Anda di halaman 1dari 46

RESPONSI: ASMA

PEMBIMBING:
Prof. Dr. dr. Ida Bagus Ngurah Rai, Sp.P

OLEH:
Made Citra Saraswati (1202006067)
Kenny Darmali Putra (1202006077)
PENDAHULUAN
ASMA: penyakit paru dengan karakteristik obstruksi saluran pernapasan yang
reversible, inflamasi (peradangan), dan peningkatan respons saluran pernapasan
terhadap suatu rangsangan

Gejala mengi episodik, batuk, 1-18% populasi di setiap


dan rasa sesak di dada akibat negara
penyumbatan saluran napas, dan Indonesia: 5%-7%
termasuk dalam kelompok Bali: 6,2% dari total populasi
penyakit saluran pernapasan
kronik
DEFINISI

Reversible
Inflamasi Saluran
ASMA Pernapasan
Hiperaktivitas terhadap
rangsangan
FAKTOR RISIKO

Faktor Host: Faktor Lingkungan:


-Genetik Faktor (mencetuskan
eksaserbasi)
-Atoppi Lingkungan:
-Alergen
-Hiperesponsif jalan -Alergen -Polusi udara
napas
-Jenis Kelamin
-Asap rokok -Infeksi Pernapasan
-Ras/etnik -Polusi udara -Exercise
-Obesitas -Perubahan Cuaca
PATOFISIOLOGI

Inflamasi saluran napas


Perubahan struktural pada saluran
napas
Eksaserbasi akut
Asma nokturnal
Inflamasi saluran napas yang
Irreversible
DIAGNOSA

o Anamnesis
o Keluhan mengi atau dada terasa berat, batuk, sesak
napas
o Gejala tersebut berkurang setelah pemberian
bronkodilator
o Riwayat penyakit alergi lainnya (rhinitis, dermatitis atopi)
o Riwayat asma atau alergi dalam keluarga

o Pemeriksaan Fisik
o Inspeksi: gelisah, sesak (nafas cepat, retraksi sela iga,
retraksi epigastrium, retraksi suprasternal), sianosis
o Palapasi: pada serangan berat dapat terjadi pulsus
paradoksus
o Auskultasi: ekspirasi memanjang, wheezing
DIAGNOSA

Pemeriksaan Penunjang
Spirometri -> Peningkatan VEP1 sebanyak 12% atau
(200 ml) setelah diberikan bronkodilator menunjukkan
diagnosis asma
Uji Provokasi Bronkus -> uji provokasi dengan histamin,
metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin -> penurunan
VEP1 sebesar 20% atau lebih dianggap bermakna
Pemeriksaan Sputum -> sputum eusinofil
Pemeriksaan eusinofil total -> jumlah eusinofil total
Uji kulit -> antibodi IgE spesifik
Foto dada
Analisis gas darah-> pada kasus asma berat->
hiperkapnia (PaCO2 45 mmHg), hipoksemia, dan
asidosis respiratorik
DIAGNOSIS BANDING

Usia Kondisi Gejala


6-11 Sindrom batuk saluran Bersin, gatal, hidung tersumbat
tahun pernapasan atas
kronik
Benda asing masuk ke Onset tiba-tiba dan mengi unilateral
sistem pernapasan
Bronkiektasis Infeksi yang berulang dan batuk produktif
Diskinesia siliar primer Infeksi yang berulang, batuk produktif, sinusitis
Congenital heart Murmur jantung
disease
Displasia Kelahiran prematur dan gejala timbul sejak kecil
Bronkopulmoner
Cystic fibrosis Batuk yang berlebihan, produksi mukus, dan
gejala gastrointestinal
DIAGNOSIS BANDING
12-39 Kondisi Gejala
tahun Sindrom batuk saluran Bersin, gatal, hidung tersumbat
pernapasan atas kronik

Disfungsi vocal cord Sesak napas dan mengi pada saat


inspirasi (stridor)
Hiperventilasi dan Pusing, parestesia, napas panjang
disfungsi napas
Bronkiektasis Infeksi yang berulang dan batuk
produktif
Cystic fibrosis Batuk yang berlebihan, produksi
mukus, dan gejala gastrointestinal
Congenital heart Murmur jantung
disease
Defisiensi Alpha1-anti- Napas pendek, riwayat keluarga
tripsisn empisema
Benda asing masuk ke Onset tiba-tiba
sistem pernapasan
DIAGNOSIS BANDING
Usia Kondisi Gejala
40 Disfungsi vocal cord Sesak napas dan mengi pada saat inspirasi
tahun (stridor)
Hiperventilasi dan disfungsi Pusing, parestesia, napas panjang
napas
PPOK Batuk, sputum, sesak napas saat beraktivitas,
dan riwayat paparan rokok

