dan henti jantung

Secondary Drowning/ Near Drowning


• Korban masih hidup atau masih bisa diselamatkan saat hampir tenggelam. Namun
setelah dilakukan resusitasi selama beberapa jam, akhirnya korban meninggal.

476
Pemeriksaan Luar Post Mortem

WASHER WOMAN HAND

CUTIS ANSERINA

BUIH HALUS

477
Pemeriksaan Darah Jantung
• Kadar klorida lebih tinggi di kanan jantung à
tenggelam di air tawar
• Kadar klorida lebih tinggi di kiri jantung à
tenggelam karena air laut
INI PENTING!!!
LAUT à tinggi KIRI
TAWAR à tinggi KANAN

KATA - KILA

Pemeriksaan Diatom
• Merupakan alga bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam
kuat.
• Pemeriksaan destruksi asam paru
• Pemeriksaan getah paru

478
A. Edema paru à Mekanisme kematian di air asin
B. Asfiksia à Mekanisme kematian akibat pembekapan,
penjeratan, penggantungan, penyumbatan, dsb
C. Fibrilasi ventrikel
D. Hemokonsentrasi à Mekanisme kematian di air asin
E. Hipovolemia à Mekanisme kematian di air asin

479
Throwback
CBT Mei 2022

104
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 35 tahun ditemukan tidak bernyawa di
sebuah gudang. Pria tersebut dikenal sebagai seorang CEO
sebuah perusahaan ternama. Pria tersebut kemudian dibawa
ke RS untuk dilakukan pemerikaan. Pada pemeriksaan luar
dijumpai luka berbentuk oval di bagian dada sebelah kiri
disertai bintik-bintik hitam dan luka lecet di sekitarnya.
Jenis luka yang dijumpai pada pria tersebut adalah
A. Luka tembak
B. Luka tusuk
C. Luka bacok
D. Luka robek
E. Luka bakar
Referensi : UKMPPD Batch Mei 2022 Sesi 3
Seorang pria berusia 35 tahun ditemukan tidak bernyawa di
sebuah gudang. Pria tersebut dikenal sebagai seorang CEO
sebuah perusahaan ternama. Pria tersebut kemudian dibawa
ke RS untuk dilakukan pemerikaan. Pada pemeriksaan luar
dijumpai luka berbentuk oval di bagian dada sebelah kiri
disertai bintik-bintik hitam dan luka lecet di sekitarnya.
Jenis luka yang dijumpai pada pria tersebut adalah
A. Luka tembak
B. Luka tusuk
C. Luka bacok
D. Luka robek
E. Luka bakar
Definisi: Luka akibat anak peluru yang masuk dan/atau keluar tubuh (Vulnus Sclopetorum)
Temuan Post-Mortem:
Temuan Deskripsi

Luka berbentuk bintang akibat recoil gas panas bila laras senjata
Stelata
menempel kuat (firm contact)
LA Jejas Laras luka lecet pada kulit akibat ujung laras yang menempel lemah (loose
PI contact) saat ditembakkan
GA
TO Kelim Api jaringan yang terbakar dan hiperemi akibat api dari ledakan senjata

KEL Kelim Jelaga jelaga dari ujung laras yang menempel pada kulit

Kelim Tato butir mesiu yang tidak habis terbakar dan tertanam di kulit

Kelim lecet bagian epidermis yang hilang saat peluru masuk ke dalam tubuh

Kelim kesat minyak, jelaga, dan mesiu di tepi luka


Luka Tembak 60 cm

30 cm

15 cm

K. LECET

K. TATO
K. JELAGA

K. API

SANGAT DEKAT
DEKAT
JAUH 484
Jarak Luka Tembak

Sangat Dekat
Dekat (30 – 60
Menempel (0 cm) Jauh (> 60 cm)
< 15 cm 15 – 30 cm cm)

Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet Kelim lecet

Kelim tatoo Kelim tatoo Kelim tatoo Kelim tatoo -

Kelim jelaga Kelim jelaga Kelim jelaga


- -
Kelim api Kelim api -

Jejas laras
- - - -
Stelata

485
Temuan Luka Tembak

Luka Tembak Masuk à Lebih kecil, regular


Luka Tembak Keluar à Lebih besar, iregular

486
Jejas laras Kelim Jelaga : Kehitaman
Stelata Kelim Api : Hipermis
Luka tembak tempel Luka sirkuler tepi Sangat dekat < 15 cm
(firm Contact) kehitaman
Tempel

Kelim lecet & Kesat


Kelim tato : titik titik Bagian epidermis yang
serbuk mesiu hilang
dekat Jauh

487
A. Luka tembak
B. Luka tusuk à Tidak tepat
C. Luka bacok à Tidak tepat
D. Luka robek à Tidak tepat
E. Luka bakar à Tidak tepat

488
Throwback
CBT Mei 2022

Terima Kasih
#SiapUKMPPDBersamaMedsense+

Anda mungkin juga menyukai