Bronkiektasis Infeksi yang berulang dan batuk produktif

Gagal jantung Sesak napas saat beraktivitas dan gejala di


malam hari
Batuk yang berhubungan Terapi dengan ACE inhibitor
dengan pengobatan

Penyakit paru parenkimal Sesak napas saat beraktivitas, batuk non


produktif, dan clubbing finger
Emboli pulmonal Sesak napas yang tiba-tiba dan nyeri dada
KLASIFIKASI
Berdasarkan Tingkat Kontrol (GINA)
Karateristik Kontrol Penuh Terkontrol Sebagian Tidak Terkontrol
(Semua Kriteria) (Salah satu dalam per mgg)

Gejala Harian Tidak ada (2x/mgg) >2x/mgg 3 Gambaran asma


terkontrol sebagian
ada dalam setiap
minggu
Keterbatasan Tidak ada Ada
Aktivitas
Gejala Tidak ada Ada
Nokturnal/Terbang
un karena Asma
Kebutuhan Pelega Tidak ada (2x/mgg) >2x/mgg

Fungsi Paru Normal <80%/nilai terbaik


(APE/VEP1)
KLASIFIKASI
Berdasarkan Beratnya Serangan Asma (GINA)
Ringan Sedang Berat
Aktivitas Dapat berjalan, Jalan terbatas, lebih Sukar berjalan, duduk
dapat berbaring suka duduk membungkuk ke
depa
Bicara Beberapa kalimat Kalimat terbatas Kata demi kata
Kesadaran Mungkin terganggu Biasanya terganggu Biasanya terganggu
Frekuensi nafas Meningkat Meningkat Sering >30 kali/menit
Retraksi otot-otot Umumnya tidak ada Kadang kala ada Ada
bantu nafas
Mengi Lemah sampai Keras Keras
sedang
Frekuensi nadi <100 100-120 >120
Pulsus paradoksus Tidak ada (<100 Mungkin ada (10-25 Sering ada (>25
mmHg) mmHg) mmHg)
APE sesudah >80% 60-80% <60%
bronkodilator
(%prediksi)
PaCO2 <45 mmHg <45 mmHg <45 mmHg
SaO >95% 91-95% <90%
PENATALAKSANAAN

Pengendalian dan pengurangan resiko eksaserbasi


Obat asma ada 2 jenis: controller dan relievers.
4 komponen penanganan asma:
1. Penanganan asma berbasis kontrol
2. Penanganan faktor resiko
3. Startegi dan intervensi non farmakologis
4. Penanganan eksaserbasi asma
PENATALAKSANAAN
Penanganan asma berbasis kontrol

Diagnosis asma ditegakkan

Penentuan step terapi asma

Review respon terapi setelah 2-3 bulan

Tentukan step down atau step up


berdasarkan respon terhadap
pengobatan
Langkah 1. SABA ketika dibutuhkan, tanpa controller.
Diindikasikan hanya jika gejala jarang terjadi, tidak ada terbangun karena
asma, tidak ada eksaserbasi dalam setahun terakhir, dan FEV1 normal.
Langkah 2. ICS dosis rendah harian dengan SABA ketika dibutuhkan.
Untuk asma alergi musiman, mulai lebih dini dan akhiri 4 minggu setelah
paparan pencetus.
Langkah 3. ICS dosis rendah/LABA dengan SABA ketika dibutuhkan atau
ICS/Formoterol
Pada pasien dengan eksaserbasi lebih dari satu dalam satu tahun terakhir.
ICS/Formoterol lebih efektif dibanding ICS dosis rendah/LABA. Pilihan lainnya:
ICS dosis sedang
Langkah 4. ICS dosis rendah/Formoterol sebagai controller dan reliever, atau
ICS dosis sedang/LABA dengan SABA ketika dibutuhkan
Pilihan lainnya: tambahkan tiotropium (pada pasien berusia diatas 12 tahun
dengan riwayat eksaserbasi), ICS dosis tinggi/LABA (efek samping lebih besar,
keuntungan ekstra sedikit), tambahan controller (LTRA atau theophylline lepas
lambat).
Langkah 5. Rujuk untuk investigasi ahli dan tambahan terapi
Terapi tambahan termasuk tiotropium, omalizumab (anti-IgE untuk asma
alergi berat), dan mepolizumab (anti-IL5 untuk asma eosinofilik berat).
STEP UP TERAPI ASMA

Sustained step-up (untuk 2-3 bulan): jika gejala dan/atau


eksaserbasi bertahan meskipun telah mendapatkan terapi
controller selama 2-3 bulan
Short-term step-up (untuk 1-2 minggu) oleh dokter atau
pasien sendiri sesuai action plan,misalnya pada infeksi virus
atau paparan alergen
Day-to-day adjustment oleh pasien sendiri pada pasien
yang diresepkan beclometasone/formoterol atau
budesonide/formoterol
STEP DOWN TERAPI ASMA

Jika terdapat kontrol asma yang baik yang dipertahankan


selama 3 bulan
Turunkan dosis ICS sebanyak 25-50% dosis sebelumnya
dengan jarak 2-3 bulan.
Jangan menghentikan ICS secara penuh, kecuali
dibutuhkan untuk konfirmasi diagnosis asma
PENATALAKSANAAN
Penanganan Faktor Resiko

Mengarahkan penanganan mandiri: monitoring


gejala mandiri dan kunjungan rutin
Hindari paparan asap rokok
Konfirmasi alergi makanan: hindari makanan
penyebab alergi
Pada pasien dengan asma berat: rujuk ke spesialis
asma jika ada untuk pertimbangan penambahan
terapi.
PENATALAKSANAAN
Strategi dan intervensi non farmakologis

Sarankan untuk berhenti merokok, baik pasien


maupun orang tua yang memiliki anak dengan
asma
Sarankan orang dengan asma untuk melakukan
olahraga teratur untuk mendapatkan manfaat
kesehatan secara general.
Tanyakan setiap pasien asma onset dewasa
tentang riwayat pekerjaannya. Identifikasi dan
hilangkan pencetus sedini mungkin.
PENATALAKSANAAN
Penanganan Eksaserbasi

Eksaserbasi(serangan asma) merupakan suatu episode peningkatan


secara progresif keluhan asma.
Penanganan segera pada serangan asma:
Inhalasi 2-agonist kerja cepat yang adekuat (dimulai dari 4-10
puff setiap 20 menit untuk 1 jam pertama, eksaserbasi ringan
memerlukan 2-4 puff setiap 3-4 jam, dan eksaserbasi sedang
memerlukan 6-10 puff setiap 1-2 jam).
Glukokortikosteroid oral (1 mg prednisolon/kg/hari, maksimal 50
mg) diberikan diawal terapi untuk membantu mengembalikan
reaksi inflamasi dan mempercepat pemulihan.
Oksigen diberikan apabila pasien mengalami hipoksemia
(saturasi O2 < 95%)
Pasien dengan eksaserbasi asma berat yang tidak berespon
dengan bronkodilator dan glukokortikosteroid sistemik dapat
diberikan Magnesium Sulphate IV 2 gram
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : PA
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Katholik
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Sesetan Gg Kelapa No 34
Tanggal Pemeriksaan : 20 Februari 2017 (09.30 WITA)
Anamnesis

Keluhan utama : Sesak Nafas


Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang dalam keadaan sadar ke RSUP Sanglah tanggal 19 Februari 2017
pukul 18.14 dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari yang lalu dan semakin
memburuk sejak 3 jam SMRS. Sesak napas dirasakan terus menerus dengan sensasi
berat pada dada yang menyebabkan pasien sulit untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. Sesak yang dirasakan pasien dikatakan berkurang apabila pasien dalam posisi
duduk dan dikatakan memberat saat malam hari. Awalnya 3 hari yang lalu pasien
merasakan berat pada daerah dada, lalu sesak dirasakan beberapa menit setelah
merasakan berat pada dada dan disertai keringat dingin sehingga pasien merasa
gelisah dan hanya mampu berbicara dengan kalimat-kalimat pendek. Pasien
mengatakan saat itu rasa sesak diawali ketika pasien sedang menyapu dan
mengepel rumah, menurut pasien sesak itu datang karena pasien terlalu lelah.
Pasien sempat minum obat Salbutamol yang dibelinya sendiri di apotek. Awalnya
keluhan dirasakan berkurang, namun semakin lama keluhan tidak membaik dengan
minum obat.
Anamnesis

Selain sesak pasien juga mengeluh batuk dan pilek. Pasien


mengeluh batuk sejak 2 minggu SMRS. Batuk disertai dengan
dahak berwarna putih. Batuk dikatakan muncul pada pagi hari
dan mulai berkurang di siang hari. Riwayat batuk berdarah
dan keringat malam hari disangkal oleh pasien. Selain itu
pasien juga mengalami demam 2 minggu SMRS. Namun saat
ini, pasien sudah tidak merasakan demam.
keluhan lain seperti mual dan muntah disangkal oleh pasien.
Keluhan nyeri dada dan bengkak pada tungkai disangkal oleh
pasien. Keluhan berdebar disangkal. Buang air kecil dan buang
air besar dikatakan normal.
Anamnesis

Riwayat Dahulu dan Pengobatan:


Riwayat asma sejak tahun 2001. Pasien mengatakan
selama ini hanya rawat jalan di poliklinik. Riwayat
serangan asma terakhir dialami pada bulan Mei
2016. Pasien mengatakan dalam satu tahun, dapat
mengalami serangan asma 2-3 kali. Selama ini
pasien hanya mengonsumsi salbutamol.
Riwayat memiliki alergi terhadap makanan maupun
obat obatan juga disangkal oleh pasien
Anamnesis

Riwayat penyakit keluarga


Ayah pasien pernah mengalami keluhan yang sama dan telah
didiagnosis oleh dokter dengan asma.
Riwayat penyakit tekanan darah tinggi, penyakit diabetes, dan
penyakit jantung di keluarga disangkal oleh pasien.
Riwayat Sosial dan Personal
Pasien tinggal di rumah bersama suami dan kedua anaknya.
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien
menyangkal mengonsumsi minuman beralkohol ataupun
merokok, namun suami pasien dikatakan memiliki kebiasaan
merokok.
PEMERIKSAAN FISIK

Kondisi umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compus Mentis (E4 V5 M6)

Status Present
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 108 x/min
Frek. Pernapasan : 26 x/min
Suhu aksila : 37,0 0C
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
BMI : 21,48 kg/m2
PEMERIKSAAN FISIK

MATA
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), reflek pupil
(+/+) isokor, edema palpebra (-/-)
THT
Telinga : sekret (-)
Hidung : sekret (-)
Tenggorok : tonsil T1 | T1, faring hiperemi (-)
LEHER
JVP PR 0 cmH2O, pembesaran kelenjar (-)
PEMERIKSAAN FISIK

THORAKS
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : batas atas : ICS II
batas bawah : setinggi ICS V
batas kiri : MCL Sinistra ICS 5
batas kanan : PSL Dextra
Auskultasi : S1S2 tunggal regular, Murmur(-)
PEMERIKSAAN FISIK

THORAKS
Pulmo:
Inspeksi : Gerak pernapasan simetris saat statis dan dinamis,
retraksi suprasternal (-)
Palpasi : Tactile fremitus Normal / Normal
Normal / Normal
Normal / Normal
Perkusi : sonor / sonor
sonor / sonor
sonor / sonor
Auskultasi : Bronkial +/+, Ronki -/-, Wheezing +/+
+/+ -/- +/+
+/+ -/- +/+
PEMERIKSAAN FISIK

ABDOMEN
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi : nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba
pembesaran
Perkusi : timpani (+)

EKSTREMITAS
hangat +/+ edema - / - sianosis - / -
+/+ -/ - -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium)
Darah Lengkap (19/2/2017)
Parameter Hasil Unit Nilai rujukan
3/L
WBC COMPLETE BLOOD10
10,11 COUNT (7/3/16) 4,10 11,00
-Neu 61,68% 6,24 103/L 2,50 7,50
-Lym 23,76% 2,40 103/L 1,00 4,00
-Mono 6,96% 0,70 103/L 0,10 1,20
-Eo 6,69% 0,68 (H) 103/L 0,00 0,50
-Ba 0,91% 0,09 103/L 0,00 0,10
RBC 4,26 106/L 4,50 5,90
HGB 12,37 g/dL 13,50 17,50
HCT 39,48 % 41,00 53,00
MCV 92,76 fL 80,00 100,00
MCH 29,07 pg 26,0 34,0
MCHC 31,34 g/dL 26,00 34,00
RDW 12,16 % 11,60 14,80
PLT 315,10 103/L 150,00 440,00
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Klinik (19/2/2017)

Parameter Hasil Unit Nilai rujukan

KIMIA KLINIK
AST/SGOT 14,8 U/l 11-27
ALT/SGPT 12,50 U/l 11-34
BUN 10,0 Mg/dl 8-23
Creatinin 0,51 Mg/dl 0.70-1.20
BS acak 95 Mg/dl 70-140
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Analisis Gas Darah (19/2/2017)

Parameter Hasil Unit Nilai rujukan

pH 7,51 Tinggi 7,35 7,45


pCO2 22,5 Rendah 35,00 45,00
pO2 182 Tinggi 80,00 100,00
HCO3- 17,60 Rendah 22,00 26,00
TCO2 18,20 Rendah 24,00 30,00
BEecf -5,5 Rendah -2 2
SO2c 99,4 95% - 100%
Natrium 137 136,0 145,0
Kalium 3,06 Rendah 3,5 5,1
Chloride 111 Tinggi 96 - 108
PEMERIKSAAN PENUNJANG (Radiologi)

Thorax Photo AP (19/2/2017)

Cor: besar dan bentuk normal


Pulmo: tidak tampak infiltrat atau
nodul, corakan bronkovaskular
normal, intercostae space melebar
Sinus pleura: kanan dan kiri tajam
Diafragma: kanan kiri normal
Tulang-tulang dan jaringan lunak
tidak tampak kelainan
Kesan: Cor tak tampak kelainan,
Hiperaerated lung
DIAGNOSIS

Serangan Asma Derajat Sedang


ISPA
PENATALAKSANAAN

Terapi Planning diagnosis


IVFD NaCl 0,9% ~ 20 tetes per menit Tes Spirometri (jika pasien
Oksigen 2 lpm via nasal canule sudah stabil)
Nebulizer ventolin @ 8 jam
Methylprednisolone 62,5 mg @12 jam
(I.V) Monitoring
Ambroxol 15 ml @8 jam (I.O) Keluhan
Paracetamol 500 mg tiap 8 jam (I.O) Tanda-tanda vital
Azitromycin 500 mg tiap 24 jam (I.O) SO2
Diet tinggi karbohidrat dan protein
PENATALAKSANAAN

KIE
Menjelaskan penyakit yang dialami oleh pasien serta
pengobatan yang sudah dan akan diberikan.
Istirahat yang cukup agar tidak kelelahan karena hal
tersebut dapat mencetuskan timbulnya sesak napas,
serta menjaga makanan dan minum sehari-harinya.
Menggunakan alat proteksi diri berupa masker jika
sedang berada di tempat yang berdebu karena hal
tersebut dapat mencetuskan timbulnya sesak napas.
PROGNOSIS

Ad Vitam : dubia ad bonam


Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS

ANAMNESIS:
Adanya keluhan sesak napas disertai batuk
Gejala dipicu oleh allergen atau polutan
Reversible dengan atau tanpa pengobatan
Riwayat penyakit terdahulu & riwayat keluarga

PEMERIKSAAN FISIK:
Wheezing (+)
PENATALAKSANAAN

Menurut teori
Pada pasien
Oksigen diberikan untuk mencegah IVFD NaCl 0,9% ~ 20 tetes per menit
hipoksemia (saturasi O2 < 95%)
Oksigen 2 lpm via nasal canule
Inhalasi 2-agonist kerja cepat yang Nebulizer ventolin @ 8 jam
adekuat
Methylprednisolone 62,5 mg @12
Glukokortikosteroid untuk jam (I.V)
membantu mengembalikan reaksi Ambroxol 15 ml @8 jam (I.O)
inflamasi dan mempercepat
Paracetamol 500 mg tiap 8 jam
pemulihan. (I.O)
Antibiotik apabila disertai infeksi Azitromycin 500 mg tiap 24 jam (I.O)
bakteri
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Asma adalah penyakit obstruksi saluran pernapasan kronik, dengan
karakteristik reversibel, inflamasi saluran pernapasan, dan peningkatan
respons saluran pernapasan terhadap rangsangan.
Asma ditandai dengan adanya riwayat gejala pernapasan seperti mengi,
sesak napas, dada seperti terikat, dan batuk yang bervariasi secara
durasi maupun intensitas, bersamaan dengan ekspirasi yang terbatas
Interaksi antara faktor pejamu (host factor) dan faktor lingkungan
merupakan faktor resiko berkembangnya asma
Diagnosis asma dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, serta dapat didukung dengan adanya hasil
pemeriksaan penunjang
Komponen-komponen penanganan asma meliputi penanganan asma
berbasis kontrol, penanganan faktor resiko yang dapat dimodifikasi,
strategi dan intervensi non farmakologis, serta menangani eksaserbasi
asma.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai